Profil-08 Bab 3 2016
Profil-08 Bab 3 2016
A. Angka Kematian
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan
oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi
setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian
Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan
pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Dari 738 orang kelahiran hidup, terjadi kejadian lahir mati sebanyak 0 orang.
Jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia mencapai angka spektakuler yakni 307 per
100 ribu kelahiran dari rata-rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap tahun. Angka yang dihimpun
dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 itu menunjukkan sekitar
15 ribu ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap
pekan atau 43 ibu setiap hari, atau hampir dua ibu meninggal setiap jam.
Faktor medis yang menjadi penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 42
persen, keracunan kehamilan (eklamsia) 13 persen, keguguran (abortus) 11 persen, infeksi
(10 persen), persalinan macet (partus lama) sembilan persen dan penyebab lain 15 persen.
Penyebab non medis yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu hamil,
terlambat mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, terlalu banyak
anak dan terlalu dekat jarak melahirkan.
Pengaturan kelahiran juga memiliki manfaat kesehatan yang nyata, terbukti oleh data
yang menyebut bahwa jarak antar kelahiran kurang dari dua tahun akan meningkatkan
kematian bayi, selain itu perawatan bayi lebih sukses dilakukan jika jarak kelahiran lebih
besar.
B. Angka Kesakitan
Selama tahun 2016 terdapat 266 suspect TB Paru dengan 40 kasus BTA (+), sedangkan
yang sembuh 20 orang ( 50 % ).
Di Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2016 ditemukan kasus HIV/ AIDS sebanyak 6
kasus.
Penyakit menular seksual yang termasuk dalam program pemberantas penyakit kelamin
adalah penyakit sifilis. Jumlah Kasus IMS di Puskesmas Tanjung Pinang pada tahun 2016
juga tidak terdapat kasus IMS
Untuk mengantisipasi masalah sebagai langkah dan tindak lanjut yang dapat dilaksanakan
adalah :
a. Meningkatkan penyuluhan di dalam dan luar gedung Puskesmas secara kontinyu.
b. Meningkatkan mutu tenaga laboratorium Puskesmas dalam pemeriksaan mikroskopis
malaria.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan dapat menlindungi diri
dari penularan malaria.
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral dalam penanggulangan malaria.
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan
penemuan penderita melalui berbagai survey anak sekolah, survey kontak dan pemeriksaan
intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan
penderita kusta.
Prevalensi penyakit kusta cendrung meningkat, pada tahun 2016 ditemukan 2 penderita
kusta. Target untuk menurunkan prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk diharapkan dapat
dicapai pada tahun 2016
Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya
penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain
sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000
yaitu “ The Global of Elimination of Lymphatic as a Public Health Problem the Year 2020 “.
Di Indonesia sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar ke 30 propinsi
dan ditemukan 3 spesies cacing filarial, yaitu Wucherecia banccrofti, Brugia malayi dan
Brugia timori.
Selama tahun 2016 tidak terjadi kasus filariasis di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Pinang.
12) Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I).
Program imunisasi sudah terintegrasi, merupakan bagian dari pelayanan dasar di
Puskesmas dan sudah menjadi kegiatan rutin yang terjadwal dengan prosedur dan standar
operasional pelayanan (SOP) yang baku.
Tujuan imunisasi ini untuk mencegah terjadinya penyakit menular dan menurunkan
angka kesakitan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
(PD3I). Selain itu juga untuk mencapai pemerataan UCI di semua kelurahan, eradikasi polio,
eliminasi Tetanus Neonatorum, reduksi campak, BIAS dengan cakupan 90 %, cakupan
imunisasi Hepatitis B hingga 90 % dan ratio peralatan imunisasi sesuai standart secara
bertahap.
Sasaran yang hendak di capai adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit-penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi pada lapisan masyarakat dengan
prioritas pada bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur termasuk ibu hamil, serta kelompok
risiko tinggi lainnya sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit-
penyakit tersebut adalah:
a. Difteri
Di Puskesmas tidak terdapat kasus Difteri pada tahun 2016
b. Pertusis
Jumlah kasus Pertusis di Puskesmas Tanjung Pinang juga tidak terdapat penderita
pertusis
c. Tetanus Neonatorum
Di Puskesmas Tanjung Pinang juga tidak terdapat kasus Tetanus Neonaturum
d. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa.
Untuk jumlah kasus Campak di Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2016 sebanyak 0
kasus.
e. Polio
Jumlah kasus Polio di Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2016 juga tidak terdapat
pendererita Polio
f. hepatitis B
di Puskesmas Tanjung Pinang tidak ada kasus Hepatitis B pada tahun 2016.
C. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu indikator kesehatan yang berpengaruh terhadap tingkat
derajat kesehatan. Masalah gizi yang umum ditemui adalah Kurang Energi Protein (KEP),
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAGY), Anemia Gizi dan Kurang Vitamin A yang pada
umumnya menyerang kelompok rawan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak
sekolah, wanita usia subur (WUS) dan golongan ekonomi rendah.