Anda di halaman 1dari 5

Dampak limbah rumah tangga beserta cara penangulangannya

Saat ini sampah rumah tangga atau limbah rumah tangga menjadi salah satu penyebab
masalah lingkungan terbesar di perkotaan besar. Limbah atau sampah rumah tangga ini jumlahnya
sangat besar karena memang jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan besar sangat besar dan
limbah dari rumah tangga ini terus dihasilkan setiap harinya.
Limbah rumah tangga juga tergolong dalam limbah B3 yaitu salah satu limbah
berbahaya yang merujuk pada bahan berbahaya dan beracun karena sifatnya yang dapat
merusak, mencemari lingkungan, dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung. Limbah rumah tangga sendiri memiliki kadar limbah yang lebih tinggi
dibandingkan limbah industri. Karena limbah rumah tangga sangat berbahaya maka sebelum
membuar limbah rumah tangga harus melakukan proses terlebih dahulu.
Dampak dari limbah rumah tangga berbentuk padat, yaitu:

1) Terjadinya Eutrofikasi
Pembuangan sampah organik ke dalam perairan akan mengakibatkan peristiwa
pembusukan yang akan menghasilkan nitrat. Penggunaan pupuk berlebihan mengakibatkan sisa
pupuk yang bewrupa nitrat tidak terserap mengalir ke perairan sehingga terjadi kelimpahan nitrat
di perairan yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi menyebabkan adanya peledakan pertumbuhan
tanaman air (booming) seperti eceng gondok atau ganggang. Keadaan itu menyebabkan cahaya
matahari tidak dapat menembus air sehingga tumbuhan yang ada dibawahnya tidak dapat
berfotosintesis dan produksi oksigen air (oksigen terlarut/ DO) menjadi menurun. Berkurangnya
kadar oksigen dalam air menyebabkan organisme air tidak dapat hidup.

Matinya organisme air seperti ganggang dan ikan akan mengendap da dasar perairan
sehingga mengakibatkan dasar perairan menjadi dangkal.

2) Biomagnifikasi
Biomagnifikasi adalah akumulasi bahan pencemar yang bersifat nonbiodegradabel pada
tingkat tropik tertinggi pada rantai makanan. Kasus biomagnifikasi kebanyakan terjadi diawali
dengan pencemaran air oleh bahan pencemar yang bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat
diuraikan oleh reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup), contohnya plastik atau karbon.
Selanjutnya, bahan pencemar itu akan berpindah melalui peristiwa makan dan dimakan dan akan
terakumulasi pada timgkatan tropik tertinggi dan akan mempengaruhi fisiologi kehidupan
makhluk hidup.

3) Mengancam Kehidupan Ekosistem Air


Limbah Anorganik, misal plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya.
Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan,karena tak
jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak
dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat
saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Plastik
terakumulasi karena mereka tidak mudah terurai, mereka akan photodegrade (terurai oleh cahaya
matahari) pada paparan sinar matahari, tetapi hanya dapat terpjadi dalam kondisi kering.
Sedangkan dalam air plastik hanya akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil,
namun tetap polimer, bahkan sampai ke tingkat molekuler. Ketika partikel-partikel plastik
mengambang hingga seukuran zooplankton dan dikonsumsi oleh hewan lain yang lebih besar,
dengan cara inilah plastik masuk ke dalam rantai makanan. Banyak dari potongan plastik ini
berakhir di perut burung-burung laut dan hewan laut lain termasuk penyu. Bahan beracun yang
digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat terurai dan masuk ke lingkungan ketika terkena
air. Racun ini bersifat hidrofobik (berikatan dengan air) dan menyebar di permukaan laut.

Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di laut daripada di darat. Kontaminan
hidrofobik juga dapat terakumulasi pada jaringan lemak, sehingga racun plastik diketahui
mengganggu sistem endokrin ketika dikonsumsi, serta dapat menekan sistem kekebalan tubuh atau
menurunkan tingkat reproduksi.
4)Menyebabkan Banjir
Sungai yang diisi oleh banyak sampah organik maupun anorganik yang tidak dapat
dibusukkan oleh bakteri pembusuk dapat menyumbat aliran air sehingga bila air pada lokasi
tertentu terhambat maka dapat memuntahkan air sungai di lokasi tersebut sehingga bencana banjir
tak dapat dielakan.
. Seperti yang kita telah ketahui plastik memang tidak bisa terurai dengan mudah dan
dalam waktu yang singkat. Saluran sungai akan tersumbat dengan plastik dan akhirnya
menyebabkan banjir. Plastik yang termakan oleh hewan akan menyebabkan hewan menjadi mati.
Cara menanggulangi Dampak dari limbah rumah tangga berbentuk padat, yaitu:

Limbah-limbah rumah tangga atau yang lebih populer dgn sebutan sampah-sampah tidak bisa kita
hindari karena setiap barang yang kita gunakan sehari-hari pasti menghasilkan sampah.
Cara menanggulanginya menggunakan metode 4R :
1.Reduce (Kurangi sampah)
Reduce adalah pengurangan sampah. Berikut kiat-kiat mengurangi sampah yang bisa
dilakukan :
a. Gunakan serbet atau saputangan untuk membungkus kado. Ikat dengan pita supaya cantik kembali,
berbeda dengan kertas kado yang hanya sekali pakai dan biasanya langsung di buang.
b. Jika hanya membeli makanan ringan atau susu kotak, biasakan menolak kantong plastik
pembungkusnya. Masukkan kedalam saku atau tenteng begitu saja untuk mengurangi sampah
plastik.
c. Membeli kemasan isi ulang untuk shampo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
d. Membeli makanan kering, detergen dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli
beberapa paket kecil untuk volume yang sama.
2. Reuse ( Penggunaan Kembali )
Reuse adalah penggunaan kembali. Berikut kiat-kiat yang bisa dilakukan :
a. Memanfaatkan botol- botol bekas untuk wadah
b. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
c. Memanfaatkan pakaian atau kain – kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih,
maupun berbagai keperluan lainnya.

3. Recycle ( daur Ulang )


Recycle adalah mendaur ulang. Ada dua hal yang dapat dilakukan dalam daur ulang, yaitu
: mendaur ulang sendiri atau memilih sampah berdasarkan jenisnya, kemudian dijual atau
diberikan kepada pemulung untuk di daur ulang. Sampah anorganik ada yang dapat dimanfaatkan
karena masih dapat di daur ulang, seperti kertas, plastik, kaca atau gelas; serta sampah anorganik
yang tidak dapat dimanfaatkan, seperti potongan logam, lampu bolam dan baterai.
4. Recovery ( Pemanfaatan Kembali )
Recovery adalah upaya pemanfaatan sampah dengan jalan proses untuk memperoleh
kembali materi atau energi yang terkandung didalamnya. Sampah rumah tangga dapat
dimanfaatkan kembali dengan cara pengomposan (pembuatan pupuk kompos).

5. Replace (ganti dengan barang yang ramah lingkungan)


Hal – hal yang dapat kita lakukan untuk prinsip replace antara lain telitilah terhadap barang
– barang yang kita pakai sehari – hari. Jika kamu terbiasa menggunakan barang yang sekali pakai,
gantilah dengan barang yang lebih tahan lama. Selain itu, kita sangat dianjurkan untuk
menggunakan barang – barang yang lebih ramah lingkungan.
Misalnya : gantilah kantong plastik kita dengan keranjang bila belanja. Sebaiknya kalian
juga jangan menggunakan peralatan dari peralatan dari bahan – bahan styrofoam.

6. Daur Ulang Limbah


Banyak manusia makin menyadari bahwa lingkungan sebagai sumber daya alam untuk
melangsungkan kehidupan perlu dilestarikan. Manusia berupaya mengatasi permasalahan yang
berhubungan dengan limbah dimana selalu menjadikan masalah lingkungan. Dengan berbagai
penelitian dilakukan upaya pemanfaatan limbah secara langsung ataupun mendaur ulang limbah
menjadi bahan – bahan yang bermanfaat bagi manusia.

Dampak dari limbah rumah tangga berbentuk gas, yaitu:


Rumah tangga tidak hanya menghasilkan sampah yang berupa cairan atau padatan saja, tapi juga
menghasilkan sampah yang berupa gas. Limbah gas ini ada yang bersifat merusak lingkungan, dan
ada yang tidak. Sumber utama limbah gas dari rumah tangga adalah dapur, karena dapur bisa
diilustrasikan sebagai sebuah pabrik dalam rumah tangga. Dapur adalah tempat diproduksinya
makanan dari bahan mentah.
Asap yang dihasilkan di dapur umumnya mengandung bahan-bahan seperti ini :

1. Karbon Dioksida (CO2)


2. Uap Air (H2O)
3. Karbon Monoksida (CO)
4. Partikel-partikel padat yang terdispersi dalam udara

Karbon dioksida dan uap air adalah hasil dari semua pembakaran yang sempurna, baik dari
pembakaran (proses memasak) bahan makanan, maupun pembakaran (oksidasi) dalam tubuh
manusia ataupun hewan. Karbon Dioksida dan Uap Air ini tidak berbahaya bagi kesehatan, namun
jika sirkulasi udara di rumah tidak baik, maka Karbon Dioksida dan Uap Air dapat menyebabkan
suasana gerah (panas), dan juga mengurangi kandungan Oksigen sehingga menyebabkan
pernapasan kurang sehat.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, atau tepatnya
pembakaran yang kekurangan oksigen. Pembakaran tidak sempurna ini dapat disebabkan oleh
kualitas alat atau tungku pembakaran, bahan bakar yang digunakan, maupun sirkulasi udara di
tempat pembakaran. Sama seperti karbon dioksida dan uap air, karbon monoksida merupakan gas
yang tidak berwarna dan tidak berbau, namun, gas ini sangat berbahaya dan sangat mematikan bila
terhirup dalam kadar tertentu. Penyebabnya, karbon monoksida sangat mudah bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah yang secara langsung akan mengganggu metabolisme tubuh. Kematian
karena menghirup karbon monoksida tidak dapat dikenali gejalanya dan sangat sulit dirasakan
sehingga sulit dicegah, kematian ini sering disebut mati lemas. Bukan hanya berbahaya bagi
manusia, karbon monoksida juga merupakan pelaku utama penyebab kerusakan lapisan ozon.
Partikel-partikel padat yang terdisepersi dalam gas adalah koloid yang secara umum
disebut asap. Kandungan partikel padat inilah yang menyebabkan asap makanan memiliki aroma,
selain itu, asap juga dapat menyebabkan jelaga yang merupakan endapan partikel yang menempel.
Partikel ini bukan hanya bisa berasal dari bahan makanan namun juga bisa berasal dari bahan bakar
yang digunakan, ataupun bisa dari kotoran-kotoran yang terdapat pada tungku pembakaran.
Endapan partikel padat dari bahan bakar ataupun kotoran dapat menyebabkan gangguan
pernapasan jika terhirup dalam jangka panjang dan mengendap di paru-paru, bahkan bisa
menyebabkan penyakit flek paru-paru.
Cara menanggulangi Dampak dari limbah rumah tangga berbentuk gas
l Cara menanggulangi Dampak imbah gas berupa karbon dioksida(CO2) dan uap air(H2O) ini
adalah :

1. Miliki sistem sirkulasi udara yang baik di dapur, terutama di area dekat kompor. Jika anda tidak
memiliki jendela besar di dekat kompor, gunakan sistem penyedot asap (exhaust) atau cerobong
asap.
2. Miliki pohon dan tanaman hijau di halaman rumah untuk mengolah karbon dioksida menjadi
oksigen sehingga memberikan suplai oksigen untuk penghuni rumah dan mengurangi pembuangan
karbon dioksida ke lingkungan
Cara menanggulangi Dampak limbah gas berupa Karbon monoksida (CO), yaitu:
1. Menghilangkan produksinya dengan secara rutin memeriksa, membersihkan, dan memperbaiki
tungku pembakaran sehingga pembakaran tetap berlangsung secara sempurna.
2. Menggunakan bahan bakar yang dapat terbakar lebih sempurna, disarankan lebih memilih bahan
bakar gas dibandingkan minyak tanah ataupun kayu bakar
3. Menjaga sirkulasi udara di rumah tetap lancar dan menanam pepohonan di halaman rumah untuk
menghindari adanya resiko karbon monoksida sekecil apapun.

Cara menanggulangi Dampak limbah gas berupa Partikel-partikel padat yang terdispersi dalam
udara, yaitu:
1. Memasak bahan makanan dengan cara ditutup sehingga mengurangi produksinya.
2. Lebih memilih memasak dengan cara dikukus atau direbus karena memasak dengan cara
menggoreng dan membakar akan menghasilkan lebih banyak partikel padat yang terdispersi dalam
limbah gas.
3. Menjaga sirkulasi udara tetap baik.

http://tityfaoji.blogspot.com/2014/01/dampak-limbah-rumah-tangga-dan.html
http://www.kacangku31.ga/2017/10/dampak-limbah-rumah-tangga-bagi.html

https://livinglikenoother.wordpress.com/2015/04/07/green-living-mengelola-limbah-gas-rumah-
tangga/

Anda mungkin juga menyukai