Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2088 - 5369

PENGERINGAN IKAN LELE (Clarias Batraclus) DENGAN PENGERING


ENERGI SURYA TIPE TEKO BERSAYAP

CATFISH DRYING (Clarias Batraclus) USING ‘TEKO BERSAYAP’


SOLAR DRYER

Yuwana
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
E-mail: yuwana@unib.ac.id

ABSTRACT

Experiment on catfish drying employing ‘Teko Bersayap’ solar dryer was conducted. The result of
experiment indicated that the dryer was able to increase ambient temperature up to 44% and
decrease ambient relative humidity up to 103%. Fish drying process followed equations : KAu =
74,94 e-0,03t for unsplitted fish and KAb = 79,25 e-0,09t for splitted fish, where KAu = moisture
content of unsplitted fish (%), KAb = moisture content of splitted fish (%), t = drying time. Drying
of unsplitted fish finished in 43.995 hours while drying of splitted fish completted in 15.29 hours.
Splitting the fish increased 2,877 times drying rate.
Key words : drying, catfish, teko bersayap type solar dryer

ABSTRAK

Percobaan pengeringan ikan lele (Clarias Batraclus) telah dilakukan dengan menggunakan
pengering energi surya tipe teko bersayap. Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu ruang
pengering tipe teko bersayap 44% lebih tinggi dari suhu udara luar sementara kelembaban relatifnya
103% lebih rendah dari kelembaban relatif udara luar. Kondisi ruang pengering ini mampu
menurunkan kadar air ikan lele mengikuti persamaan KAu = 74,94 e-0,03t untuk ikan utuh dan KAb =
79,25 e-0,09t untuk ikan yang dibelah, dimana KAu = kadar air ikan utuh (%), KAb = kadar air ikan
yang dibelah, t = waktu pengeringan. Pengeringan ikan lele utuh dapat diselesaikan dalam waktu
43,995 jam sedangkan untuk ikan lele yang dibelah pengeringan dapat diselesaikan dalam 15,29
jam. Pembelahan ikan meningkatkan kecepatan pengeringan 2,877 kali.
Kata kunci : Pengeringan, ikan lele, pengering energi surya tipe teko bersayap
PENGERINGAN IKAN LELE

PENDAHULUAN yang terkontaminasi dalam ikan kering


disinyalir membahayakan kesehatan.
Akhir-akhir ini budidaya ikan lele Untuk menghadapi serangan lalat, sebagian
berkembang di masyarakat Bengkulu penampung ikan tidak segan-segan
terutama di Kota Bengkulu dan Kabupaten menggunakan obat pembasmi serangga di
Bengkulu Tengah. Hal ini tidak terlepas tempat penjemuran. Tingginya curah
dari campur tangan positif dari berbagai hujan/tahun di Propinsi Bengkulu juga
pihak, terutama pemerintah daerah, seringkali menjadi kendala. Banyak waktu
perbankan dan perguruan tinggi. Usaha ini terbuang untuk memindahkan produk atau
diharapkan dapat menjanjikan nilai tambah menutup lantai jemur pada saat hujan.
dan kesejahteraan masyarakat. Ikan hasil Seperti diketahui bahwa ikan
budidaya hampir semuanya dipasarkan merupakan produk basah yang mudah
dalam bentuk ikan segar. Cara penyaluran rusak dan busuk. Salah satu cara untuk
produk yang demikian tentunya rawan memperpanjang umur simpan dan
kejenuhan pasar disamping tidak sekaligus meningkatkan nilai tambah
menjanjikan nilai tambah maksimal. produk ini salah adalah pengeringan untuk
Jangkauan pemasaran ikan segar juga menghasilkan ikan kering. Dalam
terbatas karena kalaupun harus diperluas pengeringan ikan, karena pengeringan
perlu penyimpanan dengan biaya yang adalah pemindahan air bahan untuk
mahal (pendinginan, pembekuan). Oleh menghentikan aktivitas bakteri dan enzim,
karena itu perlu antisipasi untuk hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah
pemecahan masalah tersebut dan salah satu air yang dapat dipindahkan sebelum
terobosan yang potensial adalah pembuatan kualitas dan aroma produk terpengaruh,
ikan lele kering dengan cara pengeringan. dan toleransi panas untuk setiap jenis ikan.
Sebenarnya pengeringan sudah Hampir semua bakteri pembusuk tidak
dipraktekkan secara luas untuk ikan laut tumbuh dalam produk yang mempunyai
oleh para nelayan dengan cara menjemur di kadar air 25 %. Sedangkan jamur juga
bawah terik matahari. Bagi para berhenti untuk tumbuh pada kadar air
penampung ikan dan nelayan yang sudah produk adalah 15 % atau kurang. Akan
agak profesional, penjemuran dilakukan di tetapi jika ikan diasinkan dahulu sebelum
atas rajut-rajut plastik yang dibentang di dikeringkan, jumlah air yang boleh
atas balai-balai yang terbuat dari bambu. dipindahkan dapat lebih banyak tergantung
Para nelayan lainnya mengerjakan jumlah garam yang digunakan. Biasanya
penjemuran di atas lantai semen, di atas kadar air 35-40 % sudah cukup aman untuk
anyaman bambu, di atas tikar plastik, di menghambat serangan bakteri atau jamur.
atas atap rumah bahkan ada yang diserak di Berkenaan dengan toleransi suhu, pada
atas pasir. Cara pengeringan seperti umumnya pada tahap awal pengeringan
disebutkan di atas sangat praktis, tetapi dalam hal ini ikan masih jenuh dengan air,
mempunyai banyak kelemahan. Laju suhu pengeringan tidak boleh melebihi 40-
pengeringan sangat tergantung luas 50° C, untuk menghindari masaknya
permukaan yang berhadapan dengan daging ikan yang membuat produk mudah
matahari sehingga memakan tempat. hancur. Untuk tahap pengeringan
Karena dilakukan di tempat terbuka, selanjutnya suhu boleh dinaikkan sampai
produk mudah terkontaminasi. Kalau cuaca 60° C (Prabhu & Balachandran, 1982).
kurang begitu panas, produk banyak Rata-rata suhu pada praktek pengeringan
dikerubungi lalat karena bau ikan yang untuk bermacam-macam ikan di Philipina
memang disukai serangga tersebut. berkisar antara 49.5-70.4°C (Caprio, 1982).
Kotoran yang dibawa lalat dan telur lalat

Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20 | 15


Yuwana

Beberapa tipe pengering yang Yuwana dkk. (2011) mengembangkan


sudah dikembangkan mampu menghasil- pengering bertipe teko yang mampu
kan kisaran suhu yang cocok untuk menghasilkan suhu rata 32 sampai 51 oC,
pengeringan ikan. Yuwana (1999) dan kelembaban relatif rata-rata 18.6 to 53.8 %
Yuwana (2002) mengembangkan pe- dan menyelesaikan pengeringan 1,83 kali
ngeringan energi surya tidak langsung lebih cepat dari penjemuran (Yuwana dkk.,
bermodel rumah kaca. Bagian terpenting 2011, Yuwana dkk, 2012).
alat pengering terdiri atas : kerangka kayu,
kolektor panas, ruang pengering, cerobong METODE PENELITIAN
dan kotak penyimpan panas. Kolektor
terbuat dari kaca bening dan plenum yang Tahapan penelitian dimulai dari
berupa seng gelombang bercat hitam yang instalasi alat pengering di lahan kosong
diletakkan di atas sebuah papan kayu. bebas naungan Fakultas Pertanian
Prinsip kerja pengering ini adalah membuat Universitas Bengkulu dan percobaan
perangkap panas semaksimum mungkin pengeringan dilakukan pada bulan Oktober
dan mengalirkannya secara otomatis 2011. Alat pengering terbuat dari kerangka
melintasi bahan yang dikeringkan sehingga kayu, berdinding dan beratap plastik UV
kadar air bahan teruapkan dari bahan transparan yang dilengkapi dengan
dengan energi panas tersebut. Alat ini cerobong yang secara keseluruhan
dapat menghasilkan suhu ruang pengering menempati luasan 4 x 3 m2 dengan tinggi
ini berkisar antara 37,8 – 55,8 °C ( 2 – 21 ruang pengering mencapai 2 m sedangkan
°C lebih tinggi dari suhu udara luar). titik teratas cerobong udara adalah 4 m.
Pengering ini dapat menurunkan kadar air Bagian terpenting alat pengering terdiri
ikan rata-rata dapat diturunkan dari 76,44 atas : ruang pengering, cerobong dan
% menjadi 14,18 % dalam waktu 15 jam. kolektor panas. Ruang pengering berlantai
Pengering tersebut mengalami berbagai seng bercat hitam dan berisi rak pengering
modifikasi untuk digunakan produk lain yang berjumlah 12 buah (kiri 6 buah,
seperti : sale pisang dan rengginang yang kanan 6 buah) dengan ukuran masing
dapat mengeringkan produk dalam waktu masing rak adalah 0,85 m x 2,80 m yang
2-3 hari (Yuwana dan Mujiharjo, 2004); berfungsi untuk meletakkan produk (ikan)
keripik pisang yang dapat menyelesaikan yang dikeringkan. Rak pengering terbuat
pengeringan 1- 3 hari (Yuwana dan dari anyaman bambu yang bercelah untuk
Mujiharjo, 2005), krupuk ikan dengan membantu sirkulasi udara panas dan
penyelesaian pengeringan 1-2 hari berangka kayu. Cerobong mempunyai
(Yuwana, 2006), sawi (Yuwana dkk., panjang 0,5 m, lebar 0,5 m dan tinggi 4 m,
2008). Model yang terakhir dapat yang terbuat dari seng bercat hitang dan
mempercepat pengeringan sawi dalam berkerangka kayu serta dilengkapi dengan
pembuatan sawi asin lebih cepat 2 hari kipas isap dengan daya 30 watt yang
dibandingkan dengan penjemuran. Yuwana terletak di dekat outlet yang berfungsi
(2009) menyempurnakan desain interior untuk mempercepat aliran udara. Kolektor
ruang pengering dengan merubah orientasi mempunyai plenum berupa seng
rak dan mencobakan alat pengering untuk gelombang bercat hitam yang diletakkan di
pengeringan sale pisang di pengrajin sale atas sebuah papan kayu, beratap plastik UV
pisang Raflesia Bengkulu. Hasil percobaan dan dilengkapi inlet. Kolektor berfungsi
menunjukkan bahwa pengering dapat untuk menjerat panas dan men-
menyelesaikan proses pengeringan hanya suplaikannya ke ruang pengering. Ruang
dengan dua kali lebih cepat dibandingkan pengering dilengkapi pintu samping yang
dengan penjemuran yaitu 2-3 hari saja. terletak berlawanan dengan letak cerobong

16 | Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20


PENGERINGAN IKAN LELE

untuk memasukkan dan mengeluarkan rak terkena sinar matahari sepanjang hari
pengering. Alat dipasang melintang sedangkan pengukuran suhu dan
terhadap arah matahari (utara-selatan). kelembaban ruang pengering dilakukan di
Prinsip kerja alat pengering sebagai tengah-tengah ruang pengering pada rak
berikut : 1) Bangunan pengering memanen nomor 1, rak nomor 3 dan rak nomor 5
panas dari matahari yang akan (penomoran dimulai dari rak paling bawah)
memanaskan udara dalam ruang pengering dan hasilnya dirata-rata. Pengamatan
dan udara dalam plenum. Udara panas penurunan kadar air ikan dilakukan
mempunyai kerapatan massa yang lebih penimbangan secara periodik ikan target
kecil dibandingkan udara luar pengering. pengamatan. Pengukuran suhu dan kelem-
2) Adanya sistem tertutup di dalam baban dilakukan dengan alat higrometer
pengering menciptakan gradien tekanan sedangkan pengukuran penurunan kadar air
udara yang cukup antara ruang pengering dilakukan dengan penimbangan dengan
dan ruang kolektor dengan titik teratas di menggunakan timbangan digital. Peng-
dalam cerobong yang akan diperbesar lagi amatan dilakukan dengan interval waktu 2
oleh kerja kipas isap yang berada di bagian jam. Pada akhir pengeringan sampel ikan
dalam atas cerobong. Dengan demikian dimasukkan ke dalam open bersuhu 105 °C
terjadi aliran udara panas dari kolektor dan selama 24 jam untuk menentukan kadar air.
ruang pengering menuju cerobong. Aliran Kadar air dihitung berdasarkan berat basah.
udara panas akan menguapkan lengas ikan Pengamatan penurunan dilakukan sepan-
basah yang sudah terlebih dahulu jang proses pengeringan, apabila dalam
diletakkan di atas rak-rak pengering satu hari ikan belum kering, maka
sehingga kadar air produk menurun sampai dilanjutkan hari berikutnya sampai ikan
batas yang diinginkan sebagai tanda menjadi kering. Pengamatan dihentikan
pengeringan sudah selesai. pada saat terjadi hujan atau cuaca berawan
Ikan lele dengan dengan berukuran tebal sehingga panas matahari tidak efektif
rata-rata panjang 18-20 cm dengan tebal 3- lagi dipanen panasnya oleh alat pengering.
4 cm. Ikan yang segar (masih hidup) Waktu pengeriingan dihitung berdasarkan
dibersihkan dari kotoran. Dua model waktu efektif pengering dapat memanen
sampel dipersiapkan yakni ikan utuh (tanpa energi matahari (sinar matahari dapat
dibelah) dan ikan dibelah. Ikan diletakkan mensuplai panas pada pengering).
di atas rak-rak pengering dan untuk setiap Percobaan dilakukan dengan tiga kali
rak pengenging sampel ikan utuh dan ulangan. Data parameter pengamatan
sampel ikan dibelah diletakkan sebelah- dirata-rata dan presentasikan dalam bentuk
menyebelah. Kapasitas alat pengering lebih grafik suhu, kelembaban relatif dan kadar
kurang 100 kg ikan basah. Sampel ikan air ikan berfungsi waktu pengeringan.
yang ditujukan untuk pengamatan ditandai
dengan label plastik. Ikan target HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan ini letaknya tersebar di bagian
tengah rak nomor 1, 3, dan 5. Gambar 1. memperlihatkan fluk-
Setelah pengeringan mulai tuasi suhu udara luar rata-rata dan suhu
berproses pengamatan dilakukan. ruang pengering rata-rata selama proses
Parameter yang diamati adalah suhu dan pengeringan berlangsung. Pada grafik
kelembaban udara luar, suhu dan tersebut memperlihatkan bahwa suhu ruang
kelembaban ruang pengering, penurunan pengering selalu lebih tinggi dari suhu
kadar air ikan. Pengukuran suhu dan udara luar. Selama proses pengeringan
kelembaban udara luar dilakukan sudut suhu rata-rata adalah 36oC sedangkan suhu
luar ruang pengering arah timur laut, yang ruang pengering rata-rata adalah 52oC

Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20 | 17


Yuwana

70

60

50
Suhu ( oC )

40

30

20
Udara Luar
10 Ruang Pengering

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu Pengamatan (Jam)

Gambar 1. Fluktuasi Suhu Rata-rata selama Pengeringan


80
70
Kelembaban Relatif ( % )

60
50
40
30
20
Udara Luar
10
Ruang Pengering
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu Pengamatan (Jam)

Gambar 2. Fluktuasi Kelembaban Relatif selama Pengeringan

Dengan kata lain suhu ruang pengering Gambar 3. memperlihatkan grafik


rata-rata 16 oC (44%) lebih tinggi dari suhu penurunan kadar air ikan selama
udara luar rata-rata. Grafik gambar 2. pengeringan. Kadar air ikan menurun
memperlihatkan bahwa kelem-baban relatif secara eksponensial. Dari grafik tersebut
rata-rata ruang pengering selalu lebih bahwa pembelahan ikan dapat mening-
rendah dari kelembaban relatif rata-rata katkan kecepatan penurunan kadar air
udara luar. Kelembaban relatif rata-rata (pengeringan).
ruang pengering adalah 28% sedangkan Dari grafik tersebut apabila
kelembaban relatif rata-rata udara luar pengeringan dihentikan pada kadar air 20%
adalah 57% atau pengering berprestasi sebagai tanda ikan sudah kering maka
menurunkan kelembaban relatif rata-rata untuk ikan utuh diperlukan waktu
29% (103%). pengeringan 43,995 jam sementara untuk
ikan yang dibelah hanya memerlukan

18 | Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20


PENGERINGAN IKAN LELE

90.0

80.0

70.0

60.0
Kadar Air, KA (%)

50.0 KAu = 74.94e-0.03t


R² = 0.963
40.0 Utuh

30.0 Dibelah

20.0
KAb = 79.25e-0.09t
10.0 R² = 0.975
0.0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu Pengeringan, t (jam)

Gambar 3. Penurunan Kadar Air selama Pengeringan

waktu 15,29 jam. Dengan demikian DAFTAR PUSTAKA


pembelahan ikan akan meningkatkan laju
pengeringan 2,877 kali lebih cepat. Apabila Carpio, E.V. 1982. Drying Fish in the
hasil ini dibandingkan dengan laju Philippines. In : Food Drying
pengeringan untuk ikan laut jenis bleberan Proceeding, G. Yaciuk, ed. IDRC-
(Yuwana dkk., 2011) maka laju 195, Ottawa, Ont., pp. 63 - 70
pengeringan ikan lele yang dibelah adalah Prabhu, P.V. dan K.K. Balachandran.1982.
2 kali lebih cepat. Drying of Fish in India. In : Food
Drying Proceeding of a Workshop
KESIMPULAN held at Edmonton, Alberta, 6-9 July
1981.
Dari hasil penelitian di atas dapat Yuwana. 1999. Green House Solar Dryer
disimpulkan bahwa suhu ruang pengering
untuk Pengeringan Ikan. Penelitian
tipe teko bersayap 44% lebih tinggi dari dana DIPA.
suhu udara luar sementara kelembaban
relatifnya 103% lebih rendah dari Yuwana. 2002. Pengering Bertenaga
kelembaban relatif udara luar. Kondisi Matahari untuk Pengeringan Ikan.
ruang pengering ini mampu menurunkan Seminar Nasional dengan tema
kadar air ikan lele mengikuti persamaan "Potensi Pertanian Dalam Mening-
KAu = 74,94 e-0,03t untuk ikan utuh dan katkan Pendapatan Asli Daerah,
KAb = 79,25 e-0,09t untuk ikan yang Medan 11-12 Juni 2002.
dibelah. Pengeringan ikan lele utuh dapat Yuwana dan S. Mujiharjo. 2004. Desain
diselesaikan dalam waktu 43,995 jam Pengering Tenaga Surya untuk
sedangkan untuk ikan lele yang dibelah Pengeringan Sale Pisang dan
pengeringan dapat diselesaikan dalam Rengginang. Penelitian Dana Ke-
15,29 jam. Pembelahan ikan meningkatkan menterian Pemberdayaan Perem-
kecepatan pengeringan 2,877 kali. puan.

Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20 | 19


Yuwana

Yuwana dan S. Mujiharjo. 2005. Pembuatan Sawi Asin. Penelitian


Pengeringan Keripik Pisang dengan Mandiri.
Menggunakan Pengering Tenaga Yuwana. 2009. Pengering Sungkup
Surya. Penelitian Dana Kemen- Bersayap untuk Pengeringan Sale
terian Pemberdayaan Perempuan. Pisang. Penelitian Mandiri.
Yuwana. 2006. Pengering Bertenaga Surya Yuwana, B. Sidebang dan E. Silvia, 2011.
untuk Kerupuk Ikan. Penelitian Pengembangan Pengering Energi
Mandiri. Surya Tipe ”Teko Bersayap” untuk
Yuwana, L. Hidayat dan Taupandri. 2007. Pengeringan Produk Pertanian.
Desain Pengering Tenaga Surya Hibah Penelitian Unggulan
untuk Pengeringan Sawi pada Universitas Bengkulu.

20 | Jurnal Agroindustri Vol. 2 No. 1, Maret 2012: 14-20

Anda mungkin juga menyukai