Sediaan Dry Syrup Eritromisin
Sediaan Dry Syrup Eritromisin
KELOMPOK : 2
KELAS : D
1. Neli Silvia Ningrum ( 201310410311002 )
2. Lita Filzatil Fitri ( 201310410311009 )
3. Canthika Anisa Abdullah ( 201310410311013 )
4. Nur Muhammad Aminullah ( 201310410311014 )
5. Winda Hayati ( 201310410311018 )
6. Eka Ismiyanti ( 201310410311026 )
7. Nikmafiyanti Bumulo ( 201310410311030 )
8. Annisyah Wiradika ( 201310410311036 )
9. Risa Andriani ( 201310410311043 )
10. Anis Piari Sri Suhariyati ( 201310410311061 )
11. Achmad hadilatif ( 201310410311087 )
12. Lina Fitrianidiah ( 201310410311089 )
13. Aliyah Nia Fauziah Daud ( 201310410311263 )
DOSEN PEMBIMBING :
Raditya Weka Nugraheni, S.Farm.,APT.
Zat ini berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik
dalam etanol atau pelarut organic. Antibiotic ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada
suhu kamartetapi cukup stabil pada suhu rendah.aktivitas in vitro paling besardalam suasana alkalis.
Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa
hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5°C biasanya tahan sampai beberapa minggu.
a) Karakteristik Fisika
Kelarutan
1 : 6 dalam kloroform
1 : 5 dalam eter
b) Pemerian
Serbuk / hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik
b. Kemurnian : Eritromisin mengandung tidak kurang dari 850mcg C37H67NO13 per mg,
dihitung terhadap zat anhidrat.
c. Organoleptis
Rasa : Pahit
Higroskopisitas : Higroskopik
Kelarutan : Sukar Larut dalam air, Larut dalam etanol, dalam kloralhidrat dan
dalam eter
f. Stabilitas
Terhadap Kelembaban : Stabil pada Relatif Humidity 20-90% dengan suhu 25oC
Terhadap Pelarut Air : stabil dalam larutan pada suhu 37 oC selama 3 hari
TINJAUAN BAHAN AKTIF
2.Eritromisin Estolate
Larutan dalam air ( jenuh )
C40H71N014. C12H26O4S BM = 1056,4.
mempunyai pH = 4,5 – 7.
Martindale 28th ed hal Pemerian = serbuk kristal putih, tidak
BM = 960,1.
5.Eritromisin gluceptate.
Pemerian = serbuk agak higroskopis, putih,
C37H67NO13. C7H14O8 5 % larutan dalam air : netral atau
tidak berbau, hampir tidak berbau.
asam.
Martindale 28th ed hal
1,3 g eritromisin gluceptate ~ 1 g
1162. 2,5 % larutan dalam air stabil pada
eritromisin.
suhu 2 – 4 C sekitar 7 hari.
Kelarutan = larut dalam air, alkohol, dan
Inkompatibel dengan amikacin
metil alkohol. Agak larut dalam aseton dan
sulfat, sephaloridine, sephalotin Na
kloroform.
dan sephazolin Na.
BM = 1092,2.
8. Eritromisin Stearate.
BM = 1018,4. Larutan jenuh dalam air bersifat
C37H67NO13. basa – ”litmus”.
Pemerian = kristal tidak berwarna / agak
C18H36O2
kuning / serbuk putih / agak kuning, rasa
Martindale 28th ed hal agak pahit dan sedikit berbau seperti bau
1163. tanah.
(Martindale, 270)
Bab II. TINJAUAN FARMAKOLOGI
1. Farmakodinamika
Eritromisin memiliki efek yang beragam pada mobilitas gastrointestinal bagian atas, termasuk
meningkatkan tekanan esophagus bagian bawah dan stimulasi kontraktiitas gastric dan usus halus.
Sebaliknya, efek eritromisin terhadap mobilitas kolon hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. (Dasar
Farmakologi Terapi : 999)
2. Farmakokinetik
Basa Eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun karena obat
dirusak oleh asam lambung. Untuk mencegahpengrusakan oleh asam lambung, basa eritromisin diberi
selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etil suksinat. Adanya makanan
menghambat penyerapan eritromisin.
Hanya 25% dari Eritromisin yang diekskresi dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin
mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x
kadar yang tercapai dalam darah. Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5jam. Eritromisisn
berdifusi dengan baik ke berbagai jaringan tubuh, melalui otak dan cerebrospinal, pada ibu hamil kadar
eritromisindalam sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.
Obat ini diekskresi terutama melalui hati, dianalisis peritoneal dan hemodialisis tidak dapat
mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Pada wanita hamil pemberian eritromisin stearat dapat
meningkatkan sementara kadar SGOT/SGPT (Farmakologi dan Terapi : 724)
3. Aktivitas Antimikroba
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang
dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka.
4. Spektrum Antimikroba
Invitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif seperti S. pogenes, S. viridian
mempunyai kepekaan yang bervariasi terhada eritromisin S aureus hanya sebagian yang peka terhadap
obat ini. Strain S. aureus yang sangat resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di rumah sakt
(nosokomial)
Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin adalah C. perfingens, C. dipnoeriae dan L.
monocytogenes.
Eritromisin tidak aktif terhadapa kebanyakan kuman gram negative, namun beberapa spesies
yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrheae, Camplyobacter jejuni, M. pneumonia,
Legronella pneumophia dan C trachomcitis, H. influenza mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap
obat ini. (Farmakologi dan Terapi : 724)
5. Efek Samping
Mual, muntah, nyeri perut, diare urtikaria, ruam dan reaksi lainnya: gangguan pendengaran
yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar dan gangguan jantung (aritmia dan
nyeri dada) (IONI, 223)
Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannya jarang terjadi
Pada GIT : Kram Perut, Mual, muntah dan diare. Efek samping pada anak kecil lebih
rentan terjadi dari pada orang dewasa.
Hipersensitivitas: Reaksi Hipersensitivitas jarang terjadi, namun tercatat pada 0,5% pasien
mengalami hipersensitivitas seperti urtikaria, ruam pada kulit dan anaphylaxis (Martindle, 36: 270)
6. Toksisitas
7. Dosis
Dewasa dan Anak-anak (>8th) : 0,5 g- 1 g setiap 12 jam (Maksimal 4g dalam sehari)
(BNF 61 : 353)
8. Lama Pengobatan
Dry syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan untuk disuspensikan dala cairan, yang dengan
pengocokan dengan tertera cairan pembawa ( biasanya air murni ) menghasilkan bentuk suspensi
yang cocok untuk diberikan.
- Zat yang terdispersi halus dan tidak boleh terlalu cepat mengendap.
- Jika dikocok perlahan, endapan harus dapat terdispersi kembali.
- Dapat mengandung bahan tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
- Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang.
- Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, namun ada yang
perlu direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai.
- Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat
merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dosis yang tepat
BAGAN ALIR PENYUSUNAN FORMULA SEDIAAN
Praktis tidak Serbuk Adanya media Lebih stabil Bahan obat Warna dan
larut dalam sukar air setelah pada pH basa rasanya rasa bahan
air terbasahi rekonstitusi (6-9) pahit obat tidak
acceptable
Diinginkan dalam bentuk Air merupakan Terjadi perubahan Ditujukan untuk anak-
sediaan dry syrup media pH setelah anak
(Didispersikan dalam air) pertumbuhan penambahan
mikroba bahan lain dan
disimpan Diberi Diberi
Dibuat bentuk Diberi mengalami pemanis perasa
suspensi setelah wetting penyimpanan
direkonstitusi agent setelah Diberi dapar
rekonstitusi - Sukrosa - Cerry
- Sakarin Na - Jeruk
Ditambah - Dapar - Dekstrosa - Strawberry
Diberi - Tween fosfat - Sorbitol
pengawet
suspending (Polysorbat 80) - Dapar
agent - Sodium Lauryl borat
Sulfat Diberi
- Na Benzoat - Dapar pewarna
- Propilenglikol - Nipagin sitrat
- CMC Na
- MC - Nipasol
- Acacia - Na - FD & C red
- Na-alginat propionate - Amaranth
- Xanthan - Nipagin Na - Tatrazine
Gum - Allura red
PENYUSUNAN BAHAN TAMBAHAN DRY SYRUP
1. SUSPENDING AGENT
Dipakai suspending agent karena sesungguhnya bahan obat sangat larut dalam air tetapi pelarut
yang tersedia tidak cukup untuk melarutkan keseluruhan bahan aktif sehingga dibuat sediaan suspensi,
dan agar seluruh bahan aktif dapat terdispersi dalam pembawa.
1.CMC- Na Serbuk granul Prakris tidak larut Asam kaut & dengan larutan Dapat
(Carboxy Metin putih/hampir putih, dalam aseton etanol garam dari besi dan meningkatkan
Cellulose) Na tidak berbau, tidak dan eluen, mudah beberapa logam. Misalnya : viskositas
pustaka: berasa terdispersi dlm air aluminium, seng, merkuri sedeiaan,
Handbook of pada semua suhu larutan dalam
Pharma air stabil
.
Exipient
2.Acacia
Suspending
pustaka HPE Larut dalam 20 bagian
Putih/putih amidopyrin, agent 5-10%
6th, hal 1 gliserin, dalam 20
kekuningan, baik PH 5-9
bagian propilenglikol, kresur,
bulat granul/serbuk
dlm 2,7 bagian air dan
etanol (95%),
praktis tidak larut
dalam etanol 95% garam besi,
fenol,
timol,
vanilin
2-10%
Submicroscopic
6. collaidal fumed sillica with
sillicon Droxide apartide size of
(Aerosil) about is nm it´s
alight looise bluish,
white coloured,
adarless, fostless
nongrtyly
amorphous
powder.
Alasan :
50%, 6% sukrosa.
etanol 82% 1:8,2,
etanol 1% 1:1,14,
air 1:0,5.
ADI:
2,5mg/kgBB
Serbuk kristal/granul,
4. Manitol putih, tidak berbau.
Semanis glukosa dan ½
H.P excipient Larut dalam air suhu 20C=
manis dari sukrosa.
hal 362 1:0,67; dalam suhu 40C= Viskositas
1:0,48, praktis tidak larut Bila dikonsumsi dalam 10% larutan
dalam eter. jumlah besar akan timbul w/w = 8.
Serbuk,granul, kristal
efek laksan.
tidak berwarna, kristal
5.Dextrose putih, tidak berbau, rasa
Dalam etanol 95% 1:60.
hal 222 manis
Sabil dalam penyimpanan di
tempat yang kering Cyanocobalamin,
kanamisin sulfat,
novobiosin, sodium
warfarin. Bila konsentrasi >
5% b/v menyebabkan
hiperosmatik.
Alasan :
1. Dapat berfungsi sebagai pembawa minyak menguap ( untuk flavor ) sehingga granul tetap
kering.
2. Sakarin Na dapat mengurangi jumlah sukrosa yang digunakan.
3. Dapat berfungsi sebagai bahan pengisi sediaan.
3. PENGAWET ( PRESERVATIVES )
Dibutuhkan pengawet karena sediaan mengandung air dan gula, dimana merupakan media
pertumbuhan yang baik bagi mikroba.
2.Propil
Kristal putih,
paraben Air 1:2500, Propilenglikol ADI 10mg/kg
tidak berbau,
(Nipasol) 1:39, Gliserin 1:250, Magnesium, Alumunium BB, PH: 4-2,
tidak berasa
HPE, hal 596 Etanol 1:1,1, Sangat larut silikat, Magnesium rentang
dlm aseton, Larut bebas trisiklat, Besi oksida. pemakain
dlm alkohol eter. 0,01-0,02%
3.Natrium
Etanol 95% 1:24, air 1:1,
propionat
air panas 1:0,65, praktis
HPE,hal 661 PH 7,8-9,2
tidak berwarna, tdk larut dlm kloroform
kristal dan eter. Asam organik
traspran/granul,
mudah mengalir,
tidak
berbau/lemah
ADI 10mg/kg
BB
Aktifitas antimikroba
turun dengan adanya
surfaktan
Bahan obat berwarna putih agak kekuningan, diperlukan pewarna untuk meningkatkan
akseptabilitas dan nantinya disesuaikan dengan aroma yang diinginkan.
RIAN TAN
2. Amaranth. (2-5mg/
Larut dalam air, 730m Dengan cettimide 100ml)obat mi
(Martindale Gelap bubuk
sangat mudah g/kg
28th P.24) merah num.
larut dalam BB
kecoklatan.
alkohol
orange
tlerano
Serbuk Dengan larutan asam
kuning/ sitrat, asam askorbat,
4. Tartrazine Larut dalam air,
orange ke laktose 10%, glukosa,
praktis tidak
(HPE,hal 198) kuningan. saturated aqueous,
larut dalam
sodium bicarbonat.
aseton, etanol
75% (1:91),
gliserin (1:5,6)
propilenglikol 5%
(1:5), air 25
(1:26), air 25°C
(!:5), air 80°C
(1:5).
~ tidak bersifat karsinogenik sehingga aman digunakan karena termasuk untuk pewarna
makanan
5. WETTING AGENT.
Digunakan wetting agent karena wetting agent dapat membantu membasahi bahan obat yang
sukar larut dalam air, sehingga bahan obat dapat terdispersi merata dengan suspending agent.
1.Sodium Lauryl Kristal berwarna Mudah larut dalam Surfaktan kationik, Kadar:
Sulfat. putih/krem air, tidak larut garam alkaloid.
1-2%
sampai ku- ning dalam eter dan
H.P.Exci-
pucat, rasa pahit, kloroform.
Pient p487 bau menyengat
jika dalam jumlah
besar.
Jernih,tidak
berwarna, ken
tal,praktis ti dak Larut sebagian KMnO4
berbau, agak dalam aseton,
3.Propilen manis. CHCL3 etanol,
glikol gliserin,air larut
25 Kadar:
dalam 1:6 eter
H.P.Excipi mg/ sebagai
tidak larut dalam
kg BB humek tan
Ent p 624 minyak lemak tapi
15%,
larut dalam
pengawet 15-
assential oil.
30%, pelarut
10-25%
6. DAPAR / BUFFER
Dapar berfungsi untuk mempertahankan stabilitas bahan aktif tetap terjaga pada Ph spesifikasi
yang diinginkan.
LAIN
1.Sodium Kristal putih & Sangat larut Dengan alkhol, air Kadar 0,3-2%
phospate berbau dlm air, praktis typyiin, klorat PH=9,1
Dibasic Na2 tidak larut hidrat, pyrogollol,
HPO4. 12 H2O dalam etanol lead asetat,
(HPE: 693) 95% kalsium glukosa,
berintraksi diantara
kalsium 1
phosphare.
2.Asam sitrat .
Kadar 0,1-2%
(HPE: 185) Larut (1:1,5) PH: 2,2
etanol 95% (:4)
Kristal tidak Denagn potossium BJ= 1,542
air, larut dalam
berwarna, tautrat, dikali
eter.
kristal putih, asetat dan sulfida
serbuk juga dengan bahan
effervescent, pereduksi jika di
memiliki rasa kombinasi dengan
asam yang kuat. logam berat akan
menimbulkan
ledakan.
Jadi dapar yang terpilih adalah : sodium phospat dibasic ( Na2HPO4.2H2O ) dan sodium phosfat
monobasic ( NaH2PO4.2H2O).
Karena bahan obat sedikit berbau, maka dibutuhkan flavor untuk menutupi bau yang tidak enak
dan meningkatkan akseptabilitas.
Alasan : karena rasa ini menyesuaikan dengan bau dan warna dan disukai anak-anak.
SPESIFIKASI SEDIAAN
3. PH SEDIAAN 7–8
4. WARNA Ungu
5. BAU Anggur
6. RASA Manis
Alasan :
1. Erythromycin estolate praktis tidak larut dalam air ( diinginkan sediaan cair yang umumnya
mudah diterima / disukai oleh konsumen yang dituju yaitu anak-anak ).
2. Erythromycin estolate tidak sabil di dalam air. Jika dibuat suspensi, sediaan ini mempunyai
expired date selama 18 bulan dari waktu pengemasan dan harus disimpan pada suhu 2 – 8 C
sampai akan dipakai dan setelah kemasan dibuka, suspensi ini hanya stabil selama 14 hari pada
suhu kamar. Untuk itu dipilih bentuk sediaan dry syrup daripada suspensi langsung sebab
kestabilannya lebih lama.
( AHSF Drug Information 2002 Book I, American Society of Health System Pharmacist, page 290 ).
Eritromisin estolate,
Eritromisin etil
suksinat, eritromisin
karbonat
1. Eritromisin yang biasa digunakan untuk sediaan dry sirup adalah Eritromisin estolate, Eritromisin
etil suksinat, dan eritromisin karbonat. Berikut perbandingan parameter farmakokinetik
eritromisin tersebut.
(Croteau, 1988)
Dari tabel di atas diketahui bahwa AUC dari eritromisin estolat jauh lebih besar daripada etil
suksinat, hal ini menunjukan ketersediaan eritromisin estolat dalam darah lebih besar. Begitu pula
waktu paruh eritromisin estolat yang lebih panjang menunjukan bahwa obat dapat bereaksi lebih lama
sehingga dapat mengurangi frekuensi pemberian obat.
2. Menurut Dr. S. S. Kadam dalam bukunya yang berjudul Principal of Medicinal Chemistry juga
dijelaskan bahwa eritromisin estolat juga lebih stabil dalam hal keasaman dibandingkan eritromisin yang
lain hal ini membuat eritromisin estolat sangat dianjurkan untuk sediaan oral.
3. Ketersediaan Bahan, Bahan yang tersedia di laboratorium adalah Eritromisin estolate. Oleh karena itu,
Formula yang dibuat harus sedemikian rupa menyesuaikan dengan bahan aktif yang tersedia.
PERHITUNGAN DOSIS
Dosis
Dewasa dan Anak-anak (>8th) : 0,5 g- 1 g setiap 12 jam (Maksimal 4g dalam sehari)
Neonate : 12,5 mg/kgBB tiap 6 jam
(BNF 61 : 353)
KEMASAN TERKECIL
Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung eritromisin base 125 mg, maka dosis
pemakaiannya :
Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung eritromisin base 250 mg, maka dosis
pemakaiannya :
1056,4 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Perhitungan = 𝑥 250 𝑚𝑔 = 359,86 𝑚𝑔
733,9 𝑔/𝑚𝑜𝑙
359,86
Penggunaan Eritromisin estolat = 5
𝑥60 𝑚𝑙 = 4,32 𝑔𝑟𝑎𝑚