Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan
dan tumbuha. Semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara bersih yang
dibutuhkan untuk kehidupan di bumi merupakan gas yang tidak nampak, tidak berbau, tidak berwarna
maupun berasa namun udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, khususnya di daerah yang
banyak industri. Kebutuhan akan udara bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di dunia, hal ini perlu diantisipasi agar tidak krisis udara yang sehat oleh karena itu udara perlu
dijaga dan di perhatikan kesehatannya.
Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia selama ini
menimbulkan efek negatif terhadap kualitas udara. Kendaraan bermotor di indonesia sangat lah cepat
pertumbuhannya . Hal ini dibuktikan oleh meningkatnya kemacetan di setiap daerahnya. Akibat
dari banyaknya Kendaraan bemotor, maka emisi gas buangnya berpotensi untuk menurunkan
kualitas udara. Gas buang kendaraan bermotor mengandung zat-zat berbahaya antara lain, karbon
monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan pertikulat (PM10).
Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan bakar cair yang digunakan dalam proses pembakaran pada
motor bakar. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran sejumlah produk yang dihasilkan dari
berbagai proses. Salah satu sifat yang harus dimiliki dari bensin adalah Octane Number daari bahan bakar
tersebut. Angka oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa
diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan.

DASAR TEORI
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat diartikan sebagai
hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu,
busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat
maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan
tehadap kehidupan manusia, tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah
dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme. (Wardhana, A. W., 2004)

Di dalam mesin kedaraan, campuran mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa
terbakar spontan sebelum terkena percikan api dari busi, jadi semakin tinggi angka oktan nya maka
semakin lama bensin itu terbakar spontan. Untuk menaikkan octane number dari suatu bahan bakar biasa
diperoleh dengan memberikan TEL (Tetra Etyl Lead), Methanol, Ethanol atau dengan memberikan zat aditif
penambah oktan. (Akbar, 2013)
Salah satu polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor yaitu timbal (Pb). Kadar logam berat
beracun dan berbahaya seperti timbal (Pb) khususnya di udara saat ini 13 telah mencapai pada tingkat
yang sangat mengkhawatirkan, terutama dengan intensitas asap kendaraan bermotor berbahan bakar
bensin cukup padat. Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana
dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), terutama PbBrCl dan PbBrCl2 (Fardiaz,S. 1992).
Timbal (Pb) dicampurkan ke dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif. Timbal (Pb)
yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl timbal Pb(C2H5)4. Timbal Sifat-sifat yang dimiliki oleh
TEL: 1. Tidak berwarna 2. Bersifat nonpolar 3. Memiliki bau yang menyenangkan 4. Beracun 5. Uapnya
mudah terbakar. Fungsi penambahan timbal (Pb) dimaksudkan untuk meningkatkan bilangan oktan.
Timbal (Pb) adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem
di dalam tubuh. Timbal (Pb) dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan minuman serta absorbsi
melalui kulit (Albalak,R. 2001).
Pemeriksaan adanya timbal pada gas buangan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas buangan
ke asam nitrat encer yang kemudian dibasakan lalu ditambahkan larutan dithizon. Terjadinya perubahan
warna pada dithizon dari warna hijau menjadi kuning menunjukan adanya ion Pb dalam gas tersebut (TIM.
Karbon monoksida merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna antara gabungan karbon
dan oksigen. Sumber gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang bereaksi
dengan udara menghasilkan gas buangan, salah satunya adalah karbon monoksida. Karbon monoksida
atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Untuk daerah
perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar
oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit atau dapat
dikatakan daerah dengan tigkat populasi yang tinggi dengan jalur lalu lintas yang padat akan memiliki kadar
CO yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. (Pohan, 2002).(Fernando, 2012).
Karbon monoksida (CO) bila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. sifat karbon monoksida (CO). Keracuna
gas CO dapat ditandai dengan gejala ringan berupa pusing/sakit kepala, mual, dan rasa tidak enak pada
mata. Karbon monoksida merupakan gas yang banyak dihasilkan waktu terjadinya kebakaran. Gas CO
akan bereaksi dengan haemoglobin dan membentuk karboksi haemoglobin yang menyebabkan respirasi
intraseluler menjadi kurang efektif (Suraputra, 2011).
Pemeriksaan karbon monoksida dapat dilakukan dengan mengallirkan atau menyemprotkan gas
buangan ke larutan amoniakal. Dengan timbulnya enapan hitam menandakan bahwa adanya gas CO
dalam gas buangan tersebut (tim)
Pembakaran tidak sempurna suatu kendaraan juuga menghasilkan partikel padatan.
Partikulat merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik
yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan
maksimal 500 mikron. Partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dantetes-tetes air.
Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar
udara yang sangat berbahaya. Sejenis partikulat yang umum ditemukan di atmosfer adalah aerosol.
(Chahaya I. 2003.)

Akbar, F., 2013, ANALISIS PENURUNAN EMISI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DAN EFISIENSI BBM PADA
KENDARAAN RODA EMPAT YANG MENGGUNAKAN ALAT PENGHEMAT DAN PENCAMPURAN BIOETANOL,
PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO,
SEMARANG

Albalak, R. 2001. Indoor Air Pollution. Volume 4. USA: Mc Graw Hill Companies.

Chahaya I. 2003. Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Penanganan Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. Medan

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fernando, Benhard, Amir,. 2012. Realisasi Alat Ukur Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) pada
Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbasis Sensor Gas TGS2201 dan Mikrokontroler
ATMega8535. Lampung: Universitas Lampung.
Pohan, Nurhasmawaty. 2002. Pencemaran Udara Dan Hujan Asam. Medan: Universitas Sumatera
Utara

Suraputra, Reza. 2011. Adsorpsi Gas Karbon Monoksida(CO) Dan Penjernihan Asap Kebakaran
Menggunakan Zeolit Alam Lampung Termodifikasi TiO₂. Jakarta: Universitas Indonesia

TIM

Wardhana, A. W., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta, ANDI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai