Anda di halaman 1dari 2

INVASI DAN METASTASIS

INVASI

Invasi adalah penjalaran sel tumor ke daerah di sekitarnya sehingga menimbulkan kerusakan
pada jaringan di sekitarnya tersebut. Jaringan manusia tersusun menjadi serangkaian
kompartemen yang dipisahkan satu sama lain oleh dua jenis matriks ektrasel (ECM), yaitu
membrane basalis dan jaringan ikat interstisium. Walaupun tertata secara berlainan, tiap-tiap
komponen ECM ini terdiri atas kolagen, glikoprotein, dan proteoglikan. Sel tumor harus
berinteraksi dengan ECM di beberapa tahapan dalam jenjang invasi dan metastatic.

Tahapan invasi adalah sebagai berikut :

1. Meregangnya sel tumor


Pada dasarnya, setiap sel diikat oleh lem antarsel yakni E-kaderin. Bagian E-kaderin yang
berada di sitoplasma berikatan dengan beta-katenin. Molekul E-kaderin yang berdekatan
mempertahankan agar sel tetap menyatu, sedangkan perlekatan homotipik yang
diperantarai oleh E-kaderin menyalurkan sinyal antipertumbuhan melalui beta-katenin.
Beta-katenin bebas dapat mengaktifkan transkripsi gen yang mendorong pertumbuhan.
Akan tetapi, fungsi E-kaderin lenyap di hampir semua kanker sel epitel, baik akibat
mutasi inaktivasi gen E-kaderin meupun oleh aktivasi gen beta-katenin, sehingga sel
tumor seolah-olah renggang dari sel lainnya.

2. Melekatnya sel tumor ke berbagai protein ECM


Contoh protein ECM: laminin dan fibronektin. Sel epitel normal memiliki reseptor untuk
laminin membrana basalis yang terpolarisasi di permukaan basalnya. Sebaliknya, sel
karsinoma memiliki lebih banyak reseptor, dan reseptor ini tersebar di seluruh membrane
sel, sehingga memungkinkan perlekatan yang lebih banyak.

3. Degradasi lokal membrana basalis dan jaringan ikat interstisium


Sel tumor mengeluarkan enzim proteolitik untuk mengeluarkan protease. Beberapa enzim
penghancur matriks yang disebut metalloproteinase, termasuk gelatinase, kolagenase, dan
stromelisin, ikut berperan. Kolagenase tipe IV adalah suatu gelatinase yang memecah
kolagen tipe IV epitel dan membrane basal vascular. Keganasan dari sel tumor
ditunjukkan oleh meningkatnya kolagenase tipe IV ini, dan juga inhibitor
metaloproteinsase akan berkurang sehingga keseimbangan akan bergeser ke arah
penghancuran jaringan.

4. Migrasi sel tumor menembus membrana basalis


Migrasi diperantarai oleh berbagai sitokin yang berasal dari sel tumor, misalnya faktor
motilitas autokrin. Selain itu, produk penguraian komponen matriks (misal: kolagen,
laminin) dan sebgian faktor pertumbuhan (misal:nsulin-like growth factor I dan II)
memiliki aktivitas kemotaktik untuk sel tumor. Sel stroma juga menhasilkan efektor
parakrin untuk motilitas sel, seperti hepatocyte growth factor (HGF) yang berikatan
dengan reseptor di sel tumor. Konsentrasi HGF meningkat di bagian tepi tumor otak yang
sangat invasive, glioblastoma multiforma yang mendukung peran faktor ini dalam
motilitas tumor.
METASTASIS

Metastasis adalah invasi sel tumor dalam jarak yang lebih jauh sehingga memungkinkan
tumbuhnya sel tumor yang sama di tempat/organ yang baru. Proses metastasis pada
pembuluh darah adalah sebagai berikut:

1. Invasi : Sel tumor menembus lapisan membrane basalis dan masuk ke matriks ekstrasel.

2. Intravasasi: Dari matriks ekstrasel, sel tumor masuk menembus endotel pembuluh
vaskuler (intravasasi) dan mulai menyebar melalui aliran pembuluh tersebut.

3. Sirkulasi: saat berada di dalam sirkulasi, sel tumor rentan terhadap destruksi oleh sel
imun pejamu. Di dalam aliran darah, sebagian sel tumor membentuk embolus
(gumpalan)/adhesi dan kemudian melekat ke leukosit dan trombosit. Embolus tersebut
akan sedikit banyak memperoleh perlindungan dari serangan sel efektor antitumor

4. pejamu. Namun sebagian besar sel tumor masuk dalam sirkulai sendiri-sendiri.

5. Eksravasasi: ketika sampai di lokasi organ yang akan diinangi, sel tumor ataupun
embolus akan melekat ke endotel vaskuliar yang diikuti dengan pergerakan melalui
membrane basal dengan mekanisme yang serupa dengan yang berperan dalam invasi.

6. Angiogenesis: Sesampainya sel tumor di organ yang diinangi, sel tersebut akan
mengeluarkan faktor pertumbuhan PLGF untuk merangsang pembentukan pembuluh
darah baru.

7. Pertumbuhan: setelah semua fasilitas cukup untuk mendukung kehidupan sel tumor
tersebut, maka sel tumor mulai tumbuh dan membelah sehingga membentuk tumor baru.

Rute penyebaran :

1. Penyebaran perkontinuitatum: Sel /jaringan kanker menyusup keluar dari organ tempat
tumbuhnya, kemudian masuk kedalam organ /struktur disekitarnya.

2. Penyebaran Limfogen: Sel kanker masuk ke saluran limfe, ikut aliran limfe dan
menimbulkan metastasis di kelenjer getah bening regional. Sel kanker juga mengadakan
infiltrasi dengan struktur sekitarnya sehingga terjadi perlengketan dan membentuk paket
(konglomerasi).

3. Penyebaran Hematogen: Sel kanker menyusup ke kapiler darah, masuk pembuluh darah,
vena sampai keorgan tubuh lainya, lalu sel kanker tumbuh disana, menjadi tumor baru,
merupakan anak sebar, letaknya jauh dari tumor primer.(distance metastasis). Penyebaran
hematogen dapat mengenai: Hati Paru, Pleura,Tulang, Kulit, Otak dll.

4. Penyebaran Transluminal: Terjadi dalam saluran, seperti melaui saluran pernapasan,


saluran pencernaan, dan saluran kemih. Sel lepas kedalam kedalam lumen kemudian
tertanam pada satu tempat, lalu mengalami implantasi. Hal serupa juga bisa terjadi dalam
rongga tubuh, misal: Rongga Peritonium dan rongga pleura.

Anda mungkin juga menyukai