Anda di halaman 1dari 2

Yang Saya Lakukan untuk memotivasi bawahan agar tetap menampilkan

kinerja optimalnya menjalankan bisnis yang Saya Geluti:


1. Lakukan Komunikasi dengan Jelas.
Bila Saya ingin memotivasi bawahan Saya, Saya harus menciptakan pemahaman kepada mereka bahwa
visi,misi dan tujuan Perusahaan merupakan tujuan bersama dan bukan hanya tujuan Saya semata, Saya
harus bisa menjabarkan sasaran Saya dengan jelas (konkrit) dan membuat sasaran/tujuan tersebut penting
bagi mereka untuk dicapai.

2. Tetaplah pada Satu Tujuan.


Bila Saya dan bawahan telah memiliki pemahaman yang sama terhadap tujuan yang ingin Saya capai,
maka tugas Saya berikutnya adalah menjaga konsistensi dari tujuan tersebut. Saya tidak boleh berhenti
sebelum berhasil mencapai tujuan tersebut, karena bila Saya berhenti sebelum berhasil, bawahan Saya
akan menganggap bahwa mereka telah melakukan perjuangan yang sia-sia. Selain itu dengan tidak adanya
konsistensi terhadap tujuan yang telah dicanangkan, mereka akan meragukan kredibilitas Saya
sebagai pemimpin.
Contoh : Saat Saya mempraktekkan pentingnya disiplin waktu kerja pada bawahan anda dan ternyata
seiring berjalannya waktu, hanya beberapa dari bawahan Saya yang mengikuti program tersebut. Saya
menjadi ragu dan tidak ingin meneruskan aturan tersebut.
Dari contoh diatas, bila Saya memutuskan untuk menghentikan aturan tersebut, maka Saya akan
memperoleh dua kerugian, Kerugian yang pertama adalah Saya telah mengecewakan orang-orang yang
telah mengikuti program Saya, dan kedua adalah Saya akan kehilangan kredibilitas Saya sebagai seorang
pemimpin. Saya akan dianggap tidak konsisten atau bahkan plin-plan.

3. Hargai orang lain.


Saya tidak akan bisa mencapai tujuan ataupun memotivasi bawahan Saya apabila Saya sendiri membuat
suasana kerja menjadi sangat tegang, kaku dan tidak menghargai kinerja bawahan Saya. Bila Saya ingin
agar bawahan Saya termotivasi untuk bekerja, maka Saya harus membuat mereka merasa “berharga” dan
mengakui keberadaan mereka dalam sebuah team.

4. Ciptakan Persaingan yang sehat.


Membuat orang merasa “berharga” belum cukup untuk membuat bawahan Saya jadi ingin berprestasi,
ciptakan persaingan yang sehat diantara mereka dengan cara memberikan “reward”(imbalan) bagi anak
buah yang berprestasi.

5. Beri mereka “Tugas” sedikit demi sedikit.


Untuk meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka, langkah Saya
berikutnya adalah memberikan porsi tugas yang ditambah sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan
yang mereka miliki. Sehingga mereka merasa percaya diri dengan kemampuan dan kecepatan kerja yang
dimiliknya.

6. Eratkan hubungan Pribadi.


Saya mengerti,bahwa team tidak akan solid (kompak) bila sistem komunikasi dalam team dilakukan secara
kaku dengan model komunikasi Top-Down (atasan-bawahan). Agar team mejadi solid dan termotivasi untuk
terus mencapai tujuan,Saya harus menciptakan suasana yang bersifat kekeluargaan, Saya harus mampu
membuat mereka merasa bahwa Saya peduli terhadap mereka tidak hanya sebatas sebagai
pekerja/bawahan tapi juga sebagai seorang sahabat.

7. Biarkan mereka merasakan hasil dan “Imbalannya”.


Untuk mempertahankan motivasi dari bawahan/Anak buah, Saya harus dapat menciptakan tujuan-tujuan
jangka pendek yang dapat dirasakan mereka dari perjuangannya selama ini. Apabila Saya tidak
menciptakan goal (tujuan) jangka pendek yang dapat mereka capai, maka bawahan Saya akan merasa
“kelelahan” dan menganggap bahwa tujuan tersebut tidak dapat mereka capai.
Contoh : Saya mempunyai target produksi tahunan yang menurut Saya cukup susah untuk dicapai, Saya
telah menyampaikan arti pentingnya dari program ini dan meminta bawahan untuk bekerja ekstra keras.
Awalnya bawahan merasa cukup tertantang dan bersemangat dalam bekerja, akan tetapi memasuki bulan
ketiga bawahan Saya mulai menunjukkan penurunan kinerja, mereka mulai mengeluarkan keluhan-keluhan
bahwa target tersebut terlampau tinggi dan tidak mungkin tercapai, disini terlihat bahwa anak buah Saya
mulai “lelah” bila Saya tidak segera memperlihatkan hasil kerja mereka selama ini, maka semangat
bawahan Saya akan semakin menurun dan bisa dipastikan bahwa Saya tidak bisa mencapai target yang
telah ditetapkan.
Bila Saya dalam posisi tersebut, maka sebelum Saya menyampaikan rencana jangka panjang, Saya harus
terlebih dahulu merancang tujuan-tujuan jangka pendek yang mendukung tujuan utama yaitu dengan cara
menentukan target produksi setiap triwulan dengan “reward” berupa penghargaan bagi divisi/team yang
paling produktif.

8. Percayalah pada bawahan.


semua hal diatas tentunya tidak akan berjalan bila Saya tidak memiliki kepercayaan kepada bawahan saya.
Untuk dapat memotivasi atau mempertahankan motivasi,Saya harus percaya kepada mereka, percaya
bahwa mereka memiliki potensi untuk berkembang dan memperbaiki diri sendiri tanpa harus selalu Saya
dorong ataupun awasi.

Anda mungkin juga menyukai