Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizky

NIM : 171440121
Jurusan : Keperawatan/II
Makul : K3

Resume Konsep Toksikologi Industri Berhubungan Dengan Produktivitas Kerja

PEMBAHASAN
Pengertian Toksikologi
Toksikologi berarti ilmu tentang racun (study of poisons). Dimana racun merupakan zat
kimia, tunggal atau campuran, yang dalam jumlah yang relative sedikit berbahaya bagi
kesehatan bahkan jiwa manusia. Toksis adalah sifat yang dimiliki oleh suatu zat kimia untuk
menyebabkan keracunan. Pengertian tentang racun tersebut sudah cukup memuaskan,
walaupun masih harus ditambah pemahaman yang mendasar bahwa soal racun atau toksis
tidaknya sesuatu zat sangatlah tergantung kepada kuantitas zat tersebut. Ambil contoh garam
dapur NaCl yang merupakan bahan santapan sehari-hari; garam dapur dalam jumlah besar
dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan bahkan juga mungkin berbahaya bagi jiwa
manusia. Dari itu dalam toksikologi yang penting adalah informasi yang sifatnya kuantitatif
dan kualitatif tentang sesuatu zat yang dikaitkan dengan efeknya terhadap faktor manusia.
Toksisitas merupakan istilah yang menunjukkan kemampuan suatu zat menyebabkan
terjadinya keracunan. Efek racun suatu zat kimia tidak hanya dihubungkan dengan manusia
saja, melainkan juga dengan seluruh makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan. Istilah
beracun berbeda dari istilah berbahaya; kata berbahaya yang menunjuk kepada kemampuan
menyebabkan terjadinya kebakaran atau peledakan atau lainnya lebih luas dari pengertian
beracun; kata beracun berbahaya mencakup pula pengertian bahaya oleh keracunan suatu zat
(Suma’mur, 2014).
Toksikologi didefinisikan sebagai ilmu tentang aksi berbahaya zat kimia atas jaringan
biologi. Definisi ini mengandung makna bahwa di dalam tubuh, dalam kondisi tertentu, zat
kimia dapat berinteraksi dengan jaringan tubuh, sehingga mengakibatkan timbulnya efek
berbahaya atau toksik dengan wujud dan sifat tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kondisi, aksi (mekanisme), wujud, dan sifat efek toksik sesuatu zat kimia, merupakan
dasar atau asas utama untuk belajar dari memahami toksikologi karena itu pulalah ilmu ini
disebut toksikologi dasar.
Toksikologi secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu toksikologi lingkungan, ekonomi,
dan kehakiman. Dimana didalam makalah ini kami akan lebih membahas mengenai
toksikologi lingkungan dimana hal tersebut dikhususkan lagi pada toksikologi
industri/toksikologi lingkungan kerja.
Toksikologi industri adalah cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi. Kajian tokskologi
meliputi: studi quantitatif tentang efek bahaya zat kimia dan zat fisika, sifat dan aksinya
racun, dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan pada manusia dan hewan. penggunaan
bahan kimia ini disamping menghasilkan produk yang bermanfaat tetapi juga memberikan
dampak bagi kesehatan manusia. Bahan kimia merupakan permasalahan besar bagi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Di beberapa negara, pembuangan bahan kimia
memberikan konsekwensi serius bagi tenaga kerja dan masyarakat maupun lingkungan. Oleh
karena itu mempelajari keberadaan bahan kimia, efek dan penanggulangannya sangat penting
bagi ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Menurut ILO (1983) toksikologi adalah : “interdiciplinary science concern with the
working and living environment”, sehingga dikenal juga cabang keilmuan lain seperti
“Industrial Toxicology“, “Neuro behavioural Toxicology“, “Clinical Toxicology”,
“Environmental Toxicology”.
Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah
atau dihasilkan oleh industri. Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah
relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia. Sedang toksisitas atau derajat
racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk meninbulkan kerusakan pada
organisme hidup.

Konsep Toksikologi
Pada dasarnya konsep toksikologi terbagi atas tiga yakni toksikologi lingkungan,
toksikologi ekonomi, dan toksikologi kehakiman. Toksikologi lingkungan berhubungan
dengan dampak zat kimiayang berpotensi merugikan, yang muncul sebagai polutan
lingkungan bagi organisme hidup. Istilah lingkungan mencakup udara, tanah, dan air. Polutan
adalah suatu zat yang didapatkan dalam lingkungan, yang mempunyai efek merugikan bagi
kehidupan organism, khususnya manusia; yang sebagian merupakan perbuatan manusia.
Pada dasarnya efek yang merugikan ini timbul melalui empat proses yakni: pelepasan ke
lingkungan, tansport oleh biota dengan atau tanpa transportasi bahan-bahan kimia,
pengeksposan oleh organisme baik itu satu atau lebih dari satu terget, dan kemudian
timbullah respon individu, populasi, ataupun komunitas. Jadi pada dasarnya enviromental
toksikologi itu tidak lepas dari ekotoksikologi. Berikut ini komponen toksikologi
lingkungan: (David A. Wright “Enviromental Of toxicology”)
Toksikologi Kehakiman(Forensik) adalah menekunkan diri pada aplikasi atau
pemanfaatan ilmu toksikologi untuk kepentingan peradilan. melakukan analisis kualitatif
maupun kuantitatif dari racun dari bukti fisik dan menerjemahkan temuan analisisnya ke
dalam ungkapan apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat dalam tindak kriminal, yang
dituduhkan, sebagai bukti dalam tindak kriminal (forensik) di pengadilan. Jadi toksikologi
kehakiman ini lebih menekankan aspek medis dan aspek hukum dari bahan-bahan berbahaya
yang baik secara sengaja maupun tidak sengaja diekspose. (Frank A. Barile “Clinical
Toxicology Principle and mechanism” dan (Made Agus Gelgel Wirasuta “forensik dan
interpretasi temuan analisis” ejournal.unud.ac.id)
Toksikologi ekonomi Adalah suatu pembahasan toksikologi yang menjurus pada efek-
efek berbahaya dari substansi khusus yang berhubungan dengan kebutuhan manusia seperti
bahan pengawet makanan dan pestisida. Suatu zat di katakana racun bila zat tersebut
menyebabkan efek yang meugikan pada yang mnggunakannya. Namun dalam kehidupan
sehari-hari yang dikatakan racun adalah zat dengan esiko kerusakan yang relative besar,
dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa sola dosis facit venenum (Paracelsus) artinya
kehadiran suatu zat yang potensial toksis di dalam organisme belum tentu menghasilkan juga
keracunan. Dalam hampir setiap manusia dapat dinyatakan jumlah tertentu dari timbale, air
raksa dan DDT, namun demikian zat ini tidak menimbulkan gejala keracunan selama jumlah
yang diabsorbsi berada di bawah kosentrasi yang toksik, hanya pada dosis toksik suatu
senyawa menjadi racun, sebaliknya bila diabsorbsi dalam jumlah yang besar ternyata
beracun. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pembuktian racun pada kosentrasi
yang subtoksik mempunyai arti penting karena dengan mengetahui adanya bahaya bahaya
pada saat yang tepat, dapat di hindari eksposisi yang lebih lanjut dan karena itu karusakan
karena karusakan dapat di hindari.

Tujuan Toksikologi
Dalam kehidupan manusia toksikologi sangat bermanfaat oleh karena toksikologi:
1. Memungkinkan konsumen / Pemakai zat kimia terlindung dari bahaya keracunan;
2. Membuat landasan yang kuat bagi upaya pemeliharaan lingkungan hidup dari
kemungkinan efek buruk penggunaan zat kimia;
3. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada klinisi untuk dapat menolong dengan
tepat penderita yang mengalami keracunan;
4. Menyebabkan penggunaan obat-obatan dengan lebih tepat atas dasar pengetahuan tentang
risiko bahaya suatu zat kimia yang berefek farmakologis;
5. Memahami dengan lebih mendalam tentang efek zat kimia kepada manusia atau makhluk
hidup lainnya dan mekanisme terjadinya efek bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai