1
DINAS PEKERJAAN UMUM
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.5.1 UMUM
2
DINAS PEKERJAAN UMUM
penanganan permasalahan banjir yang terjadi. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal hampir semua jenis upaya baik penanganan secara struktural maupun
nonstruktural yang ada dikombinasikan. Penanggulangan banjir tidak hanya
terbatas dengan cara struktural, yaitu dengan pembuatan bangunan-bangunan
penahan banjir, namun juga harus dibarengi dengan cara non struktural yang
berupa pengaturan-pengaturan di dataran banjir.
3
DINAS PEKERJAAN UMUM
Volume pekerjaan berisi tentang jumlah kebutuhan bahan dan jenis pekerjaan
yang dilakukan untuk bangunan-bangunan pengaman pantai dan sungai.
Perkiraan yang dilakukan adalah dengan menghitung volume bahan dan
pekerjaan dengan berdasarkan pada gambar perencanaan (desain). Oleh
karena itu volume hasil hitungan ini dapat berubah tergantung dari desain.
Perkiraan biaya konstruksi yang dihitung didasarkan pada anggapan bahwa
pekerjaan berjalan normal.
4
DINAS PEKERJAAN UMUM
Tabel 1.4.3.b Rekapitulasi Anggaran Biaya Rekonstruksi
5
DINAS PEKERJAAN UMUM
A. SPESIFIKASI UMUM
6
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 4. KANTOR DIREKSI DAN FASILITAS PENUNJANG
KONTRAKTOR
1. Fasilitas dan Bangunan Sementara
Penyedia jasa harus menyediakan, memelihara dan
memperbaiki semua fasilitas sementara untuk kantor,
perumahan dan sebagainya (jika tercantm dalam BOQ atau
sesuai petunjuk direksi teknis) yang akan digunakan
pelaksana Pekerjaan dan Direksi selama pekerjaan
berlangsung. Detail fasilitas sementara yang harus dibangun
akan disampaikan dalam aanwijzing (Pre Bid Tender
Conference) dan dikonfirmasikan pada saat Negosiasi Lelang.
7
DINAS PEKERJAAN UMUM
d) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-
gambar lengkap di lapangan.
e) Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada
persetujuan Direksi adalah menjadi resiko penyedia jasa.
Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar tersebut
tidak akan meringankan tanggung jawab penyedia jasa
atas kebenaran gambar-gambar tersebut.
8
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 6. STANDAR
1. Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai
dengan ketentuan- ketentuan dari Standar Normalisasi
Indonesia.
2. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional,
penggunaannya harus mendapat persetujuan secara tertulis
dari Direksi.
3. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan
yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam
pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
9
DINAS PEKERJAAN UMUM
SU.1 - 8. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN
OLEH PENYEDIA JASA
1. Umum
a) Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b) Semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian
dari pekerjaan harus memenuhi syarat yang sesuai
dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis
atau standar dalam Spesifikasi Umum.
c) Bila penyedia jasa dalam mengusulakn penyediaan bahan
dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar seperti
tersebut diatas, penyedia jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi.
2. Perlengkapan konstruksi
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua
perlengkapan kornstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan
dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang belum
cukup sesuai dengan kontrak, maka penyedia jasa harus
segera memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua
perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan suku
cadang (spare parts) yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurnya.
3. Bahan pengganti
Penyedia jasa harus membuat berita acara tentang suatu
bahan tertentu, bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran
lokal, maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya
pertambahan harga bahan yang ditentukan sebagai bahan
pengganti.
2. Lapangan pekerjaan
a) Lapangan pekerjaan seperti terlihat pada gambar yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh
pemberi tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
b) Penyedia jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah tadi seperti pada gambar atau
seperti petunjuk Direksi.
c) Penyedia jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan
dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan
termasuk arah jalan masuk yang sudah disetujui Direksi
sehingga mengurangi kerusakan tanaman/ pemilikan dan
kerusakan tanah.
d) Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki, sebelum
diterimanya pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus
dikembalikan pada keadaan semula.
e) Penyedia jasa bertanggung jawab langsung kepada
pemberi tugas untuk semua kerusakan, misalnya
kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia jasa mengganti
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
13
DINAS PEKERJAAN UMUM
2. Sistem pengawasan keamanan
a) Penyedia jasa supaya mengatur sistem pengawasan
keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk
mendapat persetujuan kepada Direksi.
b) Sistem pengawasan keamanan dengan kapasitas
peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang
milik yang bersangkutan.
c) Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai
dengan program yang disetujui dan berpegang pada
hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
3. Peraturan kesehatan
a) Penyedia jasa harus mengusahakan agar tempat kerja
dalam keadaan bersih serta melengkapi/ memelihara
kemudahan untuk para tenaga kerja yang dipekerjakan
pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan
penguasa setempat.
b) Penyedia jasa hendaknya juga membuat pengumuman
dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu
untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.
5. Pencegahan kebakaran
a) Penyedia jasa harus melakukan setiap pencegahan dan
melindungi setiap bahaya yang terjadi, misalkan
kebakaran pada atau sekitar tempat kerja dan harus
menyediakan segala peralatan untuk mencegah
kebakaran, dan siap digunakan pada semua bangunan air
dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
b) Penyedia jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan
dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh
14
DINAS PEKERJAAN UMUM
pemberi tugas. Penyedia jasa harus berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan kerja.
c) Penyedia jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan di
lapangan, termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.
15
DINAS PEKERJAAN UMUM
B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
1. Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga
inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel)
yang dilampirkan dalam berkas penawaran
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya.
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan
keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus
diberikan kepada pekerja setempat.
2. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/ kendaraan
sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan.
b) Menyediakan sebidang lahan yang diperlukan untuk basecamp
pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi proyek. Dimana terdapat
kantor proyek, gudang dan sebagainya jika disebutkan dalam
kontrak.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut, dari
suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan.
d) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai
melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka
alat berat tersebut segera dikembalikan.
e) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari air dan
tanah.
16
DINAS PEKERJAAN UMUM
3. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh
Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua
instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekerjaan dimulai.
17
DINAS PEKERJAAN UMUM
2. Laporan kerja harian, mingguan dan bulanan.
a) Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap Rencana
Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu
dan minggu-minggu berikutnya.
b) Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah.
Pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan
dan peralatan lainnya yang diminta Direksi.
c) Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) rangkap rencana
kerja harian secara tertulis mencakup semua kemajuan yang
disetujui oleh Direksi, maupun rencana kerja untuk hari-hari
berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan pasangan, serta kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
d) Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan
dengan sistem bar chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan
berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang
waktu dari mulai sampai akhir kegiatan umum dengan volume
pekerjaan. Rencana Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi
pada hari ke tiga tiap-tiap bulan untuk perbaikan dan
perubahan.
3. Dokumentasi.
Penyedia jasa harus menyediakan kepada Direksi foto-foto yang dibuat
oleh tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan
ditunjukkan sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan, yaitu pada
awal, pertengahan dan akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan
yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap pengambilan gambar setiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan
adanya suatu tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi
tersebut. Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah
apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Detail kontrak
Nama bangunan atau lokasi
Tanggal pengambilan
Tahap pelaksanaan (0%, 50% dan 100%)
18
DINAS PEKERJAAN UMUM
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan
satu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut
juga pada akhir pelaksanaan kontrak, maka foto-foto harus diserahkan
kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan dalam album
secara berurutan menurut lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus
lengkap tahapnya, yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempel pada satu
halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) rangkap bersama 1 (satu) set
dalam bentuk file (album negatifnya). Semua album menjadi milik
pemberi tugas dan tanpa ijin tidak boleh dipinjamkan kepada siapapun
2. As Built Drawing
Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakannya. Cetakan dari gambar-gambar harus
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Gambar-gambar yang telah disetujui kemudian diprint dikertas kalkir
tebal 100 mg dan diserahkan kepada Direksi setelah bagian pekerjaan
tersebut selesai.
Semua gambar-gambar harus berukuran standar (A3) seperti gambar-
gambar pemborongan. Gambar-gambar harus menunjukkan semua
penjelasan dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan oleh Direksi dan setiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak
dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam)
hari kerja. Gambar yang sudah diperiksa tersebut kemudian
19
DINAS PEKERJAAN UMUM
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 (empat belas)
hari setelah pemeriksaan akhir pekerjaan berupa asli dan dibuat dalam
5 (lima) copy dan 1 (satu) set gambar kalkir A3.
20
DINAS PEKERJAAN UMUM
PASAL ST.2 PEKERJAAN TANAH
3. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau
yang diperintahkan menurut butir 2.1.1 diatas harus diisi kembali
oleh penyedia jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana
yang dikehendaki Direksi.
21
DINAS PEKERJAAN UMUM
4. Perapihan Permukaan Galian
Dasar galian yang dijadikan sebagai tempat pasangan batu harus
dibersihkan dari lumpur atau bahan-bahan asing yang mengganggu
kestabilan struktur kemudian diratakan dan dipadatkan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
1. Material
Bahan urugan umumnya adalah tanah dan lempung berpasir
yang tidak mengandung humus atau bahan-bahan organik.
Bahan tersebut diambil dari penggalian-penggalian yang
diperlukan atau dari daerah-daerah bahan yang direncanakan.
Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan
untuk timbunan diuji di laboratorium untuk mengetahui dan
menyesuaikan karakteristik dan sifat bahan yang diinginkan.
(a) Bahan-bahan yang akan dipadatkan harus dihamparkan lapis
demi lapis kira-kira horisontal dan pada ketebalan tertentu
hingga dapat memenuhi tingkat kepadatan yang ditentukan.
(b) Maksimum ketebalan lapisan tersebut diatas adalah 30 cm
sebelum dipadatkan.
(c) Hamparan yang dipadatkan harus bebas dari kotoran-kotoran
dan bahan- bahan lain yang kurang baik, sedangkan cara-cara
pemadatan yang dilakukan harus dapat menghasilkan tingkat
kepadatan, kekedapan dan kestabilan yang terbaik.
(a) Pada penghamparan dan pemadatan urugan untuk
menempatkan pipa saluran-saluran dalam tanah (conduits),
maka bahan-bahan tanah timbunan harus dihamparkan dan
dipadatkan lapis demi lapis pada kedua sisi pipa itu untuk
mencegah pergeseran pipa.
22
DINAS PEKERJAAN UMUM
(b) Pemadatan urugan didekat bangunan-bangunan, alat-alat
pemadatnya harus mendapat persetujuan dahulu dari
Pengawas. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas
kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi akibat
kelalaiannya dalam melaksanakan pekerjaan pemadatan
urugan.
2. Pelaksanaan Pemadatan
1. Urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat, stemper,
penggetar atau cara lain yang disetujui Direksi.
2. Kadar air bahan timbunan harus disesuaikan sebelum dipadatkan,
yaitu dengan cara pembasahan atau pengeringan sesuai yang
disyaratkan, sehingga diperoleh hasil pemadatan yang mencapai
minimum 90 % dari pemadatan kering maksimum yang
ditentukan oleh test Standar Proctor Compaction yang
dilaksanakan atas perintah Direksi selama pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pemadatan urugan didekat bangunan-bangunan, alat-alat
pemadatnya harus mendapat persetujuan dahulu dari Pengawas.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-
kerusakan bangunan yang terjadi akibat kelalaiannya dalam
melaksanakan pekerjaan pemadatan urugan.
4. Pemdatan tanah dilakukan dengan cara perlapis, dan tebal setiap
lapis adalah 25 – 50 cm, atau sesuai dengan persetujuan Direksi.
23
DINAS PEKERJAAN UMUM
PASAL ST.3 PEKERJAAN KONSTRUKSI
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan
dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan
batu yang akan dipasang.
b) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
c) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan
dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan
pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti diisyaratkan atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
24
DINAS PEKERJAAN UMUM
d) Jika pada lokasi pekerjaan merupakan daerah yang jenuh akan air
maka disarankan untuk menngunakan zat aditif pada adukan
semen, pasir dan air untuk mempercepat waktu pengeringan
adukan semen.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Semua permukaan pasangan batu yang akan dilapisi siaran mortar
harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran,
kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot
(ditempelkan) dengan adukan 1 Pc : 2 Psr yang tajam khusunya
pada spesi antara batu.
b) Tebal siaran semen ini adalah antara 15 - 20 mm atau sesuai
dengan petunjuk direksi pekerjaan.
c) Setelah campuran siaran tersebut mengering lalu dilapisi dengan
acian semen.
d) Dalam pengerjaan siaran diusahakan jangan saat hujan ataupun
kondisi pasangan batu mortar belum mengering.
25
DINAS PEKERJAAN UMUM
1. Bahan
d) Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai
dengan persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk.
e) Pasir digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari
kotoran, lumpur, serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar
lumpur tidak lebih dari 5 % (berat) dan tidak lebih dari 15 % yang
tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
f) Air yang digunakan tidak mengandung zak kimia lain atau garam
dan harus bersih tidak mengandung lumut dan kotoran lainnya serta
harus sesuai dengan yang disebut dalam PBI 1971 atau sesuai
dengan persetujuan direksi pekerjaan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Semua permukaan pasangan batu yang akan diplester harus dibuat
kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian pada
tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan adukan
1 Pc : 3 Psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering.
Pada pelaksanaan plesteran pertama (kamprotan) harus disiram
air sebelum diplester 1 Pc : 3 Psr. Tebal plesteran ini adalah antara
15 mm.
b) Tebalnya plesteran pasangan batu tidak boleh kurang dari 1 (satu)
cm dan tidak boleh lebih dari 2 (dua) cm kecuali ditetapkan lain.
c) Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata , tidak tegak lurus atau bengkok, adanya pecahan
atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali
untuk diperbaiki.
e) Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan
pasangan dimana plesteran tersebut diadakan. Ketentuan mengenai
perbandingan campuran bahan untuk adukan bagi macam-macam
keperluan dapat dilihat pada pasal adukan dan campuran.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pipa dipasang dengan posisi miring ke arah depan konstruksi
dengan kemiringan minimal 100 dan harus tembus ke kedua sisi
pasangan batu mortar tersebut.
26
DINAS PEKERJAAN UMUM
b) Peletakan pipa sulingan pada konstruksi pasangan batu dilakukan
secara acak dengan interval 50 – 80 cm atau sesuai dengan
persetujuan direksi teknis.
c) Tinggi posisi pipa bagian bawah yang didepan konstruksi pas, batu
mortar minimal 40 cm dari tanah timbunan sisi depan.
d) Sebelum diletakan timbunan dibelakang struktur sudah harus
dipasang lapisan ijuk pada ujung pipa tersebut penyaring air
sehingga material dibelakang konstruksi tidak ikut keluar melalui
pipa tersebut.
e) Dalam luasan 1 m2 dinding pasangan batu minimal terdiri dari 3
titik pipa sulingan, atau berdasarkan petunjuk direksi teknis
pekerjaan.
27
DINAS PEKERJAAN UMUM
C. MANFAAT KEGIATAN
Kelayakan pembangunan struktur perkuatan tebing sungai berupa
konstruksi pasangan batu (stone Masonry) pada kegiatan normalisasi sungai Ros
Kampung Kafiar Distrik Amban Kabupaten Manokwari ini dinilai dari perbandingan
manfaat yang diperoleh dengan biaya pembangunan. Manfaat yang diperoleh
dapat dikategorikan dalam kategori yaitu manfaat ekonomi, manfaat sosial dan
manfaat lingkungan/estetika. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Bangunan perkuatan tebing sungai menghindari terjadinya erosi lebih lanjut
yang dapat menimbulkan kerugian berupa kehilangan tanah daratan,
bangunan dan prasarana lain yang akan menimbulkan permasalahan sosial
dan ekonomi.
b. Menghindari terjadinya relokasi penduduk akibat erosi dan kerusakan lahan
yang menyebabkan kehilangan mata pencaharian
28
DINAS PEKERJAAN UMUM
b. Pertambahan nilai tanah akibat adanya bangunan penahan erosi dan banjir
dan peningkatan keyakinan akan kondisi dan keamanan lingkungan yang
ditimbulkan
c. Biaya yang terhindarkan untuk relokasi pemukimam serta dampak negatif
yang ditimbulkan akibat relokasi ( kehilangan mata pencaharian )
d. Manfaat yang ditimbulkan akibat berkembangnya usaha.
29
DINAS PEKERJAAN UMUM