Anda di halaman 1dari 5

D.

Guru Pengajaran Seni Tari

Seorang guru seni tari dituntut:

1. Guru kelas mendapat tugas mengajar seni tari harus pandai-pandai


mengikis perasaan enggan untuk mengajar seni tari. Pengajaran tari tidak
banyak memerlukan alat-alat, bisa sipaksanakan dengan paralatan yang
sederhana. Pengajaran seni tari SD tidak mengajarkan gerakan-gerakan tari
yang halus seperti diajarkan di sekolah khusus tari dan juga bukan akan
mencetak anak-anak menjadi penari.

2. Guru pengajar seni tari harus bisa memupuk rasa kecintaan pada seni tari.
Kecintaan tersebut bisa tumbuh jika guru sering memperhatikan karya-karya
seni tari yang baik, banyak berkreasi/kreativitas dan membaca buku yang
ada hubungannya dengan seni tari.

3. Guru pengejar seni tari dituntut pergaulan yang dekat dan akrab dengan
anak berarti guru tahu dan mengerti tentang kekhususan anak-anak
asuhannya. Dia mengerti dan mengetahui setiap anak yang perlu mendapat
perhatian secara individu.

E. Murid Yang Belajar Seni Tari

Perkembangan umur dan jiwa anak-anak

1. Perkembangan pengamatan

2. Daya tangkap

3. Proses berfikir

4. Fantasi

5. Perasaan
Bahan tari yang diberikan pada murid SD belum bisa melepaskan dirinya dari
kebiasaan dan kesenangannya yaitu bermain. Bahan pelajaran seni tari
permainan menjadi pilihan utama.

F. Metode Pengajaran Seni Tari

Ada beberapa metode untuk menyampaikan bahan pelajaran pada anak


didik. Metode-metode tersebut belum tentu sesuai untuk menyampaika
bahan pengajaran seni tari yang sudah disusun.

Jika ingat hasip proses belajar mengajar adalah untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan, maka bahan penyajian seni tari jangan melupakan tujuan
yang ingin dicapai ingat pula bahwa tujuan ini kadang-kadang ditentukan
oleh anakk didik sendiri.

Kemungkinan-kemungkinan Penggunaan Metode:

1. Metode yang dipergunakan harus bisa memancing dan menghidupkan


suasana belajar anak-anak sehingga kepekaan anak-anak dapat terungkap
dalam menanggapi dan menghayati bahan pelajaran yang disampaikan.

2. Metode yang bisa mendorong daya cipta pengarahan dari guru dengan
sasaran yang tepat.

Misal: anak-anak dapat menirukan gerakan kupu-kupu

Guru memberikan daya cipta anak-anak dengan pertanyaan:

- Bagaimana kupu-kupu itu bergerak, berjalan atau terbang?

- Kalau terbang, apa yang digerakkan?

- Bagaimana gerakannya?

3. Tujuan yang dicapai bisa dijangkau dengan metode-metode yang


bermacam-macam. Dalam pemyajian bahan pelajaran guru pandai-pandai
mengkombinasikan beberapa metode untuk menghindarkan rasa bosan
pada anak-anak seperti:

> Metode Peniruan

Ialah sebuah metode penyampaian tari secara tradisional, dimana anak didik
diusahakan untuk meniru sepenuhnya apa yang dilakukan oleh gurunya. Di
dalam pelaksanaannya, biasanya guru mengajarkan bentuk keseluruhan dari
tari itu diselingi dengan memberikan sedikit koreksi terhadap gerakan-
gerakan siswa yang dianggapnya keluar dari pola tari yang diajarkan. Dalam
metode ini sering terjadi guru memegang anak didiknya, didorong ke kiri dan
ke kanan, ke depan, ke belakang, sesuai dengan ketentuan-ketentuan tari
yang diajarkan.

> Metode SAS

Metode ini dipandang sebagai metode baru dan cocok jika dipergunakan
untuk menyampaikan pelajaran seni tari baik untuk siswa SD terutama siswa
calon guru tari. Metode ini lebih cocok jika dibanding dengan metode-metode
penyampaian pelajaran lainnya. Sebab didalamnya terkandung suatu
tindakan yang teliti dan cermat. Sedangkan ketelitian dan kecermatan
didalam menyampaikan pelajaran seni tari sangat dibutuhkan, terutama
ketelitian dan kecermatan serta ketepatan didalam melihat gerakan-gerakan
anggota tubuh beserta iringannya.

Metode ini lebih memperhatikan " inner working of dance" yang pada
pelaksanaannya membagi tari menjadi perbendaharaan gerak tari yang akan
diajarkan pada hakekatnya merupakan rangkaian-rangkaian gerak, yang
terdiri atas rangkaian gerak yang panjang dan yang pendek. Yang panjang
biasanya dikelompokkan ke dalam pokok gerak, sedang yang pendek
biasanya merupakan ragam-ragam peralihan yang berfungsi untuk
mengalihkan popok yang lain.
Di dalam pelaksanaannya, gerak itu diajarkan satu persatu. Tarian yang
terdiri atas susunan gerak itu diajarkan secara terpisah terperinci. Susunan
gerak diajarkan satu persatu atau bahkan setiap unsur gerak yang terdapat
dalak sebuah rangkaian gerak itu.

Unsur gerak yang merupakan susunan atau bagian kecil dari sebuah
rangkaian gerak itu diajarkan secara teliti dan terperinci. Pertama, mungkin
kita mengajarkan unsur gerak pada tangan, kemudian kepala, menyusul
bahu, badan, kaki dan seterusnya sekaligus dengan arah hadap dan pola,
ruangnya. Kemudian setiap unsur gerak itu dipadukan dan akhirnya jadilah
sebuah rangkaian gerak atau ragam gerak.

Setelah para siswa itu paham akan gerakan barulah mulai dengan hitungan
atau dengan iringan sebenarnya (khusus iringan untuk sebuah rangkaian
gerak yang baru diajarkan) ini bisa dilakukan dengan iringan hidup atau
tepukan, nyanyian.

Gerak yang terpisah-pisah atau rangkaian gerak itu diajarkan kepada seluruh
siswa disertai dengan petunjuk teknis tentang bagaimana melakukan
gerakannya secara anatomis. Bagian tubuh yang harus bergerak halus kasar,
berat ringan, kuat lemah, cepat lambat ditunjukkan kepada para siswa agar
mereka tahu dan dapat merasakan setiap gerakan dari anggota tubuhnya.
Bagaimana rasanya jika suatu anggota tubuh itu bergerak ringan, kuat,
halus, lemah. Gerakan yang diberikkan itu hendaknya diulang berulang kali.
Kemudian lakukanlah kontrol gerak. Setelah itu setiap siswa hendaknya
disuruh satu persatu untuk melakukan gerak yang baru saja diajarkan untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihannya serta untuk mengetahui dimana
letak kesukaran dalam salah satu gerakan tubuh maka mereka harus diberi
petunjuk teknis tentang cara melakukan gerakan tubuh yang sukar.

Setelah mereka tahu betul dan hafal sebuah gerakan atau rangkaian gerak,
maka mulailah kita menyuruh mereka untuk melakukan gerak itu secara
perkelompok. Ini di maksudnya sebagai evaluasi agar gerakan-gerakan
mereka yang salah bisa terkontrol semuanya. Biasanya bagi mereka yang
kebutuhan mengikutinya paling belakang, gerakan mereka jarang terkontrol
oleh kita. Apabila jam pelajaran masih memungkinkan dan cukup waktu,
maka mereka dapat disuruh untuk melakukan orang-seorang bergiliran.

Untuk mendapat hasip yang baik, perlu menggabungkan kedua metode di


atas atau bahkan menggabungkannya dengan metode yang lain, metode
demonstrasi, ceramah dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai