Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
TESIS
Oleh:
IRA DWI ANANDA
Oleh:
IRA DWI ANANDA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Oleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media cerita pada tema perjuangan
untuk menanamkan nilai demokrasi pada siswa Kelas V SD. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).
Populasi adalah Siswa Kelas V SD Negeri 1 Labuhan Ratu sebanyak 40. Sampel
sebanyak 40 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dan
angket. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif non parametrik.
Penelitian ini menghasilkan media cerita yang menarik, mudah, dan manfaat,
memiliki kemenarikan sangat baik dengan skor 3,23, tingkat kemudahan sangat
baik dengan skor 3,52, dan tingkat kemanfaatan sangat baik dengan skor 3,69.
Media cerita berbasis kearifan lokal dinyatakan efektif untuk digunakan sebagai
media pembelajaran berdasarkan perolehan data melalui perhitungan Gain
Ternormalisasi, sehingga diperoleh rata-rata gain sebesar 0,67. Skor tersebut telah
mencapai rata-rata skor 0,3<g≤0,7 yang termasuk dalam klasifikasi Gain
Ternormalisasi sedang.
By
Ira Dwi Ananda
Almamater Tercinta
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tesis ini sebagai
syarat untuk mencapai gelar sarjana Magister pendidikan pada Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Program Studi Magister Keguruan Guru SD, guna memperoleh gelar Magister
Pendidikan di Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyelesaian tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas
Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis menempuh studi di Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung, yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas
Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang bermanfaat
bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang
bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan Guru SD dan sekaligus pembahas yang telah memberikan masukan,
kritik, dan saran yang membangun kepada penulis sehingga tesis ini selesai dan
menjadi lebih baik.
6. Bapak Dr. H. Pargito, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,
perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang membangun kepada
penulis selama penyusunan tesis sehingga tesis ini selesai dan menjadi lebih
baik.
7. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberikan perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran
yang membangun kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di
perguruan tinggi dan dalam penyusunan tesis sehingga tesis ini selesai dan
menjadi lebih baik.
8. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku Dosen Ahli materi/isi yang telah meluangkan
waktu untuk melihat, mempelajari dan memvalidasi media interaktif yang
dikembangkan oleh penulis
9. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selaku Dosen Ahli desain yang telah
meluangkan waktu untuk melihat, mempelajari dan memvalidasi media
interaktif yang dikembangkan oleh penulis
10. Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku Dosen Ahli bahasa yang telah meluangkan
waktu untuk melihat, mempelajari dan memvalidasi media interaktif yang
dikembangkan oleh penulis
11. Bapak Muhammad Basri, M.Pd Selaku mentor penulis dalam memberikan
semangat untuk mengejar cita-cita menjadi seorang yang berwawasan dan
intelek di Kampus Unila dan Masyarakat
12. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Keguruan Guru SD di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi pada Magister
Keguruan Guru SD Universitas Lampung.
13. Teman-teman seperjuangan, seluruh angkatan 2015 Program Studi Magister
Keguruan Guru SD, terima kasih untuk semuanya dan kebersamaannya.
14. Siswa-siswi SDN 1 Labuhanratu sebagai objek dalam penulisan tesis ini
15. Sahabat terbaikku Rani Setia Prasanti yang selalu memberi semangat dari awal
sampai akhir
16. Adikku tercinta Rizki Novita Putri, terima kasih sudah membuat kakaknya
seneng terus
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan dan balasan atas jasa dan budi yang
telah diberikan kepada penulis. Demikian juga halnya dalam penulisan Tesis ini,
mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan. Semoga Tesis ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Halaman
SANWACANA................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................ 10
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 11
D. Tujuan Pengembangan ....................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
F. Spesifikasi produk............................................................................... 13
Gambar Halaman
1 Kerucut Pengalaman............................................................................... 34
Tabel Halaman
1 Desain penelitian................................................................................ 84
A. Latar Belakang
peserta didik mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru di era
globalisasi.
Hilangnya batasan antara ruang dan waktu dalam interaksi antar individu di
efektif dan efisien. Fokus perhatian mengenai fenomena ini, telah cukup
diberitakan oleh media massa baik elektronik maupun cetak, seperti perusakan
bidang ilmu yang seharusnya bisa menjadi pedoman para peserta didik untuk
yang terutama tentang kesalahan tersebut dapat bersumber dari materi yang
Salah satu mata pelajaran yang disajikan di sekolah dasar adalah pendidikan
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
pemikiran tersebut sangat nyata bahwa IPS sangat besar perannya dalam
sulit menerima penjelasan tentang pelajaran IPS dari guru, aktifitas siswa
pelajaran pokok yang menentukan prestasi hasil belajar. Temuan lain saat
mengertiannya,
guru kelas. Hal ini mengakibatkan guru tersebut kurang menguasai secara
Hasil temuan ini merupakan potret suasana pembelajaran yang terjadi di kelas
yang menyebabkan rendahnya prestasi dan minat belajar siswa. Antara lain
nantinya siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai yang diperoleh selama
tepat.
motivasi siswa dalam belajar. Pemakaian media pengajaran yang tepat dalam
pengalaman belajar yang dihayati oleh peserta didik, maka makin tinggilah
dengan motivasi dan minat yang tinggi dari pihak pelajar dalam mengikuti
proses pembelajaran, dan juga dari pihak guru dituntut untuk menguasai
penggunaan berbagai macam media dan strategi pembelajaran. Untuk itu perlu
untuk siswa.
Salah satu media yang dipakai dalam pembelajaran IPS adalah buku, media ini
cukup populer dan lazim digunakan dalam dunia pendidikan. Selain buku
pelajaran yang fokus pada pembelajaran IPS, media alternatif yang dapat
dipakai adalah buku ilustrasi, komik, film, CD interaktif dan game. Dari
media-media tersebut, media yang selama ini paling banyak dikenal adalah
5
buku cerita dan komik, contoh peristiwa sejarah yang ditulis kedalam sebuah
Selain berupa komik dan buku cerita, media interaktif yang dapat digunakan
ini akan berjalan apabila ada perintah dari penggunanya CD interaktif dapat
Menurut Riyanto (1982:24) media cerita merupakan salah satu jenis bahasa
dan simbol. Media cerita yang dimaksud adalah alat berupa buku yang berisi
tentang cerita-cerita yang menarik. Perlu pemikiran kreatif dan inovasi untuk
saja, melainkan kita dapat berpikir lebih luas dan berwawasan secara holistik
bahwa bahasa Inggris harus dikenalkan pada peserta didik yang menjadi
Salah satu usaha untuk melestarikan budaya lokal melalui sumber belajar
karena itu, perlu menetapkan media pembelajaran yang dapat diterima oleh
dengan gaya visual dan cerita yang baru agar bisa diterima generasi muda.
Apabila kita lihat kondisi saat ini, media cerita sudah menjadi bahan umum
yang menjangkau seluruh tingkatan usia, tidak hanya anak-anak tetapi juga
dalam tulisan yang kita kenal dengan karangan semakin meluas untuk
dengan suatu obyek biasanya obyeknya fisik atau manusia dapat sebagai
media pendukung. Media cerita dapat menirukan suatu objek dimana objek
7
tersebut menjadi perilaku cerita dalam suatu kegiatan atau kejadian. Menurut
tingkat hirarki belajar. Media pembelajaran dalam cerita berupa visual dan
lokal terdapat pada tradisi, religi, sosial, teknologi dan seni. Perlunya
memiliki makna yang sangat penting. Karena, pendidikan tidak akan pernah
Maju atau mundurnya suatu bangsa akan di tentukan dari bagaimana suatu
manusia yang lainnya. Dengan adanya proses ini pada hakikatnya kita tidak
saja sedang membangun peradaban suatu bangsa. Akan tetapi, kita juga tengah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
pun bangsa dalam lingkup yang lebih besar. Hal ini dianggap perlu karena
bahwa kebudayaan tidak boleh terpisah pula dari sebuah proses pendidikan,
Upaya ini jelas dilakukan untuk terus menjaga kebudayaan Lampung melalui
mata pelajaran wajib yang masuk dalam muatan lokal. Jadi setiap sekolah
dengan adanya Pergub Nomor 39 Tahun 2014 ini wajib mempelajari bahasa
Penerapan kebijakan Pergub Nomor 39 Tahun 2014, pada satu sisi tampaknya
akan dapat membawa dampak yang cukup positif. Melalui kebijakan ini, para
peserta didik yang bukan berasal dari etnik Lampung akan dapat mengenal
bahasa dan budaya baru mereka. Kebijakan Pergub Nomor 39 Tahun 2014
wilayah Lampung.
Dengan demikian, diharapkan lewat kebijakan ini akan tercipta sikap saling
akan tercipta demokrasi. Salah satu diantaranya proses peserta didik akan
menghadapi kesulitan atau kendala, baik yang harus dihadapi oleh para guru
maupun para peserta didik. Hal ini sebenarnya dapat dimaklumi mengingat
keberadaan budaya Lampung khususnya bagi para peserta didik yang bukan
keadaan yang ada maka perlu adanya pengembangan media anak pendidikan
kemerdekaan Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
ketertarikan siswa
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Pengembangan
pemahaman siswa kelas V SD, untuk mata pelajaran IPS pada materi
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, bagi peneliti dan diharapkan dapat
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
cerita,
2) Bagi Guru
3) Bagi Sekolah
pembelajaran di sekolah
4) Bagi Peneliti
F. Spesifikasi Produk
Peroduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan media cerita
berbasis kearifan lokal pada tema persiapan kemerdekaan untuk menanamkan nilai
demokrasi pada siswa. Spesifikasi produk yang dikembangkan terdapat pada Tabel
1.3
yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :
dipahami, dan (3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna
belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui
nol (0), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada
seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuan yakni peningkatan
Jerome Brunner dalam (Trianto, 2011:15), bahwa belajar adalah suatu proses
proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau dituruti,
atau makhluk hidup belajar. Brown dalam (M.Thobroni dan Arif Mustofa,
organisasi kognitif.
17
permanen maka dalam proses belajar juga perlu ada latihan sehingga hasil
dari proses belajarnya tidak terlupa. Ingatan dari informasi yang diperoleh
menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar individu. Adapun kriterianya
a. Faktor Internal
Faktor intern dapat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu faktor jasmaniah,
1) Faktor Jasmaniah
a. Faktor kesehatan
serta tubuhnya.
b. Cacat tubuh
buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah
2) Faktor Psikologis
3) Faktor kelelahan
b. Faktor Eksternal
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
belakang kebudayaan
b. Faktor sekolah
keadaan gedung, metode dan media dalam belajar dan tugas rumah.
1) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru
siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
2) Kurikulum
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai
5) Disiplin Sekolah
6) Alat Pelajaran
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai
pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat
7) Waktu Sekolah
sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu
sambil mengantuk.
kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang
masing-masing.
dapat belajar dengan baik jika kelas dan fasilitas di sekolah tidak
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini
perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan
efektif pula hasil belajar siswa itu, selain itu harus diiringi dengan
c. Faktor masyarakat
1. Pengertian IPS
siswa. Bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam IPS pada jenjang Sekolah
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
siswa.
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
Menurut Hasan dalam Supriya, dkk., (2006: 5) tujuan pendidikan IPS dapat
Sedangkan Sapriya (2006: 133) menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu (a)
tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik para siswa agar prestasi
C. Teori Pembelajaran
1. Pembelajaran Inkuiri
dunia nyata.
berikut:
b. Merumuskan hipotesis,
c. Mengumpulkan data,
e. Membuat kesimpulan.
yang lain.
Oleh sebab itu siswa harus diajak untuk semakin tahu, bersikap dan
Menurut (Sofan dan Iif, 2010:144) salah satu teori atau pandangan yang
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap
pengetahuan kepada siswa. Hal ini sama dengan pendapat Utari dalam
mereka
struktur kognitifnya
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
(Arsyad, 2011: 3). Menurut Gerlach dan Ely yang oleh Arsyad (2011: 3),
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan
berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya
Menurut Heinich yang dikutip oleh Arsyad (2011: 4), media pembelajaran
dan penerima. Menurut Djamarah (2006: 120) media adalah alat bantu apa
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.
salah satu cara diantaranya adalah dengan menekankan pada teknik yang
dipergunakan dalam pembuatan media. Ada pula yang dilihat dari cara
yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan serta masih banyak ciri yang
membedakan media yang satu dengan yang lain, sehingga tidaklah mudah
visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam,
dan media audio visual gerak. Klasifikasi media ini dapat menjadi
bagaimana suara dan atau gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan
orang memperolehnya.
35
membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh
melihat gambar.
sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesunggguhnya,
orang lain.
hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni (lukis, pahat, dan lain
itu sendiri.
kendati amat terbatas. Gambar dapat dua dimensi atau tiga dimensi,
sesungguhnya.
11. Pengalaman melalui lambang visual seperti grafik, bagan, peta, dan
lain.
konkret oleh panca indra, baru diabstraksi oleh akal budi. Maka media
yang paling efektif untuk ditangkap oleh panca indra adalah pengalaman
langsung, sebab ini yang paling konkret. Baru kemudian secara bertahap
meningkat menuju objek yang makin abstrak dan menurut Edgar Dale
yang paling abstrak adalah lambang verbal. Pembuatan media jika ingin
konkret, dan d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
2011: 33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu: media
boneka).
media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi,
audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer. Kemp & Dayton yang
c. Media Gambar
dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan
suatu benda.
44
sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai
2) Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal
(http://pustaka).ut.ac.id)
Menurut Sadiman, dkk (2011: 20) gambar yang baik pada lazimnya
perbuatan.
dapat diperoleh dari internet, buku, jurnal, majalah dan bahan cetak
dan artistik.
Selain itu media gambar juga bisa memecahkan masalah yang ada
dalam media oral/ verbal, yakni dalam hal keterbatasan daya ingat
membetulkan kesalahpahaman.
peralatan khusus.
kelemahan yaitu:
pembelajaran.
berlainan.
48
yang sebanding.
gambar
lanjut
f) Apakah sekiranya ada media lain yang lebih tepat untuk mencapai
lain.
pembelajar.
d. Media Cerita
1) Pengertian
storybooks are books in which the picture and text are tightly
intertwined. Neither the pictures nor the words are selfsufficient; they
need each other to tell the story”. Pernyataan tersebut memiliki makna
bahwa buku cerita adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan
cerita.
and written text; both elements are equally important to the story”.
yang memuat pesan melalaui ilustrasi yang berupa gambar dan tulisan.
cerita memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen
sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia dan
binatang.
“memasuki dunia anak itu melalui cerita sesuai dengan dunia anak”,
cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa, dan gaya bahasa. Unsur-
bercerita pada masa awal sekolah dasar adalah bagian terpenting dari
cerita memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Ke dua elemen
sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia dan
demokrasi.
merupakan salah satu alat kognisi paling ampuh yang dimiliki oleh para
isi. Cerita dapat membentuk isi dunia nyata dan juga materi fiksional.
Urgensi cerita pada anak, terutama cerita yang bernilai tauhid dan
diingat lebih lama oleh siswa karena bentuknya yang bersifat abstrak.
Buku cerita adalah buku dalam bentuk cerita, bukan buku informasi.
54
disampaikan.
Untuk anak SD, alangkah baiknya jika kita mengenalkan buku cerita
Karena kita harus memotivasi anak untuk selalu belajar dan media
cerita.
E. Kearifan Lokal
sendiri hendaknya juga dimengerti dalam arti luasnya, yaitu tidak hanya
ungkapan kebahasan yang lain, adalah juga berbagai pola tindakan dan
hasil budaya materialnya. Dalam arti yang luas itu, maka diartikan bahwa
“kearifan lokal” itu terjabar ke dalam seluruh warisan budaya, baik yang
Kearifan lokal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local).
kebutuhan hidup baik secara materi maupun sosial dimana kearifan lokal
karena kearifan lokal merupakan konsep, ide dan gagasan yang senan- tiasa
tradisional.
suci firman Tuhan dan berbagai nilai kebaikan yang ada. Kearifan lokal
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara
yang utuh atas identitas dirinya sebagai individu, serta identitas dirinya
sebagai anggota masyarakat yang terikat dengan budaya yang ungul dan
pengetehuan yang pen- ting dalam melengkapi selu- ruh kajian dan
dan cara ber- pikirsuatu etnis, suatu kelompok-kelompok sosial yang ada
di dalam ma- sya- rakat didapat melalui pro- ses belajar yang cukup
pan- jang, pengetahuan dan cara berpikir dianggap benar dan dijadikan
pedoman hidup bagian masyarakat serta se- cara ilmiah memiliki ke- baik
an
57
dengan lingkungan. Wujud dari kebudayaan itu sendiri dapat terlihat pada
bahwa kearifan lokal adalah sistem ide dan makna yang dimiliki
masyarakat secara matang yang merupakan hasil proses belajar dan seleksi
kerabat
58
7) Bermakna politik.
produk budaya yang dapat menyatu tatanan kehidupan agar lebih serasi
ini.
terdapat sistem nilai, sistem nilai yang menjadi falsafah hidup dan
Makna dan nilai kearifan lokal yang ada dalam masyarakat memiliki
proses kehidupan dan memiliki sikap dan prilaku yang selaras nilai
mengajarkan peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkrit yang
lokal ini mengajak untuk selalu dekat dan menjaga keadaan sekitar yang
berbasis kearifan lokal ini dilandasi dengan beberapa hal sebagai berikut:
a) Landasan Historis
sejarah lokal. Sebab kajian sejarah lokal yaitu studi tentang kehidupan
kehidupan.
tidak diketahui secara pasti kapan kearifan lokal tersebut muncul. Pada
lisan.
Secara historis tradisi lisan banyak menjelaskan tentang masa lalu suatu
verbal yang berupa pernyataan yang pernah dibuat di masa lampau oleh
b) Landasan Psikologis
d) Landasan Yuridis
menjadi generasi yang berkualitas dari sisi kognitif, tetapi juga harus
tapi lemah pada tataran sikap dan perilaku. Hal demikian tidak boleh
sangatlah cocok. Hal ini sesuai dengan tujuan IPS yaitu agar siswa
tentang budaya dan untuk budaya. Dalam hal ini, budaya tidak
pelajaran.
F. Nilai-Nilai Demokrasi
berikut:
1. Kebebasan
langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah. Hal ini wajib dijamin
2. Kebebasan Berkelompok
dasar demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga negara. Pada
68
3. Kebebasan Berpartisipasi
agar jumlah partisipan dalam pemberian suara pada pemilihan umum dapat
2. Kesetaraan
Kesetaraan yang dimaksud yakni adanya kesempatan yang sama bagi tiap
suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan berkesempatan
3. Kedaulatan Rakyat
Sebagai bagian dari suatu negara, maka setiap warga negara memiliki
4. Kerjasama
5. Kepercayaan.
pula penanaman rasa saling percaya di kalangan politisi. Nilai ini juga
70
ditanamkan adalah:
b. Berfikir kreatif
G. Penelitian Relevan
konsolidasi; dan (3) penilaian meliputi penilaian proses dan hasil. MPTBB
film animasi pada konsep fotosintesis dan untuk mengetahui hasil penilaian
uji ahli terhadap media pembelajaran film animasi pada konsep fotosintesis.
segi media meliputi aspek kualitas teknik, narasi dan musik/efek suara. Aspek
dengan kemampuan berpikir kritis dan hubungan materi dengan motivasi. Uji
ahli terhadap media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis” dilakukan oleh
ahli media dengan perolehan persentse 80,6% dengan kategori baik, dan ahli
materi 92,5% yaitu kategori sangat baik. Berdasarkan hasil uji ahli media film
72
dan para siswa terlibat dalam diskusi, refleksi dan pemecahan masalah.
ini, para siswa dapat membuat koneksi dengan wacana lain dari kehidupan
penelitian ini ini berpendapat bahwa, untuk mengatasi masalah transisi dan
retensi dalam pendidikan, integrasi dan dukungan sosial yang efektif harus
sosial siswa; Materi itu konsisten dengan standar isi; variasi metode ceramah,
penggunaan media power point, film, dan LCD; Evaluasi tersebut berfokus
pada aspek kognitif dan afektif, dan keterampilan; (2) guru telah memahami
sumber belajarnya.
belajar selanjutnya dengan mengacu pada nilai kearifan lokal dan budaya
lingkungan.
karena itu dibutuhkan suatu inovasi baru dalam pengajaran. Alternatif yang
lebih banyak gambar dan sedikit dialog. Penggunaan Komik Berbasis Budaya
dengan sintaks yang sama yang termasuk dalam kategori baik, 64,69%
lokal masyarakat Sunda masuk dalam kategori cukup perlu ditingkatkan dan
H. Kerangka Pikir
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, hal tersebut dilakukan
materi ajar dan evaluasi, di uji dengan pakar, ujicoba dan dibuat bahan ajar
anak merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah
koreksi dalam belajar. Berdasarkan uraian tesebut, maka kerangka pikir dalam
Desain
Materi Ajar
dalam
Justifikasi
Materi ajar juga sudah terkover lengkap dalam materi. Setelah dilaksanakan
media cerita dapat diketahui. Efektivitas media cerita juga dapat diketahui
para pakar atau bukti empiris. Secara kontekstual penggunaan media cerita ini
78
siswa kelas V SD
I. Hipotesis
adalah:
1. Jenis Penelitian
mengacu pada proses pembuatan media ajar yang meliputi perancangan, uji
pakar (expert judgment), uji coba terbatas (preliminary field testing) dan uji
2. Desain Penelitian
media cerita.
B. Prosedur Pengembangan
menurut Borg & Gall dan juga Sukmadinata (2007:184-185). Prosedur yang
berikut :
1 2 3 4
Research and Develop
information Planning preliminary Preliminary
collecting form of field testing
product
6 7 8
5
Gambar 3.
Bagan Tahapan Penelitian dan Pengembangan
Keterangan:
merumuskan kerangka kerja penelitian, pada tahap ini setelah dilakukan tahap
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran bisa
kebutuhan siswa,
permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala
terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6-12 subjek. Pada langkah ini
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang
dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam
82
ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap
6. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa,. Uji
lapangan dilakukan kepada satu kelas ujicoba, yaitu sebanyak 40 orang siswa
SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung. Uji pemakaian ini untuk melihat
respon responden terhadap media cerita ini. Hasil uji pemakaian sesuai dengan
media cerita.
jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak
ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut
siap untuk diproduksi.terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang
divalidasi;
maka perlu dilakukan test untuk mengetahui sebelum (pre) media cerita
diberikan dan test yang dilakukan setelah (post) media cerita diberikan
9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang
apabila seluruh langkah telah dilakukan dan telah menghasilkan produk yang
83
berikut:
lokal. Proses tahap ini disarankan mengikuti proses penelitian yang diteliti.
a. Studi Literatur
berupa media cerita melalui studi literatur dikaji pula ruang lingkup suatu
materi pokok dan evaluasi yang cocok dengan siswa Sekolah Dasar. Studi
Pada tahap ini juga perlu pengembangan dan pengkajian ulang penelitian
penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar) sebagai individu maupun sosial.
Data karakteristik guru dan siswa Sekolah Dasar yang diperlukan antara
guru dan siswa, kemampuan guru dalam proses pembelajaran, media dan
Labuhanratu.
Tujuan pada tahap ini diperlukan untuk mendeskripsikan suatu konsep dari
studi literatur dan studi lapangan tentang analisis kebutuhan yang telah
atau kajian pustaka sehingga perlu adanya kegiatan konsultasi para ahli
cerita.
karakteristik yaitu media grafis. Media cerita terdiri dari penyajian visual
menggunakan titik, garis, bentuk, warna dan tekstur maya dengan maksud
1) Media cerita untuk budaya lokal termasuk karya dua dimensi dengan
c. Prototipe
oleh peneliti sendiri untuk sementara sudah merasa cukup sehingga perlu
adanya masukan dan saran dari pihak di luar peneliti (validator) dengan
Pada tahap validasi ini peneliti mendiskusikan dan berkonsultasi dengan orang
a) Media cerita dapat dikategorikan tidak baik, kurang baik, cukup, baik dan
sangat baik.
insentif, dapat digunakan dengan revisi banyak, revisi sedikit, dan tanpa
Hasil masukan dan saran dijadikan dasar revisi media cerita untuk
Tahap validasi dilakukan para ahli yaitu ahli pembelajaran melalui media
b) Praktis
c) Penguna/ Siswa
Uji coba di lapangan, dilakukan di Sekolah Dasar dengan melibatkan guru dan
siswa. Dalam uji coba penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu
Pre-test diberikan saat siswa Sekolah Dasar belum diperlakukan oleh guru
sosial budaya sekitar Lampung. Kegiatan tersebut dibantu oleh peneliti. Model
Keterangan:
01 :Tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan
02 :Tes akhir (postes) setelah diberikan perlakuan
Secara garis besar tahap uji coba penelitian produk pembelajaran ini dibagi
Revisi hasil tidak cukup hanya membandingkan pre-test dan post-test saja,
validator yang berkepentingan. Masukan dan saran dari hasil uji coba produk
Tahap evaluasi yang diperoleh dari hasil observasi dan monitoring merupakan
Provinsi Lampung”
Uji coba pemakaian atau uji lapangan merupakan tahap akhir dari evaluasi
formatif yang dilakukan. Uji lapangan dilakukan kepada satu kelas ujicoba,
Setelah dilakukan uji coba produk, tidak ada revisi yang dilakukan oleh
produk sudah dikatakan layak untuk digunakan dalam uji coba pemakaian.
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau
tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program
sebelum (pre) media cerita diberikan dan test yang dilakukan setelah (post)
C. Populasi Sampel
1. Populasi
2. Sampel
jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil sebagai penelitian
D. Sumber Data
instrmen penelitian dan analisis data.Data dalam penelitian ini berupa kata-
demokrasi antara lain respon siswa, guru Sekolah Dasar, budayawan dan
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas (independent
dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah media cerita.
akibat, karena adanya variabel bebas. Di dalam penelitian ini yang menjadi
1. Media Cerita
pengajar dalam taraf ini hanya menyampaikan isi pelajaran dan individu
Dalam hal ini siswa dituntut untuk memahamai nilai demokrasi yaitu
a. Metode Angket
b. Metode Wawancara
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih dalam. Hal tersebut juga dinyatakan oleh
Lembaga otoritas pendidikan setempat dan para pakar serta ahli yang
c. Metode Observasi
dengan asumsi bahwa data penelitian ini diperoleh lebih lengkap, tajam
dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari perilaku siswa Sekolah
Dasar yang tampak. Peneliti dapat bertindak sebagai guru Sekolah Dasar
merasakan hambatan dan kendala yang dialami oleh guru kelas Sekolah
Dasar.
media pembelajaran berupa cerita anak dan ikut dalam beberapa kegiatan
berupa visual, teks, lisan dan hasil dari itu disimpulkan dalam keadaan
d. Metode Test
Dalam metode ini termasuk test sikap yang digunakan untuk mengadakan
merupakan jenis test instrument berupa test prestasi yang berguna untuk
di Sekolah Dasar.
e. Dokumentasi
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
foto atau hasil akademik yang telah ada. Tetapi dokumentasi tidak semua
data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama. Bentuk
berupa media cerita adalah: (1) lembar validasi media, (2) lembar
validasi pembelajaran IPS, (5) lembar validasi angket respon siswa (6)
H. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk pengembangan media cerita terdiri dari: (1) lembar validasi
media, (2) lembar validasi materi, (3) lembar validasi kegiatan pembelajaran,
pembelajaran mata pelajaran IPS, perlu adanya instrumen oleh para ahli.
tabel berikut.
pembelajaran IPS. Instrumen ini divalidasi oleh para ahli, untuk keperluan
kesimpulan validitas butir dalam 4 pilihan yaitu sangat valid, tidak valid
sistematis agar diperoleh test yang betul-betul valid sesuai dengan yang
penvalidasian oleh pakar (7) reproduksi soal dan (8) pelaksanaan test.
Penelitian ini menggunakan data teknik analisa data, yaitu teknik analisis
yang berupa jawaban angket subjek uji coba diolah dalam bentuk
(Sugiyono, 2010:315)
skor. Semakin tinggi persentase skor pada analisis data, maka semakin
tinggi tingkat kelayakan media itu. Adapun kriteria evaluasi uji coba
b. Uji Hipotesis
Keterangan :
g = gain
= postes
= pretes
= nilai maksimum
103
Klasifikasi peningkatan (gain) hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
A. Simpulan
berikut:
sangat baik dengan skor 3,52, dan tingkat kemanfaatan sangat baik dengan
skor 3,69.
0,67. Skor tersebut telah mencapai rata-rata skor 0,3 < g < 0,7 yang
B. Implikasi
ajar media cerita berbasis kearifan lokal pada tema persiapan kemerdekaan
130
untuk menanamkan nilai demokrasi maka implikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
kemerdekaan Indonesia.
C. Saran
untuk menjadi panduan dan panutan bagi siswa dalam menerapkan nilai-
nilai demokrasi.
subjek yang lebih luas sehingga dapat memberikan gambaran jelas tentang
Blaiklock. Ken E., 2008. Original Paper A Critique of the Use of Learning Stories
to Assess the Learning Dispositions of Young Children. (Journal
Critical Analysis) Unitec Institute of Technology. NZ Research in
ECE Journal, Vol. 11, 2008
Indriana, Dina, 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Diva Pres Jogjakarta
Novianti, Sudjarwo dan Pargito, 2015. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berupa
Cerita Rakyat Sebagai Wujud Kearifan Lokal. (Tesis). Pascasarjana
Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Noble. Karen. Robyn Henderson, 2008. Engaging with Images and St ories : U
sing a Learning Approach to Develop Agency of Beginning "At-Risk"
Pre-Service Teachers. (Journal). University of Southern Queensland.
Australian Journal of T eacher Education Volume 33
Ryanti, Sri. 2011. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Efikasi Diri
Akademik Pada Siswa-Siswi SMAN 2 Sleman. (Skripsi). UIN
Yogyakarta.
Sofan dan Iif, 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan. Kreatif Dalam Kelas. PT.
Prestasi Pustakaraya
Thobroni dan Arif Mustofa, 2011. Belajar dan Pembelajaran. Ar Ruzz Media.
Jogyakarta
Yusri, Yusuf. 2008. Peutu Beuna: Kearifan Lokal Masyarakat Aceh. Majelis
Adat Aceh. Banda Aceh