Anda di halaman 1dari 29

KAJIAN TEKNIS

KEGIATAN NORMALISASI DAN REKONSTRUKSI


SUNGAI ROS KAMPUNG KAFIAR AMBAN PANTAI
DISTRIK AMBAN KABUPATEN MANOKWARI

1.1. LATAR BELAKANG

Bencana banjir telah menjadi persoalan tiada akhir bagi manusia di


seluruh dunia dari dulu, sekarang dan yang akan datang. Bencana ini bisa
merupakan akibat dari peristiwa alam atau akibat dari aktifitas dan kegiatan
manusia dan bahkan bisa secara bersamaan diakibatkan oleh alam dan
manusia.
Pemanfataan sungai sebagai sumber air untuk memenuhi berbagai
keperluan dan kebutuhan akan air semakin meningkat sejalan dengan laju
pembangunan sarana prasarana, kegiatan sektor industri serta sektor-sektor
lainnya.
Sungai Ros yang berlokasi di wilayah kampung Kapiar, Amban Pantai
Distrik Amban Kabupaten Manokwari memiliki penampang sungai antara 2 – 5
meter dengan kedalaman sungai antara 0,5 – 2,0 meter

1.2. DASAR HUKUM

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dalam pengelolaan


pelaksanaan Sumber Daya Air adalah :
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33
2. Permen PU No. 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Atas Air Dan Atau
Sumber air pada Wilayah Sungai
3. Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai.
4. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
5. Permen PUPR No. 26/PRT/M/2015 Tentang Pengalihan Alur Sungai dan
atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai.

1
DINAS PEKERJAAN UMUM
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan fisik


baik program jangka pendek dengan skala prioritas penanganan teknis dan
ekonomis.
Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan pengendalian
banjir serta upaya-upaya perbaikan perlindungan daerah bahaya banjir.

1.4. LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup kegiatan ini adalah :


 Kegiatan Normalisasi dan Rekonstruksi Sungai Ros Kampung Kafiar
Distrik Amban Kabupaten Manokwari adalah :
1. Langkah pertama pekerjaan dengan pengerukan dan galian
sungai pada profil atau penampang sungai sepanjang 1200 meter
dan galian sudetan sepanjang 150 M

2. Langkah kedua berupa pekerjaan konstruksi talud / pasangan


batu pada tebing / sungai sesuai dengan gambar rencana dengan
volume 3.565 M3

3. Pekerjaaan timbunan dibelakang pasangan batu dengan lebar


atas timbunan 100 cm dan kemiringan 1:1 dengan volume 2.549
M3. Timbunan ini dipadatkan dengan menggunakan alat stemper

1.5. METODOLOGI PERENCANAAN

1.5.1 UMUM

Upaya penanggulangan banjir merupakan suatu upaya untuk mereduksi


nilai puncak banjir dalam rangka menekan kerugian-kerugian akibat kejadian
banjir. Dengan mengetahui penyebab terjadinya banjr dan hasil dari beberapa
analisis yang mendukung, akan lebih mudah untuk mencari penyelesaian

2
DINAS PEKERJAAN UMUM
penanganan permasalahan banjir yang terjadi. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal hampir semua jenis upaya baik penanganan secara struktural maupun
nonstruktural yang ada dikombinasikan. Penanggulangan banjir tidak hanya
terbatas dengan cara struktural, yaitu dengan pembuatan bangunan-bangunan
penahan banjir, namun juga harus dibarengi dengan cara non struktural yang
berupa pengaturan-pengaturan di dataran banjir.

Upaya mengatasi masalah banjir perlu dilakukan secara gabungan, yaitu


upaya yang bersifat struktural dan non struktural. Tujuannya adalah untuk
mengurangi besarnya kerugian atau bencana yang disebabkan oleh genangan
dan banjir, dan tidak untuk atau tidak dapat menghilangkan masalah banjir
secara mutlak. Kedua langkah tersebut masih perlu ditingkatkan baik
menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.

1.5.2 PERENCANAAN TEKNIS

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengangkutan sedimen pada Sungai


aros tidak terlalu besar, sehingga perlindungan hanya dengan bangunan krib
tidak akan efektif, sebab keberhasilan (efisiensi) pemasangan krib amat
tergantung dari pada jumlah sedimen yang mengendap di belakangnya. Oleh
sebab itu, maka perlindungan tebing untuk Sungai Ros, secara umum
digunakan dengan perlindungan langsung (dengan revetment). Konstruksi
pelindung tebing yang memungkinkan untuk diimplementasikan adalah berupa
bangunan Pasangan Batu. Penempatan Pasangan Batu dapat dilihat
selengkapnya pada Gambar Perencanaan

1.5.3 RENCANA ANGGARAN

Rencana anggaran biaya pekerjaan Normalisasi dan Rekonstruksi Sungai Ros


Kampung Kafiar Amban Pantai Distrik Amban Kabupaten Manokwari adalah
perkuatan tebing berupa Pasangan Batu. Volume pekerjaan dihitung
berdasarkan jenis pekerjaan dan gambar konstruksi yang ada, sedangkan
harga satuan didasarkan pada standar biaya tahun 2019.

3
DINAS PEKERJAAN UMUM
Volume pekerjaan berisi tentang jumlah kebutuhan bahan dan jenis pekerjaan
yang dilakukan untuk bangunan-bangunan pengaman pantai dan sungai.
Perkiraan yang dilakukan adalah dengan menghitung volume bahan dan
pekerjaan dengan berdasarkan pada gambar perencanaan (desain). Oleh
karena itu volume hasil hitungan ini dapat berubah tergantung dari desain.
Perkiraan biaya konstruksi yang dihitung didasarkan pada anggapan bahwa
pekerjaan berjalan normal.

Tabel 1.4.3.a Rekapitulasi Anggaran Biaya Pekerjaan Normalisasi

4
DINAS PEKERJAAN UMUM
Tabel 1.4.3.b Rekapitulasi Anggaran Biaya Rekonstruksi

1.5.4 SPESIFIKASI TEKNIS

5
DINAS PEKERJAAN UMUM
A. SPESIFIKASI UMUM

PASAL ST.1 FASILITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

SU.1 - 1. PEKERJAAN PERSIAPAN


Penyedia jasa harus mengadakan mobilisasi setelah menerima
SPMK dari Pengguna Jasa dan mengadakan demobilisasi
(peralatan, bahan dan personil) setelah seluruh pekerjaan
lapangan selesai dilaksanakan yang dibuktikan dengan Berita
Acara PHO dan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.

SU.1 - 2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Normalisasi dan perkuatan tebing sungai Ros Kampun Kafiar
Disrik Amban Pantai.
2. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja terampil dari dan ke
lokasi pekerjaan
3. Galian tanah biasa untuk struktur perkuatan tebing sungai dan
galian tanah biasa untuk normalisasi sungai dengan alat
excavator atau sesuai dengan gambar teknis dan petunjuk
direksi
4. Pekerjaan konstruksi perkuatan tebing berupa pasangan
bronjong dengan pondasi tiang pancang kayu sesuai dengan
gambar kerja.
5. Pemadatan timbunan hasil galian tanah biasa khususnya
timbunan yang berada dibelakang konstruksi perkuatan tebing
dengan menngunakan alat stemper.

SU.1 - 3. JALAN MASUK DAN JALAN LINGKUNGAN


Penyedia jasa harus bertanggung jawab dalam membuat,
memelihara dan memperbaiki semua jalan masuk dan jalan
lingkungan berikut bangunan pelengkap dan fasilitas
penunjangnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung,
termasuk pekerjaan pembongkaran dan atau perbaikan yang
harus dilakukan penyedia jasa di akhir pekerjaan terhadap jalan,
bangunan pelengkap dan fasilitas penunjang. Selama hal yang
berhubungan dengan jalan masuk dan jalan lingkungan harus
dilakukan sesuai persetujuan Direksi.

6
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 4. KANTOR DIREKSI DAN FASILITAS PENUNJANG
KONTRAKTOR
1. Fasilitas dan Bangunan Sementara
Penyedia jasa harus menyediakan, memelihara dan
memperbaiki semua fasilitas sementara untuk kantor,
perumahan dan sebagainya (jika tercantm dalam BOQ atau
sesuai petunjuk direksi teknis) yang akan digunakan
pelaksana Pekerjaan dan Direksi selama pekerjaan
berlangsung. Detail fasilitas sementara yang harus dibangun
akan disampaikan dalam aanwijzing (Pre Bid Tender
Conference) dan dikonfirmasikan pada saat Negosiasi Lelang.

2. Papan Nama Proyek


Penyedia jasa harus membuat dan memelihara semua
bentuk, jenis, ukuran papan nama proyek yang dibutuhkan
selama pekerjaan berlangsung. Detail jumlah, lokasi, bentuk,
cara pemasangan papan nama proyek akan dijelaskan pada
saat aanwijzing dan pembayaran pekerjaan ini harus sudah
diperhitungkan dan masuk dalam harga satuan pekerjaan.

SU.1 - 5. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR

1. Gambar-gambar pekerjaan tetap


a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh penyedia
jasa haruslah gambar-gambar yang telah ditandatangani
Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Diresksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai. Perubahan- perubahan
tersebut harus sesuai dengan persetujuan direksi
pekerjaan (perubahan, penambahan, pengurangan
pekerjaan) dalam syarat-syarat umum.
b) Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak
sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar
pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan sedapat mungkin memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang, tipe bahan yang
digunakan harus bermutu serta tepat ukurannya.
c) Gambar-gambar bengkel/gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh
penyedia jasa untuk keperluan penyimpanan peralatan
dan bahan-bahan milik penyedia jasa.

7
DINAS PEKERJAAN UMUM
d) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-
gambar lengkap di lapangan.
e) Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada
persetujuan Direksi adalah menjadi resiko penyedia jasa.
Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut
tidak akan meringankan tanggung jawab penyedia jasa
atas kebenaran gambar-gambar tersebut.

2. Gambar-gambar pekerjaan sementara


a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus
terperinci dan diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal
program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara,
pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan penyedia jasa dan
dipakai dalam pelaksanaan konstruksi juga harus
diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang
ditinggalkan.
Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan
sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara
lebih detail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal
dimulainya pelaksanaan.

3. Gambar- gambar yang sebenarnya terbangun /


terpasang (as built drawing).
Selama masa pelaksanaan, penyedia jasa harus memiliki satu
set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap
pekerjaan, yaitu gambar yang memperlihatkan perubahan
yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, dimana
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian
dicap (sudah dilaksanakan).
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan
di lapangan oleh Direksi dan setiap hari oleh Pengawas
Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar yang
sudah diperiksa tersebut kemudian disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
pemeriksaan akhir pekerjaan berupa asli dan 2 (dua) copy.

8
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 6. STANDAR
1. Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai
dengan ketentuan- ketentuan dari Standar Normalisasi
Indonesia.
2. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional,
penggunaannya harus mendapat persetujuan secara tertulis
dari Direksi.
3. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

SU.1 - 7. PROGRAM PELAKSANAAN


1. Program pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai
dengan Syarat-syarat Kontrak dengan menggunakan CPM
network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk,
yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
a) Mulai tanggal paling awal
b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang
diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk
pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran
waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke
lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum maupun keagamaan.
2. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan
pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan penyedia jasa diadakan
seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak. Maksud dari rapat ini adalah untuk
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan
membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera
diselesaikan.

9
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 8. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN
OLEH PENYEDIA JASA
1. Umum
a) Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b) Semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian
dari pekerjaan harus memenuhi syarat yang sesuai
dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis
atau standar dalam Spesifikasi Umum.
c) Bila penyedia jasa dalam mengusulakn penyediaan bahan
dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar seperti
tersebut diatas, penyedia jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi.

2. Perlengkapan konstruksi
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua
perlengkapan kornstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan
dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum
cukup sesuai dengan kontrak, maka penyedia jasa harus
segera memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua
perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan suku
cadang (spare parts) yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurnya.

3. Bahan pengganti
Penyedia jasa harus membuat berita acara tentang suatu
bahan tertentu, bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran
lokal, maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga bahan yang ditentukan sebagai bahan
pengganti.

4. Pemeriksaan bahan dan perlengkapan.


Perlengkapan dan bahan disediakan oleh penyedia jasa akan
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang telah
ditentukan Direksi.
a) Tempat produksi dan pembuatan
b) Tempat pengapalan
c) Lapangan.
Penyedia jasa supaya menyerahkan penjelasan yang
menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas
sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan, tetapi
10
DINAS PEKERJAAN UMUM
bagaimanapun juga tidak meringankan penyedia jasa dari
tanggungjawabnya untuk menyediakan perlengkapan dari
bahan sesuai dengan Spesifikasi.

5. Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh


penyedia jasa.
Penyedia jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set
spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan
perlengkapan untuk mendapatkan persetujuan, dan harus
disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja.
Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bangunannya
juga tidak meringankan penyedia jasa dari tanggung
jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

SU.1 - 9. SURVEY PENGUKURAN PEKERJAAN


1. Bench Mark
a) Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang
terletak lokasi seperti terlihat pada gambar. Ketinggian
dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap
utama.
b) Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
gambar diberikan kepada penyedia jasa sebagai referensi.
Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out
pekerjaan, penyedia jasa perlu melakukan pengukuran/
pemeriksaan kembali atas ketelitiannya. Pemberi Tugas
tidak bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang
lain begitu juga dengan titik referensinya.
c) Penyedia jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan
sementara untuk kemudahannya, tetapi setiap Bench
Mark sementara yang didirikan merupakan rencana dan
tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan
ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang
didirikan oleh Direksi.

2. Permukaan tanah asli untuk tujuan pengukuran


a) Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap benar
sesuai dengan kontrak. Apabila terjadi keraguan dari
penyedia jasa tentang kebenaran dari muka tanah
tersebut, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum pekerjaan dilaksanaan penyedia jasa harus
memberitahkan kepada Direksi secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanah tersebut.
b) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa
11
DINAS PEKERJAAN UMUM
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap
daerah sasaran pekerjaan, dengan menggunakan Bench
Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi secara
tertulis, untuk menyesuaikan dan melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
c) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, penyedia
jasa akan mengukuran dan mengambil ketinggian
terhadap daerah sasaran pekerjaan dengan menggunakan
Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada
saat wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang
ditentukan perlu mendapat persetujuan direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.

3. Bantuan pengukuran staf Direksi


a) Penyedia jasa bekerja sama dengan Direksi dalam
pemeriksaan setting out dan dalam melaksanakan
pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
b) Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang
lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu
untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai penunjuk Direksi. Semua biaya
untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas
merupakan beban penyedia jasa. Dan biaya tersebut
sudah termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan
lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

SU.1 - 10. PEKERJAAN SEMENTARA


1. Umum
a) Penyedia jasa akan bertanggung jawab hasil yang sesuai
perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan berikut
pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik- baiknya.
b) Detail dari pekerjaan sementara, dimana penyedia jasa
bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi
Umum.
c) Apabila penyedia jasa bermaksud mengajukan alternatif
untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan
seperti pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh penyedia jasa dan
biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada
12
DINAS PEKERJAAN UMUM
daftar volume pekerjaan.
d) Keterlambatan tidak akan meringankan penyedia jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan
dalam kontrak. Jika terjadi keterlambatan maka
perpanjangan waktu pelaksanaan dan pemberian sanksi
sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang atau
kontrak pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2. Lapangan pekerjaan
a) Lapangan pekerjaan seperti terlihat pada gambar yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh
pemberi tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
b) Penyedia jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah tadi seperti pada gambar atau
seperti petunjuk Direksi.
c) Penyedia jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan
dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan
termasuk arah jalan masuk yang sudah disetujui Direksi
sehingga mengurangi kerusakan tanaman/ pemilikan dan
kerusakan tanah.
d) Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki, sebelum
diterimanya pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus
dikembalikan pada keadaan semula.
e) Penyedia jasa bertanggung jawab langsung kepada
pemberi tugas untuk semua kerusakan, misalnya
kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia jasa mengganti
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

SU.1 - 11. KEAMANAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


1. Umum
a) Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu
selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan
kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan
bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran dibuat dan dipelihara oleh
penyedia jasa atas biaya penyedia jasa.
b) Penyedia jasa harus bertanggung jawab terhadap semua
keamanan dan pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan
pengaturan dan organisasi untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
c) Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.

13
DINAS PEKERJAAN UMUM
2. Sistem pengawasan keamanan
a) Penyedia jasa supaya mengatur sistem pengawasan
keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk
mendapat persetujuan kepada Direksi.
b) Sistem pengawasan keamanan dengan kapasitas
peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang
milik yang bersangkutan.
c) Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai
dengan program yang disetujui dan berpegang pada
hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Peraturan kesehatan
a) Penyedia jasa harus mengusahakan agar tempat kerja
dalam keadaan bersih serta melengkapi/ memelihara
kemudahan untuk para tenaga kerja yang dipekerjakan
pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan
penguasa setempat.
b) Penyedia jasa hendaknya juga membuat pengumuman
dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu
untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.

4. Bahan yang sensitif


a) Penyedia jasa hendaknya membuat peraturan yang
menyangkut penyimpanan atau mengendalikan bahan
yang sensitif terhadap bahaya kebakaran dan peledakan
sesuai hukum dan peraturan keamanan yang berlaku.
b) Penyedia jasa harus memiliki semua surat keterangan
yang diperlukan dan membayar semua biaya untuk
pemindahan bahan- bahan tersebut ke tempat lain dan
menyimpan dengan baik seperti semula.

5. Pencegahan kebakaran
a) Penyedia jasa harus melakukan setiap pencegahan dan
melindungi setiap bahaya yang terjadi, misalkan
kebakaran pada atau sekitar tempat kerja dan harus
menyediakan segala peralatan untuk mencegah
kebakaran, dan siap digunakan pada semua bangunan air
dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
b) Penyedia jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan
dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh
14
DINAS PEKERJAAN UMUM
pemberi tugas. Penyedia jasa harus berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan kerja.
c) Penyedia jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan di
lapangan, termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.

15
DINAS PEKERJAAN UMUM
B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PASAL ST.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

ST.1 - 1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1. Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga
inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel)
yang dilampirkan dalam berkas penawaran
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya.
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan
keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus
diberikan kepada pekerja setempat.

2. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/ kendaraan
sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan.
b) Menyediakan sebidang lahan yang diperlukan untuk basecamp
pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek. Dimana terdapat
kantor proyek, gudang dan sebagainya jika disebutkan dalam
kontrak.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut, dari
suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan.
d) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai
melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka
alat berat tersebut segera dikembalikan.
e) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan
tanah.

16
DINAS PEKERJAAN UMUM
3. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh
Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekerjaan dimulai.

ST.1 - 2. ADMINISTRASI PELAPORAN / DOKUMENTASI


Adapun laporan yang harus disiapkan oleh penyedia jasa dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah:
1. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang
ditentukan oleh Direksi, penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima)
salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima
oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan yang terdahulu. Laporan ini sekurang-kurangnya harus
berisi hal-hal sebagai berikut :
a) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
b) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan
kemajuan pekerjaan yang dicapai pada bulan laporan.
c) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan
ramalah tanggal permulaan dan penyelesaian.
d) Daftar tenaga buruh setempat.
e) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan
yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang
sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
f) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap
harus diuraikan sebagai berikut :
 Jumlah volume untuk pekerjaan galian
 Volume pemdatan tanah hasil galian yang berada dibelakang
konstruksi
 Jumlah volume dari pekerjaan pasangan bronjong.
g) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama
masa laporan.
h) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan
kebutuhan pembayaran yang diperlukan untuk bulan berikutnya.
i) Hal-hal lain yang diminta sesuai kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan
laporan.

17
DINAS PEKERJAAN UMUM
2. Laporan kerja harian, mingguan dan bulanan.
a) Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap Rencana
Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu
dan minggu-minggu berikutnya.
b) Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah.
Pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan
dan peralatan lainnya yang diminta Direksi.
c) Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap rencana
kerja harian secara tertulis mencakup semua kemajuan yang
disetujui oleh Direksi, maupun rencana kerja untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan, serta kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
d) Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan
dengan sistem bar chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan
berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang
waktu dari mulai sampai akhir kegiatan umum dengan volume
pekerjaan. Rencana Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi
pada hari ke tiga tiap-tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.

3. Dokumentasi.
Penyedia jasa harus menyediakan kepada Direksi foto-foto yang dibuat
oleh tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan
ditunjukkan sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan, yaitu pada
awal, pertengahan dan akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan
yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap pengambilan gambar setiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan
adanya suatu tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi
tersebut. Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah
apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.

Tiap foto diberi catatan sebagai berikut :


 Nama lokasi pekerjaan

 Detail kontrak
 Nama bangunan atau lokasi
 Tanggal pengambilan
 Tahap pelaksanaan (0%, 50% dan 100%)

18
DINAS PEKERJAAN UMUM
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan
satu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut
juga pada akhir pelaksanaan kontrak, maka foto-foto harus diserahkan
kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album
secara berurutan menurut lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus
lengkap tahapnya, yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempel pada satu
halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) rangkap bersama 1 (satu) set
dalam bentuk file (album negatifnya). Semua album menjadi milik
pemberi tugas dan tanpa ijin tidak boleh dipinjamkan kepada siapapun

ST.1 - 3. AS BUILT DRAWING


1. Shop Drawing
Penyedia jasa harus menyediakan gambar kerja berdasarkan gambar
desain, gambar standar dan gambar MC0 asli dan lain-lain persyaratan
dari Direksi. Ukuran dan susunan gambar harus sama dengan gambar
standar dari kontrak.
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditandatangani Direksi, dan apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Diresksi untuk mendapat
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai. Perubahan-
perubahan tersebut harus sesuai dengan Pasal 23 (perubahan,
penambahan, pengurangan pekerjaan) dalam syarat-syarat umum.
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar
ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan sedapat mungkin
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang, tipe bahan
yang digunakan harus bermutu serta tepat ukurannya.

2. As Built Drawing
Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakannya. Cetakan dari gambar-gambar harus
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Gambar-gambar yang telah disetujui kemudian diprint dikertas kalkir
tebal 100 mg dan diserahkan kepada Direksi setelah bagian pekerjaan
tersebut selesai.
Semua gambar-gambar harus berukuran standar (A3) seperti gambar-
gambar pemborongan. Gambar-gambar harus menunjukkan semua
penjelasan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan oleh Direksi dan setiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam)
hari kerja. Gambar yang sudah diperiksa tersebut kemudian

19
DINAS PEKERJAAN UMUM
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah pemeriksaan akhir pekerjaan berupa asli dan dibuat dalam
5 (lima) copy dan 1 (satu) set gambar kalkir A3.

20
DINAS PEKERJAAN UMUM
PASAL ST.2 PEKERJAAN TANAH

ST.2 - 1. GALIAN TANAH BIASA MEKANIS


Penyedia jasa harus melakukan Normalisasi sungai dengan melakukan
penggalian alur sungai sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk
Direksi.

1. Penggalian dan Pembuangan

a) Tanah hasil penggalian dari sungai harus ditempatkan


disepanjang tepi sungai jika ada kelebihan galian, dan jika tidak
disebutkan harus diletakan ditempat lain yang memerlukan
timbunan. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk
pekerjaan tanah, baik setempat atau di tempat lain dimana
volume galian dan timbunan tidak seimbang disepanjang saluran,
harus diletakan pada tempat buangan terpisah, diluar pekerjaan
tanah permanen, tanah buangan harus dibentuk rapi dan stabil.
b) Penyedia jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah
tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi
dan program penggalian dari sungai dan pembuangan tanahnya.
c) Penyedia jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan
pekerjaan tanah tersebut selambat-lambatnya 14 hari sebelum
tanggal yang dimaksudkan untuk dimulai pekerjaan tanah dari
bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi.
d) Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat jenis
excavator 133 HP dengan kondisi masi bagus.
Penyedia jasa harus menyampaikan usulannya mengenai cara-cara
penggalian, termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin
diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi secara tertulis,
sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan,
sehingga keamanan penggalian terjamin.

2. Pengalian untuk Konstruksi


Penggalian harus dilaksanakan sedemikian rupa, hingga masih
memungkinkan dikerjakan pengeringan, dapat membuat penyokong
bagi tebing galian dan masih cukup ruangan untuk melakukan
pemadatan dan lain-lain kegiatan pekerjaan lainnya.

3. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau
yang diperintahkan menurut butir 2.1.1 diatas harus diisi kembali
oleh penyedia jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana
yang dikehendaki Direksi.

21
DINAS PEKERJAAN UMUM
4. Perapihan Permukaan Galian
Dasar galian yang dijadikan sebagai tempat pasangan batu harus
dibersihkan dari lumpur atau bahan-bahan asing yang mengganggu
kestabilan struktur kemudian diratakan dan dipadatkan sesuai
dengan petunjuk Direksi.

5. Pemilihan dan Pemadatan Tanah


Dimana pengisian kembali di bawah muka tanah dan dekat dengan
bangunan diperlukan, maka bahan yang akan dipakai harus disetujui
oleh Direksi dan dipadatkan.

ST.2 - 2. PEMADATAN (STEMPER) HASIL GALIAN TANAH BIASA


MEKANIS
Adapun persyaratan teknik material yang digunakan sebagaian bahan
isian tanah kembali dari hasil galian tanah dijelaskan sebagi berikut:

1. Material
 Bahan urugan umumnya adalah tanah dan lempung berpasir
yang tidak mengandung humus atau bahan-bahan organik.
Bahan tersebut diambil dari penggalian-penggalian yang
diperlukan atau dari daerah-daerah bahan yang direncanakan.
 Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan
untuk timbunan diuji di laboratorium untuk mengetahui dan
menyesuaikan karakteristik dan sifat bahan yang diinginkan.
 (a) Bahan-bahan yang akan dipadatkan harus dihamparkan lapis
demi lapis kira-kira horisontal dan pada ketebalan tertentu
hingga dapat memenuhi tingkat kepadatan yang ditentukan.
(b) Maksimum ketebalan lapisan tersebut diatas adalah 30 cm
sebelum dipadatkan.
(c) Hamparan yang dipadatkan harus bebas dari kotoran-kotoran
dan bahan- bahan lain yang kurang baik, sedangkan cara-cara
pemadatan yang dilakukan harus dapat menghasilkan tingkat
kepadatan, kekedapan dan kestabilan yang terbaik.
 (a) Pada penghamparan dan pemadatan urugan untuk
menempatkan pipa saluran-saluran dalam tanah (conduits),
maka bahan-bahan tanah timbunan harus dihamparkan dan
dipadatkan lapis demi lapis pada kedua sisi pipa itu untuk
mencegah pergeseran pipa.

22
DINAS PEKERJAAN UMUM
(b) Pemadatan urugan didekat bangunan-bangunan, alat-alat
pemadatnya harus mendapat persetujuan dahulu dari
Pengawas. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas
kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi akibat
kelalaiannya dalam melaksanakan pekerjaan pemadatan
urugan.

2. Pelaksanaan Pemadatan
1. Urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat, stemper,
penggetar atau cara lain yang disetujui Direksi.
2. Kadar air bahan timbunan harus disesuaikan sebelum dipadatkan,
yaitu dengan cara pembasahan atau pengeringan sesuai yang
disyaratkan, sehingga diperoleh hasil pemadatan yang mencapai
minimum 90 % dari pemadatan kering maksimum yang
ditentukan oleh test Standar Proctor Compaction yang
dilaksanakan atas perintah Direksi selama pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pemadatan urugan didekat bangunan-bangunan, alat-alat
pemadatnya harus mendapat persetujuan dahulu dari Pengawas.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-
kerusakan bangunan yang terjadi akibat kelalaiannya dalam
melaksanakan pekerjaan pemadatan urugan.
4. Pemdatan tanah dilakukan dengan cara perlapis, dan tebal setiap
lapis adalah 25 – 50 cm, atau sesuai dengan persetujuan Direksi.

23
DINAS PEKERJAAN UMUM
PASAL ST.3 PEKERJAAN KONSTRUKSI

ST. 3 -1. PASANGAN BATU MORTAR


1. Bahan
a) Batu Mortar harus berkualitas baik dan dipecah maksimum Ø 30 cm
minimum 10 cm.
b) Batu gunung/kali harus disusun sedemikian rupa sehingga
dudukannya kokoh. Antara batu gunung/kali satu sama lain harus
terikat dengan adukan 1 pc : 4 Pasir.
c) Bentuk dan ukuran pondasi batu gunung/kali dapat dilihat pada
gambar rencana.
d) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
e) Pasir digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar
lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang
tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
f) Air yang digunakan tidak mengandung zak kimia lain atau garam
dan harus bersih tidak mengandung lumut dan kotoran lainnya serta
harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971 atau sesuai
dengan persetujuan direksi pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan
dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan
batu yang akan dipasang.
b) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
c) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan
dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan
pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti diisyaratkan atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

24
DINAS PEKERJAAN UMUM
d) Jika pada lokasi pekerjaan merupakan daerah yang jenuh akan air
maka disarankan untuk menngunakan zat aditif pada adukan
semen, pasir dan air untuk mempercepat waktu pengeringan
adukan semen.

ST. 3 -2. PEKERJAAN SIAR MATA SAPI


Pada sisi depan konstruksi pasangan batu mortar diberi pasangan siar
mata sapi dengan syarat bahan dan metode pelaksanaan sebagai berikut:
1. Bahan
a) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
b) Pasir digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar
lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang
tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
c) Air yang digunakan tidak mengandung zak kimia lain atau garam
dan harus bersih tidak mengandung lumut dan kotoran lainnya serta
harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971 atau sesuai
dengan persetujuan direksi pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Semua permukaan pasangan batu yang akan dilapisi siaran mortar
harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran,
kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot
(ditempelkan) dengan adukan 1 Pc : 2 Psr yang tajam khusunya
pada spesi antara batu.
b) Tebal siaran semen ini adalah antara 15 - 20 mm atau sesuai
dengan petunjuk direksi pekerjaan.
c) Setelah campuran siaran tersebut mengering lalu dilapisi dengan
acian semen.
d) Dalam pengerjaan siaran diusahakan jangan saat hujan ataupun
kondisi pasangan batu mortar belum mengering.

ST. 3 -3. PEKERJAAN PLESTERAN


Pada sisi bagian atas konstruksi pasangan batu mortar diplester dengan
syarat bahan dan metode pelaksanaan sebagai berikut:

25
DINAS PEKERJAAN UMUM
1. Bahan
d) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
e) Pasir digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar
lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang
tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
f) Air yang digunakan tidak mengandung zak kimia lain atau garam
dan harus bersih tidak mengandung lumut dan kotoran lainnya serta
harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971 atau sesuai
dengan persetujuan direksi pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Semua permukaan pasangan batu yang akan diplester harus dibuat
kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian pada
tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan adukan
1 Pc : 3 Psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering.
Pada pelaksanaan plesteran pertama (kamprotan) harus disiram
air sebelum diplester 1 Pc : 3 Psr. Tebal plesteran ini adalah antara
15 mm.
b) Tebalnya plesteran pasangan batu tidak boleh kurang dari 1 (satu)
cm dan tidak boleh lebih dari 2 (dua) cm kecuali ditetapkan lain.
c) Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata , tidak tegak lurus atau bengkok, adanya pecahan
atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali
untuk diperbaiki.
e) Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan
pasangan dimana plesteran tersebut diadakan. Ketentuan mengenai
perbandingan campuran bahan untuk adukan bagi macam-macam
keperluan dapat dilihat pada pasal adukan dan campuran.

ST. 3 -4. PEKERJAAN PIPA SULINGAN


Pada badan konstruksi pasangan batu dipasang pipa-pipa sulinga dengan
syarat bahan dan metode pelaksanaan sebagai berikut:
1. Bahan
a) Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC setara “wavin” dengan
diameter 2.0 inchi.
b) Lapisan ijuk.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pipa dipasang dengan posisi miring ke arah depan konstruksi
dengan kemiringan minimal 100 dan harus tembus ke kedua sisi
pasangan batu mortar tersebut.
26
DINAS PEKERJAAN UMUM
b) Peletakan pipa sulingan pada konstruksi pasangan batu dilakukan
secara acak dengan interval 50 – 80 cm atau sesuai dengan
persetujuan direksi teknis.
c) Tinggi posisi pipa bagian bawah yang didepan konstruksi pas, batu
mortar minimal 40 cm dari tanah timbunan sisi depan.
d) Sebelum diletakan timbunan dibelakang struktur sudah harus
dipasang lapisan ijuk pada ujung pipa tersebut penyaring air
sehingga material dibelakang konstruksi tidak ikut keluar melalui
pipa tersebut.
e) Dalam luasan 1 m2 dinding pasangan batu minimal terdiri dari 3
titik pipa sulingan, atau berdasarkan petunjuk direksi teknis
pekerjaan.

ST. 3 -5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pengukuran untuk pembayaran dalam pekerjaan talud pasangan batu


mortar (termasuk pekerjaan plesteran, siar mata sapi dan pemasangan
pipa sulingan) dibuat pada lokasi yang diberi pasangan batu mortar
sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini. Pembayaran dibuat
sesuai harga satuan yang ditawarkan dalam Rencana Anggaran Biaya
untuk pekerjaan talud pasangan batu mortar. Harga ini harus meliputi
semua bahan dan tenaga kerja serta peralatan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diuraikan disini.

27
DINAS PEKERJAAN UMUM
C. MANFAAT KEGIATAN
Kelayakan pembangunan struktur perkuatan tebing sungai berupa
konstruksi pasangan batu (stone Masonry) pada kegiatan normalisasi sungai Ros
Kampung Kafiar Distrik Amban Kabupaten Manokwari ini dinilai dari perbandingan
manfaat yang diperoleh dengan biaya pembangunan. Manfaat yang diperoleh
dapat dikategorikan dalam kategori yaitu manfaat ekonomi, manfaat sosial dan
manfaat lingkungan/estetika. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Bangunan perkuatan tebing sungai menghindari terjadinya erosi lebih lanjut
yang dapat menimbulkan kerugian berupa kehilangan tanah daratan,
bangunan dan prasarana lain yang akan menimbulkan permasalahan sosial
dan ekonomi.
b. Menghindari terjadinya relokasi penduduk akibat erosi dan kerusakan lahan
yang menyebabkan kehilangan mata pencaharian

c. Meningkatnya nilai lingkungan dan lahan sepanjang sempadan sungai akan


meningkatnya keyakinan dan harapan masyarakat sekitar untuk
mengembangkan usaha yang lebih bernilai komersil yang akan menimbulkan
animo masyarakat untuk mengembangkan usaha tambahan.
d. Meningkatnya nilai lingkungan sungai sebagai kawasan ekowisata yang dapat
meningkatkan arus wisata dan akan menimbulkan manfaat dari usaha yang
dikembangkan.
e. Peningkatan pendapatan wilayah akibat peningkatan hasil perikanan dan
aktifitas ekowisata.

Analisa manfaat kegiatan dilakukan terhadap manfaat yang timbul akibat


bangunan pengamanan aliran sungai yang didasarkan pada program tindak lanjut
untuk pengembangan seperti yang telah dijelaskan di atas yang disertai dengan
penerapan dan pelaksanaan secara efektif.
Faktor ekonomi, sosial budaya dan lingkungan diperhitungkan secara inklusif dan
terpadu dalam analisa kelayakan ini. Dari uraian manfaat kegiatan diatas,
disimpulkan menjadi empat manfaat sebagai berikut :
a. Nilai tanah dan bangunan menjadi signifikan akibat lahan yang terhindarkan
dari erosi akibat adanya konstruksi perkuatan tebing sungai.

28
DINAS PEKERJAAN UMUM
b. Pertambahan nilai tanah akibat adanya bangunan penahan erosi dan banjir
dan peningkatan keyakinan akan kondisi dan keamanan lingkungan yang
ditimbulkan
c. Biaya yang terhindarkan untuk relokasi pemukimam serta dampak negatif
yang ditimbulkan akibat relokasi ( kehilangan mata pencaharian )
d. Manfaat yang ditimbulkan akibat berkembangnya usaha.

29
DINAS PEKERJAAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai