Anda di halaman 1dari 2

Lembar Kerja Kelas V

Sila ke tiga menempatkan manusia Indonesia pada persatuan dan kesatuan serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.Menempatkan
kepentingan-kepentingan Negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi berarti warga
Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa. Sikap rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara maka dikembangkanlah rasa kebangsaan
dan bertanah air Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan dikembangkan atas dasar
Bhineka Tunggal Ika dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia.

Sejarah Perang Sampit

Insiden ini memasuki puncaknya pada 18 Februari 2001. Namun ini merupakan
rentetan konflik yang sudah terjadi sejak Desember 1996 dan Januari 1997 yang
menewaskan sekitar 600 orang warga. Sedangkan konflik terakhir ini menewaskan
500 orang dan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Tidak
hanya itu, mayat-mayat tanpa kepala orang Madura berserakan di jalan-jalan.

Banyak versi yang mengatakan penyebab begitu marahnya Suku Dayak terhadap
suku Madura. Padahal Suku Dayak tetap bisa hidup berdampingan dengan suku
lainnya. Peristiwa yang merenggut banyak nyawa ini terjadi tengah malam minggu
(Sabtu malam 17/2/2001) sekitar pukul 23.00 WIB disaat korban sedang tidur lelap.

Merasa diserang, warga Madura disekitar tempat kejadian kaget dan terpancing
emosinya. Mereka pun kemudian membalas perlakuan tersebut sehingga terjadi
pemberontakan. Dengan peristiwa ini warga dayak tidak tinggal diam mereka
langsung menghadakan pembunuhan dan pembakaran terhadap rumah-rumah
warga Madura.

Korban pun berjatuhan tergeletak tanpa kepala di rumah-rumah dan di jalan-jalan


setiap sudut kota Sampit. Orang-orang Dayak melakukan swepping besar-besaran
ke seluruh rumah-rumah penduduk tanpa terkecuali dan membunuh setiap orang
yang dicurigai dari suku Madura tanpa memandang jenis kelamin atau usia. Maka
warga dari suku Madura yang terjebak kepungan orang-orang Dayak dan tidak
sempat mengungsikan diri menjadi sasaran empuk terjangan tobak dan mandau.

Suku Madura tiba di Kalimantan tahun 1930 melalui program transmigrasi yang
dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah
Indonesia. Sekitar 21 % penduduk Kalimanta Tengah merupakan populasi Suku
Madura. Tentu saja kehadiran Suku Madura menjadi pesaing bagi Suku Dayak
karena umumnya Suku Madura sangat agresif Hukum-hukum baru telah
memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri
komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Pihak dari Suku Madura mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan
demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang. Selain itu,
juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok
warga Madura setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000.

Pembantaian sadis ini membuat kepolisian dan militer turun tangan. Namun Skala
pembantaian yang meluas membuat mereka sulit mengontrol situasi. Polisi
berhasil menahan seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu otak pelaku
di belakang serangan ini. Mereka yang ditahan diduga membayar enam orang
untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit.

Pihak kepolisian juga berhasil menahan sejumlah perusuh. Akan tetapi Suku Dayak
mengepung kantor Polisi Palangkaraya dan meminta semua tahanan dibebaskan.
Polisi pun akhirnya memenuhi permintaan tersebut. Pada tanggal 28 Februari,
militer akhirnya berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun
kerusuhan sporadis terus berlanjut sepanjang tahun.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya konflik Sampit?


2.

Anda mungkin juga menyukai