Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENGAJARAN

ASI EKSKLUSIF

disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik stase Maternitas

Disusun Oleh :
Imam Ay
G3A018003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (TAHAP PROFESI)


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : ASI eksklusif


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi Ibu
4. Cara pemberian ASI
Waktu dan Pelaksanaan : Jum’at, 29 Maret 2019 jam 07.00-selesai
Tempat : Obstetri, RSUP Dr. Kariadi
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners UNIMUS
Audiens / sasaran : Ibu dengan defisit pengetahuan mengenai ASI

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan seluruh
Ibu-ibu mengetahui pentingnya ASI eksklusif.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan seluruh peserta penkes dapat:
1. Menjelaskan pengertian pentingnya ASI eksklusif
2. Menyebutkan keuntungan pemberian ASI
3. Menjelaskan manfaat ASI : bagi bayi dan bagi ibu
4. Menjelaskan cara pemberian ASI

III. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


NO TAHAP KEGIATAN MEDIA
1. Pendahuluan 1. Memberisalam leaflet
(3 menit) 2. Mempekenalkan diri
3. Mengkaji pengetahuan audiens
tentang ASI eksklusif
2. Pemberian 1.Menjelaskan tentang: leaflet
materi a. Pengertian ASI
(30 menit) b. Keuntungan pemberian
ASI
c. Manfaat ASI bagi bayi dan
bagi Ibu
d. Cara pemberian ASI

2. Diskusi dengan cara


memberikan kesempatan pada
peserta penkes untuk bertanya.
3. Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi leaflet
(5 menit) yang telah diberikan
2. Evaluasi dengan tanya jawab.

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. Leaflet

VI. MATERI (terlampir)

VII. SETTING TEMPAT


Keterangan :
: Penyaji
: Observer
: Fasilitator
: Audiens / Peserta
Penkes
VIII. EVALUASI
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu kegiatan telah disepakati
b. Kontrak tempat kegiatan telah disepakati
c. Persiapan SAP sudah dikonsulkan dan disetujui
d. Persiapan alat, bahan, media telah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh
1) Menyampaikan materi dengan bahasa yang dapat dipahami sasaran
2) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
3) Melakukan tugas dan fungsi sesuai perencanaan
b. Sasaran
1) Mengikuti penyuluhan dari awal s/d akhir
2) Mendengarkan dan aktif bertanya
3) Aktif terlibat diskusi dan demonstrasi
3. Evaluasi hasil
a. 75% sasaran dapat menjelaskan pentingnya ASI eksklusif

IX. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI. 2002. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil,
Modul Diklat Jarak Jauh. Jakarta
Doengoes, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi
2. Jakarta : EGC.
FKUI. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal
Persis Mary Hamilton. 2005. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2003. Panduan Pengajaran
Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan
Antenatal Buku 2. Jakarta
MATERI

A. Inisiasi Menyusui Dini


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah yang sangat baik untuk
memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui. Proses IMD antara
lain:

1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan
bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua
tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari
puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada
ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai
menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas
pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.
3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan
bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa bayi-
bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding
yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama
beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada melihat
kesekelilingnya.
5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus
untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke
sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan
stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan
dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai
mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 -
71 menit.
7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar,
sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada
keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi
gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.
10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi

Manfaat inisiasi menyusui dini dan kontak antar kulit bagi ibu dan bayi

1. Membuat ibu lebih tenang dan bahagia


Proses melahirkan tentunya bukan proses yang mudah. Rasa sakit saat proses
kontraksi hingga melahirkan bisa menimbulkan trauma bagi ibu. Saat
melahirkan, ibu memproduksi banyak hormon, antara lain endorfin dan
oksitosin. Hormon endorfin berperan dalam memberi rasa senang, sementara
hormon oksitosin berperan dalam memberi ibu euforia, rasa cinta yang dalam
pada bayi yang baru dilahirkan sehingga ibu ingin segera memegang bayinya.
Dengan inisiasi menyusui dini, kontak antara ibu dan bayi segera setelah lahir
dapat membuat ibu tenang sehingga mengurangi rasa sakit dan trauma. Ibu
bisa menyalurkan rasa kasih sayang pada bayi yang muncul karena pengaruh
hormon tersebut dengan segera. Tidak hanya itu, inisiasi menyusui dini juga
dapat membantu ibu terhindar dari perdarahan setelah melahirkan serta
anemia.
2. Meningkatkan motivasi ibu untuk menyusui
Setelah melahirkan, menyusui adalah fase penting bagi ibu dan bayi. Tidak
jarang ibu merasa gugup dan khawatir terkait produksi ASI-nya, kekhawatiran
ini menimbulkan stres bagi ibu sehingga bisa mempengaruhi produksi ASI.
Inisiasi menyusui dini serta kontak antar kulit antara ibu dan bayi yang baru
lahir dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam hal menyusui anaknya.
Terkadang ASI tidak segera keluar tepat setelah ibu melahirkan, dalam proses
inisiasi menyusui dini, bayi dapat memberikan rangsangan sehingga produksi
ASI menjadi lebih lancar. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ibu
yang melakukan inisiasi menyusui dini cenderung akan memberikan ASI
eksklusif dalam jangka waktu yang lebih lama.
3. Mengurangi rasa panik pada bayi baru lahir
Bayi tentunya membutuhkan adaptasi dari perut ibu ke dunia luar sewaktu
dilahirkan. Bagaimana bayi diperlakukan segera setelah lahir bisa memberikan
dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi bayi. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan normal dalam keadaan
sehat mampu beradapatasi lebih baik jika dilakukan inisiasi menyusui dini atau
kontak antar kulit. Bayi yang dipisahkan oleh ibunya dan segera diletakkan di
kamar bayi akan mengalami sedikit kesulitan dalam beradaptasi, serta sering
menangis karena merasa stres akibat perbedaan lingkungan yang tiba-tiba.
4. Meningkatkan fungsi imun bayi
Saat baru lahir, bayi memiliki sistem imun yang lemah. Selama berada
dalam kandungan, bayi hanya akan menerima imunitas yang berasal dari ibu.
Setelah lahir, ASI lah yang menjadi sumber imun bagi bayi. Tidak hanya
kolostrum yang terdapat pada ASI saja yang bisa membantu meningkatkan
sistem imunitas bayi, bakteri baik yang berada di kulit ibu juga turut berperan
dalam membantu fungsi sistem imun. Saat proses insiasi menyusui dini, bayi
akan menelan bakteri baik dari kulit ibu. Bakteri baik dari kulit ibu tersebut
kemudian akan membentuk koloni di kulit dan usus bayi sebagai perlindungan
diri. Koloni bakteri baik ini bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh
bayi.

B. KEUNGGULAN ASI EKSKLUSIF DIBANDINGKAN SUSU FORMULA


1. ASI mengandung kolostrum yang berfungsi sebagai zat kekebalan tubuh yang
melindungi bayi dari penyakit.
2. ASI lebih terjamin kebersihannya, karena ASI tidak perlu penyajian khusus.
ASI diberikan secara mudah dan praktis setiap saat bayi membutuhkan (Call
Feeding).
3. Kandungan lemak dan protein dalam ASI lebih mudah diserap sistem
pencernaan bayi dibanding dengan susu formula sehingga tidak menyebabkan
terjadinya diare.
4. Kandungan vitamin A, B, C, D, zat besi, kalsium dan zat-zat mineral lain dalam
ASI lebih banyak dari pada susu formula.
5. ASI merupakan karunia Tuhan yang diperoleh secara gratis

C. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF


Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam
bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain.
( www.tabloid- nakita.com, 2005 ). Menurut laporan tahun 2000 WHO, ± 15 %
bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian
makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ±
1, 5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.
Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika
Tengah dan utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan
agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa
menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada
umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan.

D. KEUNTUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF


Ada beberapa keuntungan menyusui eksklusif secara umum, yaitu :
1. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.
Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang
berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu, pada
periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari
pertama setelah kelahiran
Kolostrum sangat penting bagi bayi, karena :
a. Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang
kaya akan nutrisi dan antibodi
b. Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100 ml per hari.
c. Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur
sekitar 3-14 hari
d. Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi
e. Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai “cairan
hidup”
f. Kandungan pada kolostrum :
1) Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan yang
jumlahnya ribuan kali dibandingkan kadar lysozyme yang ada di susu
formula. Tugasnya menghancurkan dinding sel patogen dan melindungi
saluran pencernaan bayi.
2) Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri
patogen dan parasit tidak mampu bertahan hidup
3) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang
membutuhkan zat besi diboikot, tidak mendapat suplay zat besi hingga
mati
4) Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan bakteri
sterptococus (yang dapat menimbulkan gejala penyakit paru-paru)
5) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran
pencernaan bayi.

2. Meningkatkan kecerdasan secara :


a. Asuh ( fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk
pertumbuhan suatu jaringan sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan
bergizi. Dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.
b. Asah (stimulasi-pendidikan)
Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan
merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui
termasuk guru pertama yang terbaik bagi anaknya. Dengan demikian,
perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah berinteraksi
dengan lingkunganya kelak.
ASI dan menyusui secara eklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang
optomal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui pemenuhan
semuakebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan.
c. Asih (fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya.
Yang terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman.
Seorang anak yang merasa disayangi akan mampu menyayangi
lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan
budu pekerti dan nurani yang baik. Selain itu seorang bayi merasa aman,
karena merasa dilindungi, akan berkembang menjadi orang dewasa yang
mandiri dan emosi yang stabil.

E. MANFAAT ASI BAGI BAYI


1. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi
2. Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran
bayi (seperti pada bayi prematur, ASDI memiliki kandungan protein yang
lebih tinggi dibanding pada bayi yang cukup bulan)
3. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
4. ASI sebagai zat antivirus dan bakteri
5. ASI bebas kuman karena diberikan secara langsung
6. Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
7. ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi
8. ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari
kerusakan
9. ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik

F. MANFAAT ASI BAGI IBU


1. Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan
mengurangi pendarahan setelah kelahiran
2. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
3. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen
mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon
esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker
payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon esterogen dan
progesteron)
4. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap
5. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui
bayinya
6. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan
setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang prolaktin yang menghambat
terjadinya ovulasi/ pematangan telur sehingga menunda kesuburan
G. CARA PEMBERIAN
Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di bawah
ini :
1. Teknik menyusui
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan
keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak
produksi ASI
2. Posisi ibu menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi yang
ada sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi,
agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara
3. Memasukkan putting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala
bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke
badan ibu. Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan
kanan ibu memegang pantat / paha kanan bayi. Sanggahlah payudara kanan
ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari diatasnya,
tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae ). Sentuhlah
mulut bayi dengan putting susu. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-
lebar. Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah
berwarna hitam.
4. Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan bayi
dengan cara :
a. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
b. Dengan menekan dagu bayi kebawah
c. Dengan menutup lubang hidung bayi
d. Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
5. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lain, dengan cara :
a. Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan
sampai keluar sendawa
b. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
6. Tanda-tanda menyusui yang benar
a. Bayi cukup tenang
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bayi menempel betul pada ibu
d. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
e. Seluruh areola tertutup mulut bayi
f. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
i. Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
7. Hal-hal yang perlu diingat
a. Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
b. Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
c. Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

H. MASALAH DALAM MENYUSUI


1. Asi Kurang.
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya
tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin memberikan
tambahan susu formula. Penanggulangannya :
a. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
b. Menyusuilah dengan sabar
c. Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
d. Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan membingungkan
bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI
2. Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan
mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering terputus-
putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya. Penanggulangan :
a. Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif
b. Menyusui dengan cara yang benar
c. Menyusui lebih lama dan sering
3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran limfe.
Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri. Untuk
menghindari hal tersebut lakukanlah :
a. Susui bayi segera setelah bayi lahir
b. Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
c. Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
d. Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa. Penanggulangan :
1) Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
2) Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
3) Lakukan pengurutan atau massage payudara
4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang
masuk ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping
itu juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara.
Penanggulangan :
a. Lakukan tehnik menyususi yang benar
b. Menyususi pada payudara yang tidak lecet
c. Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol
5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi
pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka
pada putting yang terinfeksi. Penanggulangan :
a. Kompres air hangat
b. Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
c. Cukup istirahat
d. Minum air putih minimal 2 liter/hari
e. Minum anti biotik
f. Lakukan perawatan payudara
6. Kurang optimalnya pemberian ASI karena ibu bekerja
ASI merupakan makanan utam dan satu-satunya untuk bayi sehat usia
0-6 bulan. Setelah itu pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan
diberikan makanan pendamping. Akan tetapi pada zaman globalisasi ini dimana
semakin banyak wanita yang sibuk bekerja, maka semakin sedikit waktu yang
dimiliki seorang ibu untuk menyusui bayinya.
Salah satu cara yang terbaik untuk tetap bisa member ASI kepada bayi
tanpa mengganggu waktu bekerja adalah dengan memompa ASI dan
menyimpannya sehingga ASI bisa diberikan kapan saja dan dimana saja oleh
pengganti ibu dalam mengasuh bayi. Namun sekarang ini banyak sekali
kesalahan baik dalam cara pemompaan, penyimpanan dan pemberian ASI
sehingga memberikan efek buruk pada si kecil. Berikut tips-tips cara
penyimpanan ASI agar tetap aman di konsumsi oleh bayi;
a. Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya berupa
botol bertutup rapat yang terbuat dari gelas tahan panas.
b. Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
sekali minum, misalnya 125 ml.
c. Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di
simpan di lemari pendingin. Sebaiknya jangan menyimpan ASI di suhu
kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
d. Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam
lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).
e. Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka
ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama
30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah.
ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.
f. Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau di
bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur
yang lebih dingin dan konstan.
g. Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin
karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan
ditutup.
h. Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut
diperah.
i. Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai
saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
j. ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan
pada bayi di waktu minum berikutnya.
k. Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi
kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan
hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme
berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam
sehingga susu cair dan dibekukan kembali.
l. Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika sedang di
rumah, susui bayi.
I. CARA MENYIMPAN ASI YANG BAIK
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan,
tergantung dari suhu penempatannya. Berikut prinsip penyimpanan ASI yang harus
diketahui:
1. ASI perah tahan hingga 6 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25 derajat
Celcius.
2. ASI perah tahan hingga 24 jam, saat disimpan dalam kotak pendingin yang
ditambah kantung es (ice pack).
3. ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari
pendingin dengan suhu minimal 4 derajat Celcius.
4. ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan di dalam freezer dengan suhu
-18 derajat Celcius atau lebih rendah lagi.
Hanya saja perlu diingat, proses pembekuan ASI perah kemungkinan
menghilangkan beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada
bayi. Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun dibekukan,
akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI. Meski demikian, ASI perah
yang sudah dibekukan itu, nilai gizinya masih jauh lebih baik dibandingkan susu
formula.
J. CARA MEMERAH ASI YANG BENAR
Tips persiapan sebelum memerah ASI :
1. Buatlah jadwal memerah ASI sekitar 3-4 jam sekali secara teratur untuk
menjaga produksi ASI. Perhatikan waktu yang tepat untuk memeras, yaitu bila
payudara sudah dalam kondisi penuh.
2. Sebelum memerah, sebaiknya Ibu minum segelas air putih, jus buah, susu, sari
kacang hijau, teh atau minuman hangat. Hindari minuman yang dingin. Jangan
lupa konsumsi makan dan sayuran yang cukup.
3. Pilih tempat yang nyaman dan tenang untuk memeras ASI
4. Cuci dengan sabun kedua tangan , pastikan semuanya sudah bersih,.
5. Siapkan gelas kaca bersih yang sudah disterilkan dengan air panas.
6. Kompres payudara dengan handuk kecil atau waslap yang telah direndam air
hangat, secara perlahan. Selanjutnya Ibu siap memerah ASI untuk
mengumpulkan stok ASI bagi buah hati.

Teknik memerah susu dengan tangan sangat mudah dilakukan. Sesuai prosedur
pemerahan ASI dengan tangan atau lebih dikenal dengan teknik Marmet, ada 4
(empat) langkah yang harus dilakukan :
Langkah pertama dimulai dengan mengurut payudara atau massage:
1. Gunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah.
2. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara
kanan.
3. Bila payudara besar, Mama dapat menggunakan keempat jari.
4. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara
dengan gerakan spiral ke arah puting susu.

Langkah kedua disebut proses stroke:


1. Tekan-tekanlah secara lembut kedua payudara dengan menggunakan jari-jari
tangan, mulai dari dasar payudara ke arah puting susu dengan garis lurus,
kemudian dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian payudara.
2. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sisir yang bergigi lebar dan
tumpul, “sisirlah” payudara secara lembut, dari dasar payudara ke arah puting
susu.

Langkah ketiga, proses shake payudara. Condongkan tubuh ke arah depan


kemudian kocok atau goyangkan payudara dengan lembut. Dalam proses ini
biarkan daya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI. Setelah tiga
tahap persiapan tersebut di atas, selanjutnya proses memerah ASI siap dilakukan :

1. Ambil posisi yang paling nyaman, dan condongkan tubuh Mama ke arah depan
2. Sanggalah payudara Mama dari sebelah bawah dengan salah satu tangan
3. Letakkan ibu jari tangan satunya di sekitar areola (di atas puting) dan telunjuk
di bawah puting sehingga membentuk posisi seolah menjepit puting.
4. Mulailah memijat dengan lembut ke arah dalam, lalu pijat aerola di belakang
puting.
5. Kemudian lakukan gerekan menekan dan melepas beberapa kali sampai ASI
keluar. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian.
6. Tampunglah ASI dalam gelas kaca, kemudian masukkan dalam botol kaca atau
kantong plastik untuk disimpan dalam termos atau lemari es.

Seluruh proses persiapan hingga pemerahan dengan tangan membutuhkan waktu


kurang lebih 20-30 menit. Mama tidak perlu terburu-buru dalam mengerjakannya.
Tetap rileks supaya ASI yang dihasilkan cukup banyak dan berkualitas.
K. RELAKTASI
Relaktasi merupakan proses menyusui kembali yang dilakukan setelah beberapa
hari, atau beberapa minggu setelah berhenti menyusui. Berhentinya proses
menyusui ini disebabkan oleh beragam faktor. Selain dikarenakan seorang ibu yang
harus terpisah dari bayi untuk bekerja, atau karena sakit, faktor lainnya juga
disebabkan karena faktor stres yang dialami oleh ibu sehingga dapat memengaruhi
aliran ASI.
Langkah-langkah Relaktasi
1. Sering menempelkan puting bunda ke mulut bayi.
Bila bayi mau melekat dan mengisap, susui bayi setiap dua jam selama 15-20
menit. Namun, bila bayi belum tertarik, jangan memaksa tetapi jangan
menyerah. Coba lagi ketika bayi terlihat senang maupun mengantuk. Semakin
sering menyusui bayi secara langsung, maka ASI akan semakin mungkin untuk
mengalir lagi.
2. Menyusui bayi di malam hari.
Hal ini dapat berpengaruh kuat terhadap produksi ASI.
3. Lakukan kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
Kontak ini bisa dilakukan oleh ibu dan bayi dalam keadaan telanjang agar
sentuhan kulit terjadi. Posisi yang bisa ibu lakukan, misalnya dalam keadaan
berbaring lalu meletakkan bayi di atas dada ibu. Agar tidak kedinginan, tutup
dengan selimut.
4. Oleskan ASI pada puting sebelum menyusui.
Bila payudara sudah bisa memproduksi ASI, peras sedikit sebelum
menyodorkan payudara ke bayi.
5. Di antara waktu menyusui, cobalah untuk memerah ASI.
Memerah dapat dilakukan dengan menggunakan pompa maupun tangan.
Tindakan memerah payudara ini dapat merangsang payudara untuk
memproduksi ASI.
6. Konsumsi makanan atau suplemen yang meningkatkan produksi ASI.
Suplemen dengan kandungan kelabat (fenugreek), sering disebut
sebagai booster ASI.
7. Memberikan susu formula melalui posisi menyusui.
Bila ASI belum kunjung keluar dan bayi masih menyusu dengan susu formula,
ibu dapat mengusahakan untuk memberikan susu formula dengan posisi seperti
menyusui dari payudara.
8. Bersabarlah.
Jangan berharap proses ini memberikan hasil yang instan. Bayi mungkin akan
menolak untuk menyusui selama 1-2 minggu sebelum ia kembali terbiasa.
Sementara itu, mungkin perlu beberapa minggu agar suplai ASI ibu meningkat.

Anda mungkin juga menyukai