Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SEDIAAN DRY SYRUP ERITROMISIN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Liquida

KELOMPOK : 2
KELAS : D
1. Neli Silvia Ningrum ( 201310410311002 )
2. Lita Filzatil Fitri ( 201310410311009 )
3. Canthika Anisa Abdullah ( 201310410311013 )
4. Nur Muhammad Aminullah ( 201310410311014 )
5. Winda Hayati ( 201310410311018 )
6. Eka Ismiyanti ( 201310410311026 )
7. Nikmafiyanti Bumulo ( 201310410311030 )
8. Annisyah Wiradika ( 201310410311036 )
9. Risa Andriani ( 201310410311043 )
10. Anis Piari Sri Suhariyati ( 201310410311061 )
11. Achmad hadilatif ( 201310410311087 )
12. Lina Fitrianidiah ( 201310410311089 )
13. Aliyah Nia Fauziah Daud ( 201310410311263 )

DOSEN PEMBIMBING :
Raditya Weka Nugraheni, S.Farm.,APT.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
OKTOBER, 2015
PENDAHULUAN

Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain streptomyces erythteus.

Zat ini berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik
dalam etanol atau pelarut organic. Antibiotic ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada
suhu kamartetapi cukup stabil pada suhu rendah.aktivitas in vitro paling besardalam suasana alkalis.
Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa
hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5°C biasanya tahan sampai beberapa minggu.

a) Karakteristik Fisika
Kelarutan

1 : 100 bagian air

1 : 5 larut dalam etanol 95%

1 : 6 dalam kloroform

1 : 5 dalam eter
b) Pemerian
Serbuk / hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik

MONOGRAFI BAHAN OBAT

a. Berat Molekul : 733,94

b. Kemurnian : Eritromisin mengandung tidak kurang dari 850mcg C37H67NO13 per mg,
dihitung terhadap zat anhidrat.

c. Organoleptis

Warna : Putih atau agak kuning

Bau : Tidak berbau atau praktis tidak berbau

Rasa : Pahit

d. Bentuk Kristal : Serbuk Hablur

e. Sifat Fisika Kimia

Titik lebur : 135OC

Higroskopisitas : Higroskopik

Kelarutan : Sukar Larut dalam air, Larut dalam etanol, dalam kloralhidrat dan
dalam eter

pH : 8,0-10,5 (dalam 40mg/ml dalam 19 bagian air)

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995)

f. Stabilitas

Terhadap Suhu : stabil pada suhu 37oC

Terhadap Cahaya : dalam bentuk larutan harus terlindung dari cahaya

Terhadap Kelembaban : Stabil pada Relatif Humidity 20-90% dengan suhu 25oC

Terhadap Pelarut Air : stabil dalam larutan pada suhu 37 oC selama 3 hari
TINJAUAN BAHAN AKTIF

SENYAWA AKTIF KARAKTERISTIK FISIKA KARAKTERISTIK KIMIA

1. Eritromisin Base BM = 733,9. Larutan dalam air, pH=8-10,5.


Mengalami pengendapan bila
C37H67NO13 Pemerian = putih/agak kuning, tidak
dicampur dengan tetrasiklin HCl,
berabu, hampir tidak berbau, kristal/serbuk
Martindale 28th ed hal oksitetrasiklin HCl, kloramfenikol
agak higroskopis,rasa pahit.
1158 dalam 1 L dekstrose.
Kelarutan = 1:1000 bag air, 1:5 bag alkohol,
Kemampuannya melawan
1:6 bag kloroform, 1:5 bagian eter. Stabil
Staphyloccocus aureus sangat
dalam keadaan kering, larutan deterionate
menurun bila dikombinasi dengan
perlahan dalam suhu ruang dan lebih
Mg trisilikat, Na alginat, pektin dan
meningkat pada suhu 60C / lebih.
bentonit.
Kristal anhidrat dari eritromisin memiliki
Sedikit aktif dengan calamin, silika,
kecepatan disolusi terendah dibanding
metil selulose, carmelossa dan
monohidrat dihidratnya, bentuk yang paling
polisorbat 80.
stabil dengan titik leleh 190-193C.

2.Eritromisin Estolate
Larutan dalam air ( jenuh )
C40H71N014. C12H26O4S BM = 1056,4.
mempunyai pH = 4,5 – 7.
Martindale 28th ed hal Pemerian = serbuk kristal putih, tidak

1161 berabu / hampir tidak berbau, hampir tidak


berasa.

Mengandung tidak kurang dari 610 mg /


unit.

1,44 g eritromisin estolat ~ 1g eritromisin.

Kelarutan = praktis tidak larut dalam air, 1:2


dalam alkohol, 1:10 dalam kloroform, 1:15
dalam aseton, praktis tidak larut dalam
dilute HCl.

3.Eritromisin Etyl BM = 806. 20 % suspensi dalam air mempunyai


Karbonat. pH = 6,3 – 8.
Pemerian = serbuk kristal putih, tidak
C40H71NO15 berbau, sedikit lebih pahit dibanding eritro
misin.
Martindale 28th ed hal
1162. Mengandung tidak kurang dari 77,5 unit /
mg.

1,1 g eritromisin etil karbonat ~ 1g


eritromisin.

Kelarutan = agak sukar larut dalam air dan


sikloheksan, 1:10 dalam alkohol, 1:8 dalam
kloroform, 1:35 dalam eter.

4. Eritromisin Etyl BM = 862,1.


1 % suspensi dalam air mempunyai
Suksinat. C43H75NO16 Pemerian = serbuk kristal, putih / agak pH 6 – 8,5
Martindale 28 th
ed hal kuning, hampir tidak berasa, tidak berbau/

1162. hampir tidak berbau.

1,17 g eritromisin etil suksinat ~ 1g


eritromisin.

Sangat sukar larut dalam air, larut dalam


alkohol, kloroform dan cairan makrogol.

BM = 960,1.
5.Eritromisin gluceptate.
Pemerian = serbuk agak higroskopis, putih,
C37H67NO13. C7H14O8 5 % larutan dalam air : netral atau
tidak berbau, hampir tidak berbau.
asam.
Martindale 28th ed hal
1,3 g eritromisin gluceptate ~ 1 g
1162. 2,5 % larutan dalam air stabil pada
eritromisin.
suhu 2 – 4 C sekitar 7 hari.
Kelarutan = larut dalam air, alkohol, dan
Inkompatibel dengan amikacin
metil alkohol. Agak larut dalam aseton dan
sulfat, sephaloridine, sephalotin Na
kloroform.
dan sephazolin Na.

BM = 1092,2.

Pemerian = kritstal atau serbuk putih / agak


6.Eritromisin Lactobionat 5 % larutan dalam air, pH = 6,5 – 7,5.
kuning, bau ”faint”.
C37H67NO13. 5 % larutan dalam air stabil pada
1,5 g eritromisin lactobionat ~ 1 g
suhu 2 – 4 C sekitar 14 hari.
C12H22O12 eritromisin.
Dalam larutan asam, eritromisin
Martindale 28th ed hal Larut dalam air, alkohol dan metil alkohol.
lactobionat tidak stabil dan
1163. Agak larut dalam aseton dan kloroform,
kehilangan potensinya pada pH <
agak sukar larut dalam eter.
5,5.

Inkompatibel dengan Na aspirin, Na


sephalotin, Na kalistin sulfometat,
Na heparin dan substansi asam.
7.Eritromisin Propionate. BM = 790.

C40H71NO14 Pemerian = serbuk putih tidak berbau


dengan rasa agak pahit.
Martindale 28th ed hal
1163. 1,08 g eritromisin propionat ~ 1g
eritromisin.

Kelarutan = agak larut dalam air, larut


dalam alkohol, aseton dan kloroform.

8. Eritromisin Stearate.
BM = 1018,4. Larutan jenuh dalam air bersifat
C37H67NO13. basa – ”litmus”.
Pemerian = kristal tidak berwarna / agak
C18H36O2
kuning / serbuk putih / agak kuning, rasa
Martindale 28th ed hal agak pahit dan sedikit berbau seperti bau
1163. tanah.

Mengandung tidak kurang dari 550 unit /


mg. USP = potensi ekivalen tidak kurang
dari 550 μg eritromisin per mg.

Kelarutan = agak sukar larut dalam air dan


aseton, sebagian larut dalam alkohol,
kloroform, eter, isopropil alkohol dan metil
alkohol.

(Martindale, 270)
Bab II. TINJAUAN FARMAKOLOGI

1. Farmakodinamika

Eritromisin memiliki efek yang beragam pada mobilitas gastrointestinal bagian atas, termasuk
meningkatkan tekanan esophagus bagian bawah dan stimulasi kontraktiitas gastric dan usus halus.
Sebaliknya, efek eritromisin terhadap mobilitas kolon hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. (Dasar
Farmakologi Terapi : 999)

2. Farmakokinetik

Basa Eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun karena obat
dirusak oleh asam lambung. Untuk mencegahpengrusakan oleh asam lambung, basa eritromisin diberi
selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etil suksinat. Adanya makanan
menghambat penyerapan eritromisin.

Hanya 25% dari Eritromisin yang diekskresi dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin
mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x
kadar yang tercapai dalam darah. Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5jam. Eritromisisn
berdifusi dengan baik ke berbagai jaringan tubuh, melalui otak dan cerebrospinal, pada ibu hamil kadar
eritromisindalam sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.

Obat ini diekskresi terutama melalui hati, dianalisis peritoneal dan hemodialisis tidak dapat
mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Pada wanita hamil pemberian eritromisin stearat dapat
meningkatkan sementara kadar SGOT/SGPT (Farmakologi dan Terapi : 724)

3. Aktivitas Antimikroba

Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang
dapat bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka.

4. Spektrum Antimikroba

Invitro, efek terbesar eritromisin terhadap kokus gram positif seperti S. pogenes, S. viridian
mempunyai kepekaan yang bervariasi terhada eritromisin S aureus hanya sebagian yang peka terhadap
obat ini. Strain S. aureus yang sangat resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di rumah sakt
(nosokomial)

Batang gram positif yang peka terhadap eritromisin adalah C. perfingens, C. dipnoeriae dan L.
monocytogenes.

Eritromisin tidak aktif terhadapa kebanyakan kuman gram negative, namun beberapa spesies
yang sangat peka terhadap eritromisin yaitu N. gonorrheae, Camplyobacter jejuni, M. pneumonia,
Legronella pneumophia dan C trachomcitis, H. influenza mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap
obat ini. (Farmakologi dan Terapi : 724)
5. Efek Samping

Mual, muntah, nyeri perut, diare urtikaria, ruam dan reaksi lainnya: gangguan pendengaran
yang reversible pernah dilaporkan setelah pemberian dosis besar dan gangguan jantung (aritmia dan
nyeri dada) (IONI, 223)

Efek samping yang berat akibat pemakaian eritromisin dan turunannya jarang terjadi

Pada GIT : Kram Perut, Mual, muntah dan diare. Efek samping pada anak kecil lebih
rentan terjadi dari pada orang dewasa.

Hipersensitivitas: Reaksi Hipersensitivitas jarang terjadi, namun tercatat pada 0,5% pasien
mengalami hipersensitivitas seperti urtikaria, ruam pada kulit dan anaphylaxis (Martindle, 36: 270)

6. Toksisitas

Eritromisin dapat meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid, siklosporin, digoksin,


warfarin, terfenadin,astemizol,dan teofilin karena dapat menghambat sitokrom P450. Kombinasi dengan
telfenadin dan astemizol dapat menimbulkan aritmia jantung yang berbahaya (tosordes depointes).
(Farmakologi dan Terapi : 724)

7. Dosis

Dewasa dan Anak-anak (>8th) : 0,5 g- 1 g setiap 12 jam (Maksimal 4g dalam sehari)

Neonate : 12,5 mg/kgBB tiap 6 jam

Anak-anak (1 bln - 2 thn) : 125 mg tiap 6 jam

Anak-anak : 250 mg tiap 6 jam

(BNF 61 : 353)

8. Lama Pengobatan

Sinusitis : 5-7 hari Faringitis : 10 hari

Saluran pernafasan : 3-5 hari Batuk : 14 hari

Enteritis : 5 hari Sifilis : 10 hari


Bab III. Rancangan Formulasi

PERSYARATAN BENTUK SEDIAAN

1. Menurut Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi 4 hal 354 :

Dry syrup adalah preparat serbuk kering dimaksudkan untuk disuspensikan dala cairan, yang dengan
pengocokan dengan tertera cairan pembawa ( biasanya air murni ) menghasilkan bentuk suspensi
yang cocok untuk diberikan.

2. Menurut Farmakope Indonesia III tahun 1979 hal 32 :


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang terdispersi pada
fase cair. Kriteria suspensi :

- Zat yang terdispersi halus dan tidak boleh terlalu cepat mengendap.
- Jika dikocok perlahan, endapan harus dapat terdispersi kembali.
- Dapat mengandung bahan tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
- Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang.

3. Menurut Farmakope Indonesia IV tahun 1995 hal 18 :

- Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, namun ada yang
perlu direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai.
- Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat
merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dosis yang tepat
BAGAN ALIR PENYUSUNAN FORMULA SEDIAAN

Bahan Aktif : Erythromycin estolate

Praktis tidak Serbuk Adanya media Lebih stabil Bahan obat Warna dan
larut dalam sukar air setelah pada pH basa rasanya rasa bahan
air terbasahi rekonstitusi (6-9) pahit obat tidak
acceptable

Diinginkan dalam bentuk Air merupakan Terjadi perubahan Ditujukan untuk anak-
sediaan dry syrup media pH setelah anak
(Didispersikan dalam air) pertumbuhan penambahan
mikroba bahan lain dan
disimpan Diberi Diberi
Dibuat bentuk Diberi mengalami pemanis perasa
suspensi setelah wetting penyimpanan
direkonstitusi agent setelah Diberi dapar
rekonstitusi - Sukrosa - Cerry
- Sakarin Na - Jeruk
Ditambah - Dapar - Dekstrosa - Strawberry
Diberi - Tween fosfat - Sorbitol
pengawet
suspending (Polysorbat 80) - Dapar
agent - Sodium Lauryl borat
Sulfat Diberi
- Na Benzoat - Dapar pewarna
- Propilenglikol - Nipagin sitrat
- CMC Na
- MC - Nipasol
- Acacia - Na - FD & C red
- Na-alginat propionate - Amaranth
- Xanthan - Nipagin Na - Tatrazine
Gum - Allura red
PENYUSUNAN BAHAN TAMBAHAN DRY SYRUP

1. SUSPENDING AGENT

Dipakai suspending agent karena sesungguhnya bahan obat sangat larut dalam air tetapi pelarut
yang tersedia tidak cukup untuk melarutkan keseluruhan bahan aktif sehingga dibuat sediaan suspensi,
dan agar seluruh bahan aktif dapat terdispersi dalam pembawa.

BAHAN PEMERIAN KELARUTAN INKOMPATIBILITAS KET. LAIN

1.CMC- Na Serbuk granul Prakris tidak larut Asam kaut & dengan larutan Dapat
(Carboxy Metin putih/hampir putih, dalam aseton etanol garam dari besi dan meningkatkan
Cellulose) Na tidak berbau, tidak dan eluen, mudah beberapa logam. Misalnya : viskositas
pustaka: berasa terdispersi dlm air aluminium, seng, merkuri sedeiaan,
Handbook of pada semua suhu larutan dalam
Pharma air stabil
.
Exipient

6 th, hal 118

2.Acacia
Suspending
pustaka HPE Larut dalam 20 bagian
Putih/putih amidopyrin, agent 5-10%
6th, hal 1 gliserin, dalam 20
kekuningan, baik PH 5-9
bagian propilenglikol, kresur,
bulat granul/serbuk
dlm 2,7 bagian air dan
etanol (95%),
praktis tidak larut
dalam etanol 95% garam besi,

fenol,

timol,

vanilin

Praktis tidak larutdlm


3.MC (Methyl aseton, metanol, Konsentrasi
Celulose) CHCL3, etanol & air yang
Serbuk
pustaka: HPE panas, larut dalam digunakan
granul/berwarna
6th hal, 438 as.asetat glasial, Metil paragen, adalah 1-2%
putih/putih
mengembang PH= 3-11
kekuningan, tidak metil paraben,
terdispersi rata dalam
berbau, tidak
air dingin butil paraben
berasa
asam tanat

Praktis tidak larut dlm


ester dan etanol,

campuran etanol & ADI : 25mg/kg


4.Na Alginat
juga dlm pelarut lain. BB PH= 4-11,
suspending
Serbuk putih coklat
agent 1-5%.
kekuningan, tidak
berbau, tidak Garam kalsium, etanol
berasa. Larut dlm banyak polar dengan konsentrasi dari C: 2-10%
protically in solueble in 5%.
organic solovent,
water and acids,
5.Hidrosil
except hydroflourre
Putih agak
Propilacellulosa acids, except
kekuningan tdk
hydroflourre acid larut
berbau, dan serbuk
dlm air panas.
tdk berasa.
Dalam larutan: inkompatible
dengan larutan fenol.
Misalnya: nipagin & nipasol,
diethylk stilbebstrol.

2-10%

Submicroscopic
6. collaidal fumed sillica with
sillicon Droxide apartide size of
(Aerosil) about is nm it´s
alight looise bluish,
white coloured,
adarless, fostless
nongrtyly
amorphous
powder.

Jadi suspending agent yang terpilih adalah : CMC Na

Alasan :

1. Mudah didispersikan dalam air pada semua suhu.


2. Tidak inkompatibel dengan bahan aktif dan bahan lain.
3. Rentang PH yang luas memenuhi syarat sediaan ( basa ).
Suspending agent yang kedua dipakai yaitu acacia , suspending agent dar bahan alam
2. PEMANIS ( SWEETENING AGENTS )

Pemanis diperlukan untuk meningkatkan akseptabilitas sediaan.

BAHAN PEMERIAN KELARUTAN INKOMPATIBILITAS KET. LAIN

1.Sorbitol Serbuk/kristal, Praktis tidak Besi oksida BM : 182,17


higroskopis, tidak
HPE Excipient Larut dalam CHcl3, Warna berubah, suasana
berbau, putih/tidak
hal 596 terlalu asam/basa.
brwarna, kemanisan etanol 95% 1:25 ,

50%, 6% sukrosa.
etanol 82% 1:8,2,

etanol 60% 1:2,1,

etanol 1% 1:1,14,

praktis tidak larut dalam


eter,

agak larut dlm enenthol,

air 1:0,5.

2.Sukrosa Serbuk kristal/krital,


HPE, hal 703 tidak berwarna/putih,
Praktis tidak larut dlm
tidak berbau, rasa
CHCL3, etanol 1:400, etanol
manis.
95% 1:170, propoa-2-01
1:400, air 1:0,5.
3. Sakarin Na Serbuk kristal putih,
tidak berbau, 300x
H.P Excipient Lebih mudah larut dalam air
manis sukrose, tidak
hal 457 daripada sukrose
higroskopis. C: 0,08%-
0,5% b/b

ADI:
2,5mg/kgBB
Serbuk kristal/granul,
4. Manitol putih, tidak berbau.
Semanis glukosa dan ½
H.P excipient Larut dalam air suhu 20C=
manis dari sukrosa.
hal 362 1:0,67; dalam suhu 40C= Viskositas
1:0,48, praktis tidak larut Bila dikonsumsi dalam 10% larutan
dalam eter. jumlah besar akan timbul w/w = 8.
Serbuk,granul, kristal
efek laksan.
tidak berwarna, kristal
5.Dextrose putih, tidak berbau, rasa
Dalam etanol 95% 1:60.
hal 222 manis
Sabil dalam penyimpanan di
tempat yang kering Cyanocobalamin,
kanamisin sulfat,
novobiosin, sodium
warfarin. Bila konsentrasi >
5% b/v menyebabkan
hiperosmatik.

Bahan pemanis yang terpilih : sakarin Na dan sukrose

Alasan :

1. Dapat berfungsi sebagai pembawa minyak menguap ( untuk flavor ) sehingga granul tetap
kering.
2. Sakarin Na dapat mengurangi jumlah sukrosa yang digunakan.
3. Dapat berfungsi sebagai bahan pengisi sediaan.
3. PENGAWET ( PRESERVATIVES )

Dibutuhkan pengawet karena sediaan mengandung air dan gula, dimana merupakan media
pertumbuhan yang baik bagi mikroba.

BAHAN PEMERIAN KELARUTAN INKOMPATIBILITAS KET. LAIN

1.Na Kristal/granul, Air 1:1,8, etanol 95% Gelatin, Adi 5mg/kg


Benzoat putih, sangat 1:75, etanol 90% 1:50, BB, C:0.02-
Garam foil,
hidroskopis, air 100˚C 1:1,4 0,5%, PH 2-5
HPE. Hal 627
amorf Garam Ca.

2.Propil
Kristal putih,
paraben Air 1:2500, Propilenglikol ADI 10mg/kg
tidak berbau,
(Nipasol) 1:39, Gliserin 1:250, Magnesium, Alumunium BB, PH: 4-2,
tidak berasa
HPE, hal 596 Etanol 1:1,1, Sangat larut silikat, Magnesium rentang
dlm aseton, Larut bebas trisiklat, Besi oksida. pemakain
dlm alkohol eter. 0,01-0,02%

3.Natrium
Etanol 95% 1:24, air 1:1,
propionat
air panas 1:0,65, praktis
HPE,hal 661 PH 7,8-9,2
tidak berwarna, tdk larut dlm kloroform
kristal dan eter. Asam organik
traspran/granul,
mudah mengalir,
tidak
berbau/lemah

4.Metil Air 1:400, air 50°C 1:50,


paraben kristal putih, tdk air 80°C 1:30,
(Nipagin) berwarna, tdk propilenglikol 1:5,
HPE hal 441 berbau, rasa glicerin 1:69, larul bebas PH 3-6
membakar dalam etanol & eter
Aktivitas antimikroba Larutan dlm
turun dengan adanya aqua,
surfaktan Rentang
pemakaian
0,01-0,02%,
ADI 10mg/kg
BB
Air 1:2, praktis tidak
5.Nipagin Na
larut dalam minyak
lemak, etanol 1:10

ADI 10mg/kg
BB
Aktifitas antimikroba
turun dengan adanya
surfaktan

Jadi pengawet yang terpilih adalah : Na benzoat.

Alasan : mudah larut dalam pembawa air


4. COLORING AGENT.

Bahan obat berwarna putih agak kekuningan, diperlukan pewarna untuk meningkatkan
akseptabilitas dan nantinya disesuaikan dengan aroma yang diinginkan.

BAHAN PEME- KELARU- ADI INKOMPATIBILITAS KET. LAIN

RIAN TAN

1. FD&C Red Serbuk halus Tidak dipakai


(Erythrosin) warna karna bersifat
merah karsinogenik

2. Amaranth. (2-5mg/
Larut dalam air, 730m Dengan cettimide 100ml)obat mi
(Martindale Gelap bubuk
sangat mudah g/kg
28th P.24) merah num.
larut dalam BB
kecoklatan.
alkohol

3. Sunset Larut dalam air Dilapor kan


2,5
Serbuk adanya reaksi
Yellow (HPE, mg / Tidak campur dengan
kuning ke sensitif alergi.
hal 198 kg BB asam askorbat, gelatin
merahan,
dan glukosa. Sedikit
dalam
bercampur dengan asam
larutan ber
sitrat, larutan sakarosa
warna
dan sodium bikarbonat.

orange
tlerano
Serbuk Dengan larutan asam
kuning/ sitrat, asam askorbat,
4. Tartrazine Larut dalam air,
orange ke laktose 10%, glukosa,
praktis tidak
(HPE,hal 198) kuningan. saturated aqueous,
larut dalam
sodium bicarbonat.
aseton, etanol
75% (1:91),
gliserin (1:5,6)
propilenglikol 5%
(1:5), air 25
(1:26), air 25°C
(!:5), air 80°C
(1:5).

Larut dalam air

5.Allura Red Serbuk


(Martindale 28th merah tua
7mg/ Berdasarkan
p.424)
kg BB penelitian FAD,
tidak bersifat
karsinogenik.

Bahan pewarna terpilih adalah : ungu

Alasan : ~ Warna ungu yang identik dengan rasa anggur

~ tidak bersifat karsinogenik sehingga aman digunakan karena termasuk untuk pewarna
makanan
5. WETTING AGENT.

Digunakan wetting agent karena wetting agent dapat membantu membasahi bahan obat yang
sukar larut dalam air, sehingga bahan obat dapat terdispersi merata dengan suspending agent.

BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATI- KET. LAIN


BILITAS

1.Sodium Lauryl Kristal berwarna Mudah larut dalam Surfaktan kationik, Kadar:
Sulfat. putih/krem air, tidak larut garam alkaloid.
1-2%
sampai ku- ning dalam eter dan
H.P.Exci-
pucat, rasa pahit, kloroform.
Pient p487 bau menyengat
jika dalam jumlah
besar.

Bau khas, rasa


pahit, bentuk
Larut dalam air dan
2.Tween 80 dan warna pada Dapat kehila-ngan
etanol, tidak larut
Kadar:
H.P.Excipi suhu 25°C yaitu warna/
dalam mineral oil
cairan minyak mengendap de- 0,1-3%
dan vegetable oil.
ent p416
warna kuning. ngan bermacam
bahan terutama
fenol,tanin,tars.
Aktivitas para ben
sebagai pe ngawet
akan menurun.

Jernih,tidak
berwarna, ken
tal,praktis ti dak Larut sebagian KMnO4
berbau, agak dalam aseton,
3.Propilen manis. CHCL3 etanol,
glikol gliserin,air larut
25 Kadar:
dalam 1:6 eter
H.P.Excipi mg/ sebagai
tidak larut dalam
kg BB humek tan
Ent p 624 minyak lemak tapi
15%,
larut dalam
pengawet 15-
assential oil.
30%, pelarut
10-25%

Jadi wetting agent yang terpilih adalah : Propilen glikol

Alasan : karena mudah larut dalam air.

6. DAPAR / BUFFER
Dapar berfungsi untuk mempertahankan stabilitas bahan aktif tetap terjaga pada Ph spesifikasi
yang diinginkan.

BAHAN PEMERIAN KELARUTAN ADI INKOMPATIBILITAS KET.

LAIN

1.Sodium Kristal putih & Sangat larut Dengan alkhol, air Kadar 0,3-2%
phospate berbau dlm air, praktis typyiin, klorat PH=9,1
Dibasic Na2 tidak larut hidrat, pyrogollol,
HPO4. 12 H2O dalam etanol lead asetat,
(HPE: 693) 95% kalsium glukosa,
berintraksi diantara
kalsium 1
phosphare.

2.Asam sitrat .

Kadar 0,1-2%
(HPE: 185) Larut (1:1,5) PH: 2,2
etanol 95% (:4)
Kristal tidak Denagn potossium BJ= 1,542
air, larut dalam
berwarna, tautrat, dikali
eter.
kristal putih, asetat dan sulfida
serbuk juga dengan bahan
effervescent, pereduksi jika di
memiliki rasa kombinasi dengan
asam yang kuat. logam berat akan
menimbulkan
ledakan.

3.sodium Tidak berbau, PH : 4,1-4,8


phospate tidak
1:1 bagian air,
monobosil berwarna/putih,
praktis tidak
Na2PO4 2H2O agak
larut dalam Garam asam,
(HPE hal, 696) deliquescent,
etanol (95%) bahan alkalin serta
kristal
karbonat
aluminium, calcium
magnesium

Jadi dapar yang terpilih adalah : sodium phospat dibasic ( Na2HPO4.2H2O ) dan sodium phosfat
monobasic ( NaH2PO4.2H2O).

Alasan : pKa fosfat ( 7,20 ) mendekati pH Stabilitas sediaan ( pH 7 – 8 )


7. FLAVORING AGENT

Karena bahan obat sedikit berbau, maka dibutuhkan flavor untuk menutupi bau yang tidak enak
dan meningkatkan akseptabilitas.

Flavor terpilih : Essence anggur

Alasan : karena rasa ini menyesuaikan dengan bau dan warna dan disukai anak-anak.

SPESIFIKASI SEDIAAN

NO JENIS SPESIFIKASI YANG DIINGINKAN

1. BENTUK SEDIAAN SUSPENSI DRY SYRUP ORAL

2. KADAR BAHAN AKTIF Erythromycin estolate 125 mg / 5 ml

3. PH SEDIAAN 7–8

4. WARNA Ungu

5. BAU Anggur

6. RASA Manis

7. WAKTU REKONSTITUSI ≤ 1 menit

8. VOLUME SEDIMENTASI F mendekati 1 (FF 2, 1132)

9. REDISPERSIBILITAS UKURAN Mudah diredispersi (< 8 kali kocokan)


PARTIKEL
10. 1,0 – 3,0 μm
( setelah direkonstitusi )
BENTUK SEDIAAN TERPILIH

Bentuk sediaan terpilih : Dry Syrup Suspensi.

Alasan :

1. Erythromycin estolate praktis tidak larut dalam air ( diinginkan sediaan cair yang umumnya
mudah diterima / disukai oleh konsumen yang dituju yaitu anak-anak ).
2. Erythromycin estolate tidak sabil di dalam air. Jika dibuat suspensi, sediaan ini mempunyai
expired date selama 18 bulan dari waktu pengemasan dan harus disimpan pada suhu 2 – 8 C
sampai akan dipakai dan setelah kemasan dibuka, suspensi ini hanya stabil selama 14 hari pada
suhu kamar. Untuk itu dipilih bentuk sediaan dry syrup daripada suspensi langsung sebab
kestabilannya lebih lama.
( AHSF Drug Information 2002 Book I, American Society of Health System Pharmacist, page 290 ).

ALUR PEMILIHAN BAHAN AKTIF

Sediaan dry syrup

Eritromisin estolate,
Eritromisin etil
suksinat, eritromisin
karbonat

Kompatibel dengan bahan lain : BioavailabilitasTinggi :


Eritromisin estolate, Eritromisin Eritromisin Stearat, Eritromisin Stabilitas
Stearat Estolate

Air : Eritromisin Stearat, Eritromisin


Lactobionate, Eritromisin gluceptate

Asam Lambung : Eritromisin Stearat,


Eritromisin estolate

BAHAN OBAT TERPILIH

Bahan aktif terpilih : Erythromycin Estolat.


Alasan :

1. Eritromisin yang biasa digunakan untuk sediaan dry sirup adalah Eritromisin estolate, Eritromisin
etil suksinat, dan eritromisin karbonat. Berikut perbandingan parameter farmakokinetik
eritromisin tersebut.

(Croteau, 1988)

Dari tabel di atas diketahui bahwa AUC dari eritromisin estolat jauh lebih besar daripada etil
suksinat, hal ini menunjukan ketersediaan eritromisin estolat dalam darah lebih besar. Begitu pula
waktu paruh eritromisin estolat yang lebih panjang menunjukan bahwa obat dapat bereaksi lebih lama
sehingga dapat mengurangi frekuensi pemberian obat.

2. Menurut Dr. S. S. Kadam dalam bukunya yang berjudul Principal of Medicinal Chemistry juga
dijelaskan bahwa eritromisin estolat juga lebih stabil dalam hal keasaman dibandingkan eritromisin yang
lain hal ini membuat eritromisin estolat sangat dianjurkan untuk sediaan oral.

3. Ketersediaan Bahan, Bahan yang tersedia di laboratorium adalah Eritromisin estolate. Oleh karena itu,
Formula yang dibuat harus sedemikian rupa menyesuaikan dengan bahan aktif yang tersedia.

PERHITUNGAN DOSIS

Dosis

Dewasa dan Anak-anak (>8th) : 0,5 g- 1 g setiap 12 jam (Maksimal 4g dalam sehari)
Neonate : 12,5 mg/kgBB tiap 6 jam

Anak-anak (1 bln - 2 thn) : 125 mg tiap 6 jam

Anak-anak : 250 mg tiap 6 jam

(BNF 61 : 353)

Konsumen yang dituju anak-anak usia 1-12 tahun

Perkiraan lama pengobatan : 3 hari

KEMASAN TERKECIL

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung eritromisin base 125 mg, maka dosis
pemakaiannya :

Usia 1bulan-2 tahun :1 x p = 125 mg (1 sendok takar)

1 x h = 1 sendok takar x 4 = 4 sendok takar (20 ml)

3 x h = 3 x 4 sendok takar = 12 sendok takar (60ml)

Usia (> 2 tahun) : 1 x p = 250 mg (2 sendok takar)

1 x h = 2 sendok takar x 4 = 8 sendok takar (40 ml)

3 x h = 3 x 8 sendok takar = 24 sendok takar (120ml)

Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung eritromisin base 250 mg, maka dosis
pemakaiannya :

Usia 1bulan-2 tahun :1 x p = 125 mg (1/2 sendok takar)

1 x h = 1/2 sendok takar x 4 = 2 sendok takar (10 ml)

3 x h = 3 x 2 sendok takar = 6 sendok takar (30ml)

Usia (> 2 tahun) : 1 x p = 250 mg (1 sendok takar)

1 x h = 1 sendok takar x 4 = 4 sendok takar (20 ml)

3 x h = 3 x 4 sendok takar = 12 sendok takar (60ml)


Jadi kemasan terkecil yang diproduksi adalah 60 ml

Konversi eritromisin base dalam eritromisin estolate

Kadar eritromisisn base dalam 5 ml = 250 mg

Bahan aktif terpilih = eritromisin Estolate

BM eritromisin Estolate = 1056,4 g/mol

BM eritromisin Base = 733,9 g/mol

1056,4 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Perhitungan = 𝑥 250 𝑚𝑔 = 359,86 𝑚𝑔
733,9 𝑔/𝑚𝑜𝑙

359,86
Penggunaan Eritromisin estolat = 5
𝑥60 𝑚𝑙 = 4,32 𝑔𝑟𝑎𝑚

Anda mungkin juga menyukai