Anda di halaman 1dari 2

Pappus

(290 – 350)

Riwayat
Data riwayat Pappus dari Alexandria dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Sesuai
dengan namanya, Pappus lahir dan meninggal di Alexandria. Diketahui bahwa dia
meneruskan karyanya kepada Hermodorus, Pandrosion dan Megethion. Ada
praduga bahwa Hermodorus adalah anaknya. Pappus mempunyai teman seorang
filsuf, bernama Hierius, yang diketahui menyarankan agar Pappus mempelajari
problem-problem matematika, tapi selebihnya tidak ada yang diketahui.
Diophantus, barangkali dapat disebut sebagai seorang penerus tradisi matematika
Yunani. Para pemikir dan matematikawan Yunani tidak dapat membangkitkan
kembali dari masa kejayaan mereka. Tidak ada lagi karya spektuler sepeninggal
Euclid, Archimedes dan Apollonius. Pappus yang hidup berkisar pada tahun 320
mencoba membangkitkan kembali lewat kompilasi karya-karya sebelumnya dengan
judul Mathematical Collection (Synagoge) yang menjadi tonggak bagi
perkembangan matematika selanjutnya.

Karya Pappus
Karya Pappus tentang geometri dirangkum dalam Buku berjudul Kumpulan
matematikal (Collection) yang terdiri – seperti Euclid – dalam 8(delapan)
buku/bagian. Buku ini diperkirakan ditulis pada sekitar tahun 340 (sebagian menaksir
tahun 325).
Beberapa pokok-pokok penting dicoba dijabarkan di bawah ini.
Buku I berisi ulasan tentang aritmatika yang tidak ditemukan.
Buku II sebagian hilang tapi diketahui berisi bahasan tentang metode menangani
bilangan-bilangan besar. Metode untuk mengekspresikan bilangan berpangkat,
diketahui sampai pangkat 10000.
Buku III dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama, membahas problem
menemukan perbandingan proposional antara dua garis lurus tertentu; bagian
kedua, membahas konstruksi aritmatika, geometrik dan perbandingan harmonik;
bagian ketiga, berisikan kumpulan paradoks-paradoks geometrikal yang dikatakan
oleh Pappus diambil dari karya Erycinus. Tidak ada yang mengetahui secara tepat
karya Erycinus; bagian keempat, berisikan lima bentuk polyhendra yang
digambarkan dalam bentuk ruang.
Dalam buku ini pula terdapat bahasan tentang kehebatan geometri Yunani klasik. Di
sini dilakukan pemilahan antara problem-problem: “ruang”, “benda” (solid) dan
“garis” (linear) – pertama, berkutat dengan menggambar lingkaran dan garis lurus;
kedua, penyelesaian dengan menggunakan potongan-potongan kerucut dan yang
terakhir merupakan membutuhkan kurva-kurva bukan hanya garis, lingkaran dan
kerucut lagi.

Buku IV berisi bentuk-bentuk kurva termasuk di sini adalah bentuk spiral dari
Archimedes dan kuadratrik dari Hippias. Sekaligus berisi metode-metode pembagian
menjadi tiga seksi dan pengenalan tipe-tipe kurva. Terdapat tiga *) kategori problem
dalam geometri yang disebut dengan “plane”, “solid” dan “linear.”
Setiap problem mempunyai penyelesaian yang tepat. Jangan menggunakan pola
garis lurus untuk menyelesaikan problem pada bidang. Begitu pula problem ruang
tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan pola garis lurus atau bidang.
Buku V diawali dengan bagaimana lebah membangun sarangnya (bentuk segi
enam). Bahasan Pappus tentang hasil penelitian disimpulkan dalam buku ini, seperti
yang dinyatakan:

Lebah ternyata mengetahui bahwa bentuk segi enam (heksagon) lebih besar
daripada persegi panjang atau segitiga. Sarang lebah ternyata mampu menyimpan
lebih banyak madu yang dibuat oleh lebah dengan bahan yang sama. Dapat
disimpulkan bahwa makin dengan panjang sisi sama, maka bentuk dengan jumlah
sudut makin banyak mempunyai isi makin besar dan yang paling besar adalah
lingkaran.

Lebah membangun sarang bukan dalam bentuk persegi, segi tiga atau prima. Buku
ini juga berisikan problem tentang isoperimeter, termasuk peragaan bahwa lingkaran
mempunyai luas lebih besar dibandingkan dengan poligon bentuk apapun. Pokok
pikiran ini seperti karya Zenodorus (± 180 SM). Dalam buku ini juga terdapat
penemuan Archimedes tentang bentuk polyhendra (bidang dengan tiga belas sisi)
yang sering disebut dengan bidang-bidang (solids) Archimedes.

Buku VI dan buku VII merangkum buku-buku matematikawan lain seperti:


Throdosius, Autolycus, Aristarchus, Euclid, Apollonius, Aristaeus dan Eratoshenes.
Buku VI menyinggung astronomi dan diberi sub-judul Little Astronomy banyak
mengandung perbedaan dengan Greater Astronomy (Almagest) dari Ptolemy.
Buku VI berisi aplikasi matematika dalam astronomi, optik dan mekanika.

Buku VII tentang sejarah matematika. Melalui generalisasi, Pappus hampir


menemukan prinsip dasar geometri analitik. Mempelopori generalisasi problem yang
terkait dengan berbagai jenis kurva tipe baru. Disebut dengan problem Pappus yang
menyebut tiga atau empat garis seperti halnya Euclid atau Apollonius.
Buku VII, didalamnya terdapat problem Pappus. Di sini terdapat gambaran lengkap
tentang apa yang disebut dengan metode analisis dan kumpulan karya-karyanya
yang disebut dengan Treasury of Analysis. Pappus memberi penjelasan bahwa
analisis sebagai “suatu metode” yang dibedakan dengan sintesis. Dari gambaran
yang diberikan Pappus, kita mengetahui bahwa pada Conics dari Apollonius
terdapat 487 theorema. Dalam tujuh buku pertama berisikan 382 proposisi dan pada
buku ke delapan yang hilang terdapat 105 proposisi.
Buku VIII adalah aplikasi matematika pada bidang astronomi, optik dan mekanika.

Penutup
Collections dari Pappus adalah makalah matematika kuno yang berisikan upaya dari
pengarangnya untuk menghidupkan kembali geometri, namun tidak berhasil.
Memang rangkuman Element dari Euclid dan Almagest dari Ptolemy dapat
dihidupkan. Kelak Theon (± 365) memberi tambahan informasi sejauh bukan karya
matematika. Agaknya Hypatia – anak Theon - mampu mengangkat kembali geometri
ke pentasnya kembali sebelum disebarluaskan olehnya lewat komentar dan resensi
terhadap karya-karya Diophantus, Ptolemy dan Apollonius.

Anda mungkin juga menyukai