Anda di halaman 1dari 7

Laboratorium Minyak dan Gas Bumi

2019

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Minyak dan gas bumi merupakan istilah dalam Bahasa Indonesia. Dalam beberapa bahasa lain,
di antaranya Inggris, istilah yang dipergunakan adalah petroleum, yang berasal dari kata petro,
batu dan oleum, minyak. Jadi arti ‘petroleum’ sebenarnya ialah ‘minyak batu’ atau lebih tepatnya
minyak yang berasal dari batu.

Minyak bumi merupakan salah satu sumber kekayaan yang sangat penting, yang berpengaruh
ataupun yang merupakan salah satu faktor peradaban manusia. Minyak dan gas bumi, seperti
bahan galian lainnya, tak dapat tumbuh kembali, atau dengan kata lain, ‘bahan pakai-habis’.
Minyak bumi mempunyai peranan penting karena bukan hanya bersifat bahan galian, tetapi juga
berupa bahan bakar. Oleh karena itu, minyak dan gas bumi merupakan sumber energi yang sangat
penting.

Dalam mencari minyak dan gas bumi diperlukannya suatu eksplorasi. Eksplorasi merupakan
kegiatan mencari dan menemukan sumberdaya hidrokarbon dan memperkirakan potensi
hidrokarbon di dalam sebuah basin atau cekungan. Namun untuk melakukan suatu eksplorasi
perlu adanya suatu sistem. Sistem ini disebut dengan Basic Petroleum System yaitu proses untuk
menemukan kandungan hidrokarbon di bawah permukaan. Di dalam Basic Petroleum System,
terdapat beberapa komponen penting yang harus ada. Komponen tersebut ialah source rock,
reservoar rock, trap, cap rock, dan migration ways.

Dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi diperlukan adanya beberapa
tahapan analisa, salah satunya adalah analisa data mudlog untuk menentukan kandungan
hidrokarbon dalam suatu lapisan batuan.

I.2. Maksud dan Tujuan

Laporan ini dibuat dengan maksud sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktikum geologi
minyak dan gas bumi 2019. Adapun tujuan yaitu diharapkan agar dapat menentukan suatu batas
satuan batuan dalam suatu data stratigrafi, selain itu menentukan formasi beserta sistem
petroleumnya agar dapat menentukan lapangan yang prospek di daerah bosand.

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 1


Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

BAB II
METODE

II.1. Diagram Alir

Data Tabel Mudlog Daerah Telitian

Analisis data Mudlog

Penentuan Zona Target Eksplorasi

Pembuatan Laporan Penelitian

Gambar 1: Diagram Alir Penelitian

II.2. Langkah Kerja

Langkah kerja analisis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan batas satuan batuan berdasarkan dominasi litologi.


2. Menentukan batas formasi berdasarkan table stratigrafi daerah terkait.
3. Menentukan petroleum system berupa cap rock, reservoar rock, dan source rock berdasarkan
nilai kandungan hidrokarbon dan litologi pada data log.
4. Menentukan zona target eksplorasi (reservoar rock dengan adanya kandungan hidrokarbon).
5. Membuat laporan penelitian.

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 2


Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Formasi
Stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan menurut De Coster (1974) pada data log penelitian
adalah sebagai berikut

III.1.1. Basement Rock atau Batuan Dasar


Formasi ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari Cekungan Sumatra
Selatan. Tersusun atas batuan beku Mesozoikum, batuan metamorf Paleozoikum-
Mesozoikum, dan batuan karbonat yang termetamorfosa. Hasil dating di beberapa
tempat menunjukkan bahwa beberapa batuan berumur Kapur Akhir sampai Eosen
Awal. Batuan metamorf Paleozoikum-Mesozoikum dan batuan sedimen mengalami
perlipatan dan pensesaran akibat intrusi batuan beku selama episode orogenesa
Mesozoikum Tengah (Mid-Mesozoikum).

III.1.2. Formasi Talang Akar


Formasi Talang Akar terdapat di Cekungan Sumatra Selatan, formasi ini
terletak di atas Formasi Lemat dan di bawah Formasi Gumai atau Anggota Basal
Batugamping Gumai. Formasi Talang Akar terdiri dari batupasir yang berasal dari
delta plain, serpih, lanau, batupasir kuarsa, dengan sisipan batulempung karbonan,
batubara dan di beberapa tempat konglomerat. Kontak antara Formasi Talang Akar
dengan Formasi Lemat tidak selaras pada bagian tengah dan pada bagian pinggir dari
cekungan kemungkinan paraconformable, sedangkan kontak antara Formasi Talang
Akar dengan Telisa dan Anggota Basal Batugamping Telisa adalah conformable.
Kontak antara Talang Akar dan Gumai sulit di-pick dari sumur di daerah palung
disebabkan litologi dari dua formasi ini secara umum sama. Ketebalan dari Formasi
Talang Akar bervariasi sekitar 460 – 610 m.

Umur dari Formasi Talang Akar ini adalah Oligosen Atas-Miosen Bawah dan
kemungkinan meliputi N3 (P22), N7 dan bagian N5 berdasarkan zona Foraminifera
planktonik yang ada pada sumur yang dibor pada formasi ini berhubungan
dengan delta plain dan daerah shelf.
.
III.1.3. Formasi Gumai (Telisa)
Formasi Gumai tersebar secara luas dan terjadi pada zaman Tersier, formasi ini
terendapkan selama fase transgresif laut maksimum, (maximum marine
transgressive) ke dalam 2 cekungan. Batuan yang ada di formasi ini terdiri dari napal

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 3


Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

yang mempunyai karakteristik fossiliferous, banyak mengandung foram plankton.


Sisipan batugamping dijumpai pada bagian bawah.

Formasi Gumai beda fasies dengan Formasi Talang Akar dan sebagian berada
di atas Formasi Baturaja. Ketebalan dari formasi ini bervariasi tergantung pada posisi
dari cekungan, namun variasi ketebalan untuk Formasi Gumai ini berkisar dari sekitar
1800-2700 m.
Penentuan umur Formasi Gumai dapat ditentukan dari dating dengan
menggunakan foraminifera planktonik. Pemeriksaan mikropaleontologi terhadap
contoh batuan dari beberapa sumur menunjukkan bahwa fosil foraminifera planktonik
yang dijumpai dapat digolongkan ke dalam zona Globigerinoides
sicanus, Globogerinotella insueta, dan bagian bawah zona Orbulina Satiralis,
Globorotalia peripheroranda, umurnya disimpulkan Miosen Awal-Miosen Tengah.
Lingkungan pengendapan Laut Terbuka, Neritik.

III.1.4. Formasi Air Benakat


Formasi Air Benakat diendapkan selama awal fase siklus regresi. Komposisi
dari formasi ini terdiri dari batupasir glaukonitan, batulempung, batulanau, dan
batupasir yang mengandung unsur karbonatan. Pada bagian bawah dari Formasi Air
Benakat kontak dengan Formasi Gumai. Ketebalan dari formasi ini bervariasi dari
sekitar 1000 – 1500 m. Fauna-fauna yang dijumpai pada Formasi Air Benakat ini
antara lain Orbulina Universa d’Orbigny, Orbulina Suturalis Bronimann,
Globigerinoides Subquadratus Bronimann, Globigerina Venezuelana Hedberg,
Globorotalia Peripronda Blow & Banner, Venezuelana Hedberg, Globorotalia
Peripronda Blow & Banner, Globorotalia mayeri Cushman & Ellisor, yang
menunjukkan umur Miosen Tengah N12-N13. Formasi ini diendapkan di lingkungan
laut dangkal.

III.2. Satuan Batuan


Setelah melakukan analisa, data log ini tersusun atas beberapa satuan batuan, antara lain:

III.2.1. Satuan Batuan Meta Vulcanic


Satuan batuan metamorf hanya didapatkan pada bagian terbawah dari data log
dengan kedalaman 1237 – 1302 m.

III.2.2. Satuan Batupasir Kuarsa


Satuan batupasir didapatkan pada bagian bawah dari data log dengan
kedalaman 1170 – 1237 m.

III.2.3. Satuan Batupasir


Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 4
Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

Satuan batuan ini didapatkan pada beberapa kedalaman data log tersebut
dengan adanya perselingan dengan batulempung ataupun batuserpih namun masih
menunjukan dominasi akan batupasirnya. Satuan bataun ini didapatkan pada
kedalaman 5 – 72 m, 258 – 276 m, 282 – 305 m, 372 – 468 m, 691 – 714 m, dan 1031
– 1052 m.

III.2.4. Satuan Batuserpih


Satuan batuan ini didapatkan pada beberapa kedalaman data log tersebut
dengan adanya perselingan dengan batulempung, batupasir ataupun batubara namun
masih menunjukan dominasi akan batuserpihnyanya. Satuan bataun ini didapatkan
pada kedalaman 71 – 194 m, 306 – 372 m, 468 – 693 m, 719 – 1032 m, dan 1053 –
1170 m.

III.3. Petroleum System

III.3.1. Source Rock


Source rock merupakan endapan sedimen yang mengandung material organik
yang cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut
mengalami proses generasi dan dapat menghasilkan minyak dan gas bumi dalam
jumlah yang ekonomis. Berdasarkan analisis data log, source rock terdapat pada
Formasi Talang Akar dengan kedalaman 1053 – 1170 m. Ini dibuktikan dengan
adanya lapisan sedimen berbutir halus dengan material organic yang cukup tinggi
didukung dengan adanya lapisan batubara.

III.3.2. Cap Rock


Cap rock merupakan batuan yang mempunyai porositas dan permeabilitas
yang sangat kecil. Berdasarkan analisis data log, batuan yang memiliki porositas dan
permeabilitas kecil terdapat pada Formasi Air Benakat dengan kedalaman 72 – 194
m dan Formasi Talang Akar dengan kedalaman 716– 1032 m dan 469- 692 m.

III.3.3. Reservoir Rock


Reservoir rock merupakan batuan yang mampu menyimpan dan mampu
mengalirkan material hidrokarbon. Berdasarkan analisis data log, satuan batuan yang
mengandung minyak dan gas tinggi dapat dikategorikan sebagai batuan reservoar.
Pada data log tersebut terdapat batuan reservoar berupa batupasir Formasi Muara
Enim namun tidak mengandung hidrokarbon pada kedalaman 5 - 72 m, kemudian
pada Formasi Air Benakat pada kedalaman 259 - 306 m.

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 5


Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

Sedangkan pada batupasir Formasi Talang Akar diinterpretasi terdapat batuan


reservoar minyak dan gas bumi dengan kedalaman 1030 – 1050 m dan pada batupasir
kuarsit Formasi Lahat dengan kedalaman 1170 – 1236 m.

III.4. Zona Target Eksplorasi


Setelah ditentukannya satuan batuan, formasi, dan petroleum system yang terdapat di
Lapangan Bosand, maka kita dapat menentukan zona target dari eksplorasi migas tersebut.
Terdapat beberapa zona target yang ditentukan sebagai reservoar minyak yang terletak pada
Formasi Lahar dengan Satuan Batupasir Kuarsit, zona ini berada pada kedalaman 1170 – 1236
m. Sedangkan pada satuan batupasir yang terletak pada formasi Talang Akar dengan
kedalaman 1030 – 1050 m. Satuan batuan tersebut dijadikan target eksplorasi dikarenakan
pada deskripsi litologi yang terdapat pada satuan ini menunjukan adanya indikasi minyak bumi
(oil show). Hal ini juga dibuktikan dengan nilai kurva chromatolog dan total gas yang cukup
tinggi.

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 6


Nim : 111.160.097
Plug : 3
Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
2019

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Dari analisis data log yang telah dilakukan, maka kita dapat menyimpulkan sebagai berikut:

 Didapatkan empat satuan batuan yang terdapat pada Lapangan Bosand yaitu Satuan
Batuan Meta Vulcanic, Satuan Batupasir Kuarsit, Satuan Batuserpih, dan Satuan
Batupasir.
 Didapatkan empat formasi dan satu basement pada lapangan ini yaitu dari yang paling tua
berupa Basement Rock, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Gumai, dan
Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim.
 Lapangan Bosand telah memenuhi syarat petroleum system yang dapat dibuktikan dengan
ditemukannya source rock berupa Batuserpih yang kaya akan material organik pada
Formasi Talang Akar, batuan reservoir pada Formasi Lahat dan Formasi Talang Akar, dan
batuan tudung atau cap rock pada Formasi Talang Akar, Formasi Gumai, dan Formasi Air
Benakat.
 Zona target eksplorasi yang mengandung hidrokarbon terletak pada Formasi Lahat dengan
satuan batupasir Kuarsit, zona ini berada pada kedalaman 1170 – 1236 m. Sedangkan
pada satuan batupasir yang terletak pada formasi Talang Akar dengan kedalaman 1030 –
1050 m.

Nama : Ryoga Rizky Ramadhan 7


Nim : 111.160.097
Plug : 3

Anda mungkin juga menyukai