Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PROSES BERKAITAN DENGAN

PERBAIKAN KUALITAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu
dan Produktivitas

Dosen/asisten dosen:
Dede Husni Mubarok, S.H.I., M.Pd.I.

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ahmad Furqon NPM: 15.09.0135
Deni Ahmad Fauzi NPM: 15.09.0140
Mira Nurmayanti NPM: 15.09.0159
Yuni Nuryamah NPM: 15.09.0179

EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS
2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Tiada kata yang paling indah yang patut kita persembahkan, kecuali melantunkan
syukur kehadirat Allah SWT nan Maha Ghafur. Tiada pembicara manapun yang mampu
meliputi segala pujian baginya, karena tiada penghitung manapun yang mampu mencakup
bilangan nikmat karunianya. Tiada pemikiran sejauh apapun yang mampu mencapainya.
Tiada kearifan sedalam apapun yang mampu menyelami hakikatnya dan karena inayah serta
maunahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam mudah-mudahan
senantiasa Allah SWT sampaikan kepada utusan teladan alam, manusia suri tauladan bagi
setiap insan yang ingin menemukan hakikat kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin
dunia dan akhirat yakni Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah manusia teladan yang patut
kita jadikan pedoman segala aktivitasnya.

Makalah ini membahas Manajemen Proses berkaitan dengan Perbaikan Kualitas.


Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam makalah ini masih banyak mengandung kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan sumbangsih pemikiran, sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridha Allah SWT. Amin.

Ciamis, Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Perumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses............................................................................................3

B. Pengertian Manajemen Proses........................................................................4

C. Komponen Manajemen Proses.......................................................................5

D. Hubungan Proses dengan Mutu......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.........................................................................................................9

B. Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman, dibutuhkan perusahaan yang pintar dalam melihat
peluang bisnis yang sedang bersaing sangat ketat seiring perkembangannya. Bagi suatu
perusahaan yang menginginkan bisnisnya tetap berjalan dan berkompetisi dengan perusahaan
lain, maka dibutuhkan suatu produk dari perusahaan mereka yang berkualitas, dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan dan tidak menegcewakan konsumen.

Bagi konsumen, produk yang berkualitas itu, ialah produk yang bisa digunakan sesuai
kebutuhan, sesuai keinginan dan sesuai dengan ermintaa, bagi perusahaan yang tidak jeli
dengan permintaan tersebut maka, akan berakibat fatal. Karena semakin banyaknya produk
yang sejenis yang diproduksi dan lebih memperdulikan keinginan para konsumen yang
datang. Konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk yang akan digunakannya pun
bisa membuat perusahaan semakin ketat bersaing.

Semakin ketatnya persaingan yang ada, maka dibutuhkan kualitas yang memadai pada
produk tersebut, dan perlunya perencanaan kualitas yang baik, serta melakukan perbaikan
kualitas secara terus menerus. Jika kegiatan ini dilakukan atau diterapkan dalam suatu
perusahaan, maka perusahaan tersebut bisa menjadi kuat apabila diselingi dengan peduli
terhadap pendapat dan keinginan konsumen, kecil kemungkinan perusuhaan tersebut tidak
bisa bersaing di pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Proses?
2. Apa yang dimaksud Manajemen Proses?
3. Apa Saja Komponen-komponen dalam Manajemen Proses?
4. Apa hubungan proses dengan mutu?

C. Tujuan Masalah
1. Agar mahasiswa/i mengetahui apa arti dari Proses.
2. Agar mahasiswa/i dapat mengerti apa manajemen Proses.
3. Agar mahasiswa/i memahami Komponen-komponen dalam Manajemen Proses.
4. Agar mahasiswa/i memahami hubungan proses dengan mutu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses
Suatu proses dapat definisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah
output untuk pelanggan. Suatu proses mengkonversi input terukur ke dalam output terukur
melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia proses adalah runtunan perubahan


(peristiwa) dalam perkembangan sesuatu; rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan
yang menghasilkan produk.

Proses adalah sebagai suatu kegiatan atau suksesi dari kegiatan yang berkelanjutan
dan teratur, dilakukan dengan cara tertentu, dan bertujuan untuk mencapai suatu hasil; suatu
operasi berkelanjutan atau serangkaian operasi. ( Kamus Bahasa Inggris Oxford)

Menurut definisinya, proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang
jelas dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh,
setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.2

Banyak contoh proses yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, yang
mungkin tidak kita sadari: Mobil merupakan hasil dari proses manufaktur. Begitu pula
pakaian, rumah, bahkan roti yang kita makan, semua merupakan hasil dari suatu proses yang
dapat menjamin kualitasnya.

Proses penjualan menentukan dan mencatat setiap tahapan yang secara keseluruhan
mengarah pada produktivitasnya. Aktivitas penjualan yang tidak mengikuti setiap tahapan
tersebut cenderung berakhir dengan kegagalan. Asalkan terencana dan tertata bagus, proses
penjualan yang berisi sejumlah tahapan itu akan dapat membantu Anda rnengidentifikasi,
menganalisis, mengkualifikasi, mengukur peluang, untuk kemudian menentukan tahapan
selanjutnya. Jika ingin bagus, perencanaan proses penjualan harus mengacu pada cara
transaksi yang diinginkan pelanggan, dan tidak mengacu pada selera sales people.

1 https://www.academia.edu/10046485/Proses
2 https://kakilimasubang.wordpress.com/2008/07/09/definisi-proses/
4
B. Manajemen Proses
Manajemen proses adalah bagian terpenting dari upaya pengembangan dan
peningkatan proses. Dalam fungsinya utuk mengembangkan dan meningkatkan derajat
efisiensi dan efektivitas, manajemen proses juga merupakan salah satu perangkat kerja yang
sangat potensial dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kepuasan konsumen. Pada akhirnya,
hal tersebut juga akan dapat meningkatkan keuntungan, pertumbuhan bisnis, dan
keberlangsungan daur hidup bisnis perusahaan itu sendiri. (Anang, 2007:42)
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan nilai-nilai
kompetitif bagi perusahaan. Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu
menumbuhkan peluang. Namun perusahaan terkadang kurang memahami dan tidak mampu
mengontrol proses bisnis yang dimilikinya. Pihak manajemen mungkin telah berhasil
membuat prosedur yang ideal untuk menjalankan proses bisnisnya, tapi pada kenyataannya,
implementasi di lapangan dapat sangat berbeda dari apa yang telah dirancang sebelumnya.
Pada pelaksanaan suatu proses bisnis kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi,
dan berbagi kesalahan-kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Bisnis
yang tidak tangkas dalam mengontrol proses bisnis yang dimilikinya cenderung akan
menghalangi usaha perusahaan dalam mencapai sasaran yang diinginkan. 3
Manajemen Proses Bisnis adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola
perubahan. Manajemen Proses Bisnis membantu perusahaan dalam mengawasi dan
mengontrol seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan
workflow. Manajemen Proses Bisnis meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan
mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan real-time akan
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara
lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar.

C. Komponen Manajemen Proses


Konsep dari manajemen proses berkaitan dengan perbaikan kualitas. Gabriel Pall
mengidentifikasi ada 6 komponen yang penting untuk manajemen proses, antara lain:
3 https://ipqi.org/manajemen-proses-bisnis-mendorong-efisiensi-dan-menumbuhkan-nilai-kompetitif/
5
1. Kepemilikan (ownership) menugaskan tanggung jawab untuk desain, operasi, dan
perbaikan proses
2. Perencanaan (planning) menetapkan suatu pendekatan terstruktur dan terdisiplin untuk
mengerti, mengidentifikasikan, dan mendokumentasikan semua komponen utama
dalam proses dan hubungan antar-komponen utama
3. Pengendalian (control) menjamin efektivitas, dimana semua output dalam
diperkirakan dan konsisteb dengan ekspektasi pelanggan
4. Pengukuran (measurement) memetakan performansi atribut terhadap kebutuhan
pelanggan dan menetapkan kriteria untuk akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data
5. Perbaikan atau peningkatan (improvement) meningkatkan efektifitas dari proses
melalui perbaikan-perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
6. Optimisasi (optimization) meningkatkan efisien dan produktivitas melalui perbaikan-
perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
Keenam komponan di atas merupakan landasan untuk keberhasilan manajemen dari
suatu proses apa saja. Komponen-komponen itu dibutukan untuk proses kerja yang
menghasilkan dan menyerahkan produk ke pelanggan, untuk proses yang menspesifikasikan
kebutuhan dan kepuasan sepanjang rantai pelanggan-pemasok, dan untuk proses yang
mendukung pekerja dalam pekerjaan mereka. (Nasution, 2015: 46)
Setiap organisasi dapat mengidentifikasikan proses kunci yang mempengaruhi
keberhasilannya. Kita dapat menggunakan enam pertanyaan berikut untuk membantu dalam
mengidentifikasi proses kunci yang memiliki dampak terbesar pada pelanggan, yaitu:
1. Produk apa yang terpenting bagi pelanggan?
2. Proses apa yang menghasilkan produk ini?
3. Komponen atau faktor kunci apa yang merangsang tindakan dalam organisasi, dan
proses apa yang mengkonversi atau mengubah rangsangan ini menjadi output?
4. Proses mana yang memiliki visibility tertinggi dengan pelanggan?
5. Proses mana yang memiliki dampak terbesar terhadap standar performansi yang
dikendalikan oleh pelanggan?
6. Berdasarkan data performansi, proses mana yang memiliki potensi terbesar untuk
perbaikan? (Vincent, 2001:79)

D. Hubungan Proses dengan Mutu

6
Pada mulanya manusia merupakan makhluk atau individu yang sudah merasa cukup
puas dengan bahan-bahan kebutuhan yang disediakan oleh alam. Sehingga manusia tidak
memperhatikan pentingnya mutu atau kualitas. Peranan mutu atau kualitas ini menjadi
bertambah penting dengan adanya perkembangan peradaban manusia, di mana terdapat
perkembangan keahlian manusia, sehingga terjadinya pemisah antara kelompok prosuden dan
konsumen. Perkembangan keadaan ini mempengaruhi mutu atau kualitas barang-barang yang
langsung mempengaruhi kebutuhan hidup manusia dan timbulnya kesulitan-kseulitan dalam
memenuhi atau menyesuaikan serta mengerti akan keinginan atau kehendak pemakai atau
konsumen. Dengan adanya perkembangan teknologi dan perkembangan serikat sekerta, maka
para prosusen berusaha untuk menjaga reputasi atau nama baiknya. Usaha untuk menjaga
reputsai ( nama baik ) ini dapat dilakukan melalui mutu dari barang yang dihasilkan.
Mengenai arti mutu ini dapat berbeda-beda tergantung dari rangkaian perkataan atau
kalimat di mana istilah mutu ini dipakai, dan orang yang menggunakannya. Dalam
perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk
apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Seperti kita ketahui barang-barang
harus dapat memenuhi beberapa tujuan, dan supaya barang-barang tersbut dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan itu maka barang-barang itu harus mempunyai mutu yang tertentu.
Pengertian mutu yang seperti diatas menimbulkan persoalan, yaitu siapakan yang akan
menentukan atau mendefisnisikan tujuan untuk apa hasil tersebut dimaksudkan. Dalam
banyak hal, pembeli atau konsumenlah yang membuat keputusan terakhir tentang tujuan
untuk sehari-hari, walaupun produsen telah menghasilkan suatu barang yang menurut
pendapatnya tepat untuk menapai tujuan yang diharapkan dari barang tersebut, akan tetapi
konsumenlah yang sebenarnya menggunakan barang tersbut serta mengetahui hasil
penggunaan barang itu apakah dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Apabila
dalam hal ini produsen talah salah menetukan atau memutuskan ketepatan tujuan untuk apa
hasil atau barang tersebut dimaksudkan, maka pembeli atau konsumen yang telah membeli
hasil atau barang itu tidak akan kembali membelinya lagi.
Pada kenyataanya, apabila hasil produksi atau barang itu tidak dapat mencapai dengan
tepat tujuan apa barang tersebut dimaksudkan atau dipergunakan, ini tidak selalu berarti
bahwa konsumen atau pembeli akan membuat keluhan-keluhan kepada produsen. Hal ini
terjadi karena seperti kita ketahui bahwa terdapat rantai ditribusi antara konsumen dan
produsen yang dapat menghalangi pemindahan informasi atau penyampaian keluhan-keluhan
7
ini. Sehinggga apabila tidak terjadi kesesuaian atau kecocokan akan tujuan yang diinginkan
dari penggunaan barang tersebut, maka biasanya konsumen atau pembeli akan pindah
membeli barang merek lain di pasar.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa tidak mungkin dan tidaklah ada gunanya
apabila si produsen merasa dirinya sebagai konsumen atau orang yang dapat menentukan
kehendak atau keinginan konsumen, terutama dalam menentukan tujuan untuk apa barang
tersebut dimaksudkannya. Hal ini perlu diperhatikan oleh si produsen, karena ia menjual
barang-barang kepada pelanggan atau konsumen dan tidak pada dirinya sendiri. Dengan
demikian sudah tentu si produsen tidaklah dapat menetukan begitu saja mutu yang bagaimana
yang dibutuhkan dan akan dihasilkannya. Yang sudah jelas adalah bahwa keinginan atau
selera pembeli atau konsumen berbeda dengan keinginan produsen, dan selera antara pembeli
juga berbeda-beda, yang mungkin disebabkan karena perbedaan sifat daerah atau tingkat
sosialnya atau sebab yang lainnya. Akibat keadaan ini akan lebih menyulitkan bagi pengusaha
atau produsen untuk memilih atau menentukan faktor mutu yang diminta oleh pembeli atau
pelanggan.dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan proses dengan mutu adalah jika proses
dilakukan dengan baik maka mutu pun akan sesuai dengan keinginan kita.4

4 https://www.slideshare.net/septianraha/161526435-pengawasanmutu
8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses adalah sebagai suatu kegiatan atau suksesi dari kegiatan yang berkelanjutan dan
teratur, dilakukan dengan cara tertentu, dan bertujuan untuk mencapai suatu hasil; suatu
operasi berkelanjutan atau serangkaian operasi.
Manajemen proses adalah bagian terpenting dari upaya pengembangan dan
peningkatan proses. Dalam fungsinya utuk mengembangkan dan meningkatkan derajat
efisiensi dan efektivitas, manajemen proses juga merupakan salah satu perangkat kerja yang
sangat potensial dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kepuasan konsumen. Pada akhirnya,
hal tersebut juga akan dapat meningkatkan keuntungan, pertumbuhan bisnis, dan
keberlangsungan daur hidup bisnis perusahaan itu sendiri.
Gabriel Pall mengidentifikasi ada 6 komponen yang penting untuk manajemen proses,
antara lain: Kepemilikan (ownership), Perencanaan (planning), Pengendalian (control),
Pengukuran (measurement), Perbaikan atau peningkatan (improvement), dan Optimisasi
(optimization).

B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat menjadi bahan pembelajaran bersama.
Makalah ini disusun sesuai dengan kemampuan kami, apabila ada kekurangan kami siap
menerima kritik dan saran demi membangun makalah ini agar lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
9
Strategi Six Sigma. Anang Hidayat. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. 2007.

Manajemenn Mutu Terpadu. Nur Nasution. Bogor. Ghalia Indonesia. 2015.

Total Quality Manajement. Vincent Gaspersz. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 2008.

https://www.slideshare.net/septianraha/161526435-pengawasanmutu

https://ipqi.org/manajemen-proses-bisnis-mendorong-efisiensi-dan-menumbuhkan-nilai-
kompetitif/

https://kakilimasubang.wordpress.com/2008/07/09/definisi-proses/

https://www.academia.edu/10046485/Proses

10

Anda mungkin juga menyukai