Anda di halaman 1dari 27

1. Mengapa didapatkan kedua mata merah pada anak selama 3 hari?

Mata merah terbagi menjadi mata merah akibat melebrnya pembuluh darah
konjungtiva seperti pada peradangan mata akut, misalnya: konjungtivitis, keratitis,
atau iridosiklitis. Selain melebarnya pembuluh darah, mata merah dapat terjadi akibat
pecahnya salah satu pembuluh darah mata yang menyebabkan darah tertimbun di
bawah jaringan konjungtiva, keadaan ini disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva.

Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus. Hal ini
disebabkan oleh dilatasi pembuluh – pembuluh konjungtiva posterior. Pembuluh
darah konjungtiva posterior berasal dari cabang nasal dan lakrimal yang merupakan
cabang teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata melalui forniks. Diantara
keduanya terdapat anastomosis. Injeksi konjungtiva menunjukkan adanya kelainan
pada konjungtiva superficial.

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999
2. apa saja penyebabnya terjadinya mata merah?

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

3. Bagaimana proses mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi?

Benda asing masuk  tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh 
melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali terjadi adalah adanya
kalor (panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang
terjadi pada mata karena organ nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan
kecil-kecil, kemudian akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh
darah dan meningkatnya aliran darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi
tumor (pembengkakan) karena adanya peningkatan masa jaringan akibat edema dan
transudasi jaringan, lalu timbul dolor (rasa nyeri) karena akibat rangsangan pada
serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat menyebabkan fungsiolesa (fungsi organ
yang terkena menjadi terganggu).

(OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)

4. Apa saja klasifikasi injeksi pada organon visuum?


ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

5. Mengapa terbentuk fibrovaskuler fiber di konjungtiva?


6. Mengapa bisa terjadi follicle konjungtiva?

7. Apakah terdapat hubungan terhadap penurunan visus pada mata merah?

8. Bagaimana bisa terjadi oedem pada palpebra dan keluarnya discharge serous?

Oedem Palpebra dan Discharge Serous

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

9. Bagaimana karakteristik macam-macam discharge pada mata?

 serous, (cair bening)

Encer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah dua/ tiga hari dapat menjadi
mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya tahan menurun
sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)
 mucous, (kental bening elastis)

kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas). Penyebabnya biasanya
karena proses khronis/alergi . Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari fibrin

 purulen, (cair keruh kuning)

 Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis : Gonococcen

 Banyak sel yang mati, terutama leucocyt, dan jaringan nekrose

 Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.

 Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning

 Campuran : mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya:


biasanya kuman coccen yang lain.

 membran, (keruh lengket pada permukaan, bila diangkat tak berdarah)

 Misal : pada conjunctivitis diphtherica.

 Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik.

 Terjadi defek konjungtiva.

 Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus
dibawahnya.

 Bila dilepas /dikupas akan berdarah

 pseudomembran, (keruh lengket pada pemukaan, bila diangkat berdarah)

Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak
mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus

 Sanguis, (cair merah ada darah)


Sekret berdarah. Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulent.
Sering disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari
bakteri komensal.
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

10. Bagaimana bisa terjadi rasa gatal dan mata sulit membuka?

Rasa Gatal
Mata Sulit Dibuka
11. Apa saja golongan kelainan pada mata?

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

12. Apa saja manifestasi klinis penyakit pada scenario?

Manifestasi klinis Konjungtivitis

Tanda penting pada konjungtivitis adalah :

a. Hiperemi :
Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus. Hal
ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh – pembuluh konjungtiva posterior.
Pembuluh darah konjungtiva posterior berasal dari cabang nasal dan lakrimal
yang merupakan cabang teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata
melalui forniks. Diantara keduanya terdapat anastomosis. Injeksi konjungtiva
menunjukkan adanya kelainan pada konjungtiva superficial.

b. Lakrimasi :
Sekresi air mata oleh karena adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar/
gatal.

c. Eksudasi :
Adanya secret yang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan palpebra
saling melengket.

d. Kemosis :
Udem konjungtiva oleh karena transudasi cairan dari pembuluh darah kapiler
konjungtiva. Klinis tampak seperti gelembung/benjolan bening pada
konjungtiva bulbi atau fornix. Kemosis dapat terjadi secara :

- Aktif : peningkatan permeabilitas pada peradangan ( eksudat )


- Pasif : akibat stasis ( perbandingan “ tissue fluid “ didalam jaringan/organ
tergantung pada keseimbangan antara produk cairan dari arteri, penyerapan ke
vena dan drainage oleh limfatik ). Ketidakseimbangan salah satu factor ini
dapat menyebabkan kemosis.

e. Folikel :
Tampak pada kebanyaan kasus konjungtivitis virus, kasus konjungtivitis
khlamidia. Sering terdapat pada tarsus terutama tarsus superior. Secara klinik
dapat dikenali sebagai struktur kelabu atau putih yang avaskuler dan bulat.
Pada pemeriksaan slit lamp, pembuluh-pembuluh kecil tampak muncul pada
batas folikel dan mengintarinya.

f. Pseudomembran :
Adalah haasil proses eksudatif dan hanya berbeda derajatnya. Pseudomembran
adalah pengentalan di atas permukaan epitel, bila diangkat epitel tetap utuh.
Bila sebuah membran adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel epitel
jika diangkat akan meninggalkan permukaan yg kasar dan berdarah.
Pseudomembran atau membran dapat menyertai konjungtivitis virus herpes,
pemphigoid sikatriks, difteria. Membran dan pseudomembran dapat berupa
sisa akibat luka bakar kimiawi.
g. Hipertrofi papila :
Reaksi konjungtiva non spesifik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada
tarsus atau limbus. Konjungtiva papiler merah mengesankan penyakit bakteri
atau klamidia.

h. Nodus preaurikuler:
Pembesaran nodus limfatikus. Ada nyeri tekan pada konj. Herpes dan inklusi
dan trakoma.
Manifestasi Pterigium

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

13. Apa diagnosis dan DD dari scenario?


Diagnosis dan DD Konjungtivitis
Diagnosis dan DD Pterigium
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

14. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario?

Px Penunjang Pterigium
Px Penunjang Konjungtivitis
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999
15. Bagaimana tatalaksana pada scenario?

Tatalaksana Pterigium

Tatalaksana Konjungtivitis

1. Konjungtivitis Bakteri
2. Konjungtivitis Virus

3. Konjungtivitis Alergi
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and


Lange, San Fransisco, USA. 1999

Anda mungkin juga menyukai