Anda di halaman 1dari 7

Assamualaikum Wrb....

Di sini saya akan menjelaskan tentang antropologi, apa pentingnya antropologi, dan asas
antropologi..

1. Mengapa belajar antropologi?

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani
yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti
cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan
prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri.

Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia (antropos). Definisi demikian
tentu kurang jelas, karena dengan definisi seperti itu antropologi mencakup banyak disiplin ilmu
seperti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, biologi manusia dan
bahkan humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya mempelajari atau berkenaan dengan
manusia. Sudah tentu hal ini tidak benar, palagi disiplin-disiplin ilmu lain tersebut justru sudah
berkembang jauh lebih tua dari pada antropologi.
Oleh karena itu pasti ada sesuatu yang khusus tentang manusia yang menjadi pusat perhatian
antropologi.Sayang bidang permasalahan yang khusus dipelajari oleh antropologi tidak jelas
batasnya, karena terlalu cepatnya pemisahan ilmu-ilmu cabang antropologi yang sangat berlainan
bidang permasalahan yang dipelajari. Akibatnya tidak ada satupun definisi umum yang dapat
disepakati oleh semua ilmuwan antropologi.
Salah satu karakteristik yang paling banyak mendapat perhatian dalam antropologi adalah
hubungan antara kebudayaan dan ciri-ciri biologis manusia. Masa ketergantungan manusia pada
pengangkutan jalan kaki, ukuran otak yang besar, dan kemampuan menggunakan simbol-simbol
adalah contoh beberapa ciri biologis yang memungkinkan mereka menciptakan dan mendapatkan
kebudayaan.
Untuk membantu mahasiswa dalam pelajaran awal, dapat dipergunakan rangkuman sebagai
berikut: antropologi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik hidup manusia dengan
naberorientasi pada kebudayaan yang dihubungkan dengan ciri-ciri sosio-psikologi atau ciri-ciri
biologis, melalui pendekatan yang holistik yaitu pendekatan dengan cara melihat atau
memandang sesuatu sebagai suatu kebulatan yang utuh atau holistik.

2. Ruang Lingkup Antropologi?

1. ANTRPOLOGI FISIK
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembanhan
manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies).
Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primate-
primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis
manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti
sekaran ini (Haviland, 1999: 13)

2. ANTROPOLOGI BUDAYA
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun cara
hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi budaya ini dibagi-
bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk


ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diujui sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia ?(Burke,2000:193).
Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan antropologi di
Amerika. pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan tinjauan kirtisnya terhadap
asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta inflikasi yang cendrung bersifat rasial. Dalam hal
itu, boas menyoroti keberpihakan pada komparasi dan generalisasi antropollgi tradisional ytang
dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia mengembangkan alitan baru yang sering disebut
antropologi boas. dalam hal ini, boas merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative.
plural dan holistic
saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun.

a. Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh kepentingan-


kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku oleh metode-metode
lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti yang
dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya bertumpuk pada
asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap kebudayaanya sedangkan
pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault (1977,1978) kian
menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di masyarakat.

c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran makna


kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai sistem
formal abstraksi-abstraksi kategori budaya.

d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri dan
emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.

cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi
linguistic dan etnologi.

a. Arkeologi
Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan
lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam
peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi kebudayaannya.

b. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa manusia mahluk yan g paling mahir dalam
menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia
dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan
oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. tidak hanya mengenai cara orang
berkomunikasi, tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar.

c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-
kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi
tentang keyakinan yang dialami dalam kehidupan sekarangsedangkan arkeologi tentang
kalampauan yang sangat klasik. benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa ahli
atnografi adalah ahli arkeologi yang mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi pada
hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas prasejarah, bahasa tak
tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka yang masih berpradaban rendah (savage)
bukankah para bangsawan alam dan keberadaan hidup mereka tidak juga firdausi (kapplan dan
Manners, 1999:xiii).
selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis,
antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.

1. Antropologi Ekonomi
bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri melalui
penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya aliran mikro dan
neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun cakupnya begitu besar (makro)
bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marxisme.

2. Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika serikat,
terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang menulis
karyanya medical Anthropology [1978 (1986)], disusun oleh McElroy dan Towsend dalam
bukunya medical Antropology in Ecological Perspective (19850.
3. Antropologi psikolog
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara individu
dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada (White,2000:856).
secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat pada psikoanalisis daripada
psikologi eksperimental.

4. Antropologi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada awal abad
ke-20. penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu studi komperatif
masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). mereka bereksperimen dengan suatu kisaran yang
luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif, historis dan etnografis.

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENENTUAN


ANTROPOLOGI.
Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantatif (positivisic)
dan kualitatif (naturalistic).adanya relativitaas yang ekstrem, berangkat dari anggapan-anggapan
bahwa tidak ada dua budayapun yang sama, pola, tatanam, dan makn a akan dipaksakan jika
elemen-elemen di abstrakan demi perbandingan. oleh karena itu, perbandingan bagian-bagian
yang telah diabstrasikan dari suatu keutuhan, tidaklah dapat d pertahankan secara analistis

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI


Antropologi memang merupakan studi tentang mat manusia. antropologi melaluai pendekatan
dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia
dan perilakunya.

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi


sepintas lalu lebih banyak ke arah kesamaannya antara antropologi dan sosiologi.
dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia and konteks social
budaya.

2. Hubungan antropologi dengan psikologi


de ngan demikian, psikolog membahas factor-factor penyebab perilaku manusia secara internal
seperti motivasi , minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain.

3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah


Lebih menyurupai hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi. sebab sejarah itu
diperlukan, terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena masyarakat yang
diselidikinya mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar.

4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi


Di antara berbagai macam bentuk hidup di bunmi yang b erpa flora dan fauna itu,

5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi


kekuatan, prosese dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku alam aktivitas kehidupan
ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, carabeerfikit, pandang dan sikap
hidupdarei warga masyarakat pedesaan tersebut.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik.


sampai masalah yang menyangkut latar belakang social budaya dari kekuatan-kekuatan politik
tersebut

E. OBJEKTIFITAS DALAM ANTROPOLOGI


Menurut kapplan dan manners (1999: 32) semua ilmu social dan bukan hanua antropologi
mengalami bias.
F.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal merupakan produk peradaban berarti
yang relative baru. Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui
suatu tahapan yang panjang.

1. Menurut pemikiran evolusionitis orang-orang yang di anggap primitive itu secara kesejarahan
dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang manusia.

2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial (khususnya setelah 1920), banyak ahli antropologi
berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan etnografikan memudahkan pengembangan ilmu
sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada
studi-studi tentang masyarakat modern barat.

3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosiobiologi,
menyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-unsur kemanusiaan yang
universal.

4. Para humanis yang acap kali skeptik terhadap generalisasi-generalisasi mengenai prilaku
manusia. kajiannya sering bersifat jangka panjang dan historis.

G. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI
Sebagai ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep antropologi adalah penting karena
pengembangan konsep yang teridentifikasi dengan baik merupakan tujuan dari setiap di siplin
ilmu.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi di antaranya:

1. Kebudayaan
2. Evolusi
3. Culture area (daerah budaya)
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisi
9. Ras dan Etnik
10. Stereotip
11. Kekerabatan
12. Magis
13. Tabu, dan
14. Perkawinan
H. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
1. Teori orientasi nilai budaya dan kluckhohn
2. Teori evolusi sosiokultural pararel-konvegen-devergen sahlins dan harris
3. Teori evolusi kebudayaan lewis H,morgan.
4. Teori evolusi animisme dan magic dari tailer da frazer
5. Teori evolusi keluarga j.j bachoven
6. Teori upacara sejaji smitch

3. pentingnya Antropologi?

Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau landasan lahirnya ilmu komunikasi. Seiring
dengan perkembangan antropolgi tersebutlah akhirnya para ahli budaya melihat jika dalam
budaya juga sangat tergantung pada komunikasi. Hal inilah yang kemudian dikaji mengenai
proses dari komunikasi tersebut sehingga lahirlah ilmu komunikasi dari antroplogi. Namun untuk
lebih jelasnya mengenai keterkaitan tersebut sebaiknya kita terlebih dahulu melihat menganai
antopologi dan komunikasi itu sendiri.

Kebudayaan adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah keterampilan kelompok,


pengetahuan, sikap, nilai, dan motif. Makna dari simbol-simbol itu dipelajari dan disebarluaskan
dalam masyarakat melalui institusi. Menurut Levo-Henriksson (1994), kebudayaan itu meliputi
semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup – apapun bentuknya – baik
itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat. Ross (1986,hlm 155) melihat kebudayaan
sebagai sistem gaya hidup dan ia merupakan faktor utama (common domitor) bagi pembentukan
gaya hidup

Peradaban Romawi dan Yunani menjadi dasar bagi antropologi terutama yang berkaitan dengan
maslah estetika, etika, metafisika, logam dan sejarah. Mempelajari antropologi dapat dilihat dari
segi sejarah harus didasarkan pada orientasi humanistic, sejarah dan ilmu alam, karena perbedaan
kondisi iklim dan keadaan permukaan tanah akan membawa peradaban keaadaan fisik,
karakteristik dan konstitusi suatu masyarakat yang berbeda (Hipocrates 1962: 135).
Memformulasikan tradisi filosofis dan tradisi keilmuan akan memberikan proposisi-proposisi
sebagai berikut;

1. Segala sesuatu itu mempunyai sebuah bentuk yang menentukan maksud dari bentuk tersebut2.
Semua hal yang ada dalam suatu Negara akan mengalami perubahan secara terus menerus;
perubahan tersebut akan berkisar antara integrasi dan disintegrasi
3. Setiap bentuk merupakan sebuah struktur yang setiap bagiannya tersusun secara berbeda-beda
tergantung dari kepentingannya
4. Desain setiap bagian memberikan sumbangan pada keseluruhan sistem sosial melalui
aktualisasi
5. Dalam setiap sistem terjadi penyaringan untuk membuat keseimbangan dalam setiap bagian
sistem.
6. Perubahan yang terjadi pada salah satu bagian system akan menganggu aktivitas dan akan
mengakibatkan ketidak harmonisan dalam sistem tersebut.
7. Perubahan secara besar-besaran merupakan hasil modifikasi internal dari suatu bagian yang
sedang diperluas dan kemudian dikontrol dengan membangun kembali harmosisasi dalam
sistem.

Budaya sebagai konsep sentral. Linton (1945:32) memberikan definisi budaya secara spesifik,
yaitu, budaya merupakan konfigurasi dari prilaku manusia dari elemen-elemen yang
ditransformasikan oleh anggota masyarakat. Budaya secara umum telah dianggap sebagai milik
manusia, dan digunakan sebagai alat komunikasi sosial di mana didalamnya terdapat proses
peniruan. Selanjutnya konsep budaya telah menuntun para pakar etnologi Amerika dan Jerman
kedalam suatu bentuk teoritik. Setelah Radcliffe-Brown (1965:5) para ilmuan antropologi sosial
Prancis dan Inggris cenderung untuk membedakan konsep budaya dan sosial dan cenderung
membatasi kedua konsep tersebut pada cara belajar berfikir, merasa, dan bertindak, yang
merupakan dari proses sosial.

C. Kluchohn menghimpun dan menerbitkan kembali 164 definisi kebudayaan yang


dikelompokkan menjadi enam: deskriptif, historical, normatif, psikologis, struktural dan genetic
(Saifuddin, 2005: 83), Klukhohn melalui Universal Categories od Culture (1953) merumuskan 7
unsur kebudayaan yang unierasl (Koentjaraningrat, 1979: 218) yaitu:
a. Sistem teknologi, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup menusia (pakaian, perumahan, alat-
alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport dan sebagainya.
b. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekomoni (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan lainnya).
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum dan sistem
perkawinan).
d. Bahasa (lisan dan tulisan).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (sistem kepercayaan)

Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah suatu representasi budaya, atau tepatnya suatu
peta atas suatu relitas (budaya) yang sangat rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas tak
terpisahkan, sebagaimana dikatakan Edward T. Hall, “budaya adalah komunikasi dan
komunikasi adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan,
kita pun berbicara tentang budaya

Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi.
Karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada gilirannya budaya yang tercipta
pun mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Hubungan antara
budaya dan komunikasi adalah timbale balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dn
komunikasi pun takkan eksis tanpa budaya. Entitas yang satu takkan berubah tanpa perubahan
entitas lainnya. Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan
untuk itu dibutuhkan komunikasi. Komunikasi membutuhkan perkodean dan simbol-simbol yang
harus dipelajari. Godwin C. Chu mengatakan bhawa setiap pola budaya dan tindakan melibatkan
komunikasi. Untuk dipahami, keduanya harus dipelajari bersama-sama. Budaya takkan dapat
dipahami tanpa mempelajari komunikasi, dan komunikasi hanya dapat dipahami dengan
memahami budaya yang mendukungnya

Beberapa bidang konsep antropologi budaya yang dikaji yang sangat relavan dengan komunikasi
yaitu;
1. objek simbol, umpamanya bendara melambangkan bangsa dan uang menggambarkan
pekerjaan dan barang-barang dagangan (komoditi)
2. Karakteristik objek dalam kultur manusia. contoh warna unggu dipahami untuk “kerajaan”,
hitam untuk “duka cita” warna kuning untuk “kekecutan hati”, putih untuk untuk “kesucian”,
merah untuk “keberanian” dan sebagainya
3. Ketiga adalah gesture dimana tindakan yang memiliki makna simbolis, senyuman dan
kedipan, lambaian tangan, kerutan kening, masing-masing memiliki makna tersendiri dan
semuanya memiliki makna dalam konteks cultural.
4. Simbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam meyusun
bahsa. Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam kultur.

Gatewood menjawab bahwa kebudayaan yang meliputi seluruh kemanusian itu sangat banyak,
dan hal tersebut meliputi seluruh periode waktu dan tempat. Artinya kalau komunikasi itu
merupakan bentuk, metode, teknik, proses sosial dari kehidupan manusia yang membudaya,
maka komunikasi adalah sarana bagi transmisi kebudayan, oleh karena itu kebudayaan itu sendiri
merupakan komunikasi. Berdasarkan pendapat Gatewood itu kita akan berhadapan dengan
pernyataan klasik tentang hubungan antara komunikasi dengan kebudayaa, apakah komunikasi
dalam kebudayaan atau kebudayaan ada dalam komunikasi? ada satu jawaban netral yang
disampaikan oleh Smith (1976) bahwa; “komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan”.
Dalam tema atau bagian uraian tentang kebudayaan dan komunikasi, sekurangnya-kurangnya
ada dua jawaban: pertama, dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara
pertukaran simbol-simbol komunikasi, dan kedua, hanya dengan komunikasi maka pertukaran
simbol-simbol dapat dilakukan dan kebuadayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi (Alo
Leliweri, 2004, 21).

Budaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. Masyarakat terbentuk dari nilai
norma yang mengatur mereka. Manusia merupakan homostatis di mana komunikasi membentuk
kebudayaan dan juga bagian dari kebuadayaan itu sendiri. Dalam kehidupan budaya masyarakat
dan intekasi menyebabkan maka terjadinya proses komunikasi yang menjadi alat bantu atau guna
membantu mereka dalam berinteraksi dengan baik. Bahasa yang merupakan alat komunikasi
juga sangat dipengaruhi oleh proses budaya. Dengan adanya kesamaan mengenai memaknai
sesuatu tersebutlah sehingga membentuk suatu kebudayaan yang lebih baik dalam interkasi.
Pengaruh komunikasi yang disebabkan oleh budaya ini pulalah yang menjadikan perbedaan
pemaknaan dari setiap budaya masyarakat dalam berkomunikasi. Jadi, antropologi merupakan
ilmu yang lebih dahulu ada dalam memahami perkembangan interaksi manusia, kemudian
antropologi ini terus berkembang sehingga mulai melihat dan mengkaji pada prose komunikasi
yang tercipta. Inilah yang kemudian menjadikan antropologi menjadi salah satu landasan
sehingga lahirnya ilmu komunikasi.

Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan peradaban sekarang ini adalah tidak hanya
sekedar unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi merupakan konsep yang yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Sehingga studi komunikasi sangat dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga
perkembangan antropologi yang didasarkan pada kekuatan manusia dalam menciptakan
peradabannya sangat terkait oleh komunikasi.

–– ADVERTISEMENT ––

Anda mungkin juga menyukai