Anda di halaman 1dari 9

8.

KETENAGAKERJAAN
8.1. Konsep dan definisi
Dalam perencanaan pembangunan, data mengenal ketenagakerja memegang
peranan penting. Tanpa data tersebut tidalah mungkin program pembangunan
direncanakan dan diiaksanakan. Semakin iengkap dan tepat data
rnengenaiketenagakerjaan yang tertsedia semakin mudah dan tepat rencana
pembangunan itu disusun.
Yang dimaksud dengan tenaga kerja (Man Power) ialah besarnya bagian dan
penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Oieh international Labor
rganization (ILO) diputuskan bahwa seseorang dapat atau belum dapat dilibatkan
dalam kegiatan ekonomi didasarkan pada umur. Di beberapa negara seperti Amerika
Serikat, Jerman Barat dan negara-negara Eropa yang lain, bagian penduduk yang
termasuk usia kerja ialahumur 15-64 tahun. Di indonesia, Badan Pusat Statistik tahun
1998 menentukan batasan usia kerja 15 tahun keatas, yang sebelumnya dengan
batasan usi 10 tahun keatas.
Secara umum pengukuran kegiatan ekonomi dapat didekati dengan dua cara,
yaitu pendekatan kebiasaan (Gainful worker approach) dan pendekatran saat ini
(labour force approach). Dalam pendekatan kebiasaan kurang dapat menggambarkan
yang tepat antara yang bekerja dan yang sedang mencari pekejan. Kelemahan ini
akan dirasakan bila. ingin mengetahui jumlah angkatan kerja yang sedang mencari
pekerjaan atau penganggur terbuka. Konsep ini cenderung menghasiikan angka
penganggur terbuka relatif kecil.
Pendekatan lain yang banyak dipergunakan adaiah pendekatan saat ini. Dalam
pendekatan ini penduduk kelompok umur tertentu dan dalam kurun waktu seperti
sebulan, seminggu yang lalu ditanyakan kegiatan Utama. Dengan demikian
pendekataini memberikan batas yang tegas dalam jangka seminggu mi, apa kegiatan
utamanya. Oleh karena itu pendekatan saat ini lebih dikenal dengan pendekatan
aktivitas kini dengan jangka waktu yang tertentu.
Di indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adaiah penduduk yang
berumur 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi (BPS, 1983).
Angkatan kerja terdiri dan penduduk yang bekerja, mernpunyai pekerjaan tetap tetapi
sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari
pekerjaan secara aktif. Mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak
mencari pekerjaan karena sekolah, mengurus rurnah tangga, pensiun, atau secara fisik

Universitas Gadjah Mada


dan mental tidak memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan
kerja.
Bekerja diartikan sebagal melakukan sesuatu kegiatan urtuk rnenghasilkan
atau membentu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu tertentu. Disayangkan
bahwa kurun waktu yang digunakan untuk mendefinisikan apakah seseorang itu
bekerja atau tidak, berbeda dan penelitian satu dengan yang lain, sehingga angka
yang diperoleh mempunyai kesulitan untuk diperbandingkan. Konsep bekerja dan
sensus penduduk 1971 yakni 2 han dalam seminggu dengan korisep bekerja dan
sensus penduduk 1980 yakni 1 jam seminggu. Data bekerja 1 jam seminggu
ditansformasikan kedalam bekerja 2 hari seminggu dan sebaliknya seperti disajikan
oleh BPS (1983) secara statistik perbedaan tersebut tidak signifikan. Ini membenikan
informasi bahwa perbedaan. konsep yang digunakan dalam pengukuran yang berbeda
dapat diperbandingkan dan yang lebih penting adalah diberikan catatan tentang
perbedaan tersebut.
Dengan pendekatan saat ini berarti mereka yang bekerja sekedarnya saja
sudah dianggap bekerja dan dengan demikian yang unemployed yang ekuivalen
dengan penganggur adalah mereka yang tidak bekerja sama sekali dan aktif mencari
pekerjaan. Pengertian ini adalah pengertian penganggur terbuka atau open
unemployment (Ananto Sigit,1983).
Untuk mengatasi kelemahan dan pendekatan saat ini (Labour Force Approach)
oleh para ahli dernografi diantaranya Philip M Hauser, diadakan pendekatan baru yang
disebut dengan Labour Utility Aproach pada

Universitas Gadjah Mada


Gambar 7.8. Pembagian PendudukUsia Kerja Menurut Kegiatan Ekonomi
dasarnya adalah penyempurnaan dan penyesuaian konsep Labour Force Aproach
untuk negara agraris (Suharso, 1983). Penyempurnaan dilakukan pada angkatan kerja.
Mereka yang bekerja dibagi menjadi. dua, yaitu fully employed (fully utrilized ) dan
under employed (under utilized).
Under utilized yang didasarkan pada jumlah jam kerja seminggu yang lalu,
dikenal dengan setengah penganggur karena jam kerja yang rendah. Setengah
penganggur didasarkan pada upah seminggu yang lalu, dikenal setengah penggur
karena upah yang rendah. Setengah penganggur karena pendidikan yang idak sesuai
dengan pekerjaan disebut mismatch. Dalam pekembangan berikutnya Badan Pusat
Statistik (2000) mengembangkan konsep baru karena jam kerja yang rendah yaltu
kurang dan 35 jam seminggu. Setengah penganggur dibedakan dua macam, yaitu
setengah penganggur sukarela dan setengah penganggur terpaksa. (Gambar 8.1.)

8.3. Kesempatan Kerja


Jumlah angkatan kerja yang bekerja biasanya dipandang sebagai jumlah
kesempatan yang tersedia di sutu wilayah. Dalam pengertian kesempatan kerja tidak
sama dengan lapangan kerja yang masih terbuka. Yang dimaksud dengan bekerja
dalam sensus penduduk 1980 ialah selama seminggu sebelum pencacahan
melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau mebantu memperoleh
penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam dalam
sehari. Berbeda dengan definisi sebelumnya, Sensus penduduk 1971 ialah batas
waktu yang dipergunakan minimal dua han dalam seminggu dengan bekerja paling
sedikit satu jam dalam sehari.

8.3.1. Kesempatan Kerja Menurut Sektor I Lapangan Usaha


Menurut Chris Manning (1983) analisis data mengenai kegiatan ekonomi
penduduk umumnya menitik beratkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja
menurut sektor, tren perpindahan, terutama dan sektor pertanian ke sektor lain, dan
penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya.
Pembagian angkatan kerja yang bekerja diklasifikasikan menjadi 9 lapangan
pekerjaan sejak tahun 2000 mengalami perubahan, yaitu digolongkan menjadi 5 sub
sektor pertanian dan 5 sektor lainnya dengan rincian sebagai berikut:
1. Sub sektor pertanian tanaman pangan
2. Sub sektor pekebunan
3. Sub sektor perikanan

Universitas Gadjah Mada


4. Sub sektor peternakan
5. Sub sektor pertanian lainnya
6. Sektor industri pengolahan
7. Sektor perdagangan
8. Sektorjasa kemasyarakatan
9. Sektor angkutan
10. Sektor lainnya (bangunan, keuangan, listrik, gas dan air)
Pembagian angkatan kerja yang bekerja dan perkembangannya menu rut
sektor dianalisis dengan membedakan tiga sektor, yaitu:
1. Sektor A (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan).
2. Sektor M (pertambangan, manufaktur, pembangunan listrik dan air,
pengangkutan, perhubungan dan gas).
3. Sektor S (perdagangan, rumah makan, hotel, keuangan, asuransi, jasa
kemasyarakatan, sosial dan pribadi).
Pendekatan lain yang banyak digunakan adalah model Sakernas 2000 dengan
menggunakan 8 sektor, yaltu:
1. Sektor Pertanian
2. Sektor pengolahan
3. Sektor Bangunan
4. Sektor Perdagangan
5. Sektor Angkutan
6. Sektor Keuangan
7. Sektor Jasa Kemasyarakatan
8. Sektor Lain-lain (pertembangan, Listrik, gas, dan air)

8.2.2. Kesempatan Kerja Menurut Jenis dan Jabatan Pekerjaan


Jenis/Jabatan pekerjaan dikelompokkan berdasarkan atas macam pekerjaan
yang sedang atau pernah dilakukan termasuk yang bekerja, atau orang-orang yang
sedang mencari pekerjaan dan pernah bekerja,
Jabatan dalam pekerjaan dikiasifikasikan menjadi 9 macam, yaitu:
1. Pimpinan dan Manajer Senior
2. TenagaAhli
3. Teknisi dan sejenisnya
4. Tenaga produksi dan tenaga terkait
5. Tata usaha dan usaha jasa tingkat lanjutan

Universitas Gadjah Mada


6. Tata usaha dan usaha jasa tingkat pertama
7. Pekerja produksi dan angkutan tingkat menengah
8. Tata usaha, penjualan dan jasa tingkat rendah
9. Pekerja kasar dan pekerja terkait.
Penggolongan jenis/jabatan dapat dilihat secara rind kedalam satu digit, dua
digit, tiga digit dan empat digit seperti yang disajikan oleh BPS (2000) dalam buku
Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) yang dan tahun ke tahun terus disempurnakan.

8.2.3.Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan


Status pekerjaan dikelompokkan berdasarkan atas melakukan usaha yang
sedang dilakukan. Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan
pekerjaan disuatu unit usaha. Status pekerjaan dibedakan :
1. Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, yang termasuk kelompok ini
a. Tukang becak yang membawa becak atas resiko sendiri
b. Sopir taxi yang membawa mobil atas resiko sendiri
c. Kuli-kuli di pasar, stasiun yang tidak mempunyai majikan.
2. Berusaha dengan dibantu oleh anggota rumah tangga, buruh tidak tetap termasuk
dalam kelompok ini.
a. pengusaha warung yang dibantu keluarga atau dibantu buruh tidak dan tidak
dibayar
b. Penjaja kelliling dengan dibantu keluarga atau dibantu buruh tidak tetap
c. Petani yang mengusahakan tanah sendiri dengan dibantu anggota keluarga
atau sewaktu-waktu menggunakan buruh tidak tetap.
3. Berusaha dengan buruh tetap; pengusaha yang mempekerjakan buruh tetap
dibayar tanpa memperhatikan ada pekerjaan tau tidak.
4. Buruh karyawan; seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi dengan
menerima upah berupa uang dan atau barang.
5. Pekerja; tanpa menerima upah, anak membantu ibu berjualan, pekerja keluarga,
pekerja bukan keluarga tetapi tidak dibayar.

8.3. Ukuran Dasar Ketenagakerjaan


Ukuran dasar angkatan kerja yang sering digunakan adalah tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) dan tingkat pengangguran (pengangguran terbuka). Kedua
ukuran tersebut biasanya dianalisis menurut umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin,
serta perbedaan antara desa dan kota.

Universitas Gadjah Mada


8.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK adalah angka yang menunjukkan persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja. Secara umum TPAK dapat dirurnuskan:
Angkatan Kerja
TPAK = x 100
Penduduk Usia Kerja
TPAK dapat digunakan sebagai ukuran dasar untuk mengetahui penduduk
yang aktif bekerja dan mencari pekerjaan. Bilamana TPAK kecil dapat diduga bahwa
penduduk usia kerja banyak yang tergolong bukan angkatan kerja, baik tang sekolah
maupun yang mengurus rumah tangga dan Iainnya.
Untuk menghitung TPAK menurut gotongan umur dan pendidikan digunakan
rumus sebagai berikut:
Angkatan Kerja (Gol. Umur)
TPAK (Gol. Umur) = x 100
Penduduk Usia Kerja (Gol. Umur)

Angkatan Kerja (T. Pendidikan)


TPAK (T. Pendidikan) = x 100
Penduduk Usia Kerja (T. Pendidikan)
8.3.2. Tingkat Pengangguran
Munurut Effendi (1987) konsep pengangguran sangat sutit diterapkan di
Indonesia, karena konsep yang dipergunakan baik dalam sensus mauoun survei
adatah konsep yang sesuai untuk negara maju. Di negara maju para penganggur
dicatat di kantor sosial sebagai pencari kerja dan apabita memenuhi syarat yang
ditentukan oleh pemerintah mereka akan mendapat tunjangan pengangguran. Di
negara berkembang termasuk Indonesia pengangguran tidak mendapat tunjangan,
sehingga sedikit sekali yang mau menganggur, kecuali ada orang yang mau
menanggung biaya hidupnya.
Menurut sensus tahun 1980, 1990, dan 2000 yang digolongkan mencari kerja
adatah:
1. Mereka yang betum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan antau mencari kerja baru.
2. Mereka yang pernah bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur
dan berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama.
3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan atau pencari kerja lama.
Berdasarkan angka jam kerja maka dapat didefinisikan mereka yang tergotong
setengah penganggur adatah mereka yang bekerja kurang dari jam kerja normal

Universitas Gadjah Mada


(kurang dari 35 jam per minggu). Setengah penganggur kritis adalah mereka yang
bekerja kurang dari 15 jam seminggu. Menurut sebab terjadinya pengangur dapat
dibedakan menjadi tiga:
1. Pengangguran fniksional, pengangguran yang tenjadi kerena kesulitan yang
bersifat temporer daam menentukán pencari
penca kerja dengan lowongan kerja.
2. Pengangguran Struktural, pengangguran yang terjadi karena adanya
perubahan dalam struktur perekonomian.
3. Pengangguran musiman, dalah pengangguran yang terjadi karena pengaruh
musim.
Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukkan persentase yang
sedang mencari pekerjaan terhadap angkatan
angkatan kerja. Secara umum dapat dirumuskan:
diru
Sedang mencari kerja
TP = x 100
Angkatan kerja
Tingkat pengangguran itu biasanya dianalisis menurut umur, pendidikan, dan
perbedaan menurut jenis kelamin atau desa-kota
desa
Sedang mencari kerja (gol umur)
TP (Gol. Umur) = x 100
Angkatan kerja (gol umur)
Sedang mencari kerja (T. Pend)
TP (T. Pend) = x 100
Angkatan kerja (T. Pend)

8.3.3. Tingkat Setengah Penganggur


Beberapa ukuran setengah penganggur adalah sebagai berikut:
ikut: Tingkat
Setengah Penganggur biasanya dinyatakan
d dalam persentase setahun.
Tingkat Setengah Penganggur (TSP)
Tingkat Setengah Penganggur Sukarela

Sejak tahun 1998, Badan Pusat Statistik telah mengembangkan metode baru
dalam mengukur tingjkat pengangguran (TP) karena angka tingkat pengangguran ini
terlalu rendah tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Angka pengangguran
terbuka cukup disebut pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai