Anda di halaman 1dari 3

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.

Panduan Implementasi Kecakapan


Abad 21 Kurikulum 2013 Di Sekolah Menengah Atas. Jakarta.

Salah satu karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah harus dapat
mengarahkan peserta didik untuk memahami potensi, minat dan bakatnya dalam rangka
pengembangan karir, baik di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun karir di
masyarakat. Oleh sebab itu, maka peserta didik harus dipersiapkankan untuk memiliki
kualitas karakter yang sesuai dengan tuntutan kecakapan Abad 21 sebagai berikut.

a. Iman dan taqwa


b. Cinta tanah air
c. Rasa ingin tahu
d. Inisiatif
e. Gigih
f. Kemampuan beradaptasi
g. Kepemimpinan
h. Memiliki rasa tanggung jawab dan mencintai adat budaya yang ada
i. Memiliki alasan dan dasar yang jelas dalam setiap langkah dan tindakan

Dalam mengembangkan materi pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik KD yang


mencakup materi yang bersifat faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Materi
tersebut dipilih dan dipilah agar dapat memenuhi mengembangkan karakter kecakapan yang
telah dirumuskan sesuai tuntutan KD.

Sejalan dengan karateristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 seperti yang


tertuang dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015, maka karakteristik
pembelajaran Abad 21 dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut.

a. Berpusat pada peserta didik; guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya saling
berinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi.Fungsi guru dari pengajar berubah
dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi peserta didik.
b. Mekanisme pembelajaran harus terdapat interaksi multi-arah yang cukup dalam berbagai
bentuk komunikasi serta menggunakan berbagai sumber belajar yang kontekstual sesuai
dengan materi pembelajaran. Guru harus berusaha menciptakan pembelajaran melalui
berbagai pendekatan atau metode atau model pembelajaran, termasuk penggunaan TIK.
c. Peserta didik disarankan untuk lebih lebih aktif dengan cara memberikan berbagai
pertanyaan dan melakukan penyelidikan, serta menuangkan ide-ide, baik lisan, tulisan,
dan perbuatan.
d. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan harus dapat memfasilitasi peserta didik
untuk dapat bekerjasama antar sesamanya (kolaboratif dan kooperatif).
e. Semua kompetensi (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4) harus dibelajarkan secara terintegrasi
dalam suatu mata pelajaran, sehingga peserta didik memiliki kompetensi yang utuh.
f. Pembelajaran harus memperhatikan karakteristik tiap individu dengan keinikannya
masing-masing, sehingga dalam perencana pembelajaran harus sudah diprogramkan
pelayanan untuk peserta didik dengan karakteristik masing-masing (normal, remedial,
dan pengayaan).
g. Guru harus dapat memotivasi peserta didik untuk memahami interkoneksi antar konsep,
baik dalam mata pelajarannya dan antar mata pelajaran, serta aplikasinya dalam dunia
nyata.
h. Sesuai dengan karakter pendidikan Abad 21 (4K atau 4C), maka pembelajaran yang
dikembangkan harus dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills = HOTS).
i. Pembelajaran yang dilaksanakan mengacu kepada RPP yang telah dikembangkan
sebelumnya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 Pasal 2 Ayat (1)

Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik:

a. interaktif dan inspiratif;


b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;
c. kontekstual dan kolaboratif;
d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik;
dan
e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Nasaruddin. 2013. Karakteristik Dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di
Sekolah. Al-Khawarizmi, vol.2, hh.63-76.

Karakteristik pembelajaran matematika disekolah (Suherman, 2003) dalam Andi


Nurdianysah sebagaibberikut:

a. Pembelajaran matematika berjenjang (bertahap).


Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dari hal konkrit ke
abstrak, hal yang sederhana ke kompleks, atau konsep mudah ke konsep yang lebih
sukar.
b. Pembelajaran matematika mengikuti metoda spiral.
Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah
dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah
dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan
memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (Spiral melebar dan
menaik).
c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.
Matematik adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Namun
demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Dalam
pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur
dengan deduktif..
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Kebenaran-kebenaran dalam
matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara
kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila
didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai