Oleh
AFIFUDDIN
103043127944
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syari' ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Satjana I-Iukum Islam (S. H. I)
Oleh:
AFIFUDDIN
NIM. 103043127944
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembirr.l::>ing II
Segala puji dan syukur kepada Allah swt, atas segala rahmat, inayah dan
serta salam kepada makhluk Allah yang sempurna sekaligus kekasih-Nya, baginda
Nabi besar Muhammad saw yang telah menghantarkan alam ini dari zaman kegelapan
hingga menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Hukum Islam (SHI) pada Procli Perbandingan Madzhab dan Hukum, konsentrasi
Perbandingan Mazhab dan Fiqh, Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam
yang telah banyak membantu dalam memberikan saran-saran, motivasi dan arahan
Komaruddin Hidayat.
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Drs. H.M. Amin Suma, S.H., MA., MM.
DAFTARISI
Hal
KATA PENGANTAR. ......................................................................................... i
DAFTAR 181 ........................................................ :............................................... iii
BABI PENDARULUAN
A. Latar Belakang............ ...... .......... ............................................ . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 7
D. Metode Penelitian ..................................................................... 8
E. Sistematika Pembahasan ........................................................... 12
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan .............. .. ........ ........ .... ......... .. ................ ............... 99
B. Saran-saran............................................................................... 10 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suci" bagi para advokat, hakim, jaksa, polisi, akademisi, serta para mahasiswa
hukum. KUHP merupakan panduan ba1:,>i mereka untuk menentukan apakah suatu
perbuatan merupakan tindak pidana atau bukan, dan pelakunya pantas dihukum
atas perbuatan tersebut atau tidak. Tidak dapat dipungkiri, selama puluhan tahun
bahkan sampai kini, Indonesia belum memiliki KUHP sendiri. KUHP yang
dan masih banyak lagi bentuk-bentuk kejahatan yang sekarang makin banyak lagi
bentuk-bentuknya. Oleh karena itu penulis sangat tertarilk: pada kasus pemalsuan
para konsmnen dalain memilih obat dan makanan, yang sudah banyak dijadikan
merah) yang disepuh dengan pewarna baju dan pada obat-obatan sudah banyak
sekali yang melakukan pemalsuan dengan memakai nama merek obat terkenal
tersebut. Semua ini berdampak bukan hanya saja pada kerugian materiil semata,
tetapi yang lebih penting akibatnya terhadap kesehatan dan keselamatan para
konsumen itu sendiri. Penulis juga mempertanyakan dimana letak kekuatan serta
Padahal dalam syari' at Islam tel ah banyak sekali dalil-dalil yang intinya
yang dapat mengakibatkan kerusakan di muka bumi ini. Salah satunya yang
meajelaskan dan memerintahkan kita dalam ha! pemiagaan, agar kita jangan
sampai melakukan segala sesuatu yang bersifat memgikan orang lain. Dalam ayat
yang lain Allah memerintahkan kita supaya memakan makanan yang halal/baik,
dan Ia pun telah menjelaskan makanan yang dihararnkan-Nya. Seperti dalam surat
Dalam kehidupan sehari-hari kita memang tidak dapat lepas dari aktivitas jual
beli. Sebab dari aktivitas tersebut kita dapat memenuhi kebutuhan hidup, baik
untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kebutuhan rumah tangga, sekaligus dalam
kegiatan jual beli tersebut dijadikan sebagai sarana interaksi antar sesama dari
hiruk pikuknya kehidupan kota yang serha dinamis. Namun sesuai dengan
perkembangan zaman dan tingkat kompetisi kehidupan yang semakin tinggi, jika
keuntungan yang ia peroleh tanpa memikirkan dampak dari apa yang telah ia
ikan, makanan ringan seperti kerupuk dan masih banyak lagi bahan-bahan
kebutuhan pokok yang mereka jadikan modus pemalsuan, contoh lain seperti
me1tjual bakso memakai daging tikus dan babi, bahkan mereka sudah berani
karena oknum- pedagang tersebut ingin mengeruk keuntungan yang berlipat dari
sebab-sebab banyak terjadinya tindak pidana yang belakangan ini mudah sekali
terjadi karena ada beberapa faktor yang rnempengaruhinya, dan kita tidak bisa
sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat dapat terjadi oleh karena bermacam-
macam sebab. Sebab-sebab tersebut dapat berasal dari masyarakat itu sendiri
Tidak bisa dipungkiri bahwa sejak runtuhnya orde lama sampai sekarang orde
baru, bangsa ini terns mengalarni keterpurukan disebabkan salah satu warisan
asing.Tak hanya itu, para pelaku koropsi dan para pejabat "kotor" yang sampai
sekarang masih tetap tenang berada di atas angin tanpa tersentuh oleh hukun1
1
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), Ed 1-16, h. 112.
yang sesunggnhnya. Terpuruknya bangsa ini sangat dirasakan oleh rak:yat kecil
yang hanya bisa pasrah kepada keadaan. Salah satu penyebab dari maraknya
orang usia kerja tidak memiliki pekerjaan. Dari jumlah tersebut sebanyak 261.612
(PHK). 2 Itu terjadi pada .beberapa tahun silam, mungkin sekarang bisa bertambah
ini, yang salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi yang semakin hari
Salah satu contoh kasus penipuan obat yang terjadi di jalan Ekor Kuning,
Pluit, Jakarta Utara. Sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat memproduksi
(pabrik) berbagai obat bermerek yang diduga palsu digerebek polisi. Obat yang
diproduksi meliputi obat pereda rasa sakit, anti alergi, obat tradisional asam urat
Dari penggerebekan itu, lalu polisi menangkap tiga orang sebagai pelakunya.
Selain itu, polisi juga menyita sejumlah dokumen dan melakukan penyelidikan
dugaan pemalsuan dalam produksi obat yang dijual pahrik tersebut ke masyarakat
2
"Metropolitan, Pengangguran Potensial Tingkatkan 1/ndak K~jahatan ", Kompas, Jakarta.,
Jurn'at 29 November 2002.
GERPUSTAKAAN UTA~\
\ ' U!N SYAh!D JAK)\RTA..
I ,
umum. Untuk menghindar darl Kecungaan aparat, pabrik obat tersebut semula
setahun berjalan.
Dalam masalah jual beli, baik itu dalam huknm Islan1 maupun hukunl positif
banyak sekali Undang-Undang yang telah ada yang untuk mengatur jalannya
praktek jual beli itu sesuai dengan yang diharapkan. Seperti Undang-Undang
Pidana pasal 386, UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan, UU No. 23 tahun 1992
pasal 82 ayat 2 dan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Tetapi
walaupun sudah banyak aturan yang mengaturnya, masih saja ada dari oknum
berbahaya pada obat dan makanan. Dalam melakukan perbuatan pidana tersebut
makanan seperti mie basah, tahu dan ikan. Tetapi ada juga yang melakukannya
dengan cara memasukan zat berbahaya tersebut kedalam obat yang sebenarnya
Pada masalah yang cukup menarik dan terhitung kasus baru yang sekarang
saja yang sekiranya akan dibahas dalam penulisan ini. Dalan1 membatasi
bagi seseorang yang melakukan tindak pidana pemalsuan terhadap obat dan
makanan yang setiap saat dapat dikonsmnsi oleh masyarakat, serta solusi juga
Sesuai dengan latar belakang yang penulis ajukan, maka perlu adanya
2. Zat-zat apa saja yang kerap digunakan sebagai bahan campuran obat dan
makanan?
3. Hukmnan apakah yang akan diterima para pelaku pemalsuan obat dan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian skripsi ini, adalah sebagai berikut :
dan makanan.
tentang bagaimana sebenarnya kegiatan jual beli yang seharusnya dan tidak
kontradiksi dengan apa yang menjadi sunnatullah dan segala etika yang
seharusnya kita terapkan dalam kehidupan pribadi kita khususnya dan masyarakat
makanan yang otomatis dikonsumsi oleh masyarakat itu sendiri. Dan untuk
manfaat yang kedua adalab manfaat yang bersifat "praktis ", yang secara
langsung memberikan gambaran dan solusi kepada para pibak yang terkait, dalam
ha! ini adalab pemerintab dan segenap staf-stafnya agar secara sigap menangani
masalab ini dan menuntaskannya dengan jalan memberikan solusi terbaik, seperti
pemalsuan tersebut.
Tidak ada penelitian tanpa adanya sebuab obyek, oleh karena itu penuiis
yang terkait dengan judul tulisan tersebut, ditambah dengan data pustaka sebagai
data pelengkap. Dalam hal ini yang menjadi obyek dalam penulisan ini adalah:
Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang terletak di n. Percetakan Negara No.
23 Jakarta.
D. Metode Penelitian
penelitian yuridis atau legal, yang secara umurn adalah bagian dari jenis-jenis
Namun penulis hanya rnenekankan pada penelitian yuridis atau legal, yaitu:
hukum pada masa sekarang. Oleh karena itu penelitian jenis ini dinamakan
penulis menggunakan pula metode studi atau penelitian komparatif, yang ingin
sebenamya yang terjadi di lapangan, atau dapat pula dikatakan suatu penelitian
pada sskslompok rnanusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.4 Tujuan dari
3
Moh. Nazir, Metode Pe11e/itia11, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2003), Cet Kelima, h. 52.
4
Ibid., h. 54.
penelitian deskriptif ini adalah untuk mernbuat deskripsi, gambaran atau lukisan
data yang diperoleh dibedakan dari cara kita memperolehnya. Data tersebut ada
yang dapat diperoleh langsung dari rnasyarakat dan ada yang diperoleh dari bahan
pustaka. Yang pertama disebut data primer atau data dasar (primary data atau
basic data) dan yang kedua dinamakan data sekunder (secondary data). Data
primer diperoleh langsung dari sumber pertama, yaitu perilaku warga masyarakat,
resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan
seterusnya. 6
menggunakan sumber data yang kedua yaitu data sekunder (secondary data),
karena melihat penelitian yang penulis tulis adalal1 penelitian hukum yang dapat
dibatasi pada penggunaan studi dokumen atau bahan pustaka saja. 7 Oleh karena
itu penulis mendapatkan sumber data melalui buku-bulrn (library research), dan
data sekunder belaka, seperti yang penulis lakukan dapat dinamakan penelitian
sosiologis atau empiris yang terutama meneliti data primer). Penelitian hukum
d. Perbandinga.n hukum
8
e. Sejarah hukum
bersifat hukum normatif (/.,gal research), yang hanya merupakan studi dokumen,
• Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Pene/itim1 Hulam1 Normatif Suatu TinjmUI11 Singkat
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet 5, h. 13.
9
Rianto Adi, Metodologi Pene/itian Sosial dan Hula1m (Jakarta: Granit, 2004), Ed Pertama,
h. 92.
4. Teknik analisis data
menganalisis data kuantitatif, data yang berbentuk angka dan dihitung untuk
Dilibat dari sifat datanya tadi, analisis dibedakan menjadi analisis yang
analisis kualitatif, yaitu analisis pada data-data yang tidak hisa dihitung, bersifat
Penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman penulisan skripsi yang
E. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bah ditambab dengan data
1. Bab pertama yaitu Pendabuluan yang terdiri dari : (1) Latar belakang masalab;
2. Bab kedua di dalamnya membahas mengenai : (I) Pengertian jual beli; (2)
Macam-macam Jual Beli; (3) Hak pilih dalam jual beli; (4) Jual Beli
Terlarang.
'°Ibid.., h. 128.
3. Bab ketiga di dalamnya membahas mengenai: (1) Pe11yalahgunaan Formalin
dan Zat Adik:tif Lainnya pada Obat dan Makanan; (2) Makanan Berbahan
Formalin Ditinjau dari Aspek Manfaat dan Mudharatnya serta Motivasi dalam
Islam; (5) Aspek Hukuman bagi Pelaku Pemalsuan Obat dan Makanan.
Pemalsuan Jual Beli Obat dan Makanan: (1) Analisis terhadap Kasus-kasus di
yang Konkrit.
5. Bab kelirna berisi kesimpulan-kesimpulan dari penulisan skripsi ini dan saran-
saran kepada pihak-pihak terkait yang bertujuan sebagai rnasukan agar bisa
Adapun yang dimaksud dengan jual beli atau "perikatan", ialah: Suatu
hubungan hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua orang, yang
memberi hak pada yang satu untuk menuntut barang sesuatu dari yang /ainnya,
Dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pasal 1457 dikatakan, bahwa
jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga
Seperti apa yang telah tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
1
Subekti, Pokok-Poknk Hu/mm Perdata (Jakarta: PT. Intennasa, 2003), Cet 31, h. 122.
2
Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-·Undang Hukum Perdata (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2004), Cet 34 (edisi revisi), h. 366.
3
Ibid. h. 339.
Jual beli dalam hukum Islam mengandung beberapa definisi. Ada yang
Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-Bai', al-Tijarah dan al-
berikut:
1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan;
2. Pemilikan harta benda dengan jalan tukar-menukar yang sesuai dengan aturan
syara';
3. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf), dengan ijab
4
dan qabul, dengan cara yang sesuai dengan syara' .
dengan sesuai dengan syara' (sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,
dalam hal ini baik itu hukum Islam ataupun hukum negara) adalah: memenuhi
dengan jual beli, sehingga bila syarat-syarat atau rukun--rukun tersebut tidak
terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara' dan bisa mengakibatkan
Dalam jual beli ada syarat dan rukunnya, yang menjadikan jual beli itu suatu
kegiatan yang bermanfaat, terlebih adanya suatu aturan yang bisa memberikan
suatu keputusan apakah jual beli itu sah atau tidak dan apakah jual beli tersebut
baik di mata hukum atau malah melanggar ketentuan hukum yang mengatumya.
a) Jangan ada pemisah antara penjual dan pembeli, baik itu dalarn hal ijab qabul
sendiri (pembeli jangan diam saja setelah penjual menyatakan ijab dan
a) Baligh (dewasa).
b) Berakal dan dapat mem:..edakan (memilih antara yang baik dan tidak). Akad
orang gila, orang mabuk, anak kecil yang belum bisa membedakan (memilih)
tidak sah. Jika anak kecil yang sudah dapat membedakan (memilih)
dalam hal ini orang tua atau keluarga. Namun jika ada seseorang yang
terkadang sadar dan tidak, maka untuk setiap akad yang ia lakukan dianggap
5
Ibid., h. 71.
6
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12 (te1j) Kamaluddin A. Marzuki (Bandung: PT. Al-Ma'arit), h.
49.
c) Beragama Islam, syarat ini dikhususkan pada pembeli saja dalam benda-benda
beragama Islam kepada pembeli yang bukan beragarna Islam, sebitb besar
tersebut.7
2) Dapat dimanfaatkan.
4) Mampu menyerahkannya.
macam-macam jual beli. Narnun yang lebih ditekankan terdapat dalarn hukum
Islam yang secara tegas membagi jual beli itu kepada beberapa bentuk, terutama
jika ditinjau dari segi benda yang dijadikan obyek jual beli, yang dikemukakan
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed 1-2, h. 71.
' Sabiq, Fikih Sunnah 12, h. 49.
1
~1 !
PERPUSTAKAAN UTAMA
LJIN SYAHID JAKARTA
I
' ·~~~~~~~~·
1. Jual beli benda yang nyata/kelihatan, yaitu: jual beli yang pada waktu
dan pembeli.
2. Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjmljian ialab: jual beli
salam (pesanan). Dasar hukum dan cara jual beli ini terdapat dalam firman
Fuqaha sepakat bahwa salam itu untuk semua barang yang ditakar atau
ditimbang; berdasarkan hadits shahih yang terkenal dari Ibnu Abbas r.a. Ia
berkata:
i!.J)\'.il\ _J uj1)~ ,,l\ »~I\ . ', ' ' 1· -~ " , .u:uJI : t ..- 4.JlC ~I t - • .~I\ , •
' ~ ~ (..)~ f"" _J ,, (""'"""-' , - ~ 1.5"!""' ~
Dalam sa/arn berlaku semua syarat jual beli, namun dalam jual beli ini
terdapat beberapa tambahan syarat yang harus dipenuhi kedua belah pihak,
diantaranya:
9
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mtljtahid, Analisa Fiqih Para Mtljtahid 3 (terj}, Imam Ghazali Said,
Achmad Zaidun (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Cet II, h. 16.
a. Ketika melakukan akad salam, disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin
dijangkau pembeli, baik berupa barang yang ditakar, ditimbang, atau barang
yang diukur.
b. Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bisa mempertinggi maupun
identitas dari barang tersebut oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut.
didapatkan dipasar.
3. Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat. Jual beli seperti ini
yang dilarang dalam Islam karena barang yang akan diperjual belikan tidak
tentu atau masih gelap, sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari
hasil yang tidak dibenarkan oleh hukum seperti mencuri ataupun dari barang
yang dititipkan yang akhirnya akan menimbulkan kerugian salah satu kedua
belah pihak.
Dalam hukum positif juga ada berbagai macam perikatan, seperti dalam
digantungkan pada suatu kejadian di kemudian hari, yang masih belum tentu
Perbedaan suatu syarat dengan suatu ketetapan waktu adalah: kalau suatu
syarat adalah berupa suatu kejadian atau peristiwa yang belum tentu atau tidak
akan terlaksana, namun kalau suatu ketetapan adalah suatu hal pasti akan
kematian seseorang.
e. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat dibagi. Apakah suatu
maksud kedua belah pihak yang membuat suatu perjaujian. Persoalan dapat
dibagi atau tidaknya suatu perikatan barulah tarnpil dimuka apabila salah satu
dari pihak tersebut digantikan oleh orang lain. Biasanya hal ini terjadi apabila
salah satu pihak meninggal dunia yang digantikan oleh ahli warisnya. Namun
apabila tidak ada perjanjian sebelumnya antara pihak tersebut, maka perikatan
perjanjian. 11
meneruskanjual beli tersebut atau membatalkannya. Khiar itu terbagi tiga macam
yaitu:
L Khiar majelis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih akan
dalam satu tempat (majelis), khiar majelis boleh dilakukan dalam berbagai
Artinya: "Penjual dan pembeli boleh khiar selama be/um berpisah" (HR.
Bukhari dan Muslim)
Bila keduanya telah berpisah dari tempat akad tersebut, maka khiar majelis
11
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata (Jakarta: PT. Intermasa, 2003), Cet 31, h. 128.
2. Khiar syarat, yaitu penjualan yang didalamnya disyaratkan sesuatu baik oleh
penjual maupun pembeli, seperti seseorang berkata "saya jual rumah ini
Artinya: "Kamu boleh khiar pada setiap benda yang telah dibeli selama tiga
hari tiga malam" (Riwayat Baihaqi)
3. Khiar 'aib, artinya dalam setiap jual beli itu disyaratkan suatu kesempurnaan
benda-benda yang telah dibeli, seperti seseorang berkata "saya beli mobil ini
seharga sekian, tetapi apabila pada mobil ini terdapat cacat maka saya akan
kembalikan", seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari
Aisyah r.a, bahwa seseorang telah membeli budak, kemudian budak tersebut
penjual. 12
pada dasarnya tidak ada batasan tertentu, melainkan ditentukan berdasarkan besar
dijual. Secara ringkas, Malik tidak membolehkan masa yang panjang yang dapat
memisahkan pemilihan barang yang dijual Syafi'i dan Abu Hanifah herpendapat.
12
Hendi Suhendi, Fiqh Muama/ah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed 1-2, ti. 83.
bahwa masa khiar itu tiga hari tidak boleh lebih dari itu. Sedangkan Ahmad, Abu
Yusuf clan Muhammad bin Hasan berpendapat bahwa khiar dibolehkan hingga
13
masa yang telah disyaratkan. Dawud juga mengemukakan bal serupa.
Dalam hukum positif-pun ada hak memilih bagi konsumen (pembeli) apabila
dalam jual beli tersebut tidak sesuai dengan yang telah menjadi perjanjian
sebelumnya atau dalam barang tersebut ada sesuatu yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan oleh si pembeli. Dalam hukum positif hak memilih ini masuk
akan diteruskan atau dibatalkan. Hal ini senada dengan pasal 1267 KUH PL-rdata:
"Pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih apakah ia, jika
hal itu masih dapat dilakukan, akan memaksa pihak lain untuk memenuhi
Dalam setiap jual beli hukum asalnya adalah halallboleb, sebagaimana firman
Artinya: "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ". (Al-
Baqarah:275)
13
Ibnu Rusyd, Bidayahtl Mujtahid, Analisa Fiqih Para Mujtahid 3 (terj), Imam Ghazali Said,
Achmad Zaidun (Jakarta: Pustaka Amani,2002), Cet II, h. 36.
Tetapi pada kenyataannya banyak daripada pedagang/pelakn usaha yang
mereka memasukan dan mencampurkan obat dan makanan dengan zat berbahaya.
Hal tersebut membuat jual beli yang tadinya dihalalkan oleh Allah menjadi suatu
yang dilarang atau bahkan diharamkan. Karena dengan menjual barang dengan
kcadaan yang seperti itu, sudah barang tentu membahayakan pembeli. Hal
tersebut sangat dilarang dalam Islam, karena dapat membuat dharar/bahaya yang
sangat besar.
Oleh karena itu dalam Islam terbagi ke dalam beberapa bentuk jual beli
l. Barang yang dihukumi najis oleh agama, seperti an3mg, babi, berhala
bersabda:
~Y.. llY,,j:J Ai1 ul (Jli F-' ~ .&1 ~ , .111 JY,.:J ;::ir .i..lc Ai1 ~_) Y.4- 0C-
c~ _, (.£_;~1 bi_,_;) fl.J,.,.,,~_, iiJ.y...\l:J ~1;J1::, J.1..11 &.
Artinya: "Dari Jabir r.a, Rasu/ullah SAW: bersabda, Sesungglmya Allah dan
Rasul-Nya telah menglzaramkan menjual arak (minuman keras), bangkai,
babi dan berhala (patung) ". (Riwayat Bukhari dan Muslim)
2. Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan
dengan domba betina agar memperoleh turunan. Jual beli ini haram
hukurnnya.
3. Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya. Jual beli
seperti ini dilarang, karena barangnya belum ada dan tidak tampak.
4. Jual bell dengan muhaaqalah. Haaqalah berarti tanah, sawab, dan kebun
berada di ladang atau di sawah. Hal ini dilarang karena ada persangkaan riba
5. Jual beli dengan mukhadarah, yaitu menjual buah-buahan yang belum pantas
untnk dipanen, seperti menjual rambutan yang masih hijau, mangga yang
masih kecil-kecil, dan yang lain sebagainya. Hal ini dilarang karena
barangnya masih samar, karena mw1gkin saja bWlh tersebut jatuh tertiup angin
6. Jual beli dengan mulamasah, yaitu jual beli dengan cara sentuh menyentuh
seperti sehelai kain yang di sentuh dengan tangan (si pembeli) di waktu
malam atau siang hari, maka orang yang menyentuh bennti telall membeli
kain tersebut. Hal ini dilarang karena mengandung unsur penipuan dan
7. Jual beli dengan munabadzah, yaitu jual beli secara lempar melempar, scpcrti
kulemparkan pula apa yang ada padaku". Setelah tei:iadi lempar melempar,
te1jadilall jual beli. Hal ini dilarang karena mengandung tipuan dan tidak
8. Jual beli dengan muzabanah, yaitu menjual bWlh yang basall dengan bua..'1
yang kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi yang basah,
Untukjual beli diatas, tepatnya pada nomor 14-17. Jual beli tersebut dilarang,
tetapi sah bila dilakukan hanya saj a orang yang melakukan jual beli tersebut
berdosa karena melaknkan hal yang tidak semestinya dilakukan dalam jual beli.
BAB ID
MAKANAN
Balai Besar POM di Jakarta, telah ditemukan di sejumlah pasar dan supermarket
wilayah DK.I Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi sejumlah produk pangan seperti
ikan asin, mie basah dan tahu yang memanfaatkan formalin sebagai pengawet.
karena dapat menimbulkan efek dalam jangka pendek rnaupun panjang tergantung
dari besar kecilnya ketahanan tubuh seseorang. Efek yang dapat terjadi antara lain
iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah, kepala pusing, rasa terbakar pada
te ..ggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal pada dada. Selain itu juga
dapat terjadinya kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan
pangan, ha! ini berarti tel ah melanggar KUHP pasal 386 ayat 1 dan 2 yang
berbunyi:
1
BPOM, Press Release, Bahaya Penggunaan Formalin pada Produk Pangan (Jakarta:
Kepala Balai Bes,~r Pengawas Obat dan Makanan, 26 Desember 2005).
jika nilainya atau faedahrra me1yadi kurang karena sudah dicampur
dengan sesuatu bahan lain.-
untuk pengawet mie basah, tahu dan ikan adalah sebagai berikut:
terjadinya penyalahgunaan.
diuji meliputi tahu, mie basah dan ikan yang secara keseluruhan
berikut: 3
z Moeljatno, KUHP, Kitab U11da11g-U11dang Hukum Pidana (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
Cet 22, h. 13 7.
Keteranl!aD MieBasah Tahu Uran
Jumlah 213 290 258
Samnel
Memenuhi 76 193 190
Svarat
Tidak 137 97 68
Memenuhi
Svarat
% tidak 64.32% 33.45% 26.36%
memenuhi
svarat
konsisten melalui pendekatan dua arah yaitu sisi pasokan (supply side)
dan sisi permintaan (demand side). Pada sisi pasokan harus dilakukart
3
BPOM, Penyalahgunaan Formali111mt11k Pengawet Mie Ba.<ah, 7'ahu da11 limn (Jakarta:
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 3 Januari 2006).
pengurangan (supply reduction) melalui pemutusan mata rantai
pasokan dan pengaturan tata niaga serta kontrol yang ketat. Formalin
semestinya hanya boleh dijual oleh sarana yang memiliki izin khusus
mengawetkan makanan.
Obat atau makanan yang didalamnya dicampur dengan zat yang berbahaya
bagi tubuh seperti formalin atau zat yang lainnya seperti sibutramin hidroklorida
dan sebangsanya, tidak ada yang mengatakan bahwa dengan dicampurnya zat
sebaliknya dengan dicampurnya zat tersebut pada obat dan makanan, maka akan
ketimbang mashlahatnya pada kesehatan diri. Jika kita dapat lebih bersikap bijak
dalam bertindak yang pastinya sesuai dengan jalur hukum, maka tidak ada dari
kita yang hanya memikirkan diri sendiri (egois) tanpa memikirkan kebahagiaan
Dalam Islam sangat dilarang untuk berbuat kemudlharatan pada diri sendiri
dan pada orang lain, karena berdasarkan qaidab fiqh yang sekaligus menjadi
hadits Nabi yang berbunyi )y,:.. ~-' )fa ~ babwa "seseorang tidak boleh
berbuat kemudharatan pada diri sendiri dan pada orang lain "4
antaranya:
rnacam khiar (hak pilih) yang telab kita bahas sebelumnya mengenai transaksi
jual beli yang di dalamnya terdapat beberapa sifat yang tidak sesuai dengan
yang telab disepakati. Larangan terhadap mahjur alaih (orang yang dilarang
didalamnya.
4
Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah I/mu Fiqh (Al-Qm.a 'idul Fiqhiyyah), (Jakarta: Kalam Mulia,
2001), Cet 4, h. 35.
2. Pada bagian jinayat, Islall1 menentukan huknruan qishas, hudud, kafarat,
Apabila seseorang ingin berbuat jahat kepada orang lain, maka harus dicegah
sebisa mungkin sesuai dengan perhitwigan kita. Hal itu boleh dilakukan,
meskipun harus menggunakan cara yang dharar, demi tercegahnya dharar yang
lebih besar. Upaya mencegah terjadinya kejahatan dengan suatu yang dharar itu
tindak kejahatan adalah suatu dharar yang lebih besar, karena bisa menyebabkan
kejahatan makin merajarela, baik itu kejahatan kernanusiaan, harta benda maupun
kejahatan terhadap harga diri seseorang dan akan menimbulkan banyak korban
yang jatuh akibat perbuatan tersebut, dan pada akhirnya ketentraman manusia
akan hilang karena selalu dihantui oleh keresahan dan rasa ketakutan yang
Hal ini senada dengan dua buah qaidah fiqh yang berbunyi:
5
Ibid.. ., h. 35.
6
Ahmad Sudirman Abbas, Qawa 'id Fiqhiyyah, Dalam Perspektif Fiqh (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya dengan Anglo Media, 2004). Cet. Pertama, h. 143.
~~ :t;l'. o"...".J ~~ ~:;W t:-i\,i ~t:;_:J\ ~ (.» i)jl ~1.iJI ~:._,~
·- ~~I
.Wlll. - '~·~
"Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemashlahatan, dan
apabila berlawanan antara mafsadah dan mashlahat maka didahulukan
menolak mafsadah ". 7 (Ahmad bin Muhammad Al-Zarqa, Syarah Al-Qawa 'id
Al-Fiqhiyyah)
iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, sakit perut dau pusing.
b. Kronik : Efek pada kesehatan manusia dalam jangka waktu yang lama dapat
pencemaan, hati dan ginjal, pankreas, gangguan sistem syarat pusat, dan dapat
Menurut peneliti keamanan pangan dan cemaran kuman pada makanan dari
7
Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah !!mu Fiqh (Al-Qawa 'idul Fiqhiyyah). (Jakarta: Kalam Mulia,
2001), Cet. Ke-4, h. 38.
formalin clan boraks dalam kadar sedikit dapat menyebabkan kanker dalam jangka
bahan pengawet bahan makanan dalam kadar bagaimanapun tidak bisa kita tolelir
mengingat dampak yang akan timbul pada kesehatan masyarakat dalam jangka
waktu cepat maupun lama. Terutama sekali bahan yang sering digunakan untuk
(menyebabkan kanker).
Apabila kita pertimbangkan dari efek penggunaan formalin itu sendiri, lebih
Dalam kasus penggunaan formalin ini, Allah sangat melarang hambanya dari
Seperti apa yang telahjelaskan dalam firmannya, dalam surat Al-Baqarah: 195:
J ;:J rt :. • ., f :. ... ;i..rtt"" , .,. J f. • J"J. / ,,.,., J t
~:tilt ul...- l~lj ~I J!... ~~4 !_,lb ':ij ~I ~
0
~~I
Artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". (Al-
Baqarah: 195)
Ayat tersebut mengingatkan kita selaku manusia dan hamba Allah, jangan
terlalu gegabah dan ceroboh dalam melakukan segala sesuatu, apalagi sesuatu itu
dalam sebuah wadah yang cukup besar lalu disimpan. Ilcan yang didapat langsung
dimasukan kedalam larutan tersebut beberapa saat dan langsung disimpan. Maka
ikan tersebut akan terlihat tetap segar, kencang, tidak berbau dan tidak dihinggapi
produknya.
Tetapi semua alasan tersebut diatas tidak dapat diterima j ika dilihat dari sudut
keegoisan dari masyarakat yang matrealisme. Allah SWT berfunan dalam Al-
. • f- L:JiJT
~ '-' - ~
---: ~ "' .:: -:J- ~- · 1i -1.:(1 ::&! --r-1:51; w., E'-'
·-, ;,,,.~ J ~ J ;,,,.
·=1-
... -r;;"'-:r
,, ~~,.,: J {!""
....... ... ,,.. t-;,... Jffj" ... .,.
~<Y-.::1 ·::0411~~ .uil ul c.J:>j:1I J .lt..:.all t:? ~:; .-1'1_1).uil(r...:>-1 ~
,<''.'1#,.Jt ,,.. ... ,,,,,.
, ,
Artinya: "Dan earl/ah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan} negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamt~ dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan". (Al-Qashas: 77)
Alasan yang kedua tidak lebih buruk dari alasan yang pertama, kepentingan
perbuatan yang berakibat buruk terhaclap orang lain ataupun pada diri sendiri.
Syari'at Islam bukan hanya saja bertujuan untuk kemashlahatan, tetapi untuk
yang Ditimbulkan
sebanyak 93 produk obat tradisional yang telah dicampur oleh bahan-bahan kimia
berbahaya sebagai bahan tambahan dalam pembuatan obat atau makanan (barang
hal tersebut, diancam dengan piclana paling lama empat tahun. (2) Bahan
makanan, minuman atau obat-obatan itu dipalsu, jika uilai atau faedahnya
farmasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi syarat farmakope
Indonesia atau baku standar lai1111ya, (2) Sediaan farmasi yang berupa obat
adiktif, pada ayat (1) Pengamanan penggunaan bahan yang meagandung zat
tersebut seharusnya haruslah melalui resep dokter. Berbagai resiko dan efek
samping yang tidak diinginkan dari penggunaan bahan kimia obat tanpa
pendarahan pada lambung, rasa terbakar serta gangguan sistem saraf seperti
refensi pada cairan dan elekrolit (edema), pendarahan pada lambung, nyeri
lain.
ginjal.
terutama pada anak berupa euforia, gelisah, sulcar tidur, tremor dan kejang.
f. Sildenafil Sitrat dapat menyebabkan sakit kepala, dispeps!a, mual, nyeri pada
nyeri pada dada, palpitasi (denyutjantung cepat) dan dapat pula menyebabkan
kematian.
denyut jantung dan sulit tidur. Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau
stroke.
terlebih adanya suatu tujuan dari pembentulcan Undang-Undang itu sendiri yang
lebih memberikan suatu arti bagi yang membentuknya, dalam hal ini pemerintah
yaitu: 8
secara adil.
ataupun spritual.
atau digunakan.
8
C.S.T., Kansil dan Christine S.T., Kansil, Pokofv.Pokok Pengetalma11 Hukum Dagang
Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, November 2004), Cet II, h. 2.16.
Undang-Unclang Perlindungan Konsumen bertujuan untuk:
melindungi diri;
informasi;
konsumen sehingga timbul sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha;
keselamatan konsumen. 10
perlindungan konsumen diatas, maka dari situ munculah hak dan kewajiban
PER PUST AKAAN UTAMA
UIN SYAHID JAl<ARTA
9
Ananda Santoso., AR. AL Hanit; Kanms Lenf{kap Bahasa lndooesia (Surabaya: Alumni), h.
JI I.
10
C.S.T., Kansil dan Christine S.T., Kansil, Pokok-Pokok Pengetahum1 Hukum Dagang
Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, November 2004), Cet JI, h. 217.
konsumen dan pelaku usaha. Diantara hak dan kewajiban konsumen dan pelaku
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan;
3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
4) Hak didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
pendidikan;
lainnya.
Kewajiban konsumen adalah:
keselamatan;
yang diperdagangkan;
lainnya.
11
Ibid. Hal. 218.
Kewajiban pelaku usaba adalah:
jasa yang dilarang. Diantara perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha
adalah:
a) Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
b) Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, danjumlah dalam
tersebut;
f) Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
dipasang/dibuat;
yang berlaku. 12
2) Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas,
dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas
rusak, cacat, bekas, atau tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi
secara lengkap dan benar. Sediaan fam1asi dan pangan yang dimaksud adalah
berlaku.
C.S.T., Kansil dan Christine S.T., Kansi~ Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang
12
Dalam kaitan ini, kita mengenal ada tiga teori tentang tujuan dari pemidanaan
(Undang-Undang Pidana) yaitu: (1) Teori absolut atau disebut juga teori
pembalasan, yang menjadi titik sentral dari adanya pidana (hukuman) bagi
ada pidana tanpa adanya kesalahan". Artinya, akan sangat tidak mungkin
seseorang yang tidak bersalah akan dikenakan sanksi pidana. Pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli hukum pidana sekitar abad ke-18. Pada abad tersebut,
diantara para tokohnya, seperti Immanuel Kant, Hegel, Herbath dan sthal, dengan
berarti dirinya telah membuat tidak tertib hukum didunia ini. Untuk
1978:22)14
Jika kita simak: jalan pikiran dari para tokoh pida.na tersebut, maka yang
paling menonjol adalah bahwa penjatuhan pidana merupakan sebuah akibat yang
pidana terletak pada ''terjadi atau tidak terjadinya sebuah kejahatan". Dengan
14
Waluyadi, Hukum Pidana Indonesia (Jakarta: Anggota IKAPI Djambatan, 2003), b. 73.
harus membayar hutangnya", atau dalam bahasa ke:agamaan sering clisebut
dengan "Qishas". Dalam ha! ini penjahat untuk sementara hams dianggap sebagai
pihak yang berhutang dengan perbuatan kriminalnya. Oleh karena itu, untuk
Menurut Prof. Sudarto, sebenarnya sekarang sudah tidak ada lagi penganut
ajaran pembalasan yang klasik. Dalam arti, bahwa merupakan suatu keharusan
demi keadilan belaka. Jika masih ada penganut ajaran pembalasan, mereka itu
Pompe dan Enschede. Pembalasan disini bukan sebagai iujuan sencliri, melainkan
sebagai pembatasan dalam arti hams ada keseimbangan antara perbuatan dan
pidana, maka dapat dikatakan ada asas pembalasan negatif Hakim hanya
kesalahan si pembuat. 15 (2) Teori relatif atau disebut juga teori preve11si atau
tujua11, artinya: Bahwa teori ini sebenarnya teori pencegahan dan dapat clisebut
yang telah melakukan tindak pidana itu, akan timbul rasa takut dan enggan untuk
melakukan pelanggaran hukurn yang sama ataupun berbeda dari itu. Karena
15
Ibid . ., h. 74.
Peranan teori pencegahan (relatif) bagi terpidana, dimaksudkan agar tidak
ini kita belum mengetahui efektifitas teori ini bagi sang terpidana (sepertinya
tidak ada efeknya). Sebab, yang sering kita saksikan adanya sejumlah penjahat
yang cukup meresahkan, temyata masih didominasi oleh para penjahat kambuhan
(para residivis).
yang dilakukan oleh mantan napi (residivis). Ini berarti harapan imtuk menjadikan
para napi/residivis menjadi manusia yang lebih baik dan berguna dala.m arti tidak
mengulangi perbuatannya yang lalu, masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita
semua. (3) Teori gabu11ga11. Dalam teori ini sudah tampak jelas dari penyebutan
teorinya itu sendiri, yaitu teori gabungan, berarti dua teori diatas sebelumnya
dimasukan kedalam teori ini. Dalam teori ini dimaksudkan agar setiap penjatuhan
pidana pada seseorang harus memperhatikan dua teori diatas seperti dalam
penjatuhan pidana, seorang hakim harus bertindak adil dalam memutuskan sebuah
perkara dalam arti tidak melebihi apa yang dilakukan oleh sang tepidana dalam
hukumannya. Jadi perbuatan yang dilakukan dan hukuman yang akan diterima
oleh sang terpidana tersebut harus seimbang dan tidak boleh diberatkan atau pun
dikurangi tanpa sebab yang jelas. Tetapi yang lebih penting jika kita melihat dari
tujuan pemidanaan itu sendiri, haruslah penjatuhan hukuman itu mempunyai daya
cegah yang tinggi terhadap para pelaku sesudahnya ataupun terhadap pelaku yang
sama, dalam arti bukan hanya sebagai tuntutan skenario hukum belaka, bahwa
orang yang bersalah haruslah dihukum. Namun dari itu semua yang hams
aman dan terlindungi oleh hukum itu sendiri dan juga hukum itu sebagai aturan
negara yang mempunyai efekjera terhadap pelakunya atau sebagai pelajaran bagi
yang lainnya.
Jika dalam hukum positif ada istilah "tujuan pemidanaan", dalam hukum
Islam pun ada istilah tersebut yaitu "maqashid syari'ah", yang didalamnya sama
pemberian hukuman bagi pelaku suatu jarimah menurut Islam adalah pertama,
pencegahan serta balasan (ar-radu waz zahru) dan kedua, adalah perbaikan dan
sebagai tindakan preverrtif (pencegahan) bagi orang lain untuk tidak melakukan
pengajaran bagi pelaku jarimah. Dengan titjuan ini, pelaku jarimah diarahkan dan
itu sendiri ibarat suatu penyakit, maka untuk menghindarkan penyebaran penyakit
demikian, hukuman itu pada dasarnya adalah suatu obat bagi orang yang
perseorangan: 16
Kedua, Sebagai upaya pencegahan atau prevensi khusus bagi pelaku. Apabila
dengan apa yang telal1 ia perbuat. Dengan balasan tersebut, pemberi .llWruman
berharap dua hal. Pertama, pelaku diharapkan menjadi jera diakibatkan rasa sakit
dan penderitaan lainnya, sehingga ia tidak akan melakuka:n perbuatan yang sama
pada masa mendatang. Kedua, agar orang lain yang ingin melakukan ha! serupa
harus berfikir dua kali, karena jika ia melakukan hal serupa ia pun akan mendapat
16
Rahmat Hakim, Hu/mm Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung : Pustaka Setia, Desember
2000), Cet I, h. 64.
pengajaran supaya si pelaku menjadi orang baik clan anggota masyarakat yang
baik pula. Keempat, Sebagai balasan atas perbuatannya. Karena dalam Islam
maupun tidak. Seperti firman Allah SWT dalam surat AI-Zalzalah ayat 7-8 dan
tertentu yang sudah sangat sulit diperbaiki, dia harus disingkirkan dengan pidana
seumur hidup atau hukuman mati. Dalam hal ini hukum Islam pun berpendirian
sama, yaitu kalau dengan cara ta 'dib (pendidikan) tidak dapat membuat jera si
pelaku dan malah makin bertambah berbahaya bagi masyarakat, hukuman ta 'zir
bisa diberikan dalam bentuk hukuman mati atau penjara tidak terbatas. 17
17
Ibid ... , h. 66.
Selain dari tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas, masih ada lagi yang
menjadi tujuan pemberlakuan hukum pidana dalam Islam. Jika dilihat secara
maupun kemashlahatan di akhirat kelak. Allah SWT, berfirman dalam surat Al-
Anbiya ayat 107 dan surat Ali Imran 159, yang berbunyi:
;,,,
:&I aJ '-~ ~ J5-:d ..:.:;, I~~ cl-~I J ~_;~G_; r.i _;3i: .~.Jj ;;-'fc ~u
Artinya : "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'ajkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bemiusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal kepada-Nya". (Ali Iinran 159)
Demikian tujuan syara' secara global. Akan tetapi apabila lcita perinci, maka
tujuan syara' dalam menetapkan hukum-hukumnya ada lima, yang lazim disebut
Agama adalah suatu yang hams dimiliki oleh manusia supaya martabatnya
dapat terangkat lebih tinggi dari martabat makbluk yang lain, dan juga untuk
memenuhi hajat jiwanya. Agama Islam dalah merupakan nikmat dari Allah yang
tertinggi dan sempuma seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur'an, surat Al-
Maidah: 3, ialah
b. Memelihara Jiwa
lakukan maka ia akan diganjar dengan hukurnan yang setimpal pula (mati),
hukuman yang membuatnya sama seperti si korban (cedera). Mengena.i ha! ini
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang
merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka
Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaldah
(vang mema'ajkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang
diberi ma'aj) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang
baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan
suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya
siksa yang sangat pedih ". (Al-Baqarah: 178-179)
c. Memelihara Akal
manusia dengan makhluk Allah yang lainnya adalah dari aka! yang Allah berikan
Allah dalam surat At-Tiin ayat 4 dan dalam surat Al-An'aam ayat 32 yang
berbunyi:
Artinya: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda
gurau be/aka.Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya"? (Al-An'aam: 32)
PEf{PUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHIO Ji~KARTA
I
d. Memelibara Keturnnan
perzinahan, clan juga mengatur tentang siapa saja yang boleh serta tidak boleh
dinikahi (dijelaskan dalam surat An-Nisa: 22, 23 clan 24 clan dalam surat Al-
Baqarah: 221) 18, bagaimana perkawinan itu semestinya dilakukan clan syarat-
syarat apa sajakah yang hams dipenuhi oleh kedua calon mempelai, sehingga
perkawinan itu dianggap sah dan percampuran antara keduanya tidak dianggap
sebagai zina dan anak-anak yang lahir dari hubungan tersebut dinyatakan sebagai
anak sah yang lahir dari hubungan ayah ibunya yang sah pula. Islam tidak hanya
semna hal-hal yang mendekatkan seseorang untuk berbnat zina. Dalam hal ini
Islam mengatur perkawinan yang diperbolehkan dau tidak melampaui batas yang
telah Allah tentukan. Sebagaimana dalam firmannya pada surat An-Nisa ayat 3
Artinya: "Dan jika kamu ta/cut tidak akan dapat ber/aku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawini/ah
wanita-wanita (lain} yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja,
atau budak-budak yang kamu miliki, yang demikian itu adalah lebih dekat
kepada tidak berbuat aniaya". (An-Nisa: 3-4)
" Ismail Muhammad Syah, Fi/safat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara), Cet 3, h. 88.
Dalam surat Al-Israa ayat 32, Allah-pun berfirman:
;,,,
e. Memelihara Barta
Dari bermacam-macam nikmat Allah yang selama ini kita nikmati termasuk
harta benda. Meskipun pada hakikatnya harta benda yang kita punya itu adalah
kepunyaan Allah, namun Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Oleh
karena manusia itu tekadang dihinggapi rasa tan1ak dalam hatinya, yang ingin
selalu mendapatkan barta walaupun dengan jalan baram sekalipun. Untuk itu
sewa menyewa, gadai menggadai dan lain sebagainya serta mengharamkan jual
beli yang didalanmya ada unsur riba, tipu muslihat Dalam surat Ali Im:'ln: 130
Allah berfiman:
Selain melanggar pasal 386 dia.tas, perbuatan tersebut juga melanggar UU No.
7 tahun 1996 tentang pangan yang dapat dikenai pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta
yang clapat dikenai pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana dencla
paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). 19 Selain clapat dijerat
dengan pasal-pasal diatas, pelaku usaha pun bisa dikenakan sanksi administratif
menurut UUNo. 8 tahun 1999, pasal 25 ayat 1 berupa pengembalian barang, uang
caclang clan/fasilitas puma jual clan wajib memenuhi jaminan atau garansi sesuai
19
Sentosa Sembiring. Himpunan Undang-Undang Tentang Perlindungan Kom11men dan
Peraturan Perwlliang-Undangan yang Terkait (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), Cet I, h. 32.
yang diperjanjikan, dan pada pasal 62 ayat 3 dijelaskan: terhadap pelanggaran
yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian
Dalam Islam dikenal apa yang disebut dengan hukuman qishas, diyat, hudud,
kafarat dan ta'zir.Qishas adalah hukuman pokok bagi perbuatan pi<lana dengi>..n
objek (sasaran) jiwa atau anggota badan yang dilakukan dengan sengaja, seperti
itu, bentuk jarimah ini ada dua, yaitu pembunuhan sengaja dan penganiayaan
kesengajaan dengan sasaran jiwa korban dan mengakibatkan kematian. Dalam ha!
ini, ada dua unsur pokok, yaitu kesengajaan berbuat atau perbuatan itu memang
diniati, bahkan merupakan bagian dari skenario pelaku. Qishas ini merupakan
hukuman pokok dan memiliki hukuman pengganti, seperti diyat <laTJ. ta'zir, jika
Islam diantaranya adalah pezina, orang murtad, dan kafir harbi. Walaupw1 sebagai
berupa ta 'zir; 2. Pelaku pembunuhan adalah orang yang mukallaf. baligh, tidak
hilang ingatan (gila) sebab mereka itu dikenakru.1 pembebanan (taklif); 3. Pelaku
DaJam Al•qur' an Allah berfirman, daJam ayat ini Allah menjelaskan tentang
hukum qishas dan segala aturan didalamnya, diantaranya pada surnt Al-Baqarah:
. 1.:.SL; '1~;ij'-
, .
<.'i·-r., t<I("' 1:;i\ · , ~1
. J ..r- ; ..r- If"'"' ~ i f (""' .,,...,. ,:.,.ti
- ·<·1;,. . , Y"":-1~ (j..
: _.:JI 1-lh;
'"r.. -
~<l.'.'.J~t
-;~
1~!;;... ia~ c:)i;.~ U7'
1-~ (r'J
. -- "\.: 1-r., :i1 ~ r.r-
~" l ;
-.--. I..!>;'-11 0 a~11 i)~li1 ~-j
,,.. J. ,,.. ,,. ,,,. ,..
4 ~ .,,,.. ?.... ...- J .,.,.,,.. ,,.. ....
.,
J.
20
Rahmat Hakim, Himprman Pida11a Islam (Fiqih Ji11ayal!), (Bandung: Pustaka Setia,
Desember 2000), Cet I, h. 127.
kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan". (Al-Israa:33)
Adapun diyat dalam arti hukuman merupakan hukuman pokok bagi jarimah-
jarimah dengan sasaran manusia yang dilaknkan dengan tidak sengaja atau
pokok (qishash) yang dimaafkan atau karena suatu sebab yang menyebabkan
yang mukmin sebagai kafarat. Apabila tidalc didapati hamba sahaya, dia hams
Kafarat pada hakikatnya adalah suatu sanksi yang ditetapkan untuk menebus
yang dilarang syara' karena perbuatan itu sendiri dan mengerjakannya dipandang
sebagai maksiat. Sanksi ini pada dasarnya merupakan sanksi yang bersifat ibadah.
Jadi, ruang lingkup kafarat adalah antara hukuman dan pengabdian kepada Allah.
Oleh karena itu, hukuman ini dapat disebut sebagai hukuman ibadah. 21
yang termasuk kedalam kelompok ini seperti merusak puasa dengan berhubungan
seks pada siang hari pada bulan Rarnadhan, merusak ihram, merusak atau
21
Ibid.., h. 169.
melanggar sumpah, menzihar istri dan berhubungan suami istri disaat istri sedang
pada saat sekarang, maka para ulama sepakat untuk mengkonversikan dengan
harga yang pantas). Memberi makan fakir miskin, dengau makanan yang sarna
melanggar sumpab kafaratnya adalab memberi makan sepuluh orang fakir miskiu,
kafaratnya memberi makan enam puluh fakir miskin, kafarat ini sama dengan
perbuatan merusak puasa dengan berhubungan badan di siang hari pada bulan
Ramadhan. Memberi pakaian; kafarat ini hanya untuk kafarat sumpab dan tidak
Ketiga, maksiat yang luput dari hukuman had maupun kafarat. Terhadap
perbuatan ini para ularna sepakat untuk memberikan hukuman ta'zir bagi
rumab orang tanpa izin pemiliknya, sumpah palsu, suap menyuap, memaki-maki
orang, berjudi, ingkar janji, memakan makanan yang diharamkan seperti babi,
anjing, darah dll. Disarnping itu juga hukuman ini dapat dijatuhkan terhadap
perbuatan yang bukan termasuk kelompok pertama dan kedua seperti percobaan
terhadap segala bentuk jarimah, percobaan pencurian, percobaan pembunuhan,
dan lain-lain. 22
yang dikehendaki menurut konteks jinayah adalah: "bentuk hukuman yang tidak
hak Allah dan hak hamba yang tidak ditentukan Al-Qur'an dan Hadits dan
huknman had atau kafarat. Besar kecilnya dilihat dari tindakan tersebut,
mengancam Jiwa orang banyak atau tidak, dan hukumannya dilimpahkan kepada
kebijaksanaan hakim.
Bagi farimah ta 'zir tidak diperlukan asas legalitas secara khusus, seperti pada
jarimah hudud dan qishash. Artinya, setiap jarimah ta'zir tidak memerlukan
ketentuan khusus satu per satu. Hal tersebut memang sangat tidak mungkin,
bukan saja karena banyaknya jarimah ta'zir yang sulit dihitung, melainkan juga
sifat jarimah ta'zir itu sendiri yang lahil dan fluktuatif, bisa berknrang atau
bertambah sesuai dengan keperluan. Oleh karena itu, menentukan secara bakn
22
Rahrnat Hakim, Himprman Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustalra Setia,
Desember 2000), Cet I, h. 172.
jenis-jenis jarimah ta'zir tidak efektif sebab suatu saat akan berubah.
perbuatan serupa.
untuk penuduh zina clan empat puluh jilid untuk peminum minuman
keras.
yang berat.
tiga hari.
Artinya: "kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menajkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di fem.pat tidur mereka,
dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar". (An-Nisa:34)
7. Hukuman pencemaran ini bisa berbentuk penyiaran kesalahan,
Dalam hal ini, pemalsuan obat dan makanan ini, tidak ada hukuman yang
telah jelas dan konkrit, mengingat masalah ini termasuk masalah yang barn. Oleh
karena itu, dalam Islam jika ada suatu permasalahan barn seperti pemalsuan obat
dan makanan, yang dalam pemberian hukumannya belum ada ketentuan yang
jelas, maka hukuman yang diberikan atas pelanggaran yang barn tersebut
23
Ibid., h. 169.
pantas bagi pelaku pemalsuan obat dan makanan seperti ini adalah ta 'zir. Dalam
Prinsip penjatuhan ta 'zir, terutama yang berkaitan dengan ta 'zir yang menjadi
wewenang penuh ulul amri, artinya baik bentuk maupun jenis hukumannya
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah), yang sebelmnnya dijelaskan pula pada pasal
sebelumnya yaitu pada pasal 80b yang dapat dipidana penjara paling lama 15
5
tahun dan dipidana denda paling banyak 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)2
24
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, Desember
2000), Cet I, h. 142.
25
Sentosa Sembiring, Himpunan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen dan
Peraturan Pen111da11g-1111danga11 yang Terkait (Bandung: Nuansa Aulia, Maret 2006), Cet I, h. 218.
Konsum.:;u: yang dapat dikcrmkan s1illksi dcngan pidana pcnjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak 2.000.000. 000,00 (dua milyar rupiah).26
26
Ibid ... h. 32.
BAB IV
kimia yang berbahaya pada kehidupan manusia adalah suatu tindakan yang tidak
dibenarkan dalam hukum manapun clan dengan alasan apapun. Makanan yang
semula adalah makanan yang halal dan baik, bila dicampur dengan zat-zat
berbahaya tadi maka makanan tersebut menjadi tidak baik lantaran kandungan
kemudhorotan maka hukumnya menjadi haram, namun dalam hal ini tidak
1
Amir Syarifuddin, Uslml Fiqh 2 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,Mei 2001), h. 405.
Pada firman Allah SWT, dalam surat Al-Baqarah ayat 195 dijelaskan sebagai
Ayat ini menjelaskan agar kita menjaga diri kita dari kebinasaan, dengan
membuat obat serta makanan yang dicampur dengan segala macam zat kimia
yang kita belum tahu efek apa yang akan ditimbulkan dari bahan tersebut, secara
tidak langsung kita menjadikan orang lain masuk kedalam jurang kebinasaan dan
ha! ini sangat dilarang dalam syari'at Islam. Setiap insan pada dasamya tidak
menimpa dirinya sendiri maupun orang lain, baik itu yang berat maupun yang
barn terutama pada orang lain. Hal ini senada dengan kaidah berikut:
2
Dharar, adalah berbuat kerusakan kepada orang Iron secara mutlak; mendatangkan
kerusakan terhadap orang lain dengan cara yang tidak diizinkan oleh agama. Sedangkan tindakan
pengrusakan terhadap orang lain yang diizinkan oleh agama seperti qisas, diyat, had dan lain-lain tidak
dikategorikan berbuat kerusakan tetapi untuk mewujudkan kemashlahatan.
3
Abdul Mudjib, Kaidah-Kaidah I/mu Fiqh (Al-Qawa 'idul Fiqhiyyah) (Jakarta: Kalam Mulia,
2001), Cet 4, h. 34.
Dari kaidah tersebut memunculkan kaidah cabang yaitu:
.• ._n. JI..J:!
.)_,.....,..'T
. 'i . ·-'I
.)..,,.....,..
"Suatu dharar tidak boleh dihilangkan dengan dharar pula. " 4
Dari kedua kaidah diatas, dapat kita simpulkan bahwa bahaya itu harus
dihilangkan, akan tetapi jangan sampai menimbulkan bahaya lain pada orang lain
bahaya juga artinya sarna saja tidak menghilangkan bahaya. Hal ini senada
dengan apa yang telah Allah SWT finnankan dalam surat Al-Baqarah: 279:
Telah diketahui bersama, apa sebenarnya yang dinarnakan dengan dharar itu,
Pidana Pemalsuan Obat dan Makanan" yang nota bene adalah judul yang penulis
jadikan sebagai bahan analisis pada tugas skripsi ini. Ma~alah pemalsuan pada
dan makanan. Diantara faktor-faktor tersebut adalah, apa yang telah penulis
paparkan pada bab sebelumnya yaitu faktor ekonomi dan sosial. Faktor ini
4
Ahmad Sudirman Abbas, Qawa'id Fiqhtyyah, Dalam Perspektif Fiqh (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya dengan Anglo Media, 2004), Cet Pertama, h. 133.
memang cukup memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat pada
bagaimana caranya supaya mereka tetap niaju 11amun tidak: me1ugi karena faktor
ekonomi yang kian hari makin menyulitkan mereka. Oleh karena itu mereka
mulai membuat suatu terobosan dalam berdagang, yang sekiranya mereka dapat
keuntungan dan bisa meminimalisir kerugian yang besar. J'viulailah sehagian para
ruunun mereka gunakan untuk mengawetkan seperti ikan, tahu, mie basah dan lain
sebagai11ya, yaug sekiranya barang tersebut tidalc dapat tah011 lama da11 memakan
biaya yang cu!.-up besar jika melakukan pengawetan secara manual. Nama 7.at
tersebut adalah formalin, atau nama lainnya adalah metil aldehida atau metilen
oksida.
Tetapi dalam ajarau Islam, bagaim011apun kita dalam kehidupan yang serba
sulit seperti sekarang ini, kita tidak diperkenankan untuk berbuat yang sekiranya
dapat membuat orang lain celaka akibat ulah yang kita perbuat. Namun kita
dianjurkan agar selalu berbuat baik sesama makhluk Allah, terutama kepada
manusia. Seperti apa yaug telah Allah peri11tahka11 dalam surat Al-Baqarah ayat
Pada surat Al-An'am ayat 151 juga Allah menjelaskan tentang bagaimana
seharusnya kita menyikapi masalah yang rumit (keadmm) jangan sampai kita
terjerumus kepada tindakan yang dilarang oleh agama. Karena semua rezeki
Faktor yang kedua, adalah dari segi kurangnya perhatian pemerintah terhadap
terkesan pemerintah terkadang pilih kasih dan membiarkan para oknum pedagang
pemerintah dengan masyarakat dalam memantau setiap gerak gerik para oknum
tersebut.
Aspek yang kedua dalam menyikapi masalah pemalsuan obat dan makanan
adalah bentuk-bentuk pemalsuan terhadap obat dan makanan itu seperti apa saja?
Bentnk yang pertama adalah pemasukan zat-zat kimia berbahaya pada obat, baik
itu obat tradisional maupun yang modem. Seperti apa yang telah didapati oleh
obat tradisional yang diketahui telah dican1pur oleh zat kimia berbahaya. Seperti
Data serta tabel diatas belum semuanya penulis masukan, masih ada kurang
lebih delapan puluh macam obat tradisional lagi yang terdaftar oleh Badan POM
Dan bentuk yang kedua, yang dilakukan ·oleh para oknum pedagang adalah
dan di diamkan be.berapa saat barulah bamng yang dicampurkan itu seperti ikan,
tahu dan mie basah dijual. Mereka bertujuan supaya barang yang mereka jual
tetap segar dan kelihatan bagus, kencang dan mengkilap walau sudah berhari-hari.
makanan seperti tahu, ikan dan mie basah yang telah tercampur oleh zat-zat kimia
masyarakat harus memiliki solusi dan strategi apa yang harus digunakan dalam
ini penulis ingin memaparkan beberapa solusi serta stategi yang harus dilakukan
pemerintah beserta aparat dan masyarakat. Diantara solusi yang penulis ajukan
kepada Undang-Undang pidana saja, yang selama ini secara nyata kita rasakan
dibentuk oleh suatu negara tidak akan berdampak apapun dan mengubah apapun
jauh dari sumber informasi. Supaya masyarakat tabu akan babayanya makanan
yang mengandung zat kimia berbabaya, dan supaya bisa mengenali dan lebih
berhati-hati dalam memiiih makanan sehat dan makanan yang nota bene adalab
masyarakat luas supaya masyarakat belajar hidup sehat dan sederhana dan
Masyarakat-pun harus bisa memilih apa saja yang yang dibutuhkan dan yang
hal memilih obat dan makanan. Masyarakat juga hams bisa lebih teliti dalam
memilih obat atau makanan yang sudab diketabui ciri ..cirinya bahwa makanan
tersebut telah terkontaminasi oleh zat kii:nia berbabaya terlebih tidak ada !:.be!
halal dari instansi terkait, dalam hal ini adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
berikut:
PUTUSAN
Nomor : 154/PID/2005/PT. PLG.
Pada tahun 2003 sampai dengan hari Senin 11 April 2005 yang masih wilayah
basah yang di dalamnya telah dicampur dengan zat pengawet berbahaya yang
dinamakan formalin. Sang pelaku bernama Amirudin alias Acai bin Dulhalim,
merebus rnie. Dengan dernikia11 rnie yang terdakwa buat telah terkontarninasi oleh
formalin. Tetapi terdakwa tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dan
55 huruf b dan d tJu RI Nomor : 7 tahun 1996 tentang paingan jo pasal 3 ayat 1
(delapan) bulan penjara dan memusnahkan barang bukti berupa mie besar dan
kecil warna kuning serta air rebusan mie serta mengembalikan barang bukti_
Palembang pada hari Kamis tanggal I Desember 2005 oleh H. M. Tojib Matderis,
S.H selaku hakim ketua majelis dan Manis Soejono, S.H serta Santun Napitupulu,
S.H selaku masing-masing hakim anggota, Nurlaili Hamid, S.H sebagai Panitera
Pidana
Seperti apa yang telah diuraikan pada bah sebelumnya, bahwa dalam
penerapan Undang-Undang tersebut sama sekali tidak ada, bahkan ada beberapa
oknum pejabrtt pemerintahan yang dengan sengaja memberi jalan kepada para
Oleh karena itu jika dilihat dari tujuan-tujuan dari Undang-Undang pidana itu
sendiri di antaranya yaitu apa yang disebut dengan tujuan absolut atau yang
disebut juga dengan teori pembalasan dan teori selanjutnya adalah teori relatif
atau yang disebut juga teori prevensi sebagai teori lanjutan dari teori sebelumnya
(abso1ut) yang tidak memberikan kepuasan kepada masyarakat terutama kepada
baik di dunia yang fana ini mapun kemashlahatan di akbirat kelak.7 Selain itujuga
Islam memandang dari beberapa aspek di antaranya apa yang disebut dengan
2. Memeliharajiwa;
3. Memelihara akal;
pelanggaran yang terjadi? (dalam jual beli)'\ padahal yang kita tahu Undang-
Undang pidana telah mengatur banyak ha! diantaranya mengenai pemalsuan obat
dan makanan. Tapi mengapa masih banyak dan semakin "aman" saja orang-orang
dan dapat dilihat dari beberapa aspek, yang pertama mulai dari lemalmya
6
Waluyad~ Hukum Pidana Indonesia (Jakarta: Djambatan, 2003), h. 72.
7
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara), Cet 3, h. 65.
8
Ibid.. ., h. 67-113.
kuatnya barta yang dimilikinya dan korban yang dinilai sebagai masyarakat kelas
bawah yang tidak mempunyai kekuatan apapun dan yang kedua juga tidak adanya
rasa keadilan yang dirasakan masyarakat jika bersentuhan dengan hukum. Jika
dilihat dari alasan yang telah dikemukakan di atas, maka hukum yang telah ada
produk hukum yang sebenarnya, karena tidak ada gunanya sebagus apapun materi
hukum yang ada jika tidak benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari pejabat pemerintah sampai kepada masyarakat itu sendiri harus taat
dan menjalankan hukum itu sebagimana mestinya, dart penerapan hukum juga
tidak boleh pilih kasih dan harus bisa bertindak adil kepada semua lapisan
masyarakat.
Perlu juga diterapkannya syari'at Islam di negara kita, walaupun yang nota
bene negara kita bukan negara yang berasaskan Islam (sebagai alasan kalru~illln
atas menolak syari' at Islam di Indonesia), padahal jika kita bisa lebih bijak dan
berfikir positif, syari'at Islam bukan hanya saja diperuntukan untuk kaum muslim
tapi mencakup pada keseluruhan. Jika Irita melihat Undang-Undang yang ada
Dari kedua poin diatas, selain harus adanya perhatian pemerintah kepada
yang benar-benar mumi dan bersih dari snap menyuap dan hams adanya rasa
keadilan yang menyelnrnh yang dirasakan oleh semua lapisa.Jl masyarakat Dalam
Undang pidana saja yang dijadikan pedoman, namun harus ada Undang-Undang
yang mengatur masalah pangan, yang kesemuanya itu termuat dalam Undang-
tersebut berlainan dari sudut pandang dalam memahami suatu perkara walaupun
intinya sama.
yang Konkrit
variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Disamping itu, globalisasi
dan informatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang atau jasa
melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang atau jasa yang
Kondisi yang demikian pada satu pihak memiliki manfaat bagi konsumen
karena kebutuhan konsumen akan barang dan jasa yang diinginkan dapat
terpenuhi serta semakin terbuka lebar Jrebebasan untuk memilih aneka jenis
maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan sesuai dengan kemampuannya.
pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada
posisi yang lemab. Konsumen menjadi obyek aktivitas bisnis untuk meraup
keuntungan yang sebesar-besamya oleh pelaku usaba melalui kiat promosi, cara
konsumen akan haknya masih sangat rendab. Hal ini terutama disebabkan oleh
Konsumen dimaksudkan sebagai landasan hukum yang !mat bagi pemerintah dan
keasadaran para pelaku usaha yang pada dasamya prinsip ekonomi pelaku usaha
langsung.
9
C.S.T., Kansil dan Christine S.T., KansiL Pokok-Pokok Pengetalma11 Hukum Dagang
Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, November 2004), Cet IL h. 212.
melindungi kepentingan konsumen secara integratif (menyeluruh) dan
untuk mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan
konsumen dapat mendorong iklim berusaha yang sehat yang mendorong lahimya
dan menengah. Hal itu dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi
atas pelanggarannya. 10
dikehendaki oleh kaidah-kaidah hukum. Adalah suatu keadaan yang tidak dapat
perbedaan tersebut diatas. Mengapa ha! itu bisa terjadi? Adalah suatu keadaan
yang lazim, bahwa kaidah-kaidah hukum disusun dan direncanakat1 oleh sebagian
kecil dari masyarakat yang menamakan dirinya sebagai elit masyarakat tertentu,
yang mungkin berbeda kepentingan dan pola-pola prilakunya, lagi pula suatu
kaidah hukum berisikan patokan prilaku yang dillarapkan. Sudah tidak asing lagi
perubahan. Perubahan-perubahan itu ada yang tidak menarik perhatian orang lain,
ada yang pengaruhnya sangat luas, ada yang terjadi sangat lambat, ada juga yang
berjalan dengan cepat, ada pula perubahau yang direncanakan terlebih dahulu dan
ada pula yang tidak, dan seterusnya. Jika ada seseorang yang sempat melakukan
suatu penelitian terhadap suatu masyarakat tertentu pada suatu masa dan
Dalam mengubah suatu masyarakat, harus ada suatu alat yang memang benar-
benar bisa dijadikan suatu pegangan dalam masyarakat tersebut. Salah satu alat
untuk mengubah masyarakat itu sendiri adalah "hukum ". Dalam arti bahwa
hukum dapat digunakan sebagai suatu alat oleh agent ofchange. Agent of change
atau pelopor perubahan adalah seseorang atau kelompok orang yang mendapat
sistem sosial dan didalam melaksanakan ha! itu langsung tersangkut dalam
11
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum (Jakarta: Raja Graftndo Persada, 2006),
Cet 16, h. 22.
12
Ibid., h. 19.
tekanan-tekanan untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu masalah yang dihadapi
dalam masalah ini adalah apa yang dinamakan oleh Gunnar Myrdal sebagai
tidak efektif. Gejala-gejala semacam itu akan timbul, apabila ada faktor-faktor
seandainya hukum yang menjadi sarana yang dipilih untuk mencapai tujuan
tersebut, rnaka prosesnya tidak hanya berhenti pada pemilihan hnkum sebagai
kalangan.
Seperti salah satu contoh upaya pemerintah dalam melakukan sosialisasi pada
pada tanggal 20 Agustus 2005 tentang Produk "Arma Sin Gang San Langsing
Ayu ", yang dicampur dengan bahan kimia obat keras Sibutramin Hidroklorida.
POM telab mketemukan di peredaran produk "Arma Sin Gang San Langsing
PT. W di Jakarta.
diperoleh clan digunakan berdasarkan dengan resep dokter. Obat keras ini
dan penggunaannya yang tidak tepat, dapat meningkatkan tekanan darah dan
denyut jantung serta sulit tidur. Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien
4. Penggunaan obat keras ini dalam "Arma sin gang san langsing ayu", sangat
pro-justitia. 15
" Badan POM, Public Warning kepada masyarakat, produk Anna Si11 Ga11g &m Lallgsi11g
Ayu yang Dicampur Oba/ Keras Sibutrami11 Hidroklorida.
BABV
PENUTIJP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan dari semua penelitian yang telah didapat oleh penulis, maim
dapat diambil berbagai kesimpulan. Dalam jual beli banyak sekali praktek
berupa pemalsuan merek dagang, penipuan dalam ha! label pada kemasan
terutama pada obat dan makanan yang telah terkontaminasi oleh zat-zat yang
berbahaya dengan cara memasukan zat kimia berbahaya kedalam obat atau
makanan, atau dengan cara mencampur zat kimia berbahaya kedalam obat uan
makanan. Seperti yang telah diketahui bersama, banyaknya dari para nelayan
untuk membuat basil tangkapan mereka lebih awet dan terlihat segar walau
2. Dalam hal huknman yang akan diterima oleh pelaku ada beberapa macam
melanggar UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan yang dapat dikenai pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), dan melanggar UU No. 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen yang dapat dikenai pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00
(dua milyar rupiah). Selain dapat dijerat dengan pasal-pasal diatas, pelaku
dan/fasilitas puma jual dan wajib memenuhi jaminan atau garansi sesuai yang
mengakibatkan Iuka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlaknkan
ketentuan pidana yang berlaku. Dalan1 hnkum Islam, masalah ini tidak ada
penjelasan yang konkrit. Namun hukun1 Islam adalah hukum yang selalu bisa
mengikuti perkembangan zaman dan tidak akan pemah termakan usia. Dalam
hal ini pelaku pemalsuan obat dan makanan dapat dikenakan hnkuman ta'zir
dari itu semua, hams adanya sosialisasi lewat media cetak maupun elektronik,
sehingga masyarakat memiliki kesadaran penuh dalam melakukan segala
konkrit lewat berbagai media (cetak dan elektronik) pada masalah ini.
B. Saran-saran
1. Agar pemerintah segera menindas tegas terhadap para pelaku usaha yang
oleh zat kimia berbahaya, terlebih kepada masyarakat kalangan bawah yang
hidup bergaya sehat dan lebih bisa memilih obat serta makanan apa saja yang
lebih diperlukan.
Semua itu harus dipadukan secara selaras dan seimbang, demi terwujudnya
development.
DAFT.AR PUSTAKA
)ID Pondoklffiliinff
.. .·.
, ·: .
· pages
Tahu yang bentuknya sangal bagus, kenyal, lidak mudah hancur, awet
beberapa hori dan tidak mudah busuk.
Mie basah yans a.wet beberapa hari dan Udak mudah basi dibanclingkan
dengan yang tidak mengandung formalin.
Ayam potong 1ang. berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
lkan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna
merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa harl dan tidak
mudah busuk.
Formalin blasanya dlperdagangkan di pasaran dengan nama
berbeda·beda antara lain:
Formal
Morbicld
Methane!
Formic aldehyde
Methyl oxide
Oxymcthylene
Methylene aldehyde
Oxomelhane
Fonnoforrn
Formalith ·•
Karsan
Me"hylene glycol
. Parnforin
F'olyoxymethyl ene. glycols
Superlysoform · • '
retraoxymethylene_
Trioxane
Penggunean formalin yang salah adalah ha! yang sangat dlsesdlkan. Melalul
sejumlah survey dan pemerlksaan laboratonum, dltemukan sejurnlah produk pangan
yang monggunakan formalin sebagal pengowet. ·
Praktek yang salah sepertl in! dllakukan produsen atau 'perigelola pangan yang
lidak bertan9gung jawab. Beberapa cohtoh produk yang soring mengandung
formalin rnisalnya ikan segar, a yam potong, mle qasah dan tahu yang beredar di
pasaran. Yang perlu '
diingat, tidak semua produk pangan mengandung formalin.
Dazmpak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat ;
Akut efek pad a keseha .an m"nusia langsung terlihat seperti iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, ff\untah, rasa lerbakar, sal<it perut dan
rusing
·-
Pertolongan tergantung konsentrasi cair<1n dan gejala yang dialami korban :.
Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa terdapat sejumlah produk yang "ecara
sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet. Untuk memastikan apakah
sebuah produk pangan rnengandung formalin atau tidak memang dibutuhk3n uji
laboratorium. Kita sebaiknya berhati-hati bila menjumpai produk pangan yang .,,.,
men1punyai ci~i sebage;i
be.rikut
-1
FormDlln odnloh n;una d;ignng untuk .nt~mmrtll
larutan .formnldohld dalam nlr dengon 0 Oonluk fislk knku,
kndnr 30o/o-'10%•• Fonnnlln 111cru,1nknn
O IJll::1 lnrmuf111 ynn!J torknnduno b1111ynk
bahan bcrncun dnn burbahnya bagl nknn borbou menyongnl.
kcsehat8n manusla. Jlka kandu~
0 Jika dosls lormalln rondah hanya blsa
ngannya dulam tubuh tlnggl akan dldoloksl dongnn ujl lnboratorlum.
bercalcsl ~ecara klinla dcngan hoinplr
semua zat dl tlnlom sci, Fungsl stli
nkan tertekan don mat!, schlngga
menyebabknn kcrncunan pndn tubuh. Jnngkn pondek
Di pasaran, lonnalln d;1pnl dip'l1 :i!ch dnlnm 0 Monyobabkan lrllasl pada saturt1n petn11·
bcntuk ~~udnh diJJnccrfmn, yaitu do11gn l kildnr pasan, muntah·mun!ah, pusing, dnri rasa
formtJ/dehid-nyn 40, 30, 20 dan 10 pnrson torbokar pndo tonggorokan. ' · ''
sorta dttfnm bonluk tnblcl ynng boralnya
masing·mnsing sckilrir 5 grrim.
Padn bahnn panaun, torrnnlin scngajn
ditwrik<in agar h::bill nwcl d<in tidal; mutliJ/I
hancur.
l'l:iIT~unJll11!
9 Jnduslri leksli/,
e fndustrl pfastlk.
e Jr:dustr! kortas.
a lndvstrl cat.
~ 1<ons!ruksl.
@, Mongawolknn mayo!.
a UOlLEf\
~·
. ,.. .•
PENINGKATAN JAMINAN HALAL
PADA PRODUK PANGAN BEREDAR
L
DbREKTUR INSPE!<SI DAN SERTIF.IKASI PANGAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
,'
I!
Suatu pernyataan yang terintegrasi tidak
boleh dipisah-pisahkan.
IHALArJ
- DAN
KAIDAH·KAIDAH
KAll1AH·KAIDAH AGAMA ISLAM.
GOOD MANUFACTURING PRACTICES
(GMP)
VOLUNTARY MANDATARY
t
2. Pembahasan laporan aud,t oleh
Komis! Fatwa MUI
3. Pemberian sertifikat Halal darl
MUI. .
4. Pemberian ljln pencantuman logo Dimonitor oleh Badan POM
halal darl Badan POM setelah pada saat produk pangan
prpdusen rnemenuhi syarat GMP. didaftarkan di Badan POM.
5. Badan POM berwenang ·
mengawasl produk berlogo halal Contoh :
apakah wdah bersertlfikat halal •Gelatin (Babi)
atau tidak.
"Gelatin (Sapi)
"·"-.·
' .
..
BAGAIMANA SEHARUSNY A
J' AMINAN HALAL PRODUK PANGAN
DIKENDALIKAN?
1. Produsen p·angan HARUS mempunyai komitm.en untuk
menjamin kehalalan produknya yang dituangkan dalam
Halal Assurance System.
2. Divisi QA (Quality Assurance) yang ada diproduse11
pangan HARUS punya Tim Halal yang berfungsi
menja'min kehalalan produknya.
.
3. Internal Halal Audit HARUS dilakukan secara rutin oleh
Tim QA Halal untuk menjamin kehalalan pmduknya.
External Halal Audit dilaku~9n untuk mengecek apakah
!
' ----------
Pasal 45:
"
~
I PENGA WASAN OLEH BADAN POM .
PE1\fILAIAN PRODUK
.J,,.
PRODUK. PANGAN PERRA.TIAN fZHUSUS
'
o KHUSUS UNTUK PRODUK PANGAN OLAHAN YANG
MENGGUNAAAN GELATIN, EMULSIFIER, SORTENING DAN
STABILISER, MAAA PRODUSEN HARUS MELAMPIRKAN
DOKUMEN - DOKUMEN YANG MENYATAAAN ASAL BTB:
NABATI ATAU HEWANI
o BILA BTB BERASAL DARI HEWAN HARUS MENYEBl.fTAAN
ASAL HEWAN
o JIAA BERASAL DARI BABI HARUS MENCATUMAAN
LOGO/KETERANGAN "MENGANDUNG BAB!"
. UU NO. 23 TH. 1992 tentang KESEHATAN
(Pasal 21)
Pasal 41 :
Produsen bertenggung-jawab alas keamanan pangan yang
dlprodukslnya
PRODUI( /SEDIAAN FARMA.SI
Pasal 4 huruf c:
Konsumen berh:ik atas lnformasl yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
',.
PP No. 69/1999 tentang LABEL DAN IKLAN PANGAN
Pasal11;
PIAGAM KERJASAMA
Departemen Kc::ehatan(Ditjen POM), Departemen
J)gama dan Majelis Ulama Indonesia
tentang
Pelaksanac,·n Pencantuman Label Halal pad:- Makanan
200:! 94 20 74
2003 276 53 223
1
fP~lak~a~a~~dit J
Ditolak
Hasil audit 3 ~omponen
Perbaiikan dan
Kelengkapan dokumen
Memenuhi syarat
J..
- Komisi Fat;,va MfJT Pemohon
t
Sertifikai Halal
BadanPOM
-
Labelisasi Halal