Anda di halaman 1dari 12

Reka Racana

Jurnal Online Institut Teknologi Nasional © Teknik Sipil Itenas | No.x | Vol. Xx
Agustus 2015

Desain Pelabuhan Penyeberangan


di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah
AHMAD LUTHFI1, YATI MULIATI2
1
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Email : ahmadlthf@yahoo.com

ABSTRAK

Meningkatnya pengguna jasa angkutan laut di Provinsi Sulawesi Tengah membutuhkan


fasilitas pelabuhan penyeberangan yang memadai. Pelabuhan Penyeberangan Pulau Sonit
merupakan salah satu pelabuhan perintis yang berada di kawasan Provinsi Sulawesi Tengah.
Desain perencanaan ini dilakukan menggunakan hasil dari pengolahan data yang diperoleh
dari Survei Investigasi dan Desain Pulau Sonit Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten
Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil desain perencanaan Pelabuhan
Penyeberangan di Pulau Sonit menunjukkan bahwa dermaga tipe plengsengan berbentuk L
dengan sandar kapal berada pada buritan. Kedalaman kolam pelabuhan adalah 4,18 m LWS
dan kedalaman alur pelayaran adalah 4,34 m LWS serta volume pengerukan pada kolam
pelabuhan sebesar 4130,83 m3. Untuk mengantisipasi gaya benturan kapal rencana
digunakan fender AD ARCH FENDER AD 250-G1 dari Maritime International dengan tinggi
fender 2m dan jarak maksimum antar fender 10m. Bollard yang digunakan adalah bollard
DBB1-30 dari Zalda Technology dengan kekuatan 30 – 40 ton.

Kata kunci : Pelabuhan, Penyeberangan, Perintis

ABSTRACT

The increasing number of sea transportation users in Central Sulawesi Province requires the
adequate crossing port facility. Sonit Island’s crossing port is one of the sea port pioneers
located in the Central Sulawesi Province. This planning design is executed by employing the
result of data processing obtained from Investigation Survey and The Design of Sonit Island,
Bokan Island sub-district, Banggai Island regency, Central Sulawesi Province. The result of
the planning design of crossing prot in Sonit Island shows that the plengsengan dock has the
L shape with the ship is docked on the stern. The depth of the port basin is 4,18 m LWS and
the depth of shipping lances is 4,34 m LWS with the volume of the dredging on the port
basin is 4130,83 m3. To anticipate the ship’s bumping force, AD ARCH FENDER AD 250-G1
from Maritime International is in plan to be used with the two meters height of the fender
and the maximum space among fenders is 10 m. The bollard used is bollard DBB1-30 from
Zalda Technology with the strength of 30-40 tons.

Keywords : Port, Crossing, Pioneers


Reka Racana - 1
Luthfi, A., Muliati, Y.

1. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan masalah yang penting dalam mendukung suatu bangsa karena
dengan semakin meningkatnya atau lengkapnya sistem dan jaringan transportasi akan
meningkatkan interaksi antar pelakunya yang selanjutnya akan dapat meningkatkan
perekonomian. Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan di Indonesia dalam lingkup sub-
sektor perhubungan laut akan terus dilaksanakan. Sejalan dengan berkembangnya suatu
wilayah terutama di Pulau Sonit, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai
Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah, maka salah satu yang dapat diamati adalah
meningkatnya arus penduduk, barang dan kendaraan. Dengan meningkatnya mobilitas ini
pada akhirnya akan menuntut pelayanan jasa transportasi yang efisien. Disisi lain, dengan
karakteristik wilayah yang berupa kepulauan maka pelayanan transportasi laut dituntut pula
untuk dapat menjangkau daerah-daerah terpencil dan mampu menghubungkan antar pulau
yang tersebar luas, sehingga perencanaan pelabuhan penyeberangan yang merupakan
Pelabuhan Perintis di Pulau Sonit dapat menjadi pusat jaringan transportasi perairan yang
ada di Pantai Sulawesi Tengah, dan nantinya dapat dikembangkan menjadi pelabuhan
nasional yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan memudahkan angkutan barang
maupun orang bagi kawasan tersebut. Fasilitas yang akan direncanakan pada Pelabuhan
Perintis Pulau Sonit diharapkan cukup memadai dalam menampung jumlah kapal,
penumpang dan parkir kendaraan. Apabila ditinjau dari potensi yang ada, diharapkan
Pelabuhan Perintis Pulau Sonit akan berkembang pesat sebagai prasarana air yang menjadi
pusat kegiatan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah karena letaknya berbatasan dengan
Laut Maluku di bagian Timur, Teluk Tolo di bagian Selatan, Teluk Peling di Bagian Barat dan
Teluk Tomini di bagian Utara. Pelabuhan Perintis Pulau Sonit berfungsi sebagai pelabuhan
umum yang melayani penumpang antar pulau dan nantinya dikembangkan untuk melayani
penumpang antar provinsi, kabupaten dan kota di sekitarnya guna kebutuhan pergerakan
masyarakat, membawa hasil-hasil yang telah diolah berupa komoditi unggulan menuju
daerah lainnya. Oleh karena itu, perlu dikaji hal-hal yang dapat mendukung
perencanaannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai desain perencanan Pelabuhan Perintis Pulau Sonit.
Desain perencanaan ini diharapkan dapat mempermudah transportasi dari dan ke Pulau
Sonit yang selama ini kurang memadai dan guna meningkatkan pertumbuhan daerah di
Pulau Sonit.

2. KONDISI EXISTING PULAU SONIT

Data-data kondisi lapangan di pulau Sonit ini merupakan data-data sekunder yang diperoleh
dari hasil Survey Investigasi dan Desain Pulau Sonit Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten
Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah.

2.1 Topografi
Kondisi topografi Pulau Sonit yang tidak mempunyai gunung atau bukit menjadi ciri khas
tersendiri dibandingkan pulau-pulau kecil lainnya di Sulawesi Tengah. Pelaksanaan pekerjaan
topografi dilakukan pada areal seluas ± 7,30 Ha. Pekerjaan topografi dilakukan untuk
mendapatkan dan mengetahui kondisi topografi (elevasi, posisi, situasi detail bangunan
existing dan lainnya).

2.2 Bathimetri
Survey Bathimetri bertujuan untuk memperoleh gambaran keadaan topografi dasar laut atau
kedalaman suatu perairan. Pada pengukuran survey bathimetri perencanaan pelabuhan

Reka Racana - 2
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah

penyeberangan di Pulau Sonit menggunakan alat GPS (Global Positioning System). Dari
pengukuran menggunakan GPS diperoleh keadaan umum morfologi dasar laut yang relatif
landai hingga jarak ± 250m dari daratan yaitu dengan kedalaman berkisar antara 1m – 5m
dan relatif terjal pada daerah yang menuju ke laut.

2.3 Hasil Analisis dan Kondisi Hidro-Oseanografi


Areal perairan yang disurvey adalah seluas ± 60,00 ha yang meliputi perairan ada kolam
pelabuhan dan alur keluar masuk kapal dermaga. Hasil analisis dan kondisi oseanografi
diperoleh data-data sebagai berikut.

2.3.1 Pasang Surut


Kondisi pasang surut penting untuk merencanakan elevasi puncak bangunan pemecah
gelombang, dermaga, dan sebagainya. Pengamatan pasang surut dilakukan selama 15 hari
berturut-turut dengan alat palem yang ditempatkan pinggir dermaga yang ada. Hasil
pengamatan tinggi air yang kemudian dianalisis dengan menggunakan Metode Admiralty dan
LeastSquare sehingga menghasilkan konstanta-konstanta harmonis pasang surut. Grafik
pasang surut di lokasi rencana pelabuhan di Pulau Sonit dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Pasang Surut Lokasi Rencana Pelabuhan Sonit

Parameter pasang surut berupa elevasi-elevasi penting pasang surut dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Elevasi-elevasi Penting Pasang Surut


Elevasi-elevasi acuan relatif terhadap LWS (cm)
Highest High Water Level (HHWL) : 172,39
Mean High Water Spring (MHWS) : 110,20
Mean High Water Level (MHWL) : 127,37
Mean Sea Level (MSL) : 59,84
Mean Low Water Level (MLWL) : 45,24
Mean Low Water Spring (MLWS) : 0,00
Lowest Low Water Level (LLWL) : 0,00
Tunggang pasang (cm) : 110,20

2.3.2 Arus
Pengamatan arus laut diperlukan untuk merencanakan detail desain dan informasi kapal.
Posisi pengukuran secara vertikal adalah 0,20 d, 0,60 d, 0,80 d, dimana d adalah kedalaman
laut. Pelaksanaan pengukuran arus saat Spring Tide dilakukan pada tanggal 16 Februari
2013 dimulai pada jam 00,00 WIB. Pelaksanaan pengukuran arus pada saat Neap Tide
dilakukan pada tanggal 22 Februari 2013 dan dimulai pada jam 00,00 WIB.
Hasil pengukuran arus di sekitar lokasi rencana dermaga adalah sebagai berikut :

Reka Racana - 3
Luthfi, A., Muliati, Y.

Tabel 2. Nilai Rata-rata pada Dua stasiun Arus Saat Spring Tide dan Neap Tide
Kecepatan (m/s)
Stasiun
0,2 d 0,6 d 0,8 d
1 Spring Tide 0,13 0,10 0,06
1 Neap Tide 0,07 0,02 0,00

2.3.3 Angin
Angin mengakibatkan terjadinya gelombang laut. Oleh karena itu data angin dapat
digunakan untuk memperkirakan tinggi dan arah gelombang di lokasi, sehingga data ini
diperlukan sebagai masukan dalam peramalan gelombang. Adapun hasil analisis data angin
dapat dilihat dalam bentuk windrose berikut.

Gambar 2. Windrose

2.3.4 Gelombang
Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan seperti
pemecah gelombang, studi ketenangan di pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas pelabuhan
lainnya. Gelombang tersebut akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
pelabuhan. Gelombang yang terjadi di daerah ini relatif kecil. Dari hasil analisis yang
menggunakan metode dengan langkah-langkah sesuai SPM tahun 1984, diperoleh data
gelombang maksimum rata-rata tahunan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 di perairan
sekitar lokasi rencana pelabuhan adalah sebesar 1,272 m.

2.4 Kapal
Panjang, lebar, dan draft kapal yang akan menggunakan pelabuhan berhubungan langsung
pada perenccanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang harus tersedia di pelabuhan. Di
bidang perhubungan laut, perkembangan pelayanan transportasi laut yang mencakup
fasilitas pelabuhan, keselamatan pelayaran, dan pengembangan armada pelayaran nasioal
baik pelayaran nusantara, pelayaran rakyat, pelayaran perintis, pelayaran khusus, dan
pelayaran samudera, secara kontinu ditingkatkan.
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Sulawesi Tengah, kapal yang melintasi area
Boniton – Banggai – Taliabu adalah kapal KMP Cakalang II dan KMP Tanjung Api. Data kapal
tersebut dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih tipe kapal yang akan digunakan.
Mengacu pada lokasi Pulau Sonit yang berada di Kepulauan Banggai, maka diharapkan kapal
KMP Cakalang II dan KMP Tanjung Api yang sudah melintasi area Boniton – Banggai –
Taliabu dapat berlabuh dan sandar pada dermaga rencana.

Reka Racana - 4
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah

2.5 Penduduk
Jumlah penduduk penting untuk merencanakan luas fasilitas darat dan kapal yang akan
sandar pada pelabuhan. Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 1990, 2000,
dan 2011 merupakan angka hasil sensus penduduk (SP) 1990, 2000, dan 2011.
Jumlah penduduk tahun 1990 sebesar 120.850 jiwa, jumlah penduduk tahun 2000 sebesar
139.234 jiwa dan jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 174.800 jiwa. Laju pertumbuhan
mengalami kenaikan sejak tahun 1990, yaitu dari 1,43% selama periode 1990-2000 menjadi
1,85% per tahun selama periode 2010-2011.
Pulau Sonit berada di kecamatan Bokan Kepulauan. Jumlah penduduk pada tahun 2011
sebesar 11.785 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk selama periode 2010 hingga 2011
mengalami peningkatan sebesar 1,849%.

3. PEMBAHASAN

Pelabuhan di Pulau Sonit merupakan pelabuhan perintis yang berfungsi untuk melayani
penyeberangan angkutan penumpang dan barang. Untuk melayai segala kegiatan yang
berhubungan dengan angkutan penumpang diperlukan beberapa fasilitas seperti dermaga,
kantor pelabuhan, terminal, lapangan parkir, dan sebagainya. Untuk melayani segala
kegiatan yang berhubungan dengan angkutan barang diperlukan beberapa fasilitas seperti
areal penumpukan, gudang, dan sebagainya. Suatu pelabuhan juga memerlukan fasilitas
penunjang seperti jaringan jalan, fasilitas telekomunikasi, dan sebagainya.

3.1 Kriteria Perencanaan


Kriteria yang digunakan dalam perencanaan layout pelabuhan adalah berdasarkan survei
topografi, bathimetri, hidro-oseanografi, jenis kapal, dan jumlah penduduk. Jenis kapal yang
digunakan dalam perencanaan merupakan jenis kapal KMP Cakalang II dan KMP Tanjung
Api. Dari kedua spesifikasi kapal tersebut diambil yang terbesar dengan spesifikasi kapal
sebagai berikut :
Muatan = 693 GT
LOA = 60 m
Bread = 13,5 m
Draft = 2,4 m
Hasil pengamatan pasang surut yang dilakukan selama 15 hari kemudian dianalisis dengan
Metode Admiralty dan LeastSquare adalah sebagai berikut :
HWS = 172,39 cm
MSL = 59, 84 cm
LWS = 0 cm
Tunggang pasut = 110,2 cm dari MHWS = 110,2 cm
Hasil pengukuran arus di sekitar lokasi rencana dermaga yaitu kecepatan arus maksimum
sebesar 0,13 m/det dan kecepatan arus rata-rata sebesar 0,063 m/det. Arah angin dominan
bertiup dari arah selatan dengan kecepatan rata-rata 10 knot (5,148 m/det). Tinggi
gelombang rencana diambil dari nilai tinggi gelombang maksimum rata-rata sejak tahun
2007-2010 yaitu sebesar 1,272 m.
Jumlah penduduk diproyeksikan dari tahun 2011 hingga tahun 2025 dengan persentase laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,849% dapat dilihat pada Tabel 3.

Reka Racana - 5
Luthfi, A., Muliati, Y.

Tabel 3. Proyeksi Penduduk


Jumah
No. Tahun
Penduduk
1 2011 11785
2 2012 12003
3 2013 12225
4 2014 12451
5 2015 12681
6 2016 12916
7 2017 13154
8 2018 13398
9 2019 13645
10 2020 13898
11 2021 14155
12 2022 14416
13 2023 14683
14 2024 14954
15 2025 15231

3.2 Fasilitas Laut


Perencanaan fasiitas laut untuk pelabuhan ini terdiri atas perencanaan dermaga, alur
pelayaran, kolam pelabuhan, fasilitas tambat, dan mulut pelabuhan. Mengingat kondisi
gelombang pada daerah perairan yang akan dibangun dermaga tidak terlalu tinggi, maka
dalam perencanaan fasilitas laut ini tidak memerlukan breakwater (pemecah gelombang).

3.2.1 Dermaga
Dalam perencanaan dermaga, hal-hal yang harus diperhatikan adalah tipe dermaga, elevasi
dermaga, arah dermaga, panjang dermaga, dan lebar dermaga.
1. Tipe Dermaga
Berdasarkan kondisi bathimetri di lokasi rencana pelabuhan, kedalaman yang diperlukan
agar kapal dapat bersandar dengan baik harus dilakukan pengerukan. Pada perencanaan
pelabuhan di Pulau Sonit, tipe dermaga yang direncanakan adalah tipe dermaga dolphin
dengan menggunakan trestle berbentuk L. Hal ini dipilih karena untuk mengurangi
volume pengerukan, jadi posisi sandar kapal pada kedalaman mendekati kedalaman
kolam yang dibutuhkan.
2. Elevasi Dermaga
Elevasi dermaga atau tinggi dek dermaga mempunyai tinggi jagaan berkisar antara 0,3 –
1 m. Dengan mempertimbangkan terjadinya pemanasan global, sehingga permukaan air
laut meningkat, maka elevasi dermaga yang direncanakan adalah sebagai berikut :

( )

3. Panjang Dermaga
Perhitungan kebutuhan panjang dermaga dengan jumlah kapal yang sandar 1 adalah
sebagai berikut :
( )
( ) ( ) [( ) ]

Reka Racana - 6
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah

Namun dalam perencanaan ini, mengingat pelabuhannya adalah pelabuhan perintis dan
kapal yang datang pada satu waktu hanya satu kapal, maka posisi sandar kapal adalah
bagian buritan yang mengenai dermaga dengan bantuan rampa (ramp way), dengan
panjang yang langsung berhubungan dengan trestle.
4. Lebar Dermaga
Pertimbangan penting dalam menentukan lebar dermaga adalah adanya ruang gerak
yang cukup agar kegiatan naik turunnya penumpang dapat berlangsung dengan baik.
Mengacu pada pertimbangan tersebut, perencanaan lebar dermaga adalah 8 m dengan
rincian 4 m untuk lajur mobil, 1 m untuk lajur motor, dan 0,5 m untuk pejalan kaki.
5. Arah Dermaga
Berdasarkan kondisi arus dominan di lokasi rencana pelabuhan, maka arah dermaga
diusahakan sejajar dengan arah arus dominan dengan posisi berlawanan arah merapat
kapal dan juga lambung kapal pada saat bersandar tidak tegak lurus arah gelombang
dominan. Oleh karena itu, dermaga menghadap ke arah utara sehingga kapal dapat
bersandar pada lokasi yang cukup aman.

3.2.2 Alur Pelayaran


Perairan di sekitar alur harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus laut.
Perencanaan alur pelayaran didasarkan pada ukuran kapal terbesar yang akan masuk ke
kolam pelabuhan.
1) Kedalaman Alur

( )

2) Lebar Alur
Alur pelayaran dengan 1 jalur :

LOA kapal terbesar = 60 m , maka LA dipilih yang terbesar yaitu 67,5 m.

3.2.3 Kolam Pelabuhan


1) Kolam Putar
Kapal masuk dengan cara memutar, maka jari-jari kolam putar adalah

2) Kedalaman Kolam Pelabuhan


Kedalaman kolam pelabuhan dengan tanah dasar lunak adalah

( )
( )

Dan untuk mengatasi gelombang maksimum, maka :

( )
( )

Reka Racana - 7
Luthfi, A., Muliati, Y.

Agar kapal dapat bersandar pada saat kondisi sedang surut dan terjadi gelombang
maksimum, maka kedalaman kolam yang diambil adalah 4,18 m.

3.2.4 Fasilitas Tambat


Dermaga direncanakan dilengkapi dengan 2 mooring dolphin yang masing-masing dilengkapi
bollard dan 6 breasthing dolphin yang masing-masing dilengkapi fender dan bollard untuk
fasilitas tambat kapal.

3.2.5 Fasilitas Bongkar Muat


Fasilitas bongkar muat pada pelabuhan penyeberangan di Pulau Sonit menggunakan
jembatan penyambung tipe tetap (fixed) yang biasa disebut dengan plengsengan. Pemilihan
tipe plengsengan ini didasarkan pada manuver dari kapal ferry, kecepatan dan kenyamanan
pelayanan, dan tenggang pasang surut sehingga dermaga harus dapat bergerak vertikal dan
dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh kapal. Tenggang pasang surut di
daerah rencana pelabuhan adalah 1,102 m yang sesuai persyaratan bahwa pemilihan tipe
plengsengan harus mempunyai tinggi gelombang rencana ≤ 1,5m.

3.2.6 Pengerukan
Kedalaman alur pelayaran dari perairan bebas menuju area kolam putar sudah mencukupi
(lebih besar dari 5,4 m), namun kedalaman kolam putar sampai dengan area sandar masih
memiliki kedalaman yang lebih kecil dari kedalaman kolam pada kondisi gelombang
maksimum yaitu 4,1 m sehingga dibutuhkan pengerukan. Luas area pengerukan dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Pengerukan


Nama Atas Bawah Tinggi Luas
Area (m) (m) (m) (m2)
A1 19,6 4,8 46,1 562,4
A2 4,8 5,9 26,9 143,9
A3 5,9 8,5 8,1 58,3
A4 8,5 12,1 26,4 271,9
A5 12,1 10,2 24,2 269,8
A6 10,2 30,7 24,7 505,1
A7 30,7 42,6 2,6 95,3
A8 42,6 38,3 9,8 396,4
A9 38,3 44,5 6,2 256,7
A10 44,5 37,1 29,3 1195,4
Jumlah 3755,3

Dengan mengambil rata-rata kedalaman pengerukan dari -3 m LWS menjadi -4,1 m LWS
maka volume pengerukan adalah luas total pengerukan x selisih kedalaman = 3755,3 m2 x
1,1 m = 4130,83 m3.

3.3 Fasilitas Darat


Perencanaan fasilitas darat pada pelabuhan penyeberangan di Pulau Sonit berupa
perencanaan bangunan pelabuhan yang berguna sebagai prasarana pendukung pelabuhan
yang menghubungkan perpindahan moda laut ke moda darat. Berdasarkan Keputusan
Menteri Perhubungan no. 52 tahun 2004, kebutuhan fasilitas darat yang direncanaakan pada
pelabuhan penyeberangan di Pulau Sonit meliputi :

Reka Racana - 8
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah

3.3.1 Areal Gedung Terminal


Perkiraan kebutuhan gedung terminal di Pulau Sonit akan dihitung berdasarkan proyeksi
penduduk hingga tahun 2025 kapasitas penumpang pada kapal rencana. Diasumsikan
pergerakan penumpang adalah 1% dari proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2025. Nilai
1% dipilih dengan pertimbangan :
- Pelabuhan di Pulau Sonit tergolong pelabuhan perintis.
- Frekuensi kedatangan kapal hanya 1 kali dalam 1 minggu.
- Luas gedung terminal :

3.3.2 Areal Parkir Kendaraan Penyeberang


Kebutuhan areal parkir kendaraan penyeberang berdasarkan pada unit kendaraan terbesar
yang kemungkinan akan menyeberang yaitu truk 8 ton dan jumlah kendaraan dalam kapal
rencana.
Luas total areal parkir untuk kendaraan menyeberang :

3.3.3 Areal Parkir Kendaraan Antar/Jemput


Kebutuhan areal parkir kendaran antar/jemput berdasarkan pada unit kendaraan
penumpang yang akan mengantar/menjemput dan kapasitas penumpang berdasarkan
proyeksu penduduk dari tahun 2011 hingga 2025.
Luas total areal parkir kendaraan antar/jemput :

3.3.4 Areal Fasilitas Bahan Bakar


Kebutuhan areal untuk tempat penampungan BBM (Bahan Bakar Minyak) dihitung
berdasarkan jumlah kebutuhan BBM per hari untuk satu trip kapal rencana.
- Kebutuhan BBM untuk satu trip kapal sebesar 1000 liter atau 0,87 ton.
- Kebutuhan 1 ton BBM memerlukan luas areal sebesar 20 m2, maka luas areal yang
dibutuhkan adalah 17,4 m2 atau 18m2.

3.3.5 Areal Fasilitas Air Bersih


Kebutuhan areal untuk fasilitas air bersih dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan kebutuhan
air bersih per hari dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :
- Jika diasumsikan kebutuhan air bersih untuk satu orang sebanyak 10 liter air
bersih dan kapasitas penumpang pada kapal rencana sebanyak 228 orang, maka
kebutuhan air bersih sebanyak 2280 liter atau 2,28 ton.
- Jika 1 ton air memerlukan luas areal sebesar 20 m2, maka luas areal yang
dibutuhkan untuk fasilitas air bersih sebesar 45,6 m2 atau 46 m2.
3.3.6 Areal Generator
Kebutuhan areaal untuk generator didasarkan pada standar kebutuhan ruang untuk fasilitas
listrik yaitu seluas 150 m2.

Reka Racana - 9
Luthfi, A., Muliati, Y.

3.3.7 Areal Terminal Angkutan Umum dan Parkir


Kebutuhan areal untuk terminal angkutan umum dan parkir akan dihitung berdasarkan daya
tampung mobil yang masuk dan berhenti di terminal dengan perhitungan sebagai berikut :
- Kendaraan yang masuk merupakan kendaraan penumpang dengan luas areal yang
dibutuhkan untuk satu unit kendaraan sebesar 25 m2 dan rata-rata penumpang
berjumlah 8 orang.
- Jumlah penumpang yang menggunakan angkutan umum diasumsikan sebanyak
50% dari total penumpang rencana.
( )
- Luas areal terminal angkutan umum dan parkir :

3.3.8 Areal Fasilitas Lainnya


Kebutuhan ruang fasilitas untuk peribadatan, kesehatan, perdagangan, dan pos dan
telekomunikasi didasarkan pada kebutuhan ruang untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial
untuk 153 penduduk pendukung yaitu seluas 36,72 m2 atau 37 m2.

Hasil perhitungan areal fasilitas laut dan fasilitas darat secara lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 3 berikut.

Reka Racana - 10
Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabuaten Banggai Kepulauan,
Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 3. Layout pelabuhan

Reka Racana - 11
Luthfi, A., Muliati, Y.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh rangkaian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang


dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data penduduk di Pulau Sonit yang diproyeksikan dengan peningkatan per tahun 1,849%
hingga tahun 2025 adalah 15.231 jiwa.
2. Perencanaan dermaga dan trestle pada Pelabuhan Penyeberangani Pulau Sonit berbentuk
L dengan type dermaga plengsengan dan arah dermaga menghadap ke Utara.
3. Hasil desain perencanaan fasilitas laut adalah panjang trestle 197 m dan dermaga 23 m,
lebar dermaga 8 m dengan elevasi +2,74 m, kedalaman alur – 4,34 m, kedalaman kolam
– 4,18 m, fender 8 buah tipe AD-250, bollard 8 buah tipe DBB1-30, breasthing dolphin 6
buah, dan mooring dolphin 2 buah.
4. Hasil desain perencanaan fasilitas darat adalah berupa luasan untuk gedung terminal
= 525 m2, parkir kendaraan penyeberang = 780 m2, parkir kendaraan antar atau jemput
= 630 m2, fasilitas bahan bakar = 18 m2, fasiltas air bersih = 46 m2, area generator
= 150 m2, terminal angkutan umum dan parkir = 240 m2, dan masing-masing 37m2 untuk
fasilitas peribadatan, kesehatan, perdagangan, serta pos dan telekomunikasi.

DAFTAR RUJUKAN

Bumi, A., (2005), ”Studi Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk-Bali”, Skripsi,


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional.
Dinas Perhubungan Sulawesi Tengah. (2015). Sektor Transportasi Laut.
(http://dishub.sulteng.go.id. Diakses 6 Juni 2015)
Dumas Tanjung Perak Shipyard. (2015). Products. (Http://Dumas.co.id. Diakses 9 Juli 2015)
Kementrian Perhubungan, Direktoran Jenderal Perhubungan Darat, (2006), “Pengoperasian
Pelabuhan Penyeberangan”. (http://hubdat.dephub.go.id. Diakses 30 Mei 2015)
Kementrian Perhubungan, Keputusan Menteri Perhubungan, (2004), “Penyelenggaraan
Pelabuhan Penyeberangan”.
(http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/lampiran/Kepmenhub_52_2004.pdf. Diakses 30 Mei
2015)
Kementrian Perhubungan, Laporan Survey Investigasi dan Desain, Desa Sonit Kabupaten
Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah
Kramadibrata, S., (1985), Perencanaan Pelabuhan. Bandung: Penerbit Ganeca Exact.
Marine International Inc. (2015). Marine Fenders Catalogue.
(http://www.maritimeinternational.com/marine_fenders.php diakses 20 Juli 2015)
Muliati, Y., (2013), Diktat Kuliah Rekayasa Pelabuhan, Bandung.
Triatmojo, B., (1996), Pelabuhan. Yogyakarta : Penerbit Beta Offset.
Vessel Finder. (2015). Products. (http://vesselfinder.com. Diakses 11 Juli 2015)
ZaldaTechnology. (2015). Mooring Bollards Catalogue.
(http://www.zaldatechnology.com/products/Bollards/DBB1/DBB1.html diakses 23 Juli
2015).

Reka Racana - 12

Anda mungkin juga menyukai