Anda di halaman 1dari 9

D.

IDENTIFIKASI MASALAH

NO ITEM PENGKAJIAN ANALISIS MASALAH

Pengkajian data umum

1. Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah
dilakukan di ruang Lantai 3 Lama RS RISA
Mataram dalam 1 bulan jumlah pasien
terakhir 132 pasien dengan jumlah bed 28
dan tidak selalu terisi penuh. Sedangkan
berdasarkan teori disebutkan bahwa pasien
adalah seseorang yang datang ke instalasi
kesehatan dimana ia memerlukan pelayanan
medis maupun keperawatan oleh karena
terganggunya kondisi jasmani maupun
rohaninya.

2. Penyakit
Man Berdasarkan pengkajian dapat diketahui

1 jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang


(Tenaga dan
lantai 3 lama Rumah Sakit Risa Sentra
pasien)
Medika Mataram selama periode bulan April
2017, kasus terbanyak adalah
Gastroenteritis dengan presentase 19.6%.
Penentuan 10 besar kasus ini dapat
digunakan sebagai dasar dalam membuat
standar asuhan keperawatan.

3. Ketenagaan
Pengkajian di atas menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan perawat di Ruang Lantai
3 lama cukup bervariasi, dengan jenjang
pendidikan tertinggi adalah Ners 7 orang
dengan presentase 46% S.1 Keperawatan 1
orang dengan presentase 0.6% dan jenjang
pendidikan terendah adalah D-III

99
Keperawatan. DIII Keperawatan adalah 7
orang dengan persentase 46%.

4. Jumlah ketenagaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu perawat ruangan didapatkan bahwa MAKP
yang digunakan adalah MAKP modifikasi.
Namun, jika melihat dari standar MAKP yang
diterapkan saat ini masih jauh dari
standar MAKP yang sebenarnya, misalnya
kegiatan ronde keperawatan belum pernah
dilakukan, jumlah dan tanggung jawab Ketua
Tim yang tidak sesuai standar MAKP, begitu
juga dengan Kepala Ruangan belum
sepenuhnya menjalankan tugas sebagai
manager tetapi kadang berperan sebagai
perawat pelaksana juga, jumlah Ketua Tim
sebanyak 4. Pelatihan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan, berdasarkan hasil
wawancara dari 15 orang perawat yang ada,
12 orang belum mengikuti pelatihan BTCLS.

Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh

Material dari inventaris alat Ruang Lantai 3 Lama,


peralatan medis dan non medis sudah terpisah
2 (Bangunan, Sarana dari ruang lain, dimana alat-alat tersebut
dan Prasarana) masih dalam kondisi baik dan cukup. Tetapi
tingkat pemeliharaan alkes nya masih kurang.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, di


Ruang Lantai 3 Lama belum menerapkan MPKP
Methode terlihat dari struktur organisasi ruang
Lantai 3 Lama. Dengan latar belakang
3 (Metode Pemberian
pendidikan staf yang beragam. Hal ini sudah
Asuhan
sesuai dengan alasan diterapkannya MPKP
Keperawatan)
primer. Akan tetapi, untuk penempatan perawat
primernya belum memenuhi kriteria karena yang
harus menjadi perawat primer harus mempunyai

100
latar belakang pendidikan Ners.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan


Money kepala ruang Lantai 3 Lama sumber dana
4
(Pembiayaan) operasional berasal dari pendapata rumah
sakit.

Dari hasil perhitungan BOR selama 2 hari


didapatkan hasil 54%. Hal ini menunjukkan
Marketing hasil dibawah standar (75%-85%)yang berarti
5
(Pemasaran) adanya penurunan beban kerja perawat sehingga
berdampak pada peningkatan kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Pengkajian data khusus

Fungsi Perencanaan

Berdasarkan data hasil pengkajian didapatkan


1 Visi Ruangan bahwa di ruang Lantai 3 Lama mempunyai visi
ruangan.

Berdasarkan hasil pengkajian tersebut maka


ruangan Lantai 3 Lama mempunyai misi yang
2 Misi Ruangan
secara khusus di buat untuk ruangan Lantai 3
Lama.

Berdasarkan data tersebut maka ruangan


Standar Lantai 3 Lama memiliki standar prosedur
3 Operasional operasional sesuai dengan ketentuan yang
Prosedur seharusnya berlaku, yaitu segala tindakan
medik harus didasarkan dengan acuan SPO.

Berdasarkan hasil pengkajian tersebut


Standar asuhan
4 didapatkan bahwa 10 jenis penyakit terbanyak
Keperawatan
sudah memiliki SAK di Ruang Lantai 3 Lama.

Berdasarkan data tersebut maka didapatkan

5 Standar kinerja bahwa standar kinerja perawat diukur


berdasarkan terlaksana atau tidaknya TUPOKSI
keperawatan yang telah dibuat oleh rumah

101
sakit, yang menjadi dasar dari pemberian
asuhan keperawatan sesuai dengan tugas
masing-masing perawat diruangan dalam
memberikan asuhan keperawatan. Tetapi untuk
standar penilaian kinerja belum sesuai dengan
standar penilaian kinerja perawat.

Fungsi pengorganisasian

Penyusunan struktur organisasi masih


menggunakan 1 katim untuk 1 sift jaga seperti
Struktur
1 jaga pagi 1 katim, siang 1 katim dan malam
Organisasi
juga 1 katim. hal tersebut tidak sesuai
dengan standar MPKP.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu


perawat ruangan didapatkan bahwa MAKP yang
digunakan adalah MAKP modifikasi. Namun, jika
melihat dari standar MAKP yang diterapkan
saat ini masih jauh dari standar MAKP yang
sebenarnya, misalnya kegiatan ronde
keperawatan belum pernah dilakukan, pre dan
post conference, jumlah dan tanggung jawab
2 Uraian tugas Ketua Tim yang tidak sesuai standar MAKP,
begitu juga dengan Kepala Ruangan belum
sepenuhnya menjalankan tugas sebagai manager
tetapi kadang berperan sebagai perawat
pelaksana juga, jumlah Ketua Tim sebanyak 4.
Pelatihan yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan berdasarkan hasil wawancara
dengan 15 orang perawat yang ada, 12 orang
belum mengikuti pelatihan BTCLS.

Berdasarkan kajian data yang diperoleh di

Pengaturan jadwal lantai 3 lama jadwal dibuat untuk persatu


3 bulan dengan pembagian jadwal perorang pagi
dinas
dua hari, siang dua hari, malam dua hari dan
lepas libur. Ini mengacu pada aturan Disnaker

102
UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan BOR selama 2


hari didapatkan hasil 54%. Dari hasil
perhitungan BOR selama 2 hari didapatkan
hasil 46%. Hal ini menunjukkan hasil dibawah
Pengorganisasian
4 standar (75%-85%)yang berarti tidak adanya
perawatan pasien
peningkatan beban kerja perawat sehingga
berimplikasi pada kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan diharapkan
dapat lebih maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu


perawat ruangan didapatkan bahwa MAKP yang
digunakan adalah MAKP Tim Modifikasi Primer.
Namun, jika melihat dari syarat-syarat
sebagai perawat primer bahwa seorang katim
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
System Keperawatan (Ners) sementara di ruangan
5 perhitungan katimnya berpendidikan D3 keperawatan.
tenaga Sedangkan kebutuhan untuk perawat assosiate
diperlukan 5-6 orang perhari. Hal ini sudah
memenuhi karena jumlah perawat di ruang
lantai 3 lama sebanyak 15 orang. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa pelayanan yang
dilakukan ke pasien lebih baik karena perawat
lebih banyak kepasien.

Fungsi pengarahan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan


tentang timbang terima di Ruang Lantai 3 lama
RS RISA Mataram, bahwa perawat sudah
Timbang terima /
1 melaksanakan timbang terima seperti
operan
melaporkan jumlah pasien,keadaan pasien,
keluhan pasien, tindakan yang sudah dan
belum.

2 Pre dan Dari Hasil Observasi pelaksanaan pre

103
Conference converence dalam 10 item observasi didapatkan
bahwa 30 % pre converensce tidak optimal
dilakukan. Selama data diambil, post
converence sudah dilakukan selama ini tetapi
belum maksimal, masih ada point-point dalam
melaksanakan post converence tidak dilakukan
seperti menjelaskan tujuan dilakukan post
converence.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan


pendelegasian dilakukan biasanya oleh dokter
ke kepala ruangan atau yang mewakilkan jika
3 Pendelegasian
ada pasien yang butuh resep atau dari kepala
ruangan ke perawat pelaksana tapi belum
terdokumentasi.

Berdasarkan kajian data di atas dan didukung


oleh observasi selama 2 hari didapatkan bahwa
di ruang lantai 3 lama RS RISA tidak
5 Supervise
dilakukan supervisi oleh kepala ruangan
tetapi pihak managemen (Duty Managemen) yang
sudah memiliki jadwal tersendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi


yang dilakukan selama di Ruang lantai 3 lama
RS RISA Mataram, belum menerapkan kegiatan
6 Ronde keperawatan
ronde keperawatan terutama pada pasien yang
mengalami penyakit yang seharusnya dilakukan
ronde keperawatan.

Fungsi Pengendalian

Berdasarkan kajian yang dilakukan pada


tanggal 2 Mei 2017, BOR ruangan lantai 3 lama
1 Indikator mutu
belum sesuai standar yakni dengan rata-rata
BOR harian sebesar (54%),

2 Audit dokumentasi a. Instrument A


asuhan Instrument A merupakan evaluasi terhadap

104
keperawatan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
telah dibakukan oleh Departemen Kesehatan
RI. Dokumentasi asuhan keperawatan di
ruang lantai 3 lama ditulis pada format
yang sudah baku meliputi (pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi,
evaluasi, dan catatan asuhan keperawatan)
dan sudah sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
b. Instrument B
Pengumpulan data kepuasan pasien terhadap
asuhan keperawatan diperoleh dengan
instrumen B depkes RI 2005. Data diperoleh
dengan cara memberikan angket pada 14
orang pasien di ruang lantai 3 lama. Dari
hasil pembagian angket pada tanggal 2 Mei
2017 terhadap pasien secara umum diperoleh
40% pasien dan keluarga mengatakan cukup
puas dengan pelayanan yang diberikan, 60%
puas dengan pelayanan Rumah Sakit.
Berdasarkan pengkajian diatas dapat
disimpulkan persepsi pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan di ruang sudah cukup
puas/baik.

Instrument C
Berdasarkan hasil observasi dengan
menggunakan instrumen C, secara umum
pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
lantai 3 lama RS RISA Mataram termasuk
dalam kategori baik. Dari observasi SOP
yang dilakukan belum maksimal karena
kurangnya SOP yang ada di ruangan.

3 Survey kepuasan Dari hasil pengumpulan data sebagian besar


karyawan Ruang Lantai 3 lama RS RISA Mataram

105
Merasa Cukup Puas Dengan persentase 80%
sedangkan Kurang Puas (0%), dan Puas (20%).

E. PRIORITAS MASALAH

1. Kajian Teori

Tidak semua masalah kesehatan akan mampu diatasi, untuk itu

perlu di lakukan penentuan masalah yang akan dilakukan dengan

menggunakan Metode CARL. Metode CARL merupakan suatu teknik

atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah,

metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria

tertentu. Penggunaan metode CARL digunakan untuk menentukan

prioritas masalah apabila pengelola program menghadapi

hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah yang menilai

pada aspek Capability (kemampuan/kompetensi), Accessibility

(akses/keterjangkauan), Relevancy (sesuai dengan kebutuhan dan

urgensi) dan Legality (berdasarkan pada peraturan yang

berlaku).

2. Kajian Data

Daftar masalah yang ditentukan berdasarkan perhitungan CARL


Total Urut
No Daftar masalah C A R L
nilai an
Penerapan MPKP masih belum
optimal, karena jumlah
katim yang tidak sesuai
dengan standar mpkp dimana
1 jumlah katim melebihi 5 4 5 3 300 I
aturan. Pre dan post
conference juga tidak
optimal dilakukan.

Belum adanya pendelegasian


2 4 3 4 4 192 II
secara tertulis
Belum semua perawat
3 3 3 3 4 108 IV
mendapatkan pelatihan dasar

106
( managemen bangsal, BTCLS).
Ronde keperawatan tidak
4 pernah dilaksanakan 3 4 3 4 144 III

Daftar masalah

1. Penerapan MPKP masih belum optimal, karena jumlah katim


yang tidak sesuai dengan standar mpkp dimana jumlah katim
melebihi aturan. Pre dan post conference juga tidak
optimal dilakukan.
2. Belum adanya pendelegasian secara tertulis
3. Belum semua perawat mendapatkan pelatihan dasar ( managemen
bangsal, BTCLS).
4. Ronde keperawatan belum dilaksanakan.

107

Anda mungkin juga menyukai