Anda di halaman 1dari 22

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

Rematik pada Wanita Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros

tahun 2018.
Hasil penelitian ini didapatkan melalui pembagian koesioner yang

kemudian diisi oleh para responden sesuai dengan kemampuannya tanpa ada

intervensi dari siapapun. Penelitian ini menggunakan desain penelitianCross

Sectional Studydengan teknik total sampling sehingga jumlah responden dalam

penelitian ini sebanyak 30 orang wanita dewasa.


Data yang diperoleh diolah melalui tahapanediting, coding, dantabulasi

data. Adapun hasil penelitianakan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi, persentase dan table silang disertai penjelasan dari masing-masing

tabel sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018
Usia n %
36-45 10 33.3
46-55 20 66.7
Pendidikan n %
SD 18 60.0
SMP 10 33.3
SMA 2 6.7
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017

Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak

30 orang (100%) dan berdasarkankategori usia 36-45 sebanyak 10 orang


(33,3%) yang paling banyak dan usia 46-55 sebanyak 20 orang (66,7%)

yang paling sedikit.

Danpada tabel 1 juga pendidikan responden menunjukkan bahwa

pendidikan responden terbanyak adalah lulusan SD sebanyak 18 orang

(60,0%), untuk lulusan SMP sebanyak 10 orang (33,33%), dan yang paling

sedikit lulusanSMA sebanyak 2 orang (6,7%).

2. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian.

Pada analisa ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari

tiap-tiap variabel yang berhubungan dengankejadian rematik pada wanita

dewasa di kelurahan Leang-Leang kabupaten Maros.

Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

usia, jenis makanan, pengetahuan, dan riwayatgenetik.

a. Usia
Tabel 2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018
Usia n %
36-45 17 56.7
46-55 13 43.3
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017

Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak

30 orang (100%) dan berdasarkankategori usia 36-45 sebanyak 17 orang

(56,7%) yang paling banyak dan usia 46-55 sebanyak 13 orang (43,3%)

yang paling sedikit.

b. Jenis makanan

Tabel 3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Jenis Makanan
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018
Jenis Makanan Hari Senin n %
berisiko 20 66.7
tidak berisiko 10 33.7
Jenis Makanan Hari Selasa n %
berisiko 20 66.7
tidak berisiko 10 33.3
Jenis Makanan Hari Rabu n %
berisiko 21 70.0
tidak berisiko 9 30.0
Jenis Makanan Hari Kamis n %
berisiko 20 66.7
tidak berisiko 10 33.3
Jenis Makanan Hari Jumat n %
berisiko 21 70.0
tidak berisiko 9 30.0
Jenis Makanan Hari Sabtu n %
berisiko 20 66.7
tidak berisiko 10 33.3
Jenis Makanan Hari Minggu n %
berisiko 24 80.0
tidak berisiko 6 20.0
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017

Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa jenis makanan responden hari

senin yang berisiko sebanyak 20 orang (66,7%), yang tidak berisiko

sebanyak 10 orang (33,3%). Jenis makanan responden hari selasa yang

berisiko sebanyak 20 orang (66,7%), yang tidak berisiko sebanyak 10 orang

(33,3%). Jenis makanan responden hari rabu yang berisiko sebanyak 21

orang (70,0%), yang tidak berisiko sebanyak 9 orang (30,0%). Jenis

makanan responden hari kamis yang berisiko sebanyak 20 orang (66,7%),

yang tidak berisiko sebanyak 10 orang (33,3%). Jenis makanan responden

hari jumat yang berisiko sebanyak 21 orang (70,0%), yang tidak berisiko

sebanyak 9 orang (30,0%). Jenis makanan responden hari sabtu yang

berisiko sebanyak 20 orang (66,7%), yang tidak berisiko sebanyak 10 orang

(33,3%). Dan jenis makanan responden hari minggu yang berisiko sebanyak

24 orang (80,0%), yang tidak berisiko sebanyak 6 orang (20,0%).

c. Pengetahuan
Tabel 4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pengetahuan
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018

Pengetahuan n %
Kurang 19 63.3
Cukup 11 36.7
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017
Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa jumlah pengetahuan

responden yang paling tinggi yaitu kurang sebanyak 19 orang (63,3%) dan

yang paling rendah yaitu cukup sebanyak 11 orang (36,7%).

d. Riwayat Genetik

Tabel 5
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Riwayat Genetik
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018

Riwayat Genetik n %
ya 22 73.3
tidak 8 26.7
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017

Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa jumlah riwayat genetik

responden yang paling tinggi yaitu ya sebanyak 22 orang (73,3%) dan yang

paling rendah yaitu tidak sebanyak 8 orang (26,7%).

e. Kejadian Rematik

Tabel 6
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Kejadian Rematik
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros tahun 2018

Kejadian Rematik n %
kronis 17 56.7
akut 13 43.3
Jumlah 30 100.0
Sumber: Data Primer, 2017
Dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa jumlah kejadian rematik

responden yang paling tinggi yaitu kronis sebanyak 17 orang (56,7%) dan

yang paling rendah yaitu akut sebanyak 13 orang (43,3%).


3. Distribusi Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini diperoleh dari data usia, jenis

makanan, pengetahuan, dan riwayat genetik dihubungkan dengan kejadian

rematik pada wanita dewasa. Dalam rangka pengujian hipotesis digunakan

analisis chi-square dan alternatifdengan program SPSS for windows release

16 untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat dengan tingkat pemaknaan α adalah (0,05)yang meliputi:


a. Hubungan Antara Usia Dengan Kejadian Rematik
Tabel 7
Hubungan Antara Usia Responden Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita
Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros

Kejadian Rematik P
Jumlah
Usia Kronis Akut Value
n % n % N %
36-45 6 5,7 4 4,3 10 10,0
46-55 11 11,3 9 8,7 20 20,0 0,000
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 10 responden yang usia

36-45 yang kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang (5,7%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (4,3%). Dan dari 20 responden

yang usia 46-55 yang kejadian rematik kronis sebanyak 11 orang (11,3%)

dan yang kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (8,7%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara usia responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa di

Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


b. Jenis Makanan

Tabel 8
Hubungan Antara Jenis Makanan Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita
Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros
1. Jenis Makanan Hari Senin

Jenis Kejadian Rematik P


Makanan Jumlah
Kronis Akut Value
Hari
Senin n % n % n %
Beresiko 10 11,3 10 8,7 20 20,0
Tidak
7 5,7 3 4,3 10 10,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 8diketahui bahwa dari 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 10 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 10 orang (8,7%). Dan dari 10

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

7 orang (5,7%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 3 orang (4,3%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

2. Jenis Makanan Hari Selasa

Tabel 9

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Selasa n % n % n %
Beresiko 12 11,3 8 8,7 20 20,0 0,000
Tidak 5 5,7 5 4,3 10 10,0
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa dari 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 12 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (8,7%). Dan dari 10

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

5 orang (5,7%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (4,3%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

3. Jenis Makanan Hari Rabu

Tabel 10

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Rabu n % n % n %
Beresiko 13 11,9 8 9,1 21 21,0
Tidak
4 5,1 5 3,9 9 9,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa dari 21 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 13 orang (11,9%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (9,1%). Dan dari 9

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

4 orang (5,1%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (3,9%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

4. Jenis Makanan Hari Kamis

Tabel 11

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Kamis n % n % n %
Beresiko 9 11,3 11 8,7 20 20,0
Tidak
8 5,7 2 4,3 10 10,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa dari 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 9 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 11 orang (8,7%). Dan dari 10


responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

8 orang (5,7%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 2 orang (4,3%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

5. Jenis Makanan Hari Jumat

Tabel 12

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Jumat n % n % n %
Beresiko 12 11,9 9 9,1 21 21,0
Tidak
5 5,1 4 3,9 10 10,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa dari 21 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 12 orang (11,9%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (9,1%). Dan dari 10

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

5 orang (5,1%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (3,9%).
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

6. Jenis Makanan Hari Sabtu

Tabel 13

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Sabtu n % n % n %
Beresiko 11 11,3 9 8,7 20 20,0
Tidak
6 5,7 4 4,3 10 10,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa dari 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 11 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (8,7%). Dan dari 10

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

6 orang (5,7%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (4,3%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-


value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

7. Jenis Makanan Hari Minggu

Tabel 14

Jenis Kejadian Rematik


Makanan Jumlah P
Kronis Akut
Hari Value
Minggu n % n % n %
Beresiko 14 13,6 10 10,4 24 24,0
Tidak
3 3,4 3 2,6 6 6,0 0,000
Beresiko
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa dari 24 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 14 orang (13,6%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 10 orang (10,4%). Dan dari 6

responden yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak

10 orang (10,4%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 3 orang

(2,6%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 2 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang
eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

c. Pengetahuhan

Tabel 15
Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita Dewasa Di
Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros

Kejadian Rematik
Jumlah P
Pengetahuan Kronis Akut
Value
n % n % n %
Kurang 11 10,8 8 8,2 19 19,0
Cukup 6 6,2 5 4,8 11 11,0 0,000
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa dari 19 responden yang

kurang dengan kejadian rematik kronis sebanyak 11 orang (10,8%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (8,2%). Dan dari 11

responden yang cukup dengan kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang

(6,2%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (4,8%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 1 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


d. Riwayat Genetik

Tabel 16
Hubungan Riwayat Genetik Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita Dewasa
Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros

Kejadian Rematik
Riwayat Jumlah P
Kronis Akut
Genetik Value
n % n % n %
Ya 13 12,5 9 9,5 22 22,0
Tidak 6 4,5 4 3,5 8 8,0 0,000
Jumlah 17 17,0 13 13,0 30 30,0
Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa dari 22 responden yang Ya

dengan kejadian rematik kronis sebanyak 13 orang (12,5%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (9,5%). Dan dari 8 responden

yang Tidak dengan kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang (4,5%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (3,5%).

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil analisa data diuji dengan

menggunakan uji Chi-Square Tests tetapi terdapat 2 cell sehingga

digunakan uji alternatif Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil p-

value 0,000< α =0,05 maka dapat disimpilkan bahwa ada hubungan yang

eratantara jenis makanan hari senin dengan kejadian rematik pada wanita

dewasa di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan membagikan koesioner kepada pada wanita

dewasa yang terdiagnosa rematik di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

Koesioner sebagai instrument penelitian yang dibagikan kepada 30 orang wanita

dwasa yang terdiagnosa rematik yang dijadikan responden.

1. Hubungan Antara Usia Responden Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita

Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


Peneliti menganalisa dalam penelitian ini dari 30 responden

terdapat10 responden yang usia 36-45 yang kejadian rematik kronis

sebanyak 6 orang (5,7%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang

(4,3%). Dan dari 20 responden yang usia 46-55 yang kejadian rematik kronis

sebanyak 11 orang (11,3%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 9 orang

(8,7%).
Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara usia

responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa dengan nilai p-value

0,000< α =0,05 hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maupe,

Nawi, dan Hakim (2016) mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian

arthritis pada pasien rawat jalan di wilayah Puskesmas Surakarta, dari 99

responden.Hasil analisis data didapatkan ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan, jenis kelamin, dan usia dengan faktor yang berhubungan

dengan kejadian rematik.


Secara teori menurut Wiyono (2011) menyatakan bahwaArthritis

rheumatoid biasanya timbul antara usia usia 40-60 tahun ke atas. Namun

penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (Arthritis

Jufenilc). Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan pelindung persendian

mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh mulai

kaku dan sakit saat bergerak.(Wiyono,2011)


Dari asumsi peneliti yang beresiko mengalami arthritis rheumatoid

tidak hanya bisa terjadi pada usia 40-60 tahun ke atas tetapi biasanya pertama

kali muncul pada usia 25 tahun.


2. Hubungan Antara Jenis Makanan Dengan Kejadian Rematik Pada Wanita

Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


a. Jenis makanan hari senin
Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 10 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 10 orang (8,7%). Dan dari 10 responden

yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 7 orang (5,7%)

dan yang kejadian rematik akut sebanyak 3 orang (4,3%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa dengan p-

value 0,000< α =0,05.


b. Jenis makanan hari selasa
Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 12 orang (11,3%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (8,7%). Dan dari 10 responden

yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 5 orang (5,7%)

dan yang kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (4,3%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari selasa responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.


c. Jenis makanan hari rabu

Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 21 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 13 orang (11,9%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (9,1%). Dan dari 9 responden

yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 4 orang (5,1%)

dan yang kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (3,9%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari rabu responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.

d. Jenis makanan hari kamis


Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 9 orang (11,3%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 11 orang (8,7%). Dan dari 10 responden yang

tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 8 orang (5,7%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 2 orang (4,3%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari kamis responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.


e. Jenis makanan hari jumat
Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 21 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 12 orang (11,9%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (9,1%). Dan dari 10 responden

yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 5 orang (5,1%)

dan yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (3,9%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari jumat responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.


f. Jenis makanan hari sabtu
Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 20 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 11 orang (11,3%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (8,7%). Dan dari 10 responden yang

tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang (5,7%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (4,3%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari jumat responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.


g. Jenis makanan hari minggu
Dalam penelitian ini dari 30 responden terdapat 24 responden yang

beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 14 orang (13,6%) dan

yang kejadian rematik akut sebanyak 10 orang (10,4%). Dan dari 6 responden

yang tidak beresiko dengan kejadian rematik kronis sebanyak 10 orang

(10,4%) dan yang kejadian rematik akut sebanyak 3 orang (2,6%).

Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara jenis

makanan hari jumat responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa

dengan p-value 0,000< α =0,05.


Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penelitian

Bawarodi, Rottie, dan Malara (2017) mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian penyakit rematik di wilayah Puskesmas Beo

Kabupaten Talaud dengan sampel 20 orang lansia. Hasil analisis data

didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, jenis makanan,

dan usia dengan kejadian penyakit rematik.


Secara teori menurut Junaidi,(2014) menyatakan bahwa

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin dapat

meningkatkan kadar asam urat, yangmenyebabkan terjadinya

pengkritalisasian dalam sendi. Agar sendi terhindar dari penyakit rematik,

salah satu caranya adalah menjaga kadar asam urat dalam darah diposisi

normal, yaitu 5-7 mg, batasan tertinggi untuk pria adalah 6,5 mg sedangkan

untuk wanita 5,5mg%, diatas batas ini biasanya akan tejadi pengkristalan.

Diet normal biasanya mengandung 100-150 mg purin/hari.


Makanan untuk diet arthritis rheumatoid ada tiga jenis yaitu makanan yang

tinggi purin, kandungan purin sedang dan rendah.

1. Tinggi purin (150-1000 g bahan pangan)


Ikan teri, otak, jeroan, daging angsa, burung dara, telur ikan, kaldu, sarden,

alkohol, ragi, melinjo, (emping) dan makanan yang diawetkan.


2. Sedang (50-100 mg/ 100 g bahan pangan)
Bahan pangan ini sebaiknya dibatasi 50 g/hari seperti ikan tongkol, tenggiri,

bawal, bandeng, daging sapi, daging ayam, kerang, asparagus, kacang-

kacangan, jamur, bayam, kembang kol, kangkung, buncis, kapri, tahu, dan

tempe.
3. Rendah purin (0-100/100 g bahan pangan)
Nasi, roti, macaroni, mie, crackers, susu, keju, telur, sayuran, dan buah buahan

kecuali durian dan alpukat.


Dari asumsi peneliti kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh

beberapa jenis makanan. Jenis makanan yang dapat mempengaruhi penyebab

langsung terjadinya penyakit dan sebagai media transmisi faktor yang

mempengaruhi perjalanan penyakit. Mengkonsumsi makanan yang tinggi

purin secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyakit arthritis

rheumatoid.
Hubungan Antara Pengetahuan Responden Dengan Kejadian

Rematik Pada Wanita Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.

Dalam penelitian dari 30 responden terdapat 19 responden yang kurang

dengan kejadian rematik kronis sebanyak 11 orang (10,8%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 8 orang (8,2%). Dan dari 11 responden yang

cukup dengan kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang (6,2%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 5 orang (4,8%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara

pengetahuan responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa dengan

p-value 0,000< α =0,05. Hal ini tidak sejalan sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi R (2014) mengenai faktor yang tidak berhubungan

dengan kejadian arthritis rheumatoid di Puskesmas Pondok Betung, dengan

84 responden. Hasil analisis data didapatkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara jenis kelamin, riwayat genetik, dan tingkat pengetahuan

dengan kejadian rematik, (Pratiwi R, 2014).


Secara teori menurut Wiyono, (2011) menyatakan bahwa

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan tehadap suatu objek. Pengetahuan dapat diperoleh dengan

berbagai cara, baik inisiatif sendiri atau orang lain, dengan melihat atau

mendengar sendiri tentang kenyataan atau melalui alat komunikasi. Selain itu

juga pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar

yang baik, yang bersifat formal dan informal. Jadi pengetahuan itu memang

mencakup akan ingatan yang pernah dipelajari, baik langsung maupun tidak

langsung dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan mengenai penyakit

arthritis rheumatoid misalnya lansia mengetahui tentang tanda dan gejala dari

penyakit arthritis rheumatoid.


Dari asumsi peneliti semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang

penyakit rematik maka semakin tinggi pula pencegahan untuk mengalami

rematik dan resiko rematik semakin sedikit.


4. Hubungan Antara Riwayat Genetik Responden Dengan Kejadian Rematik

Pada Wanita Dewasa Di Kelurahan Leang-Leang Kabupaten Maros.


Dalam penelitian dari 30 responden terdapat22 responden yang Ya

dengan kejadian rematik kronis sebanyak 13 orang (12,5%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 9 orang (9,5%). Dan dari 8 responden yang

Tidak dengan kejadian rematik kronis sebanyak 6 orang (4,5%) dan yang

kejadian rematik akut sebanyak 4 orang (3,5%).


Penelitian ini memperlihatkan ada hubungan yang erat antara

pengetahuan responden dengan kejadian rematik pada wanita dewasa dengan

nilai p-value 0,000< α =0,05. Hal ini sejalan dengan Penelitian Setiawan,

Rumijati (2016) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

rematik pada lansia. Hasil analisi data didapatkan ada hubungan signifikan

antara usia, jenis kelamin, dan genetic dengan kejadian rematik,(Setiawan,

Rumijati 2016).
Secara teori menurut Wiyono,(2011) menyatakan bahwa Riwayat

keluarga (genetik) adalah Apabila ada keluarga responden yang menderita

penyakit arthritis rheumatoid, maka responden kemungkinan besar akan

terkena juga. Faktor genetik atau keturunan hanya berpengaruh pada beberapa

jenus rheumatik tertentu, faktor riwayat keluarga mempunyai peran terhadap

tejadinya osteoarthritis.

Dari asumsi peneliti, faktor riwayat genetik mempunyai peran

penting terhadap terjadinya arthritis rheumatoid. Apabila ada anggota

keluarga sampel yang menderita arthritis rheumatoid, maka responden

kemungkinan besar akan terkena juga.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian tentang disimpulkan

bahwa :
1. Ada hubungan yang erat antara usia responden dengan kejadian

rematik pada wanita dewasa dengan nilai p-value 0,000< α =0,05


2. Ada hubungan yang erat antara jenis makanan responden dengan

kejadian rematik pada wanita dewasa dengan p-value 0,000< α =0,05.


3. Ada hubungan yang erat antara pengetahuan responden dengan

kejadian rematik pada wanita dewasa dengan p-value 0,000< α =0,05.


4. Ada hubungan yang erat antara riwayat genetik responden dengan

kejadian rematik pada wanita dewasa dengan nilai p-value 0,000< α

=0,05
B. Saran
1. Diharapkan agar pengetahuan masyarakat tentang penyakit arthritis

rheumatoid bertambah sehingga resiko mengalami penyakit rematik

semakin sedikit.
2. Kepada seluruh masyarakat di Kelurahan Leang-Leang agar lebih selektif

dalam memilih makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan, memilih

makanan yang rendah purin agar tidak terkena arthritis rheumatoid.


1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan terdekat agar memberikan

penyuluhan tentang arthritis rheumatoid tanpa memandang usia dan jenis

kelamin.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya disarankan agar mampu mengembangkan

penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian saat ini untuk meneliti

variabel lain yang terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian rematik atau variabel lain yang belum diteliti.

Anda mungkin juga menyukai