Overlap syndrome: Pernyataan The International Autoimmune
Hepatitis Group (IAIHG) pada Isu Kontroversial
Kirsten Muri Boberg1,⇑, Roger W. Chapman2, Gideon M. Hirschfield3, Ansgar W. Lohse4, Michael P. Manns5, Erik Schrumpf1, on behalf of the International Autoimmune Hepatitis Group 1Clinic for Specialized Medicine and Surgery, Oslo University Hospital, Oslo, Norway; 2Gastroenterology Unit, John Radcliffe Hospital, Headington, Oxford, United Kingdom; 3Liver Centre, Toronto Western Hospital, Department of Medicine, University of Toronto, Toronto, Canada; 4Department of Medicine, University Medical Centre Hamburg-Eppendorf, Hamburg, Germany; 5Department of Gastroenterology, Hepatology and Endocrinology, Medical School of Hannover, Hannover, Germany
Beberapa pasien dengan penggunaan tersebut dan belum
penyakit hati autoimun hadir dengan terbukti sebagai alat efisien untuk keadaan overlap/tumpang tindih tujuan ini. Beberapa pasien dengan (mis. hepatitis autoimun (AIH), kondisi overlap antara gangguan primary biliary cirrhosis (PBC), dan kolestatik dan hepatitis menunjukkan primary sclerosing cholangitis manfaat dengan pengobatan (PSC)), dan secara umum kombinasi asam ursodeoxycholic dan diklasifikasikan memiliki overlap imunosupresan, tetapi strategi ini syndrome atau tumpang tindih. tidak berdasarkan bukti, dan Definisi standar dari overlap tampaknya tidak adil untuk syndrome sendiri masih kurang. menentukan kelompok diagnostik Tujuan dari penulisan ini oleh baru dalam hal ini. International Autoimmune Hepatitis IAIHG menunjukkan bahwa Group (IAIHG) adalah untuk pasien dengan penyakit hati mengevaluasi jika perlunya alasan autoimun harus dikategorikan sesuai yang penting dalam dengan kondisi yang mendominasi mengklasifikasikan keadaan sebagai AIH, PBC, dan PSC/ PSC overlapping antara penyakit hati saluran kecil, dan keadaan overlap autoimun sebagai suatu diagnosis ping pada penyakit tersebut tidak yang terpisah. dianggap sebagai sebuah diagnosis Sistem penilaian IAIHG untuk yang berbeda. Sistem penilaian diagnosis AIH telah banyak IAIHG seharusnya tidak digunakan digunakan untuk mendiagnosis untuk membentuk subkelompok overlap syndrome, tetapi ternyata pasien. tidak dimaksudkan untuk Pasien PBC dan PSC dengan menerbitkan tiga laporan kriteria gejala AIH harus dipertimbangkan untuk diagnosis AIH. Laporan awal untuk pengobatan imunosupresif. menyediakan satu set kriteria Karena prevalensi yang rendah dari deskriptif dan juga sistem penilaian overlap syndrome, uji terapeutik untuk digunakan bersama dengan intervensi prospektif tidak dapat kriteria deskriptif pada kasus yang diharapkan untuk masa mendatang. sulit atau ketika penilaian yang lebih obyektif diperlukan [6]. Kriteria Pendahuluan tersebut kemudian direvisi untuk Beberapa pasien penyakit hati meningkatkan spesifisitas diagnostik autoimun memiliki karakteristik AIH [7]. Overlap AIH dengan PBC, penyakit liver kolestatik dan primary PSC, atau penyakit Wilson diakui billiary cirrhosis (PBC) atau primary sebagai suatu hal yang menarik dan sclerosing cholangitis (PSC) dan merupakan suatu masalah diagnostik hepatitis autoimun (AIH). Hal yang sulit dan harus ditangani oleh tersebut dapat menyulitkan kolaborasi internasional [6,7]. klasifikasi dan umumnya ditetapkan Kriteria diagnostik sederhana untuk sebagai Overlap syndrome. AIH baru-baru ini diterbitkan, tetapi Meskipun kriteria overlap masih perlu divalidasi [8]. Sementara itu, kurang akan tetapi berbagai definisi sistem penilaian IAIHG telah telah ditetapkan istilah AIH – PBC diterapkan secara luas untuk overlap, kolangitis autoimun, dan menentukan overlap meskipun AIH – PSC overlap sebagian besar sebenarnya tidak ditujukan untuk digunakan sebagai entitas diagnostik, penggunaan seperti itu. dibedakan dari AIH, PBC, dan PSC Tujuan dari laporan ini oleh klasik. Dikarenakan kurangnya IAIHG adalah untuk mengevaluasi standarisasi dan variasi pada jika memang ada alasan penting penelitian ini, karakteristik yang untuk mengklasifikasikan kondisi digunakan beragam. overlap antara penyakit hati International Autoimmune autoimun sebagai suatu sindrom Hepatitis Group (IAIHG) diagnostik terpisah, atau alternatif lain yang seharusnya dianggap AIH: diagnosis dan gejala yang sebagai varian dari penyakit klasik. mungkin overlap dengan PBC atau PSC Diagnostik dan heterogenitas dari AIH terjadi pada semua AIH, PBC dan PSC kelompok umur. Pasien umumnya AIH, PBC, dan PSC semuanya usia muda atau setengah baya, tetapi memiliki gejala yang sekitar 20% orang dewasa dengan menggambarkan pola dasar pasien AIH hadir setelah usia 60 tahun [10- dalam setiap gangguan. Di sisi lain, 12]. Mayoritas (60-75%) dari pasien gangguan klasik tidak bersifat adalah perempuan. Pasien AIH khas homogen, dan pasien dalam setiap dengan peningkatan level serum diagnosis dapat memiliki berbagai aminotransferase (sering meningkat macam klinis, biokimia, serologis, 3-10 kali lipat), ditandai dan temuan histologis (Tabel 1). hypergammaglobulinemia (biasanya Berbagai variasi dalam setiap IgG), titer auto-antibodi positif, dan gangguan tersebut dapat membuat temuan histologis dari Hepatitis diagnosis banding dan mengarahkan interfaces dan infiltrasi sel plasma dokter untuk menggunakan diagnosis portal [10,11]. Gejala mungkin tidak overlap syndrome. Hal tersebut spesifik dengan berbagai tingkat perlu diperhitungkan bahwa ada keparahan, termasuk kelelahan, batasan untuk kekuatan, validitas, malaise, anoreksia, mual, dan sakit dan reproduktifitas sebuah tes perut. Beberapa pasien mengalami diagnostik dan gejala penyakit pada ikterus dan pruritus [11,13]. Temuan satu pasien dapat berubah dari waktu klinis mungkin normal atau terdiri ke waktu dan berubah setelah dari ikterus, hepatomegali, pengobatan. [9]. Kemudian, kelainan splenomegali, dan tanda-tanda sirosis hati yang diinduksi obat bisa hati. dikaitkan dengan berbagai presentasi Peningkatan serum yang harus dipertimbangkan dalam aminotransferase merupakan temuan diagnosis banding. biokimia utama, peningkatan kadar bilirubin dan aktivitas alkalin fosfatase (ALP) yang cukup tinggi konvensional dan kemudian sangat mungkin dapat juga dilihat [14,15]. berguna untuk menegakkan Sirkulasi auto-antibodi mewakili diagnosis. pANCA ditemukan pada tanda AIH dan termasuk antibodi 50-96% pasien dengan AIH-1. antinuklear (ANA), antibody otot Sekitar 10% pasien AIH tidak halus (SMA), anti-aktin antibodi, memiliki antibodi tersebut namun antibodi terhadap mikrosom hepar tidak menghalangi diagnosis [6,11]. ginjal 1 (anti-LKM-1), antibodi Sebagian besar antibodi juga dapat terhadap antigen sitosol hepar tipe 1 dideteksi pada pasien dengan (anti-LC1), antibodi terhadap antigen penyakit hati lainnya [10]. Bahkan hepar terlarut/hepar pankreas (anti- anti-SLA/LP tidak sepenuhnya SLA/LP), dan perinuclear spesifik untuk AIH dan juga telah antineutrophil cytoplasmic terdeteksi dalam kasus PBC atau antibodies (pANCA) (sering atipikal: PSC, meskipun berhubungan dengan perinuclear anti-neutrophil antibody gejala AIH [19-23]. (pANNA)) [11,16]. Perbedaan pola Diagnosis definitif AIH tidak antibodi telah menyebabkan dapat ditegakkan tanpa biopsi hati diskriminasi antara dua subtipe AIH [7,10]. Bagaimanapun, tidak ada [7,10,11,15,17,18]. Titer yang teman histopatologi yang spesifik signifikan (P1: 40) ANA dan/atau dan hepatitis interface dapat menjadi SMA ada pada 70-80% pasien (AIH bagian dari sprektum penyakit hati tipe 1). Anti-LKM-1 terdeteksi dalam lain [6,10]. Diagnosis AIH tidak bisa 3–4% kasus AIH (AIHtipe 2) ditegakkan ketika ditemukan bersama dengan anti-LC1, tetapi gambaran patologis atau granuloma biasanya tidak ada ANA dan SMA. saluran empedu [7], tetapi beberapa Anti-SLA/LP terdeteksi pada 10- cedera bilier dapat diamati 30% kasus. Anti-SLA/LP paling [5,7,15,24-26]. Dalam histologis sering ditemukan pada kasus AIH-1 kelainan saluran empedu, adanya atau AIH-2, tetapi bisa juga dilihat di fibrosa atau pleomorfik kolangitis antara 20-30% pasien AIH yang tidak membedakan pasien dengan negatif terhadap antibodi hepatitis kronis dari pasien dengan PBC atau PSC [27]. Apalagi PBC: diagnosis dan kondisi yang sebanyak 20 pasien (24%) dari 84 mungkin overlap dengan AIH pasien yang dianggap AIH klasik, Tipe khas pasien PBC adalah mengalami perubahan biliaris, perempuan dalam kelompok usia 30– termasuk kolangitis destruktif pada 6 65 tahun, dengan tanda-tanda pasien (30%), duktopenia pada 4 biokimia kolestasis dan AMA positif, pasien (20%), dan kolangitis non- menjadi asimtomatik atau menderita destruktif pada 10 pasien (50%) [28]. kelelahan atau pruritus [30]. PBC Pasien-pasien tersebut tidak didiagnosis pada anak-anak. memiliki anti-mitochondrial Diagnosis dapat dibuat pada pasien antibody (AMA) negatif dan tidak yang mengalami peningkatan kadar menunjukkan ciri klinis yang khas ALP minimal 6 bulan dan kombinasi atau respon pengobatan. Ketika dengan kehadiran AMA (P1: 40) kemungkinan mengarahkan PBC [31,32]. Biopsi hati tidak diperlukan, pada pasien AIH dengan cedera tetapi mungkin berguna untuk saluran empedu, namun setelah menilai aktivitas inflamasi dan ditatalaksana, kemudian disimpulkan staging penyakit [31]. Serum bahwa pasien tersebut tidak memiliki aminotransferase biasanya hanya gambaran dari PBC [29]. sedikit lebih tinggi, sedangkan Adanya keterlibatan biliaris konsentrasi IgM biasanya meningkat. pada AIH tidak harus mengubah AMA dengan titer yang tinggi diagnosis [10,29], tetapi pemeriksaan muncul sekitar 95% dari pasien PBC. kolangiografi yang memadai AMA ini diarahkan terhadap seharusnya dipertimbangkan pada acetyltransferases dari membran pasien seperti itu. Perubahan mitokondria bagian dalam; lebih dari histologis bilier, termasuk kerusakan 90% dari serum memiliki spesifisitas saluran empedu, kolangitis akut dan / untuk subunit E2 dari dehidrogenase atau kronis, dan pola biliaris hepatitis piruvat kompleks (PDC-E2). Pola periportal, juga telah dicatat pada AMA ini sangat spesifik untuk PBC. 31% anak-anak dengan AIH [13]. Titer ANA Karakteristik AIH PBC PSC Jenis Kelamin Perempuan 60-70 % Perempuan > 90 Perempuan :30- % 35 % Usia Semua usia Usia 30-65 Khususnya usia Usia rata-rata 45 tahun 30-50 tahun, tahun Tidak semua usia didiagnosis pada anak-anak Aminotransferase Meningkat, seringnya Normal atau Normal atau 3-10 kali, bisa normal sedikit sedikit atau meningkat meningkat meningkat sedikit Alkalin Penigkatan dapat sedang-sangat sedang-sangat Phospatase dilihat meningkat meningkat, biasnya 3x ULN tapi variabel levelnya dapat normal Billirubin Peningkatan variabel Variabel Variabel meningkat tapi meningkat tapi normal dalam normal dalam mayoritas mayoritas diagnosis diagnosis Immunoglobulin Hipergammaglobulin, IgM sering IgG meningkat khususnya meningkat hingga ^1 % peningkatan IgG IgM meningkat (biasanya meningkat hingga 45 % 1.2-3.0 x ULN) Autoantibodi ANA Titer signifikan (≥1: ANA > 30% ANA pada 8- 40) ANAdan / atau (anti-gp210 dan 77% SMA di 70-80% anti-Sp100 sangat spesifik) SMA Mungkin ada 0-83 % Anti-LKM 3-4% Anti-SLA/P 10-30% Mungkin Mungkin terdeteksi terdeteksi pANCA pANCA dalam 50- 26-94% 96%(sering atipikal, pANNA)Autoantibodi konvensionaltidak terdeteksi hingga 10% AMA AMA dalam titer AMA dalam 90- Biasanya positif rendah kadang- 95% (AMA kadang terlihat(Pola anti-PDC-E2 AMA anti-PDC-E2 yang sangat jarang terdeteksi) spesifik) Biopsi Hati Hepatitis Biasanya ada Pada kasus Beberapa kasus Interface tertentu tertentu Inflamasi Portal Infiltrasi sel plasma Infiltrasi sel Infiltrasi sel portal plasma portal plasma portal Perubahan bilier Pada kasus tertentu tipikal Tipikal Granuloma Atipikal Cenderung PBC Atipikal tapi perlu diobservasi Cholangiografi Normal atau tanda Normal atau Temuan sirosis hati tanda sirosis karakteristik, hati diagnostikPSC. Kolangiografi normal padasaluran kecil PSC IBD Jarang terkait dengan Jarang Ada hingga 80% AIH.PSC harus berhubungan dikecualikan dengan PBC
positif ditemukan setidaknya 1/3 membran glikoprotein pori nuklir
dari kasus [31,33]. Antibodi melawan (antigp210) dan melawan protein nuklir Sp100 (anti-Sp100) yang memiliki spesifisitas tinggi (> 95%) PSC: diagnosis dan gejala yang untuk PBC [34]. Biopsi hati mungkin overlap dengan AIH diperlukan untuk diagnosis PBC Pasien PSC khasnya adalah [35]. laki-laki berusia 30-40 tahun dengan Pasien PBC dengan AMA inflammatory bowel disease (IBD) negatif identik dengan pasien AMA yang memperlihatkan penanda serum positif [36]. AMA positif pada titer kolestasis [31,45]. Sekitar setengah yang rendah dianggap tidak spesifik dari pasien tidak menunjukkan gejala meski pasien yang diamati memiliki [46]. Ketika muncul, gejala paling kriteria diagnostik AIH [37-41]. umum adalah kelelahan, pruritus, AMA spesifik seperti pada anti- nyeri perut kanan atas, dan penyakit PDH-E2, dapat dideteksi pada kasus kuning. PSC berbeda dari AIH dan AIH minor. [15] PBC pada 2/3 pasien dengan Generasi epitel duktus biliaris mayoritas laki-laki. Usia rata-rata dengan obliterasi fokal dan saat diagnosis adalah antara 30 dan granuloma disebut sebagai “florid 40 tahun, tetapi PSC dapat duct lesion” yang menandakan PBC, didiagnosis pada semua usia namun tidak muncul beragam. termasuk masa kanak-kanak [46]. Granuloma kolangitis muncul hanya Diagnosis ditegakkan pada 32% dari 258 biopsi pada berdasarkan karakteristik pasien PBC [42]. limfosit hepatitis kolangiografi [45]. Magnetic interface yang berat terdapat sekitar resonance cholangiography (MRC) 25-30% dari kasus PBC [15,43,44]. direkomendasikan sebagai prosedur Gambar histologis mungkin tidak diagnostik awal [31,47]. PSC selalu berbeda dengan kondisi lain dikaitkan dengan IBD, paling sering seperti AIH dan PSC. Dalam adalah kolitis ulseratif, sekitar 80% penilaian biopsi hati, keterbatasan kasus ditemukan pada pasien di utara karena ukuran biopsi dan kesalahan Eropa. IBD juga telah dijelaskan pengambilan sampel harus selalu pada pasien denganAIH dan PBC, diperhatikan. jadi asosiasi tidak sepenuhnya terkait dengan PSC [48-50]. Namun, PSC Fibrosis periduktal mengarah harus dicari secara hati-hati pada pada PSC, tetapi tidak selalu ada, pasien dengan IBD dan memiliki dalam beberapa kasus, biopsi hati kelainan hati. mungkin normal. Hepatitis interface Peningkatan serum ALP meningkatkan kemungkinan (biasanya peningkatan 3 kali lipat) diagnosis AIH. Ketika biopsi hati merupakan temuan biokimia di PSC dari 105 pasien PSC dinilai [45,46,51]. Aminotransferase sering menggunakan sistem penilaian meningkat. Konsentrasi bilirubin IAIHG, perubahan biliaris sangat normal pada sebagian besar pasien dominan. Namun, 35 (33%) kasus saat diagnosis, tetapi biasanya mencapai skor positif untuk meningkat atau berfluktuasi selama gambaran histologis yang mirip perkembangan penyakit. IgG dan dengan AIH [52]. Biopsi hati tidak IgM meningkat hingga 61% dan 45% dibutuhkan untuk mendiagnosis PSC kasus [45,52]. Titer auto-antibodi pada pasien dengan abnormalitas positif merupakan hal umum, cholangiogram [31,47]. termasuk ANA (8–77%), SMA (0– PSC berhubungan dengan 83%), dan pANCA (26-94%) IBD, tersering adalah kolitis [45,53,54]. Titer antibodi biasanya ulseratif, hampir 80% kasus pada lebih rendah daripada AIH, tetapi pasien di Eropa Utara. IBD juga kehadiran mereka dapat ditemukan pada pasien dengan AIH menyebabkan dilema diagnostik, dan PBC [48-50]. PSC harus setidaknya hingga konfirmasi dari diperhatikan pada pasien dengan kolangiografi atau mengecualikan patologi hepar dan yang sedang PSC. mengalami IBD. Temuan histologi pada PSC Peningkatan serum ALP () biasanya terdapat inflamasi traktuus merupakan karakteristik biokimiawi portaldengan inflitasi limfosit pada yang ditemukan pada pasien PSC saluran empedu dan duktus [45,46,51]. Aminotransferase sering proliferasi [55]. mengalami peningkatan. Konsentrasi bilirubin normal pada sebagian pasien, tetapi meningkat selama mendiagnosis PSC dengan adanya perjalanan penyakit. IgG dan IgM abnormalitas cholangiogram [31,47]. meningkat pada 61%-45% kasus. Gangguan terkait AIH, PBC, dan Sering ditemukan auto-antibodi PSC positif termasuk ANA (8-77%), SMA (0-83%) dan pANCA (26-94%) Penyakit lain dengan [45,53,54]. Titer antibodi biasanya autoimun umumnya berhubungan lebih rendah pada AIH, namun hal dengan AIH [11], tetapi juga dapat tersebut dapat menjadi suatu dilema didiagnosis bersamaan dengan PBC dalam diagnosis, sampai dapat [30] atau PSC [56] dan karena itu, dikonfirmasi dengan kolangiografi tidak memberikan petunjuk diagnosis untuk menyingkirkan PSC. diantara tiga gangguan tersebut. Temuan histologi pada PSC Fenomena Raynaud’s, sindrom sicca, adalah inflamasi pada traktus porta scleroderma, dan CREST sindrom dengan infiltrasi limfosit pada duktus sebagian besar terkait dengan PBC biliaris dan proliferasi duktus [55]. [5]. Fibrosis periductal bersifat sugestif Karakteristik overlap dijelaskan pada pasien PSC, tetapi tidak selalu dalam kelompok pasien ada, dalam beberapa kasus, biopsi hati mungkin normal. Apalagi, Dalam sebagian besar kasus, hepatitis interface ditemukan maka yang disebut overlap syndrome meningkatkan kemungkinan adalah antara AIH dan PBC atau AIH diagnosis AIH. Biopsi hati dari 105 dan PSC (Gbr. 1). Hal yang tumpang pasien PSC dinilai menggunakan tindih berupa gejala, temuan klinis, yang sistem penilaian IAIHG, tes biokimia, berbagai temuan perubahan biliaris sangat dominan, imunologi, serta histologi. Beberapa namun, 35 (33%) kasus mencapai jenis hubungan antara gangguan hati skor positif untuk gambaran autoimun pada pasien yang sama histologis yang mirip dengan AIH dijelaskan sebagai berikut: [52]. Biopsi hati tidak perlu dalam 1. Presentasi berurutan dari dua gangguan: hal ini didukung oleh laporan kasus secara konsekutif pada karakteristik dua penyakit. 2. Kehadiran dari dua penyakit yang berbeda secara bersamaan: penyakit autoimun sering dikaitkan satu sama lain (sekitar 5–10% kasus), dan dapat Gambar. 1. Hubungan antara klinis dikatakan bahwa seseorang yang PBC, PSC, dan AIH. Tergantung menderita satu penyakit pada kriteria diagnostik dan populasi autoimun rentan untuk terkena penelitian, * 2–19% pasien dengan sakit yang lainnya. PBC dan ¤7-14% pasien dengan PSC 3. Adanya perubahan patologis telah dilaporkan memiliki gambaran antara dua gangguan, tanpa yang overlap dengan AIH. Overlap batasan yang jelas dan overlap tersebut terkait dengan gejala, diposisikan di sentral temuan klinis, tes biokimia, berbagai 4. Overlap syndrome memiliki temuan imunologi, serta histologi. perbedaan tersendiri dengan berbagai manifestasi autoimun Overlap antara PBC dan AIH pada individu yang rentan. Pasien dengan gambaran 5. Kehadiran satu gangguan utama overlap pada PBC dan AIH telah yang juga memiliki satu atau lama diketahui [57,58]. Seri pasien lebih karakteristik dari gangguan selanjutnya telah dideskripsikan dari yang lain: hal tersebut telah berbagai belahan dunia didukung oleh mayoritas [22,23,44,59–71]. Para pasien telah peneliti. diidentifikasi dengan beberapa cara. Beberapa penelitian telah mensyaratkan kehadiran setidaknya dua dari tiga kriteria spesifik dari setiap gangguan [61]. Kriteria PBC termasuk(i) Level ALP setidaknya dua kali - atau level c-glutamyl hati dengan periportal sedang atau transpeptidase (cGT) setidaknya periseptal limfositik dengan sedikit lima kali dari batas atas normal, (ii) nekrosis. positif AMA, dan (iii) biopsi hati Kriteria ini dimasukkan menunjukkan lesi saluran empedu, dalam European Association for the dan kriteria AIH terdiri dari (i) Study of the Liver (EASL) sebagai tingkat alanine transaminase manajemen penyakit hati kolestatik, (ALT)setidaknya lima kali batas atas tetapi dengan penekanan pada bukti normal, (ii) tingkat IgG setidaknya histologis hepatitis interface adalah dua kali batas atas dari anti-SMA hal wajib dalam diagnosis PBC-AIH normal atau positif, dan (iii) biopsi overlap [31].
Tabel 2. Studi terpilih mengenai Overlap PBC-AIH dan PSC-AIH.
Kriteria diagnosis Referensi Nomor Pasien Proporsi (%) untuk kondisi pasien overlap Setidaknya 2 dari [61] [63] 130 - 331 4.8 – 9.2% PBC- 3 kriteria PBC AIH dan AIH Kriteria IAIHG [23] [44] [66] [70] 137 - 368 2.1 – 19% PBC- yang direvisi [71] AIH diterapkan pada pasien PBC Kriteria IAIHG [7]*[70] [82] [83] 113 - 221 7.4 – 14% PSC- yang direvisi AIH diterapkan pada pasien PSC * Menyajikan hasil penerapan sistem penilaian IAIHG yang telah direvisi ke kelompok pasien PSC yang sebelumnya diberi skor [52] sesuai dengan sistem IAIHG yang asli.
Dalam dua penelitian terbesar Kriteria PBC, prevalensi PBC-AIH
menggunakan kombinasi AIH- dan tumpang tindih di antara pasien PBC berada di kisaran 4,8-9,2% suatu klinis yang berbeda. Dalam [61,63] (Tabel 2). Dalam penelitian sebuah studi dari Jerman,20 pasien menerapkan sistem penilaian IAIHG yang memiliki overlap syndrome dari yang sudah direvisi, temuan PBC– PBC dan AIH, dibandingkan dengan AIH tumpang tindih sangat 20 pasien dengan tipikal AIH dan bervariasi, dari 2,1% hingga 19% PBC [22]. Kasus tumpang tindih (Tabel 2). Setelah penghapusan skor dipilih berdasarkan temuan biokimia untuk jenis kelamin perempuan atau dan serologis, atau pada gambaran kehadiran gangguan autoimun histologis. Penulis menyimpulkan lainnya pada salah satu penelitian bahwa semua kasus overlap adalah telah diidentifikasi 19% dengan kasus PBC yang telah berkembang overlap, prevalensi berkurang menjadi gambaran hepatitis dan menjadi 4% [44]. Pengamatan ini kondisi ini harus diistilahkan sebagai mengilustrasikan bahwa beberapa PBC dengan AIH sekunder [22]. parameter dalam sistem penilaian Perubahan diagnosis dapat memberikan skor positif untuk diamati selama masa follow-up. Di gambaran yang umum untuk AIH antara 35 pasien dengan jenis PBC dan PBC. yang diidentifikasi dalam studi di Beberapa laporan Swedia, transisi antara varian PBC menunjukkan bahwa kasus overlap dari waktu ke waktu telah diamati, tidak menggambarkan perbedaan tetapi diagnosis tetap tidak berubah secara signifikan dari gangguan pada 16 dari 25 kasus AIH-PBC klasik. Dalam penilaian sindrom overlap [69]. Sebaliknya, dalam studi varian sesuai dengan sistem penilaian di Jepang, kebanyakan pasien dengan IAIHG dimana diantara 225 pasien AIH-PBC overlap berevolusi jadi dengan AIH, PBC, atau PSC, 18% AIH atau PBC, dengan hanya 0,8% pasien memiliki karakteristik pasien yang didiagnosis sebagai penyakit hati autoimun kedua [62]. strict AIH – PBC overlap [66]. Namun, tidak ada karakteristik Sistem penilaian IAIHG yang spesifik yang dapat diidentifikasi disederhanakan didasarkan pada serta membedakan jenis ini sebagai kehadiranauto-antibodi, IgG, gambaran histologis AIH, dan bisa diprediksi dari karakteristik awal pengecualian hepatitis virus [8]. dan respon awal untuk asam Dengan menerapkan skor ini ursodeoxycholic (UDCA). Atau, pada368 pasien PBC, proporsi PBC dapat terjadi setelah diagnosis klasifikasi PBC-AIH overlap AIH [74]. berkurang dari 12% dengan kriteria AMA negatif PBC IAIHG yang direvisi [7] hingga 6%[71]. Hal Ini merupakan contoh Beberapa pasien memiliki lain tentang bagaimana frekuensi gambaran klinis dan histopatologi tumpang tindih tergantung pada dari PBC, tetapi negatif AMA dan definisi penyakit. Prognosis lebih paling sering memiliki ANA. buruk pada pasien yang memenuhi Kelompok ini, oleh beberapa orang, kriteria baru dibandingkan dengan telah diklaim mewakili entitas yang mereka yang hanya memenuhi terpisah, sering disebut kolangitis kriteria lama, dan penulis autoimun. Namun, pandangan menyarankan bahwa sistem penilaian mayoritas bahwa pasien ini memiliki yang disederhanakan lebih spesifik varian PBC, paling baik dianggap dalam mengenali pasien dengan sebagai AMA negatif PBC PBC-AIH overlap syndrome. [3,31,61,75–77]. Sebuah sistem penilaian untuk PBC Overlap antar PSC dan AIH yang dapat digunakan dalam kombinasi dengan Skor IAIHG yang Diagnosis PSC saluran besar direvisi untuk membedakan PBC dari harus selalu ditetapkan dengan PBC-AIH overlap juga telah temuan kolangiografi. Gambaran diusulkan [64]. lainnya mungkin kurang khas. Pada Pada pasien PBC, gambaran AIH pasien dengan diagnosis pasti PSC, juga telah dijelaskan secara berurutan gambaran yang menyerupai AIH [9,72,73]. Di antara 282 pasien PBC, dapat menyebabkan klasifikasi PSC- AIH berkembang pada 12 pasien AIH overlap. Kondisi ini sering (4,3%) setelah 6 bulan menjadi 13 terjadi pada anak-anak. Pasien tahun [73]. Perkembangan AIH tidak mungkin mendapat manfaat dari terapi imunosupresif saluran besar pasien mendapat skor untuk PSC. gambaran AIH (Tabel 2). Penderita dengan diagnosis Overlap Saluran Besar PSC-AIH asli AIH yang nantinya menjalani Gambaran overlap antara cholangiography dan terbukti PSC dan AIH telah dijelaskan dalam memiliki PSC, juga sering laporan kasus kecil [78–81], tetapi dipertimbangkan sebagai Overlap juga dalam kelompok yang lebih syndrome [83–85]. Kami akan besar pada pasien PSC [23,52,62,82– merekomendasikan penggolongan 84] (Tabel 2). Ketika 114 pasien PSC pasien ini sebagai PSC, sebagai dinilai menggunakan sistem awalnya, gambaran kolangiografi penilaian IAIHG asli,2% diberi skor PSC tidak dikecualikan. AIH lebih sebagai pasti dan 33% sebagai jarang didiagnosis pada pasien kemungkinan AIH [52]. Setelah dengan diagnosis asli PSC [83,86]. penerapan sistem penilaian yang direvisi untuk hal yang sama pada Tumpang tindih PSC duktus minor- pasien, 2% masih dinilai sebagai AIH AIH yang pasti, tetapi diagnosis Pasien yang datang dengan kemungkinan AIH dikurangi menjadi gejala klinis dan biopsi hepar yang 9% [7]. Hasil serupa diperoleh dari kompatibel dengan PSC namun penelitian terhadap 211 pasien PSC pemeriksaan cholangiogram yang, menggunakan sistem nilai didapatkan hasil normal original dimana AIH yang pasti ada diklasifikasikan sebagai PSC duktus 2% kasus dan kemungkinan dalam minor (intrahepatik) [87]. Mayoritas 19%, sedangkan dengan sistem yang pasien-pasien ini mengalami IBD direvisi, kemungkinan diagnosis AIH (50-88% kasus). Pada penelitian berkurang hingga 6% [82]. Dalam terdahulu 17 pasien yang didiagnosis kelompok pasien PSC terbesar dengan AIH dan kolitis ulseratif, dievaluasi menurut sistem yang diagnosis PSC ditegakkan pada 5 direvisi, secara keseluruhan 7-14% (42%) di antara 12 kasus yang menjalani pemeriksaan kolangiografi [49]. Pasien dengan dan tanpa Prevalensi IBD pada pasien dengan kelainan kolangiografi sebaliknya overlap PSC-AIH telah dilaporkan tidak dapat dibedakan. Dapat lebih tinggi dibandingkan pada diperkirakan bahwa 7 kasus tanpa pasien dengan AIH saja [62] dan cholangiografi PSC merupakan PSC sesuai dengan pasien dengan PSC duktus minor (intrahepatik) dengan [82,83,89], membuat PSC menjadi ciri yang tumpang tindih dengan AIH kemungkinan gangguan utama dalam [48]. Atau, dapat dikatakan bahwa kasus-kasus ini. Munculnya AIH dan penyakit tersebut adalah AIH dengan kolitis ulseratif secara bersamaan beberapa perubahan pada saluran harus meningkatkan kemungkinan empedu dan berhubungan dengan diagnosis PSC. Studi MRC pada kolitis ulserativa. Sebuah penelitian pasien AIH telah menjadi hal yang baru-baru ini menyimpulkan bahwa kontroversial karena membuktikan PSC duktus minor lazim ditemukan jarangnya temuan perubahan yang di antara pasien dengan AIH dan mencurigakan dari pemeriksaan PSC yang bertumpang tindih. Tujuh kolangiografi PSC [90] namun juga (27%) di antara 26 pasien PSC yang ada yang sering (10%) [91]. PSC memenuhi kriteria diagnosis AIH harus dipertimbangkan pada pasien (sistem IAIHG yang direvisi tetapi AIH dengan pruritus, tes hepar tidak dikurangi skor untuk perubahan kolestatik, perubahan histologis saluran empedu) mengalami PSC saluran empedu, dan pada mereka duktus minor [88]. Diagnosis PSC yang menunjukkan respon yang duktus minor didasarkan pada MRC buruk terhadap terapi. yang normal pada 6 dari 7 kasus PSC dan AIH pada anak-anak tersebut, dan tidak dapat dikesampingkan bahwa hasil ERC Karakteristik AIH tampak jauh mungkin telah menegakkan lebih sering pada PSC yang muncul diagnosis PSC duktur mayor pada pada masa kanak-kanak dan remaja beberapa pasien ini. dibandingkan pada orang dewasa. PSC sangat berhubungan Beberapa kesamaan dengan AIH dengan IBD, tidak seperti AIH. tercatat pada 13 anak dengan PSC dalam laporan kasus sebelumnya berada dalam spektrum proses [92] dan kemudian dijelaskan pada 9 penyakit yang sama [13] ASC tampaknya menjadi (28%) di antara 32 anak dengan PSC diagnosis dampingan masa kanak- [93]. Dalam sebuah studi prospektif kanak dari kondisi tumpang tindih termasuk 55 anak-anak yang AIH-PSC pada orang dewasa, tetapi menunjukkan hasil berupa bukti memiliki prevalensi yang sama penyakit hepar dan tes positif untuk seperti AIH tipe 1 pada anak-anak satu atau lebih auto-antibodi yang [94]. Peneliti lain telah bersirkulasi, 27 (49%) pasien mengklasifikasikan pasien anak-anak terbukti memiliki kelainan saluran sebagai “sindrom tumpang tindih empedu yang sesuai dengan PSC, AIH-PSC” [95]. Dalam studi dan sisanya 28 (51%) didiagnosis lanjutan jangka panjang dari 52 dengan AIH [13]. Dari catatan yang anak-anak dengan PSC, 35% (14/40 ada, 35% di antara pasien PSC tidak dengan biopsi) memenuhi kriteria memiliki perubahan histologis bilier definite IAIHG atau probable AIH dan kemungkinan besar akan [96]. Para penulis ini menyarankan didiagnosis dengan AIH jika bahwa ekspresi PSC pada anak-anak pemeriksaan kolangiografi belum condong ke arah presentasi dilakukan. Setengah (52%) dari 27 hepatikdaipada profil yang pasien PSC secara pasti memenuhi didominasi kolestatik pada orang kriteria IAIHG dan setengah lainnya dewasa. Meskipun demikian, (49%) kemungkinan AIH. IBD lebih kemungkinan PSC harus sering terjadi pada kelompok ini dipertimbangkan pada semua anak dibandingkan pada pasien dengan dengan AIH. AIH saja. Para penulis memperkenalkan istilah kolangitis Tumpang tindih antara PBC dan sklerotik autoimun (ASC) untuk PSC menunjuk kelompok anak-anak Tumpang tindih antara PBC dengan PSC yang juga memiliki dan PSC hanya dijelaskan pada temuan sesuai dengan AIH. Mereka beberapa pasien [97,98]. Kedua menyarankan bahwa AIH dan ASC kondisi tersebut dapat dibedakan sebelumnya [100]. Berdasarkan secara jelas dalam sebagian besar sistem skoring IAIHG, perbedaan kasus. Namun, histologi hepar pada spesifik antara sindrom klinis keduanya mungkin serupa [42], tumpang tindih dan pasien lain dalam termasuk granuloma sebagai fitur spektrum penyakit heparautoimun PSC [99], dan AMA kadang-kadang dengan diagnosis tunggal tidak dapat bisa bernilai positif pada PSC. ditentukan, dan penelitian ini tidak mendukung adanya anggapan Studi internasional pasien dengan overlap syndrome sebagai diagnosis gangguan hepar autoimun entitas yang berbeda. Sebuah Atas nama IAIHG, sebuah penelitian baru-baru ini [101] kelompok kerja internasional menyimpulkan bahwa kriteria yang menerapkan sistem skoring IAIHG sebelumnya diajukan oleh pada sekelompok besar pasien (n = Chazouillères et al. [61] dapat 479) dalam spektrum penyakit hepar mengidentifikasi pasien dengan autoimun dari empat negara yang diagnosis klinis overlap syndrome berbeda [70]. Di antaranya, 7% dari PBC-AIH dengan sensitivitas (92%) PBC, dan 14% pasien PSC dinilai dan spesifisitas (97%) yangtinggi dan sebagai AIH probable atau definite, bahwa kriteria ini lebih baik daripada meskipun mereka tidak secara klinis kriteria yang telah yang direvisi [7] dianggap sebagai kasus yang dan disederhanakan [8], yang dalam tumpang tindih. Di sisi lain, hanya 7 hal ini adalah sistem skoring IAIHG. (29%) pasien dengan sindrom Namun, kriteria ini tidak dapat tumpang tindih yang didefinisikan mewakili konsensus internasional. secara klinis dari AIH – PBC (n = Adakah faktor patogenetik 18) atau AIH – PSC (n = 6) dinilai bersama yang mempengaruhi fitur sebagai AIH probable atau definite. tumpang tindih antara penyakit- Sensitivitas rendah dari sistem penyakit hepar autoimun? skoring untuk overlap syndrome yang didefinisikan secara klinis Kesemua AIH, PBC, dan PSC sesuai dengan hasil-hasil penelitian adalah bersifat kompleks yang mana beberapa gen berperanserta bersama bisa jadi bahwa HLA haplotype yang dengan faktor lingkungan hingga biasa terlihat pada AIH dapat meningkatkan risiko penyakit [102]. memprovokasi respon hepatik yang Penyakit dengan faktor kerentanan lebih kuat ketika hadir pada PBC genetik bisa lebih cenderung [22]. Di sisi lain, sebuah penelitian berkembang pada individu yang terhadap 271 orang pasien dengan sama. Atau, gen yang terkait dengan AIH, PBC, atau PSC, menunjukkan satu gangguan tertentu dapat bahwa faktor risiko HLA umumnya mempengaruhi ekspresi klinis ketika terbagi dan tidak mempengaruhi juga hadir pada pasien dengan manifestasi klinis penyakit primer penyakit primer lain. [106]. Jadi, pasien dengan asosiasi AIH, PBC, dan PSC terkait HLA yang terbagi tidak memiliki dengan gen antigen leukosit manusia karakteristik “sindrom tumpang (HLA) pada kromosom 6 [11.103- tindih”. Dalam sebuah penelitian 105]. Dikarenakan kurangnya pada anak-anak, HLA-DR3 lebih klasifikasi yang tepat untuk pasien sering pada AIH daripada pada dengan sifat tumpang tindih dan pasien yang ditandai sebagai ASC, langkanya kondisi seperti itu, tetapi temuan itu secara statistik penelitian genetik sistematis dengan tidak signifikan (p = 0,07) [13]. jumlah yang cukup tidak mungkin Karakteristik genetik penyakit dilakukan. Temuan dari penelitian hepar autoimun akan lebih lanjut sebelumnya menghasilkan hasil yang diklarifikasi oleh asosiasi penelitian sangat beragammaka karenanya genome [107.108]. Penyakit kesimpulan yg kuat tidak dapat kemudian dapat dibandingkan ditegakkan. Karakteristik HLA dengan cara yang jauh lebih canggih haplotype AIH, HLA-B8, DR3, atau dan secaratepat. Dianggap adalah DR4, ditemukanpada 17 dari 20 sesuatu yang masuk akal untuk orang pasien dengan sifat tumpang berspekulasi bahwa overlap memang tindih antara PBC dan AIH, tetapi mewakili entitas klinis yang hanya 4 dari 20 orang pasien dengan independen, dimana kerentanan PBC yangkhas [22]. Interpretasinya genetik mereka akan berbeda dari memastikan signifikansi dari AIH, PBC atau PSC. pengamatan di atas atau untuk Profil serologis yang unik pada memperjelas lagiadanya pasien yang dianggap mengalami kemungkinan perbedaan lain dalam tumpang tindih dapat mendukung kerusakan yang diperantarai gagasan bahwa mereka adalah entitas kekebalan terhadap sel hepar penyakit pada mereka sendiri, dan dan/atau epitel bilier. profil antibodi bisa berfungsi sebagai penanda diagnostik. Dalam Apakah “sindrom tumpang penelitian terbaru, antibodi anti- tindih” penting untuk dikenali dsDNA secara signifikan lebih sering agar dapat menentukan terapi? ditemukan dalam 15 kasus PBC-AIH Imunosupresi (terutama yang tumpang tindih (60%) kortikosteroid oral) adalah terapi dibandingkan pada 120 orang pasien standar dan sangat efektif pada AIH, PBC (4%) - dan 120 orang pasien dan UDCA dianjurkan untuk AIH (26%) (masing-masing <0,0001 mengurangi perkembangan penyakit dan 0,01,) [ 109]. Kehadiran AMA pada PBC [31]. UDCA belum dan anti-dsDNA sangat spesifik terbukti memiliki efek yang (98%) untuk kondisi yang tumpang menguntungkan pada prognosis PSC tindih, diamati pada 47% yang [31]. Tidak ada penelitian mengalami tumpang tindih randomized treatment yang luas pada dibandingkan dengan hanya 2% dari pasien dengan ciri PBC- atau PSC kontrol. Perbedaan dalam dan AIH, hanya terdapat laporan imunoreaktivitashingga subset yang retrospektif pada percobaan dalam berbeda dari AMA antara pasien sampel pasien kecil. Saat ini, tidak dengan PBC dan overlap syndrome ada rekomendasi berbasis bukti PBC-AIH juga telah untuk pengobatan kondisi tumpang dianjurkansebagai potensi penting tindih PBC-AIH atau PSC-AIH. dalam membedakan kelompok- kelompok ini [110]. Penelitian Pengobatan pasien PBC dengan serologi lebih lanjut diperlukan untuk fitur AIH Beberapa penelitian telah selama rata-rata 18 bulan, yang menunjukkan respon positif terhadap kemudian menghasilkan peningkatan terapi imunosupresif pada pasien secara keseluruhan. Dalam penelitian dengan sifat tumpang tindih antara lain, 20 orang pasien PBC dengan PBC dan AIH ciri AIH diikuti selama rata-rata 6,4 [22,61,62,73,109,111,112], namun tahun, 16 orang di antaranya dirawat penelitian juga telah menyarankan dengan steroid ± azathioprine di bahwa pengobatan hanya dengan samping UDCA dengan respon UDCA saja sudah cukup [63]. biokimia yang sangat baik [22]. Dalam sebuah penelitian Respon biokimia yang terhadap 12 orang pasien yang menguntungkan untuk kombinasi didefinisikan sebagai overlap UDCA dan agen imunosupresif juga syndrome PBC-AIH, sembilan orang telah dilaporkan oleh penelitian lain mengalami remisi selama terapi [69,73,112,113]. Hasil sebuah kortikosteroid [62]. Respon ini laporan kasus memberikan kesan sebanding dengan pada pasien AIH efek menguntungkan dari terapi definite. Pasien PBC-AIH bahkan siklosporin A pada pasien yang memiliki frekuensi perkembangan resisten terhadap UDCA dan yang lebih rendah ke arah sirosis prednisolon [114]. dibandingkan dengan kasus AIH. Regimen pengobatan yang Respon terhadap kortikosteroid berbeda secara retrospektif dikaitkan dengan tingkat serum ALP dibandingkan dalam penelitian kurang dari 2 kali lipat nilai lanjutan jangka panjang (median 7,5 referensi. Di antara 5 orang pasien tahun) dari 17 orang pasien PBC- awalnya diobati dengan UDCA saja AIH yang tumpang tindih, ditentukan dan 6 orang dengan prednisolon saja, secara ketat oleh kriteria yang 9 orang pasien (3 UDCA, 6 sebelumnya diusulkan oleh prednisolon) memiliki hasil tes hepar kelompok ini [61.111]. Pengobatan yang abnormal secara persisten [61]. lini pertama adalah UDCA sendiri Mereka kemudian diberikan (11 orang pasien) atau UDCA kombinasi UDCA dan prednisolon dikombinasikan dengan agen imunosupresif (6 orang pasien, 4 kortikosteroid. Laporan-laporan lain orang menerima azathioprine sebagai juga mendukung efek dari hubungan tambahan untuk kortikosteroid). Pada hepatitis dan tingkat serum aspartat kelompok UDCA, respon biokimia transaminase (AST) pada prognosis dan fibrosis yang stabil atau menurun pasien dengan PBC [115.116]. Hasil diamati pada 3/11 pasien, sedangkan klinis yang buruk pada pasien sisanya 8/11 pasien adalah non- dengan tumpang tindih ciri PBC dan responden dengan peningkatan AIH (n = 26; rata-rata tindak lanjut fibrosis. Pada kelompok yang 6,1 tahun) dibandingkan dengan menerima kedua UDCA dan pasien dengan PBC saja (n = 109; imunosupresi, 4/6 pasien (semuanya rata-rata tindak lanjut 5,4 tahun) juga non-sirosis) mencapai respon telah diamati [117] . Sebaliknya, biokimia yang sempurna bersama Joshi dkk. [63] menemukan bahwa dengan fibrosis yang tidak berubah, 12 orang pasien PBC yang memiliki menunjukkan bahwa terapi ciri AIH menunjukkan respon kombinasi adalah pilihan terbaik. biokimia dan serologis yang mirip Dalam analisis histopatologi dengan UDCA sebagai pasien PBC biopsi hepar dari pasien PBC yang biasa yang diobati dengan cara yang diperoleh sebelum dan setelah 4 sama selama 24 bulan. Mereka juga tahun terapi dengan UDCA, tingkat mencatat bahwa ciri AIH di PBC keparahan bagian nekrosis limfositik mungkin bersifat sementara pada dan peradangan lobular pada entri beberapa pasien. Dalam secara bermakna dikaitkan dengan perbandingan antara pasien dengan perkembangan fibrosis [43]. Hasil ini PBC-AIH (n = 10) dengan kelompok menunjukkan bahwa pasien PBC murni AIH (n = 238), kasus PBC- yang memiliki fitur histologis AIH AIH merespon kurang baik terhadap dan PBC lebih mungkin memiliki terapi AIH standar, namun, hal ini perkembangan fibrosis yang cepat tidak mempengaruhi tingkat dibandingkan mereka yang kelangsungan hidup. [68]. tidak,serta bahwa pasien ini mungkin Dengan dasar bahwa strategi memerlukan kombinasi UDCA dan ini tidak berbasis bukti, pedoman EASL terbaru merekomendasikan campuran AIH dan PSC mengalami terapi kombinasi dengan UDCA dan remisi yang secara signifikan lebih kortikosteroid pada pasien dengan jarang (2/9 pasien) dan mencapai tumpang tindih PBC-AIH [31]. tahap akhir kematian berupa gagal Sebagai pendekatan alternatif, hepar atau transplantasi hepar secara disarankan bahwa UDCA dapat signifikan lebih sering [62]. menjadi terapi awal dan Kegagalan pengobatan juga sering kortikosteroid ditambahkan jika (4/5 pasien) ditemukan dalam belum diperoleh respon biokimia laporan lain [49]. Dalam sebuah yang adekuat dalam jangka waktu 3 penelitian terhadap 9 orang pasien bulan. AIH-PSC, semua dilaporkan merespon terapi imunosupresif. Pengobatan pasien PSC dengan Remisi jangka panjang diperoleh ciri AIH dalam 3 kasus, tetapi 3 orang Berbagai hasil terapi telah diantaranya menjalani transplantasi dilaporkan pada pasien dengan ciri hepar setelah masing-masing 4 gabungan PSC dan AIH. bulan, 7 tahun, dan 9 tahun [83]. Perkembangan peningkatan klinis Dalam penelitian lain, respon parsial dan biokimia setelah pengobatan diperoleh pada 3 dari 4 orang pasien dengan kortikosteroid dan PSC-AIH yang diobati dengan azathioprine, kadang-kadang steroid [82]. Menilai berdasarkan dikombinasikan dengan UDCA, efek pada aminotransferase, respon tercatat pada sejumlah kecil pasien yang baik juga disimpulkan dalam dalam laporan sebelumnya 16/24 kasus tumpang tindih yang [78,80,81]. Satu pasien tidak diobati dengan kortikosteroid dan memiliki efek yang signifikan azathioprine (tacrolimus) [88]. terhadap prednison dan azathioprine, Dalam penelitian prospektif dari 7 namunmerespon pemberian orang pasien dengan overlap siklosporin A [79]. Dibandingkan syndrome AIH-PSCdiobati dengan dengan pasien dengan AIH klasik, prednisolon (dosis awal 0,5 bagaimanapun, pasien dengan mg/kg/hari, meningkat menjadi 10- 15 mg/hari) dan azathioprine (50-75 penyakit progresif diamati pada 16 mg/hari) plus UDCA (15-20 orang pasien dengan ciricampuran mg/kg/hari), tercatat adanya respon kedua PSC dan AIH meskipun biokimia yang menguntungkan [84]. terdapat perbaikan respon terapi Selain itu, pasien mengalami kombinasi imunosupresif dan UDCA peningkatan kelangsungan hidup dan biokimia awal [119]. Singkatnya, dibandingkan dengan kelompok penelitian akan menunjukkan bahwa paralel 34 orang pasien dengan PSC prognosis pasien PSC-AIH mungkin klasik pada terapi UDCA (tindak lebih baik daripada pada pasien lanjut 7-8 tahun). Sebuah penelitian dengan PSC klasik, tetapi lebih retrospektif dari pasien PSC yang buruk daripada pada pasien dengan diobati dengan kortikosteroid juga AIH saja [91.119.120]. Respon terhadap terapi menyimpulkan bahwa subkelompok imunosupresif tampaknya lebih baik tampaknya merespon dengan baik pada anak-anak dengan tumpang dan dapat memperoleh efek tindih PSC-AIH (atau ASC) peningkatan kelangsungan hidup dibandingkan pada orang dewasa jangka panjang [118]. Dibandingkan [13,121]. Pada 23/27 anak-anak dengan pasien AIH dan AIH – PBC dengan ASC yang diobati dengan pada terapi imunosupresif serupa, imunosupresi (sebagian besar juga pasien PSC-AIH memiliki ketahanan menerima UDCA) respon terhadap hidup yang berkurang secara terapinya memuaskan dan serupa signifikan (masing-masing rasio dengan yang diamati pada AIH. hazard 2,08 dan 2,14), meskipun Pedoman EASL mayoritas memiliki respon awal yang merekomendasikan bahwa pasien baik [68]. Pengamatan serupa juga dengan “sindrom tumpang tindih” dilakukan dalam sebuah penelitian AIH-PSC diobati dengan UDCA dan yang mengidentifikasi 8 kasus terapi imunosupresif, tetapi dengan temuan konsisten dengan menekankan bahwa hal ini bukan PSC berdasarkan MRC yang berdasarkan bukti [31]. Pedoman dilakukan pada 79 orang pasien AIH pada PSC dariThe American dewasa [91]. Demikian juga, Association untuk studi Penyakit Pengenalan seperangkat klasifikasi Hepar (AASLD) juga baru membutuhkan alasan, misalnya merekomendasikan penggunaan dalam hal mendefinisikan kelompok kortikosteroid dan agen sesuai dengan sifat patogenetik imunosupresif lainnya pada pasien khusus, tes diagnostik khusus, dengan tumpang tindih PSC-AIH indikasi untuk terapi atau implikasi [47]. untuk prognosis. Telah ditetapkan bahwa Diskusi dan kesimpulan beberapa pasien, yang memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk PBC Kebanyakan penyakit memiliki atau PSC, juga dapat memiliki ciri spektrum manifestasi klinis dengan biokimia, serologis, dan/atau batas-batas yang tidak tepat, dan ciri histologis yang tumpang tindih yang tumpang tindih antara kondisi dengan AIH pada skala kontinyu. terlihat dalam semua bidang Atas dasar pengetahuan saat ini, kedokteran. Dalam beberapa kondisi, sangat terbatas tentang misalnya dalam hal tujuan penelitian, etiopatogenesis dari 3 gangguan klasifikasi yang ketat diperlukan tersebut, hingga definisi kriteria dengan memasukkan hanya pasien diagnostik untuk kondisi tumpang dengan diagnosis yang tidak perlu tindih tersebut bersifat sewenang- lagi dipertanyakan. Namun, dalam wenang. praktik klinis, lebih baik untuk Sistem skoring IAIHG telah memiliki jumlah kecil kategori banyak diterapkan pada pasien PBC berdasarkan kriteria diagnostik dan PSC, dan ekspresi kesamaan sederhana sehingga sebagian besar numerik dengan AIH telah diperoleh. pasien dapat dengan mudah dibagi Namun, sistem skoring menjadi beberapa kelompok besar, dikembangkan untuk mendiagnosis hingga membuat diagnosis mudah AIH dan meningkatkan perbedaan dilakukan dan dapat direproduksi. AIH dari diagnosis diferensial yang Akibatnya, beberapa tingkat potensial. Oleh karena itu, penerapan heterogenitas di antara pasien dalam sistem skoring yang luas untuk setiap kelompok harus diterima. mengidentifikasi subkelompok kurangnya penelitian yang tepat, pasien yang didefinisikan sebagai strategi ini tidak berbasis bukti, dan “tumpang tindih” tidak tepat. Bahkan tampaknya tidak masuk akal untuk jika sistem skoring dengan menentukan kelompok diagnostik spesifisitas lebih tinggi untuk AIH baru pada bidang ini. IAIHG menunjukkan bahwa dapat dibuat dan jumlah pasien PBC pasien dengan ciri tumpang tindih dan PSC yang memperoleh tingkat antara AIH, PBC, dan PSC tidak skor tertentu berkurang, dikategorikan sebagai entitas pertanyaannya tetap apakah hasilnya diagnostik yang terpisah, tetapi akan relevan secara klinis. dianggap sebagai bagian dari Pengamatan bahwa pasien secara penyakit “klasik” masing-masing. klinis dianggap tumpang tindih Namun demikian, pertimbangan hanya mencapai skor diagnostik AIH terapeutik spesifik mungkin dalam jumlah terbatas kasus, diperlukan pada pasien tersebut. mendukung anggapan bahwa sistem Algoritma untuk pendekatan skoring IAIHG tidak boleh terapi untuk pasien dengan ciriyang digunakan untuk mendefinisikan tumpang tindih telah diusulkan kasus-kasus tersebut [70]. [122], tetapi berdasarkan kurangnya Pasien dengan ciri tumpang bukti saat ini sulit untuk menetapkan tindih antara PBC- atau PSC dan pedoman yang tegas. Dalam banyak AIH sering diobati dengan kombinasi kasus, bagaimanapun, harusnya UDCA dan agen imunosupresif, mungkin untuk mendefinisikan satu berdasarkan beberapa laporan kasus gangguan utama dan meresepkan menunjukkan adanya efek yang terapi yang tepat. Garis besar yang menguntungkan. Penambahan disarankan untuk penilaian klinis dan kortikosteroid dan/ atau agen pendekatan terapeutik pada pasien imunosupresif lainnya baru-baru ini dengan PBC atau PSC dengan ciri direkomendasikan pada pasien PBC- AIH disajikan pada Gambar. 2. AIH dalam pedoman EASL dan pada Pada pasien dengan dominasi kasus PSC-AIH di kedua pedoman temuan kolestasis yang mendukung EASL dan AASLD [31,47]. Karena diagnosis PBC, terapi UDCA harus menjadi pilihan utama. PBC dengan subkelompok dalam spektrum iri AIH dapat membaik dengan penyakit-penyakit hepar autoimun. UDCA saja, tetapi penambahan obat imunosupresif dapat meningkatkan respon terapeutik. Pasien dengan PSC duktus mayor harus diterapi sesuai pedoman umum dengan endoskopi bila terdapat indikasi [31,47]. Di PSC dengan ciri AIH, pengobatan imunosupresif juga harus dipertimbangkan. Lazimnya, fitur klinis yang dominan harus diterapi terlebih dahulu dan terapi harus bersifat individual, disesuaikan untuk setiap individu pasien, dan disesuaikan sesuai dengan respon terapi yang ada. Yang penting, terapi harus dilakukanbukan untuk mengekspos gagasan pasien PBC- atau PSC yang diduga mengalami tumpang tindih AIH dengan risiko efek samping steroid jika ini tidak dapat dibenarkan dengan adanya efek yang menguntungkan [123]. Penelitian selanjutnya harus bertujuan untuk mengidentifikasi subkelompok pasien yang akan memperoleh manfaat dari pengobatan imunosupresif. Mungkin juga bahwa seseorang di masa depan akan dapat mengidentifikasi Gambar 2. Penilainan klinis dan pendekatan terapi pasien dengan PBC atau PSC dan ciri AIH*. *Pada dasarnya berdasarkan rekomendasi dalam pedoman EASL [31]. ** Tidak ada definisi yang pasti tentang angka yang diperlukan untuk peningkatan serum transaminase atau IgG. ALT setidaknya 5x ULN dan IgG minimal 2x ULN, seperti yang sebelumnya disarankan sebagai kriteria untuk AIH [61], dapat berfungsi sebagai pedoman. *** Pengobatan imunosupresif tidak berdasarkan bukti. Dapat disarankan bahwa terapi awal diberikan sesuai dengan pedoman untuk AIH. **** Panduan AASLD [47] menentang pemakaian UDCA pada pasien dengan PSC, sedangkan pedoman EASL [31] mengakui bahwaUDCA secara luas digunakan dalam PSC, meskipun efikasi jangka panjang tetap tidak terbukti.
Kesimpulannya, kami mengusulkan skoring IAIHG seharusnya tidak
bahwa pasien dengan penyakit hepar digunakan untuk membentuk autoimun harus dikategorikan subkelompok pasien. Pasien dengan masing-masing sebagai AIH, PBC, PBC dan PSC dengan ciri AIH harus dan PSC/PSC duktus minor. Sistem dipertimbangkan untuk mendapatkan pengobatan imunosupresif.
Konflik kepentingan
Para penulis yang berperan
dalam penelitian ini menyatakan adanya hubungan dengan produsen obat yang terlibat. GH telah menerima hibah tidak terbatas dari Axcan Pharma dan MM memiliki kepentingan keuangan dengan Falk Pharma: Consulting; Penasihat: biro pembicara; Hibah/kontrak: penelitian; Hibah/kontrak: tidak terbatas. Para penulis lainnya tidak memiliki pernyataan.
Ucapan terima kasih
Kami sangat berterima kasih
atas kontribusi Prof. Hans-Peter Dienes, Institut Patologi, Pusat Medik Universitas Cologne, Jerman, mengenai diskusi tentang isu-isu yang berkaitan dengan histopatologi.