Anda di halaman 1dari 35

MEMBUAT RANCANGAN SUPERVISI PEMBELAJARAN

(Makalah Mata Kuliah Supervisi Pendidikan IPA)

Disusun Oleh:

Pipit Diah Nusarini 1823025012


Dwi Septiawati 1823025005

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan IPA. Kami telah menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada teman-teman atas masukkannya, dorongan dan saran yang telah diberikan
kepada kami. Dan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Undang R, M.Pd.dan
Dr. Dewi Lengkana, M.Si sebagai dosen mata kuliah Evaluasi d an Asesmen
Pendidikan IPA, yang telah memberikan waktu kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan
kami ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan
sumbangan pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.

Bandar Lampung, Mei 2019

Penulis
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. …………………...1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rancangan Kegiatan Supervisi Individual .................................................. 4
2.2 Rancangan Kegiatan Supervisi Kelompok.................................................. 6
2.3 Metode Perencanaan Supervisi Individual dan Kelompok ........................ 9
2.4 Rencana Supervisi Klinis .......................................................................... 10
2.5 Rencana Supervisi Akademik ................................................................... 17

BAB III KESIMPULAN................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan


atau supervisi. Pengawasan bertanggung jawab tentang efektifitas dari program
yang direncanakan. Oleh karena itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya
kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Supervisi mempunyai pengertian yang luas, supervisi berhubungan dengan segala


bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan
kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-
tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan guru-guru. Seperti bimbingan dalam usaha dan
pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,
pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-
cara penilaian yang sistematis terhadap fase dan seluruh proses pengajaran, dan
sebagainya. Dengan kata lain, supervisi adalah merupakan aktivitas yang
menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang esensi yang akan menjamin
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah
pengawasan atau pengontrolan supervisor (pengawas atau kepala) sekolah secara
terencana terhadap guru-guru dan pegawai sekolah, dengan cara memberikan
dorongan, bimbingan, dan kerja sama yang baik guna terciptanya lingkungan
kerja yang kondusif, dan tercapainya dunia kerja yang lebih baik dan produktif
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan kemampuan guru-gurunya di suatu


sekolah, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut akan meningkat pula
dan hasil belajar murid dapat lebih baik. Seorang ahli supervisi mengatakan
2

bahwa tujuan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar murid melalui gurunya.
Jadi, kepala sekolah atau pengawas selaku supervisor dalam kegiatan supervisi
tidak langsung menangani murid, tetapi berusaha meningkatkan mutu dan
kemampuan guru-gurunya. Membina guru sebagai salah satu sasaran supervisi,
berarti pembinaan dalam upaya meningkatkan profesi seseorang sebagai guru.
Dalam pembinaan tersebut tentunya ada banyak faktor yang mempengaruhinya
baik dari kemampuan kepala sekolah atau pengawas dalam melaksanakan
supervisi maupun dari segi standar nasional pendidikan yang ada di sekolah
tersebut, namun hal yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang supervisor
menyusun rencana pelaksanaan supervisi sehingga apa yang menjadi tujuan dalam
pelaksaan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itu kami
membuat laporan bagaimana rencana pelaksanaan supervisi pembelajaran baik
supervisi akademik maupun supervisi manajerial yang akan dilaksanakan oleh
seorang supervisor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan kegiatan supervisi individual ?
2. Bagaimana rancangan kegiatan supervisi kelompok?
3. Bagaimana rancangan kegiatan supervisi klinis?
4. Bagaimana rancangan kegiatan supervisi kelas?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan rancangan kegiatan supervisi individual ?


2. Menjelaskan rancangan kegiatan supervisi kelompok?
3. Menjelaskan rancangan kegiatan supervisi klinis?
4. Menjelaskan rancangan kegiatan supervisi kelas?
3
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rancangan Kegiatan Supervisi Individual


Dalam rancangan kegiatan supervisi individual , teknik yang dapat digunakan
dalam menyusun rancangan kegiatan supervisi individual antara lain:
a. Teknik Kunjungan kelas.

Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan


supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan
untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam
upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai
kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada
kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat
ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

 Kunjungan kelas tanpa diberitahu,


 Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
 Kunjungan kelas atas undangan guru,
 Saling mengunjungi kelas.

b. Teknik Observasi Kelas

Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor


mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala
sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi
supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang
waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak
diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu
5

proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan


pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhadap
lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.

c. Percakapan Pribadi.

Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan oleh guru dan


supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan
yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor
dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha
menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang
sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar
diupayakan untuk memperbaikinya.

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)

Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan
menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang
ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang
telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh
dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas
kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing – masing.
Sehingga masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam
memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.

e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.

Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar


mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru,
supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus
mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan
guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan
kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan
profesional, dengan mengadakan "profesional reading". Ini digunakan untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih
6

baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai sumber materi
untuk mengajar memiliki arti bahwa teknik ini yang menitikberatkan kepada
kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku – buku yang dimiliki oleh guru
pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.

f. Menilai diri sendiri

Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang
akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang
baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru,
karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai
murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk
menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu
aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang
tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

2.2 Rancangan Kegiatan Supervisi Kelompok


Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86). Sagala (2010 :
210 – 227) menyatakan teknik supervisi yang bersifat kelompok antara lain :

a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru

Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisee


(terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki
suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan
Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat
menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut
(Sahertian 2008 : 86) :Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu, proses dan
mekanisme administrasi dan organisasi sekolah. Biasanya diiringi dengan
tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah. Sering juga
pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi
7

kelompok dan lokakarya. Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat


tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar. Salah satu
ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini
adalah makan bersama.Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja
ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima
dalam kelompok guru lain.

b. Rapat guru

Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang
dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara
meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat
guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 :
171) adalah sebagai berikut :

1. Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah


dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2. Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan
tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan
mereka secara maksimal.
3. Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
4. Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses
pembelajaran.
5. Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan-
kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama
dengan semua guru disekolah.

c. Studi kelompok antar guru (MGMP atau KKS)

Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA,
Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan
dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya
dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan
8

dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi


layanan belajar,
2. Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan
pemecahan masalah pada materi pengajaran,
3. Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi
atau bidang – bidang studi yang serumpun.

d. Diskusi

Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan


supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru
dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan
tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor
dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau
mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan
berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).
Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari-hari dan upaya
meningkatkan profesi melalui diskusi.

e. Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah
pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja
secara kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan
workshop antara lain : masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan
muncul dari guru tersebut, selalu menggunakan secara maksimal aktivitas
mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih
tinggi dan lebih baik.
9

f. Tukar menukar pengalaman

Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu teknik


perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam
mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan
menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah –
langkah melakukang sharing antara lain: menentukan tujuan yang akan dicapai,
menentukan pokok masalah yang akan dibahas, memberikan kesempatan pada
setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka, dan
merumuskan kesimpulan.

2.3 Metode Perencanaan Supervisi Individual dan Kelompok

a. Langsung

Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan dengan orang
yang disupervisi, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh
supervisi langsung adalah:

1. Kunjungan kelas (classroom visitation),


2. Observasi kelas (classroom observation),
3. Pertemuan atau rapat (meeting),
4. Diskusi kelompok (group discussion), dan lain-lain.

Teknik supervisi langsung menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan


ketika:

1. Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah dalam
melaksanakan tugasnya,
2. Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau
3. Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan
pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan,
4. Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan dengan
guru-guru,
5. Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu sementara
guru tidak, dan
10

6. Ketika berbagai keputusan tidak menjadi perhatian guru, sementara guru


menyukai supervisor membuat keputusan.

b. Tidak Langsung

Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method) menghadapi


atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi mempergunakan
berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya: melalui radio, televisi, surat,
papan pengumuman, dll.

2.4 Rencana Supervisi Klinis

Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional


yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang
sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat
atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif
tentang penampilan mengajarnya yang nyata.

Adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan guru didalam proses supervisi.

a. Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya didalam kelas.


b. Adanya observasi secara cermat.
c. Deskripsi pada observasi secara rinci.
d. Pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru.
e. Fokus observasi sesuai dengan permintaan kebutuhan guru.
f. Prosedur Supervisi Klinis

Prosedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk siklus,


terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan
dan tahap pertemuan balikan. Dua dari tiga tahap tersebut memerlukan
pertemuan antara guru dan supervisor, yaitu pertemuan pendahuluan dan
pertemuan lanjutan.
a. Tahap Pertemuan Pendahuluan
Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana
tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini memberikan
kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian
utama guru, kemudian menterjemahkannya kedalam bentuk tingkah laku yang
dapat diamati. Pada tahap ini dibicarakan dan ditentukan pula jenis data
11

mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung.


Suatu komunikasi yang efektif dan terbuka diperlukan dalam tahap ini guna
mengikat supervisor dan guru sebagai mitra didalam suasana kerja sama yang
harmonis.
Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi terlaksananya pertemuan
pendahuluan dengan baik, yaitu:
1). Menciptakan suasana intim antara supervisor dengan guru sebelum
langkah-langkah selanjutnya dibicarakan.
2). Mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.
3). Mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan
diamati.
4). Memilih atau mengembangkan suatu instrumen observasi yang akan
dipakai untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian
utamanya.
5). Instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan dibicarakan
bersama antara guru dan supervisor.

b. Tahap Pengamatan/Observasi Mengajar


Pada tahap ini guru melatih tingkah laku mengajar berdasarkan komponen
keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Di pihak
lain supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru
ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang diminta oleh guru
untuk direkam. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat
tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.
Kunjungan dan observasi yang dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebenarnya. Manfaat observasi tersebut
antara lain dapat:
a. Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam melaksanakan
pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut;
b. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu
gagasan pembaharuan pengajaran;
c. Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan masing-masing
12

guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar;


d. Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan
program pembinaan profesinal secara terinci;
e. Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik; serta
f. Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-hal pendukung
kelancaran proses belajar-mengajar.
g. Dalam proses pelaksanaannya, supervisor seharusnya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut: menciptakan situasi yang wajar, mengambil tempat
didalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak
mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan
menimbulkan prasangka dari pihak guru.
h. Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang
kurang penting.
i. Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana
memperbaikinya.

c. Tahap Pertemuan Lanjutan


Sebelum pertemuan lanjutan dilaksanakan supervisor mengadakan analisis
pendahuluan tentang rekaman observasi yang dibuat sebagai bahan dalam
pembicaraan tahap ini. Dalam hal ini supervisor harus mengusahakan data
yang obyektif, menganalisis dan menginterpretsikan secara koperatif dengan
guru tentang apa yang telah berlangsung dalam mengajar. Setelah melakukan
kunjuangan dan observasi kelas, maka supervisor seharusnya dapat
menganalisis data-data yang diperolehnya tersebut untuk diolah dan dikaji
yang dapat dijadikan pedoman dan rujukan pembinaan dan peningkatan guru-
guru selanjutnya. Masalah-masalah professional yang berhasil diidentifikasi
selanjutnya perlu dikaji lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi
masalah yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya
masalah-masalah tersebut diklasifikasi dengan maksud untuk menemukan
masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah atau di
wilayah itu. Ketepatan dan kehati-hatian supervisor dalam menimbang suatu
masalah akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembinaan profesional
13

guru yang bersangkutan selanjutnya. Dalam proses pengkajian terhadap


berbagai cara pemecahan yang mungkin dilakukan, setiap alternatif pemecahan
masalah dipelajari kemungkinan keterlaksanaannya dengan cara
mempertimbangkan faktor-faktor peluang yang dimiliki, seperti fasilitas dan
kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang
terbaik adalah alternatif yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih
banyak faktor-faktor pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang
dihadapi. Disamping itu, alternatif pemecahan yang terbaik memiliki nilai
tambah yang paling besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar
siswa.
Langkah-langkah utama pada tahap pertemuan lanjutan adalah:
a. Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia
mengajar serta memberi penguatan.
b. Mengkaji ulang tujuan pelajaran.
c. Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.
d. Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target
dan perhatian utamanya.
e. Menunjukan serta mengkaji bersama guru hasil observasi (rekaman data).
f. Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut
g. Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan
keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai
h. Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-
hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.
14

Keseluruhan tahap didalam proses supervisi klinis dapat digambarkan dalam


bagan siklus supervisi sebagai berikut:

1. TAHAP AWAL PERTEMUAN PENDAHULUAN

Pembentukan kerangka kerja:

– Suasana intim

– Kaji ulang

– Instrumen observasi (kontrak)

Perencanaan/Persiapan guru

2. TAHAP OBSERVASI MENGAJAR

Pelaksanaan Mengajar:

– Pencatatan tingkah laku guru oleh supervisor

3. TAHAP PERTEMUAN AKHIR

Diskusi Balikan:

– Interpretasi bersama

– Analisis data

– Refleksi

Analisis Pendahuluan teknis rekaman observasi

Revisi oleh guru(bila perlu)


15

d. Pelaporan Supervisi Klinis


Laporan hasil pelaksanaan supervisi ditujukan kepada pimpinan dan kepada
orang yang disupervisi. Kepada atasan atau pimpinan, laporan hasil supervisi
dimaksudkan untuk memberikan laporan mengenai temuan-temuan yang
diperoleh dari kegiatan supervisi dan selanjutnya dijadikan bahan untuk
melakukan pembinaan kompetensi profesional bagi orang yang disupervisi.
Laporan untuk pihak yang disupervisi dimaksudkan sebagai balikan dalam
upaya menyadarkan posisi kinerja dan meningkatkan kompetensi
profesionalnya. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam laporan
supervisi untuk pihak yang disupervisi perlu memperhatikan aspek-aspek
psikologis, fisiologis, latar belakang pendidikan, masa kerja dan aspek lainnya
yang berhubungan dengan harga dari pihak yang disupervisi.

Supervisi klinis akan terjadi jika hubungan kolegial antara pengawas dan guru
telah terjalin dengan baik. Tanpa prasyarat tersebut guru akan segan untuk
meminta pengawas untuk melakukan supervise klinis terhadap berbagai
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Selain itu, keberhasilan
supervise klinis juga akan sangat tergantung kepada sejauhmana pengawas
memberikan bimbingan sesuai kemampuan professional yang dimilikinya dan
sejauhmana guru secara terbuka melaksanakan bimbingan yang telah diberikan
oleh pengawas.

CONTOH: Outline Laporan Hasil Pelaksanaan Supervisi Pengajaran

Bab I Pendahuluan

Dasar Pemikiran

(Menyajikan uraian tentang kedudukan dan pentingnya supervisi dalam


pengelolaan pembelajaran)

Tujuan Supervisi

(Menjelaskan tujuan supervisi kelas dalam kegiatan pembelajaran yang


dilaksanakan)
16

Manfaat

(Menjelaskan dampak positif pelaksanaan supervisi)

Metode

(Menjelaskan cara yang digunakan dalam melaksanakan supervisi)

Bab II Pelaksanaan Supervisi

Waktu dan Sasaran

(Menginformasikan kapan supervisi dilaksanakan dan siapa saja yang disupervisi)

Ruang Lingkup

(Menjelaskan aspek-aspek yang disupervisi)

Instrumen yang Digunakan

(Menjelaskan alat pengumpul data yang digunakan dalam kegiatan supervisi)

Teknik Analisis Data

(Menjelaskan teknik perhitungan yang digunakan dalam mengolah data untuk


merumuskan kesimpulan)

Temuan

(Melaporkan hasil yang diperoleh sesuai dengan ruang lingkup)

Pemecahan Masalah

Menjelaskan langkah pemecahan masalah yang telah dilakukan Pengawas)

Bab III Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

(Menyajikan kesimpulan atas hasil supervisi pengajaran yang telah dilaksanakan)

Rekomendasi

(Menyajikan beberapa rekomendasi ke arah pembinaan dan peningkatan


profesional guru dalam PBM).
17

2.5 Rancangan Supervisi Akademik

Rancangan Supervisi akademik

FOKUS MASALAH

Membina guru mata pelajaran dalam menyusun dan mengembangkan program


tahunan, program semester, program bulanan, silabus dan RPP

TUJUAN

Membantu guru mata pelajaran dalam menyusun dan mengembangkan program


tahunan, program semester, program bulanan, silabus dan RPP, sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan siswa dan dapat meningkatkan kualitas administrasi
Guru, agar lebih efektif, efisien untuk mencapai hasil yg diharapkan Guru di
setiap sekolah.

INDIKATOR KEBERHASILAN

a. Tersusunnya perencanaan program yang sistematis terpadu


berkesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Terwujudnya pelaksanaan rencana program pembelajaran Guru yang efektif,
efisien dengan memperdayakan semua personil yang ada

STRATEGI/METODE KERJA (TEKNIK SUPERVISI)

Pembinaan, penilaian, dan pemantauan secara berkala dan terus menerus

Supervisi (pembinaan dan penilaian) dengan menggunakan instrumen supervisi


akademik (Guru) standart proses

Monitoring dan evaluasi/pemantauan untuk mengetahui tingkat pencapaian


program yang telah direncanakan

SKENARIO KEGIATAN

a. Pertemuan awal
 Melaksanakan koordinasi dengan seluruh guru di sekolah dan personil
sekolah yang lain untuk menyusun kebutuhan siswa sesuai dengan hasil
pengamatan dan aplikasi instrumentasi supervisi Guru (tes dan non tes)
 Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan dalam kegiatan sosialisasi
penyusunan program
 Melaksanakan sosialisasi dengan melibatkan semua guru dan tenaga
kependidikan lainnya
18

b. Pertemuan inti
 Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk presentasi dilanjutkan workshop
dengan melibatkan semua guru dan tenaga kependidikan lainnya
 Membentuk 3 tim yang terdiri dari tim penyusun program kelas X, XI, dan
XII
 Mempelajari dan merumuskan masing-masing kebutuhan siswa sesuai
dengan jenjang kelas untuk dikelompokkan sesuai bidang-bidang Guru
mata pelajaran
 Menyusun perangkat pembelajaran Guru secara bottom up diawali dengan
membuat rencana program pembelajaran sampai dengan program tahunan
c. Pertemuan akhir
 Mempresentasikan hasil workshop masing-masing tim
 Merumuskan kesimpulan untuk ditindaklanjuti menjadi program Guru
produk sekolah tersebut

SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN

a. Panduan pengembangan silabus dan RPP

b. Rambu-rambu pelaksanaan Guru

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan

PENILAIAN DAN INSTRUMEN

Penilaian

Penilaian sudah termasuk dalam supervisi

InstrumenInstrumen supervisi standart proses dan standart penilaian

RENCANA TINDAK LANJUT

 Masing-masing tim mengadakan koordinasi dan evaluasi setelah


perencanaan program selesai disusun untuk dijadikan satu menjadi
program Guru secara keseluruhan
 Setiap akhir tahun pelajaran mengadakan evaluasi pelaksanaan program
untuk ditindaklanjuti dalam penyusunan program tahun berikutnya
 Pengawas menyampaikan hasil monitoring evaluasi dan supervisi sebagai
refleksi serta menjadi acuan untuk tahun berikutnya
19

Contoh 2

WAKTU PELAKSANAAN.

Pembinaan standart penilaian proses dan hasil pembelajaran Guru dengan


penyusunan instrumen penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran

TUJUAN

 Membantu guru mata pelajaran dalam penyusunan instrumen penilaian


proses dan penilaian hasil pembelajaran
 Membantu guru mata pelajaran dalam menganalisis hasil penilaian dan
tindak lanjutnya

INDIKATOR KEBERHASILAN

 Tersusunnya instrumen penilaian proses maupun penilaian hasil


pembelajaran Guru
 Tercapainya penilaian hasil pembelajaran dengan tingkat terentaskannya
permasalahan siswa yang tinggi prosentase keterlaksanaan semua
pembelajaran yang cukup tinggi pula
 Terrwujudnya pelaksanaan tindak lanjut dari hasil analisis penilaian
pelaksanaan program dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan

STRATEGI/METODE KERJA (TEKNIK SUPERVISI)

 Pembinaan, penilaian, dan pemantauan secara berkala dan terus menerus


 Supervisi (pembinaan dan penilaian) dengan menggunakan instrumen
supervisi akademik (Guru) instrumen standart
 Monitoring dan evaluasi/pemantauan untuk mengetahui tingkat
pencapaian penilaian proses dan hasil yang telah direncanakan

SKENARIO KEGIATAN

 Pertemuan awal
 Melaksanakan sosialisasi dan presentasi.
 Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan dalam kegiatan sosialisasi
penyusunan nstrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran Guru,
a. Pertemuan inti
 Melaksanakan sosialisasi dalam bentuk presentasi dilanjutkan workshop
dengan melibatkan semua guru mata pelajaran yang ada
 Membentuk 3 tim yang terdiri dari tim penyusun instrumen penilaian
proses dan hasil pembelajaran program Guru kelas X, XI, dan XII
 Masing = masing kel. Mempresentasikan hasil dan dibahas bersama-sama.
 Menyusun instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran pelaksanaan
program Guru dari hasil pembahasan bersama,
20

b. Pertemuan akhir
 Mempresentasikan hasil workshop masing-masing tim
 Merumuskan kesimpulan untuk ditindaklanjuti menjadi instrumen
penilaian proses dan hasil pelaksanaan program Guru produk sekolah
tersebut,

SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN

a. Panduan pengembangan diri

b. Rambu-rambu pelaksanaan Guru

c. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan

PENILAIAN DAN INSTRUMEN

a. Penilaian
b. Penilaian sudah termasuk dalam supervisi
c. Instrumen
d. Instrumen supervisi standart penilaian proses dan hasil bimbingan
konseling

RENCANA TINDAK LANJUT

a. Masing-masing tim mengadakan koordinasi dan evaluasi setelah


instrumen penilaian proses dan hasil pelaksanaan program Guru selesai
disusun untuk dijadikan satu menjadi instrumen penilaian proses dan hasil
pelaksanaan program Guru secara keseluruhan
b. Setiap pelaksanaan program harian ( satlan) dilakukan penilaian proses
dan hasil pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah
tersusun.
c. Pengawas menyampaikan hasil monitoring evaluasi dan supervisi sebagai
refleksi serta menjadi acuan untuk tahun berikutnya.

Contoh 3

ASPEK/MASALAH:

Menilai : Efektifitas penggunaan sumber belajar

Membina : Penyusunan pembelajaran

Memantau : Implementasi penggunaan sumber belajar

Alokasi Waktu : 4 x 60 (2 jam membina, 2 jam diskusi, simulasi,menilai

Standar Kompetensi: Supervisi Pembelajaran dengan variasi sumber belajar


21

Kompetensi Dasar : Memahami teknik penggunaan sumber belajar dalam

pembelajaran dengan bervariasi

TUJUAN:

Melalui pembinaan, pemantauan, dan penilaian penggunaan sumber belajar, guru


diharapkan dapat memvariasikan metode dan membantu peserta didik untuk lebih
memahami materi yang disajikan.

INDIKATOR KEBERHASILAN:

Setelah dibina/dibimbing guru diharapkan:

a. Memahami pengertian sumber belajar dan jenis-jenisnya.


b. Mengidentifikasi ragam sumber belajar
c. Mengembangkan berbagai macam penggunaan sumber belajar.
d. Memanfaatkan media yang tersedia di sekolah

STRATEGI/METODE (Supervisi Akedemik)

Komunikasi, Latihan dan tugas, Tanya jawab , Demonstrasi, Diskusi, Kolaborasi

SKENARIO KEGIATAN

a. Pendahuluan
 Menginformasikan kompetensi yang akan disajikan
 Mengkondisikan guru dengan tanya jawab tentang sumber belajar yang
sering digunakan di sekolah.

b. Kegiatan Inti
 Menginformasikan konsep dasar media pembelajaran.
 Tanya jawab tentang jenis-jenis media yang digunakan dalam
pembelajaran
 Mendiskusikan teknik penggunaan sumber belajar yang tersedia di sekolah
dan yang perlu dibuat oleh guru yang bersangkutan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan mendemontrasikan

c.Penutup
 Menyatukan pendapat untuk mengembangkan sumber belajar di sekolah
 Menyimpulkan materi hasil pembinaan penggunaan sumber belajar.
 Mengevaluasi untuk melihat efektifitas pembinaan sebagai feedback
untuk penyempurnaan pembinaan selanjutnya.
 Memberi penguatan tentang perlunya penggunaan sumber belajar.
 Menutup kegiatan
22

SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN (DANA/FASILTAS, dll)

Sumber belajar

Tim Penyusun, (2008), Modul Pengawas Media Pembelajaran dan Sumber


Belajar. Dirjen PMPTK Depdiknas - Jakarta.

Rusman, (2008), Seri Manajemen Sekolah Bermutu - Manajemen Kurikulum.


SPS UPI. Bandung.

Alat/media

Laptop,LCD. Alat tulis lainnya

Dana

Alokasi dana yang dianggarkan dan sumber lain yang tidak mengikat.

PENILAIAN DAN INSTRUMEN

Jenis Penilaian : Tes

Bentuk Penilaian : Tertulis

Skala Penilaian :

Jumlah soal 20, bobot masing-masing soal 5, maka total bobot soal adalah 20 x 5
= 100

Skor 100 – 80 = A (Baik Sekali)

Skor 79 - 60 = B (Baik)

Skor 59 - 40 = C (Kurang)

Skor 39 – 10 = D (Kurang Sekali)

Instrumen Penilaian:

Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban a, b, c, atau d yang dianggap
paling tepat

1. Pengertian media pembelajaran yang paling tepat adalah . . .


a. segala bentuk alat bantu yang digunakan oleh peserta untuk belajar.
b. segala bentuk alat bantu yang digunakan oleh guru untuk mengajar.
c. segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan keinginan
sehingga terjadi proses belajar.
d. segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan peserta didik baik yang
dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas.
23

2. Konsep by design dalam sumber belajar dapat dilihat dari penerapan di


bawah ini. Manakah yang paling tepat !
a. Menggunakan Laboratorium komputer untuk kegiatan pembelajaran.
b. Mengujungi Kebun Raya Bogor untuk mempelajari keanekaragaman
Flora dan Fauna.
c. Membuat herbarium untuk mengenalkan struktur daun dengan
memanfaatkan tanaman di sekitar sekolah
d. Mengunjungi musieum Geologi untuk melihat fosil hewan Purba.
3. Menggunakan sumber belajar diharapkan dilakukan secara optimal oleh
guru pada saat pembelajaran, hal tersebut karena…
a. Dengan sumber belajar mampu meringankan beban guru.
b. Menghindari kesalahan konsep yang dilakukan guru saat pembelajaran
c. Sumber belajar mampu merangsang potensi siswa untuk terjadinya
meaningfull learning.
d. Penggunaan sumber belajar membuat pembelajaran lebih efektif dan
efisien.
4. Pak Rusman mengembangkan sebuah media pembelajaran interaktif
berbasis komputer untuk mengajarkan konsep biologi pada siswa. Dalam
hal ini pak Rusman menggunakan konsep…
a. Sumber belajar by design
b. Sumber belajar by utilization
c. Sumber belajar by concept
d. Sumber belajar by develop
5. Jenis sumber belajar katagori pesan (message) menurut AECT adalah…
a. Guru, instruktur, laboran, pustakawan
b. Buku, makalah, buklet, liflet
c. Metode, teknik dan prosedur pembelajaran
d. silabus, RPP, Deskripsi Materi.
6. Multimedia projector, slide projector, OHP, film, tape recorder, opaque
projector, termasuk sumber belajar dengan jenis…
a. Lingkungan (Setting)
b. Alat (Device) dan Tools
c. Orang (People)
d. Pesan (Message)
7. Banyaknya jenis sumber belajar menuntut guru untuk lebih selektif dalam
memilih. Salah satu kriteria untuk memilih sumber belajar adalah….,
kecuali
a. Biaya dan Tenaga
b. Materi dan Waktu
c. Ketersediaan Fasilitas
d. Kemutakhiran (new technology)
24

8. Media yang berfungsi untuk menyederhanakan konsep/prinsip/hukum


yang kompleks, sehingga dapat memperjelas penyajian pesan adalah...
a. Bagan
b. Diagram
c. Flip Chart
d. Foto
9. The largest global network of computers, that enables people throughout
the world to connect with each other adalah makna yang tepat untuk…
a. Networking
b. Internet
c. Multimedia
d. Web Based Learning
10. Beberapa kelebihan media internet dalam pembelajaran, diantaranya,
kecuali….
a. Harus selalu ada classroom meeting
b. Pembelajaran dapat berlangsung secara online
c. Siswa juga dapat belajar bekerjasama (collaborative)
d. berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmates)

KUNCI JAWABAN

1 C

2 C

3 C

4 A

5 B

6 B

7 D

8 D

9 B

10 A
25

RENCANA TINDAK LANJUT

a. Memantau/memonitor dan mengevaluasi kesesuaian materi yang disajikan


dalam pembinaan dengan implementasi di lapangan
b. Merencanakan dan mendiskusikan kembali berbagai temuan yang dilakun
ketika mendapat kendala

Instrumen (Format-format)

Menurut saudara jenis media apa yang harus dikembangkan di sekolah berkenaan
dengan peningkatan kualitas pembelajaran

No Media yang Memungkinkan Alasan Penggunaan Media

1.

2.

3.

4.

5.

Coba lakukan identifikasi terhadap ketersediaan media dan sumber belajar yang
ada di sekolah.

No INDIKATOR BY DESIGN BY UTILIZATION

1. Jenis-jenis Media 1. 1.
Pembelajaran yang ada
2. 2.
26

3. 3.

4. 4.

5. 5.

2. Jenis-jenis Sumber 1. 1.
belajar yang ada
2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

Format Pelaksanaan Supervisi Akademik (Media dan Sumber Belajar)

MENGEMBANGKAN MULTIMEDIA PRESENTASI

No TAHAP HASIL

1 DEFINE (Pembatasan) …………………………………………….

Rancangan Media …………………………………………….

Rumusan Tujuan …………………………………………….

Rumusan Materi …………………………………………….

dll ……………………………………………..

……………………………………………..

2 DEVELOP …………………………………………….
(Pengembangan)
…………………………………………….
Proses Pembuatan
Multimedia presentasi ……………………………………………..

……………………………………………..
27

3 EVALUATION ……………………………………………..

Menilai media ……………………………………………

Uji coba ……………………………………………

Revisi …………………………………………….

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES

Nama Guru : ___________________

Sekolah : ___________________

Berilah tanda chek list () pada kolom yang sesuai.

SKALA
NO AKTIVITAS PENILAIAN

1 2 3 4 5

A. Aktivitas Pembelajaran

1. Keseriusan

2. Motivasi mengikuti pembelajaran

3. Aktivitas mengajukan pertanyaan

4. Aktivitas menjawab pertanyaan

5. Aktivitas mengeluarkan ide dan gagasan

B. Hubungan Sosial

6. Mennghargai pendapat orang lain

7. Kemampuan bekerjasama
28

C. Penyelesaian Tugas

8. Ketepatan waktu

9. Keseriusan mengerjakan tugas

10.Originalitas tugas

Keterangan:

= baik sekali

= baik

= cukup

= kurang

= kurang sekali

Skor yang akan diperoleh peserta adalah

Skor maksimal 5 x 10 = 50

Skore tengah 3 x 10 = 30

Skor terendaqh 1 x 10 = 10

Kriteria Batas Lulus (PG)

Guru dikatakan mampu apabila skor yang diperoleh antara 30 sampai dengan 50

Guru dikatakan belum mampu apabila memperoleh skor antara 10 s.d. 29


29

Contoh 3

Pembinaan/Penilaian Penelitian Tindakan Kelas

ASPEK/MASALAH:

Menilai : Aktualisasi pembelajaran

Membina : Guru persiapan dan pelaksanaan pembelajaran

Memantau : Proses pembelajaran

Alokasi Waktu : 4 x 60 (2 jam membina, 2 jam diskusi, presentasi,

kolaborasi)

Standar Kompetensi : Supervisi Penelitian Tindakan Kelas

Kompetensi Dasar : Mampu merencanakan dan melaksanakan sebuah

penelitian tindakan kelas

TUJUAN

Membina, mengarahkan dengan berpartisipatif, kolaboratif, dan lesson study

INDIKATOR KEBERHASILAN:

a. Memahami konsep dan prinsip-prinsip lesson study dan PTK


b. Memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat untuk
memecahkan masalah.
c. Membaur dengan teman sejawat dalam menyelesaikan sebuah krangka
latihan penelitian
d. Mempraktekkan lesson study dan PTK
e. Mengevaluasi pembelajaran dan hasil latihan PTK

STRATEGI/Metode kerja (Teknik Supervisi Akademik)

Ceramah, diskusi, kolaborasi, komunikasi, Lesson Study, Partisipasi

SKENARIO KEGIATAN

a. Pendahuluan
 Sapaan dan apersepsi .
 Menginformasikan kondisi guru berkaitan dengan minat dan
kemampuan dari data awal.
 Menyampaikan tujuan pembinaan berkaitan dengan PTK dan
Lesson Study.
30

b. Inti
 Memberi tes berkaitan dengan evaluasi diri dan konsep sederhana
PTK
 Menjelaskan konsep dasar PTK dan lesson study.
 Mendiskusikan dan berkolaborasi berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam menulis PTK.
 Memberi solusi dalam mengatasi pemasalahan
 Melaksanakan latihan 1 tahapan sederhana tentang PTK.
 Mensimulasikan lesson study
 Mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil pembinaan.
c. Penutup
 Menyimpulkan hasil selama penyajian
 Mengevaluasi untuk melihat efektifitas proses pembinaan.

SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN (DANA, FASILITAS dll)

Sumber belajar: Contoh PTK

Buku-buku Tindakan Kelas dan Lesson Study

Catatan konsultasi/kolaborasi

Alat/Media

Contoh-contoh media, Laptop, LCD, Alat tulis lainnya

Instrumen

Dana

APBS dan sumbangan lain yang tidak mengikat.

PENILAIAN

Penilaian:

Produk hasil latihan dengan kolaborasi/patisipasi dan hasil tes

Instrumen:

Dengan format-format (Terlampir)

Bandar Lampung , ............................

Pengawas SMA/SMP Kota

...........................................

NIP. ...................................
31

BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam rancangan kegiatan supervisi individual , teknik yang dapat


digunakan dalam menyusun rancangan kegiatan supervisi individual
antara lain: kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi,
intervisitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, dan
menilai diri sendiri.
2. Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86). Sagala (2010 : 210 – 227) menyatakan teknik supervisi yang bersifat
kelompok antara lain: pertemuan orientasi bagi guru baru, rapat guru, studi
kelompok antar guru, workhsop, dan tukar menukar pengalaman. Metode
supervisi individu dan kelompok secara langsung dan tidak langsung.
3. Supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk siklus, terdiri
dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan
tahap pertemuan balikan.
32

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2006. Supervisi Akademik dalam peningkatan


profesionalisme guru. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan
Dasar. Ditjen PMPTK Depdiknas.

Direktorat Tenaga kependidikan. 2017. Modul Supervisi Akademik, Terintegrasi


Penguatan Pendidikan Karakter. Modul Pelatihan Calon Pengawas. Dirjen
GTK. Kemdikbud. Jakarta

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 1995. Supervision and
Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston:
Perason.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala. 2010. Supervisi Pendidikan Pendekatan Sistem Berbasis Kinerja. Refika


Aditama. Bandung.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai