Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKHIR MODUL 1 IPA

FUNGSI DAN STRUKTUR SEL, GENETIKA DAN HEREDITAS,


SISTEM PENCERNAAN, DAN BIOTEKNOLOGI MEDIS

Disusun Sebagai Tugas Akhir Modul Pembelajaran Dalam


Jaringan Program Profesi Guru Dalam Jabatan

Oleh :

KADEK ARSANA

NOPES. 19140109710143

UNIVERSITAS NEGERI SURABYA

PENDIDIKAN PROFESI GURU

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM

2019
TUGAS AKHIR MODUL 1
OPERASI TRANSPLANTASI KEPALA MANUSIA?

Suksesnya pengujian transplantasi kepala tikus yang telah dilakukan pada


beberapa bulan lalu, kini akan kembali dilakukan dengan kepala manusia.
Transplantasi kepala yang telah dilakukan masih sekedar tahap uji coba. Kepala
manusia yang digunakan sebagai objek pengamatan adalah kepala mayat yang
di Operasi ke badan mayat lainnya. Operasi yang berjalan dengan menggunakan
kurun waktu 18 jam tersebut di pimpin oleh dr. Sergio Canavero.
Pengujian operasi transplantasi ini awalnya mengalami berbagai kontroversi, hal ini
terjadi akibat adanya usulan operasi akan dilakukan di Negara Amerika Serikat
(AS) namun berbagai alasan yang kuat menjadikan pengujian yang membuat dunia
pangling dan geger sejenak ini berhasil dilakukan di Tiongkok. Alasan memilih
Tiongkok oleh dokter Canavero adalah tak lain karena dokter yang akan menjadi
partner operasi adalah dokter asal Tiongkok. Dokter Tiongkok ini adalah Dr
Xiaoping Ren. Xiaoping bukanlah orang baru dalam dunia transplantasi organ, ia
terkenal dengan transplantasi kepala tikus sebanyak 1.000 ekor tikus.
Dengan menggunakan pengetahuan yang Anda peroleh pada modul 1 ini disertai
dengan informasi dari berbagai sumber. Diskusikanlah hal ini dalam kelompok
anda dan buatlah pernyataan sikap Anda mengenai hal tersebut.

Rubrik penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan
tugas tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk
mengukur keberhasilan Anda dalam memahami materi.

Tugas Aspek penialaian Bobot


No.
1. Menerapkan kemampuan sel punca 25%
Menerapkan konsep Aseptik dan Steril dalam kegiatan 25%
operasi
Menerapkan konsep Bioetika dalam kehidupan 25%
Membuat keputusan mengenai fenomena sains di 25%
kehidupan
Total 100%
JAWABAN
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel punca (stem
cells) mengalami kemajuan yang amat pesat. Para peneliti menggunakan sel punca
untuk mengetahui dan mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan
tubuh manusia serta patogenesis penyakit-penyakit yang diderita. Disamping itu
penggunaan sel punca dalam perngobatan penyakit-penyakit yang sudah tidak
mungkin untuk diobati lagi baik secara konservatif maupun operatif khususnya
penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti trauma, keganasan dan
sebagainya juga meningkat pesat. Dalam bidang farmakologi para peneliti juga
menggunakan sel punca untuk menguji obat-obat baru. Tentu saja penggunaan sel
punca dalam bidang penelitian dan pengobatan penyakit ini tidak terlepas dari
potensi nilai bisnis yang akan diraih manakala sel punca sudah dapat digunakan
untuk mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan pada manusia.
Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya
diklinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang
mungkin membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang
berasal dari embrio (embryonic stem cells). Penelitian dengan menggunakan embrio
dan pengklonan embrio telah menyulut kontroversi dan menjadi bahan perdebatan
dibanyak negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Swedia dan sebagainya.

SEL PUNCA
Definisi Sel Punca
Sel Punca atau stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan
mempunyai kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel
yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh. Sel-sel ini bertanggung
jawab untuk menjaga tubuh kita, seperti membuat jantung berdetak, otak berpikir,
ginjal untuk membersihkan darah , mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya.
Tugas khusus dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut.
Stem cell adalah sumber untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka
dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain.
Gambar 1: Sel Punca
A. Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu:
1. Sifat Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain.
2. SIfat Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang
persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.

Gambar 2: Sifat/karakter sel punca yaitu differentiate dan self


regenerate/renew

Berdasarkan pada kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca


dikelompokkan menjadi
1. Totipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel.
Yang termasuk dalam sel punca totipoten adalah zigot dan morula. Sel-sel ini
merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk
berbagai jenis sel termasuk sel-sel yang menyusun plasenta dan tali pusat.
Karenanya sel punca kelompok ini mempunyai kemampuan untuk membentuk
satu individu yang utuh.
Gambar-3 Sel Punca totipoten dan pluripoten

2. Pluripoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan


germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi
jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk sel
punca pluripoten adalah sel punca embrionik (embryonic stem cells).
3. Multipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai jenis
sel misalnya sel punca hemopoetik (hemopoetic stem cells) yang terdapat
pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai jenis sel yang terdapat di dalam darah seperti eritrosit,
lekosit dan trombosit. Contoh lainnya adalah sel punca saraf (neural stem
cells) yang mempunyai kemampuan berdifferensiasi menjadi sel saraf dan sel
glia.
4. Unipotent yaitu sel punca yang hanya dapat berdifferensiasi menjadi 1 jenis
sel. Berbeda dengan non sel punca, sel punca mempunyai sifat masih dapat
memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self renew) Contohnya
erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah
merah.
Gambar-4 Multipotent dan unipotent stem cells pada sumsum tulang

B. Letak Sel Punca


Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai sumber seperti;
1. Otak, mempunyai sel punca yang dapat diubah menjadi berbagai jenis sel
darah seperti sel mieloid, limfoid, dan hematopoietik.
2) Sumsum tulang belakang, merupakan sumber sel punca dewasa paling umum
yang menghasilkan sel punca hematopoietik. Sel punca jenis ini digunakan
untuk transplantasi sumsum tulang belakang dalam pengobatan kanker darah.
Memperbaiki otot jantung yang terjadi kerusakan dengan cara menginjeksi sel
punca ke daerah yang rusak untuk membentuk pembuluh baru dan
meningkatkan kapasitas fungsional jantung.
3) Darah tepi, darah yang mengalir pada pembuluh darah diketahui memiliki sel
punca yang berperan dalam pembentukan sel darah (hematopoiesis)..
4) Pembuluh darah.
5) Saluran pencernaan memiliki sel punca tepatnya pada bagian epitel usus
untuk mendukung pergantian terus-menerus dari sel-sel epitel usus.
6) Kornea
7) Hati
8) Pankreas
C. Metode Transplantasi Sel Punca
Sel punca telah digunakan untuk metode pengobatan, yaitu dengan
transplantasi sumsum tulang. Sel-sel punca ditanam untuk menggantikan sel-sel
yang rusak akibat penyakit. Di bawah ini adalah dua jenis metode transplantasi
yang umum digunakan.
1. Transplantasi sel punca autolog
Menggunakan sel-sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri yang
diambil kemudian dibekukan dan disimpan sebelum pasien memulai terapi
yang dapat menyebabkan efek samping rusaknya sel punca alami pasien.
Kelebihan dari sel punca tipe ini, adalah lebih sedikit risiko penolakan
ketika tubuh menerima sel punca, lebih sedikit efek sampingnya dan
pembentukan darah baru pun berlangsung lebih cepat. Sementara
kekurangannya adalah sel-sel kanker mungkin belum sepenuhnya hilang, atau
terbawa pada sel punca yang diambil dari tubuh sehingga dapat menyerang
ketika sel punca dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

2. Transplantasi sel punca allogenik


Tipe ini menggunakan sel punca pendonor, biasanya dari relawan atau
kerabat. Biasanya transplantasi ini digunakan jika transplantasi autolog tidak
berhasil, atau untuk menangani leukemia dan limfoma agresif. Kelebihan
transplantasi sel punca ini adalah sel yang bebas dari kanker, karena telah
menciptakan sistem kekebalan tubuh baru yang terus berkembang dan
mampu membunuh sel kanker. Kekurangannya adalah risiko efek samping
lebih besar dan pemulihan lebih lambat, karena tubuh dapat menolak sel
punca donor. Pembentukan darah baru juga dapat berlangsung lebih lambat.
Metode yang akan dipilih biasanya akan bergantung kepada usia dan
kesehatan pasien, jenis dan tingkat keparahan penyakit, apakah pasien punya
saudara kandung, dan tingkat kerusakan sumsum akibat radiasi atau
kemoterapi.
Penerapan Sel Punca Pada Transplantasi Kepala

A. Pengertian Neural Stem Cell (Sel Punca Neural)


Neural Stem Cell (NCs) merupakan sel punca multipoten yang memiliki
kemampuan untuk memperbanyak diri dan melakukan poliferasi tanpa batas untuk
memproduksi sel progeny yang berkembang menjadi neuron, astrosit, dan
oligodendrosit. Sel punca system saraf pusat memiliki tiga karakter utama yaitu
memperbaiki diri sendiri, memiliki kemampuan untuk membelah menjadi sel yang
sama tanpa batas, dan multipoten untuk turunan neuroktodermal yang berbeda
pada system saraf termasuk neuronal dan subtype gial yang berbeda. Sel punca
neural dapat diisolasi dari embrio atau sel otak dewasa.

B. Penggunaan dan Manfaat Neural Stem Cell (Sel Punca Neural)


Sel punca neural memiliki keunggulan dalam regenerasi spesifik yang telah
mengalami kerusakan. Ketika suatu jaringan saraf mengalami kerusakan, sel
punca neural diyakini dapat dijadikan alternatife untuk meregenerasi jaringan
tersebut. Pasien penerima organ transplantasi akan mengalami terganggunya
suplai nutrisi dari darah ke otak, sementara itu, ketika suplai nutrisi terlambat
selama 5 menit menuju otak akan memicu kerusakan pada sel neuron, astrosit,
dan oligodendrosit. Dari penjelasan tersebut sel punca neural dapat berperan
untuk menggantikan sel-sel rusak tersebut. Sel ini dapat diperoleh secara
eksogenus dan ditransplantasikan ke pasien.

Gambar 5: Transplantasi Sel Punca Neural


Gambar 6: proses transplantasi kepala manusia

C. Peneliti lebih setuju jika operasi ini adalah transplantasi badan bukan
transplantasi kepala, karena pada operasi tersebut kepala dari manusia yang
masih hidup dikondisikan menjadi tidak sadar atau koma kemudian dipindahkan
ke tubuh mayat dengan batasan waktu untuk pemindahan setelah tubuh yang
akan dipasang dihilangkan kepalanya. Penjelasan gambar 4 tentang proses
transplantasi kepala manusia, adapun cara untuk melakukan pertukaran cephalic
pada manusia adalah dengan mendinginkan kepala penerima-tubuh (R) ke suhu
rendah sehingga memungkinkan ahli bedah untuk memutuskan dan
menghubungkan kembali ke tubuh donor (D), yang kepalanya memiliki telah
dipindahkan di ruang operasi yang sama oleh tim bedah kedua. Setelah kepala ®
terlepas, ia harus bergabung dengan tubuh (D), yaitu, ia harus dihubungkan
kembali ke aliran peredaran D, dalam waktu jam. Mamalia dapat dipertahankan
tanpa aliran darah selama 1 jam. paling banyak ketika didinginkan ke batas
bawah aman yang diterima dari 12-15 ° C dan pada suhu 15 ° C, tingkat
metabolisme otak pada manusia adalah 10% dari normal.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan saat akan melakukan transplantasi


kepala yaitu persiapan kepala pendonor, persiapan badan penerima,
mempertahankan sirkulasi darah yang memadai antara kepala yang
dicangkokkan dan tubuh penerima selama prosedur, kelangsungan hidup jangka
panjang dan strategi pemulihan pasca-transplantasi. Strategi pemulihan pasca
transplantasi dapat menerapkan konsep transplantasi stem cell atau sel punca
yaitu sel induk yang difungsikan untuk meregenerasi sel-sel spinal pasca operasi
ke tubuh recipient selain itu sel punca juga merupakan sel induk dalam tubuh
recipient itu sendiri sehingga meminimalkan resiko adanya penolakan imun
tubuh.

D. Risiko Transplantasi Sel Punca


Berdasarkan jenis penyakit, tipe transplantasi, usia dan kondisi pasien,
transplantasi sel punca mungkin mengandung berbagai risiko efek samping dan
komplikasi yang memiliki kemungkinan fatal. Berikut beberapa risiko yang dapat
muncul:
1. Perkembangan sel punca embrionik dapat menjadi tidak teratur atau
berkembang menjadi berbagai tipe sel.
2. Graft-versus-host disease, artinys sistem kekebalan tubuh pasien
menganggap sel punca dari donor sebagai benda asing sehingga menolak sel
tersebut.
3. Infeksi.
4. Infertilitas.
5. Munculnya kanker baru.
6. Kegagalan transplantasi sel punca.
7. Kematian.

Konsep Aseptik Dan Steril Dalam Kegiatan Operasi

Transplantasi sel punca harus dilakukan sesuai prosedur medis, di rumah


sakit yang memang menyediakan layanan ini dan telah memenuhi standar medis dan
pelayanan. Salah satu komplikasi yang sering terjadi setelah suatu tindakan
bedah adalah infeksi yang disebabkan oleh kontaminasi luka oleh mikroorganisme.
Komplikasi yang sering menyertai tindakan bedah harus dicegah untuk mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas dan mempercepat penyembuhan luka. Salah satu
cara untu mencegah hal tersebut terjadi adalah dengan teknik kerja yang aseptik.

A. Teknik Aseptik
Teknik aseptik adalah salah satu cara untuk memperoleh kondisi bebas dari
mikroorganisme. Dasar dari teknik ini adalah bahwa infeksi berasal dari luar tubuh,
sehingga teknik ini dipakai untuk mencegah masuknya infeksi dari luar tubuh
melalui tempat pembedahan. Tujuan akhir dari aseptik adalah untuk
menghindarkan pasien dari infeksi paska operasi dan untuk mencegah
penyebaran patogen. Dengan demikian melalui teknik aseptic yang baik selain
dapat menghindarkan infeksi pada penderita juga akan melindungi dokter agar
tidak terinfeksi oleh penderita.

B. Persiapan penderita Pada Teknik Aseptik


Teknik aseptik yang baik terhadap pasien yang akan menjalani operasi
akan dapat mengurangi jumlah organisme pada kulit pasien. Seluruh daerah
operasi harus dibersihkan seluruhnya.

C. Prosedur aseptik di ruang operasi


Dalam pembedahan prosedur aseptik meliputi tindakan sebelum, saat
maupun sesudah tindakan bedah, yaitu :
1. Pemakaian masker dan penutup kepala.
2. Mencuci tangan.
3. Pemakaian sarung tangan dan jubah operasi.
4. Persiapan penderita.
5. Memelihara sterilisitas medan operasi.
6. Menggunakan teknik operasi aman.
7. Sterilisitas dari ruang operasi minor dan alat operasi.

D. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat , bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik pathogen maupun apatogen. Jadi, dalam kegiatan operasi transplantasi
kepala harus menggunakan peralatan dan tempat yang steril agar tidak
terkontaminasi dengan bakteri atau virus yang dapat mengganggu dan
membahayakan pertumbuhan sel punca.

E. Menggunakan teknik operasi yang aman


Menggunakan teknik operasi yang halus, mengendalikan perdarahan dengan
baik dan memperlakukan jaringan dengan baik, akan dapat mengurangi risiko
infeksi pasca operasi, karena bakteri akan mudah menyerang setelah perlakuan
yang kasar dan berlebihan pada jaringan dan perdarahan yang tidak terkontrol.

F. Sterilisasi ruang operasi


Sterilisasi ruang operasi dapat dijaga dengan cara-cara: 1) membatasi jumlah
orang di dalam ruang operasi, 2) Menutup pintu ruang operasi, 3) Membatasi
orang yang keluar dan masuk ruang operasi, 4) Setiap petugas yang masuk harus
mengenakan penutup kepala, alas kaki, masker, dan baju khusus ruang operasi,
5) Menjaga kelembaban ruang operasi, 6) Membersihkan lingkungan dan
peralatan di ruang operasi menggunakan disinfektan yang kuat (misalnya chlorin)
dan dengan frekuensi pembersihan yang tepat., 7) Menjaga sirkulasi udara tetap
baik di ruang operasi.

G. Metode Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis


Terdapat 3 metode sterilisasi dan desinfeksi:
1. Fisis,
Sterilisasi dengan metode ini melalui dua cara yaitu pemanasan dan
penyinaran.
2. Mekanik
Sterilisasi dengan metode ini biasanya dilakukan dengan metode filtrasi. Metode
ini biasanya dipakai untuk sterilisasi benda cair dan yang mudah rusak dengan
pemanasan.
3. Kimiawi
Metode sterilisasi ini menggunakan bahan-bahan kimia. Contoh: alkohol,
iodoform, kaporit, dan lain sebagainya.

H. Pengendalian Ruangan dan Peralatan Pengolahan Sel Punca


1. Ruangan dan peralatan harus dalam keadaan bersih, terawat dengan
pencatatan pembersihan dan perawatan berkala alat yang mudah dipantau,
sehingga ruangan dan peralatan dalam keadaan layak pakai.
2. Persyaratan kebersihan ruangan ganti dan ruangan yang dituju harus sama.
3. Peralatan yang dipakai tidak mempengaruhi viabilitas produk sel punca yang
diolah serta tidak memungkinkan tercemarnya produk dengan mikroba atau
penularan/penyebaran infeksi menular.
4. Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan dan memelihara
kebijakan pengolahan dan prosedur untuk mengendalikan ruangan dan
peralatan, mengkalibrasi dan memantau peralatan kritis.
5. Harus ada catatan identitas setiap peralatan, termasuk pabrik pembuatnya,
nomor seri alat, lokasi alat, instruksi pemakaian alat dan penggunaannya.
Spesifikasi alat ditetapkan sebelum pembelian alat tersebut.
6. Peralatan harus dikalibrasi secara berkala dan teratur sekurangkurangnya
setahun sekali atau sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya. Pencatatan
tentang pemeriksaan/kalibrasi disimpan.
7. Bila didapatkan alat tidak dikalibrasi sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka pengolahan sel punca yang dihasilkannya harus dinilai kelayakannya.
8. Bila ada alat yang tidak berfungsi, harus ada proses pemberitahuan ke semua
staf dan pelaporan kepada penanggung jawab produksi bersama penanggung
jawab mutu.
9. Catat identitas setiap alat yang dipakai dalam pengolahan untuk
memungkinkan pelacakan produk sel punca darah tali pusat terhadap alat
yang digunakan pada waktu pengambilan, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi produk sel.

Bioetika dalam kehidupan dan Fenomena sains dalam kehidupan


Bioetika merupakan cabang keilmuan dari etika terapan yang membahas
permasalahan makhluk hidup dengan lingkungannya. Bioetika memiliki metode
kajian ilmiah dan sudut padat tersendiri yang mengusung pendekatan transdisiplin.
Maka dari itu bioetika diperlukan dalam pengambilan keputusan klinis yang etis.
A. Bioetika dalam Bidang Kedokteran
Bioetika dalam dunia kedokteran dikenal sebagai bioetika kedokteran.
Etika kedokteran berfokus pada masalah yang muncul dalam praktik
pengobatan, tujuan pengobatan, refleksi kritis terhadap suatu tindakan dan
mengembangkan otonomi dalam pengambilan keputusan dalam lingkup dokter,
pasien dan pihak lain yang terkait.

B. Kaidah dasar Bioetika


Beauchamp dan Childress (2001) mengenai empat kaidah dasar bioetika, yaitu:
1. Respect for Autonomy (menghormati autonomi pasien)
Dasar- dasar Respect for Autonomy terkait erat dengan dasar mengenai rasa
hormat terhadap manusia dengan segala karakteristik yang dimiliknya karena
manusia memiliki nilai dan berhak untuk meminta. Respect for Autonomy
merupakan sesuatu yang hanya diwajibkan bila tidak bertentangan dengan
kaidah bioetika lain
2. Beneficence (berbuat baik)
Dasar dari Beneficence yaitu keharusan secara aktif untuk kebaikan
selanjutnya, dan tuntutan untuk melihat berapa banyak kebaikan dan
keburukan selanjutnya.
3. Non-maleficence (tidak merugikan orang lain)
Non-maleficence bertujuan untuk melindungi seseorang yang tidak mampu
(cacat) atau orang non-otonomi.
4. Justice (keadilan)
Justice menerangkan jika setiap orang memiliki hak yang sama.
C. Bioetika dalam fenomena sains
Berikut bioetika dalam kehidupan dan fenomena sains dalam kehidupan:
1. Bioetika penerapan sains (operasi transplantasi kepala)
Peneliti lebih setuju jika operasi ini adalah transplantasi badan bukan
transplantasi kepala, karena pada operasi tersebut kepala dari manusia yang
masih hidup dikondisikan menjadi tidak sadar atau koma kemudian
dipindahkan ke tubuh mayat Pada kasus tersebut lebih erat kaitannya
dengan the end of life dibandingkan dengan transplantasi organ. Oleh karena
itu, dalam permasalahan moral akhir kehidupan, kiranya donor organ lebih
tepat dibicarakan daripada transplantasi organ. Bicara tentang donor organ
dalam kaitannya dengan the end of life kiranya menjadi penting agar tidak
terjadi penyelewengan atas pengambilan organ tubuh karena sudah
dianggap mati kemudian organ-organ tubuhnya dapat dengan mudah diambil
untuk didonorkan seperti operasi transplantasi kepala. Donor organ lebih
pada tindakan memberikan atau mendonorkan organ tubuh, sedangkan
transplantasi organ sudah pada taraf tindakan medis. Sebelum memutuskan
melakukan operasi transplantasi kepala, seorang dokter harus
mempertimbangkan 4 kaidah dasar bioetika kedokteran yang meliputi
Respect for Autonom, Beneficence, Non-maleficence, dan Justice.
2. Bioetika penerapan sains (penggunaan sel punca)
Penggunaan sel punca embrionik dalam bidang kedokteran amat besar,
namun sumber sel punca embrionik ini masih diperdebatkan karena
berhubungsn dengan masalah etika. Sel punca embrionik berasal dari janin
yang berusia 4-5 minggu dalam kandungan ibu, dari temuan tersebut
muncul berbagai masalah etika yaitu sayang sekali jika sel yang harusnya
bisa hidup harus mati, penelitian embrio yang menyebabkan kematian
merupakan pelanggaran HAM. Isu bioetika selanjutnya dalam penelitian dan
penggunaan stem cell adalah penggunaan stem cell embrio terutama
tentang sumber sel tersebut yaitu embrio. Sumber embrio adalah hasil
abortus, zigot sisa IVF dan hasil pengklonan. Pengklonan embrio manusia
untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan
dengan pengklonan manusia yang ditentang oleh semua agama.

Dari ulasan di atas, menurut pendapat saya kasus transplantasi kepala


manusia tidak etis untuk dilaksanakan
Pengaturan sel punca di Indonesia terdapat dalam pasal 64 dan 70 UU No.
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan:
Pasal 64, (1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat
dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau
alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca. (2)
Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukanhanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. (3)
Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjual belikan dengan dalih apapun.
Pasal 70: Ayat (1) Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk
tujuan reproduksi. (2) Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
berasal dari sel punca embrionik. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan
sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Selanjutnya juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel
Punca, lebih lanjut diatur juga dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/IX/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Medis Sel Punca dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat.
Alasan mendasar saya tidak sependapat dengan operasi transplantasi kepala
manusia, yaitu:
1. Dari peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia tidak memungkinkan
untuk melakukan transplantasi kepala manusia. Selain hal tersebut melanggar
hukum, transplantasi kepala juga secara agama dilarang.
2. Embrio manusia menuntut penghormatan sebagai manusia dari saat pembuahan,
sehingga produksi janin yang disengaja untuk penelitian, atau penggunaan apa
yang disebut "embrio cadangan/spare embryo" dalam program IVF, sama saja
dengan pembunuhan. Namun dalam berbagai kasus, embrio manusia bisa
digunakan untuk memproduksi sel punca yaitu sisa dari embrio untuk pembuatan
bayi tabung atau pasien yang menggugurkan kandungan dengan alasan yang
dapat diterima secara hukum.
2. Teknik untuk kloning terapeutik pada dasarnya sama seperti untuk kloning
reproduksi, sehingga ada resiko tinggi bahwa persetujuan untuk satu tujuan akan
dimanfaatkan untuk tujuan lainnya, sehingga hal ini banyak dikecam.
3. Bicara tentang donor organ dalam kaitannya dengan the end of life kiranya
menjadi penting agar tidak terjadi penyelewengan atas pengambilan organ tubuh
karena sudah dianggap mati kemudian organ-organ tubuhnya dapat dengan
mudah diambil untuk didonorkan seperti operasi transplantasi kepala. Sebelum
memutuskan melakukan operasi transplantasi kepala, seorang dokter harus
mempertimbangkan 4 kaidah dasar bioetika kedokteran yang meliputi Respect for
Autonom, Beneficence, Non-maleficence, dan Justice.
4. Sarana dan prasarana pelaksanaan operasi sel punca transplantasi otak
membutuhkan kondisi yang spesifik baik dari segi aseptic, dan sterilisasi, dari segi
biaya, SDM juga harus dipertimbangkan

Rujukan :
staff.ui.ac.id/system/.../aspekdasarselpuncastemcellsdanpotensipengembangnny.d
oc di akses tanggal 5 Mei 2019

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3821155/ diakses tanggal 4 Mei


2019
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/cns.12422 diakses tanggal 4 Mei
2019
https://link.springer.com/article/10.1007/BF00216024 diakses tanggal 4 Mei 2019
http://www.closerlookatstemcells.org/learn-about-stem-cells/types-of-stem-cells
diakses tanggal 4 Mei 2019
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jbmi/article/view/4185 diakses tanggal
4 Mei 2019
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id diakses tanggal 4 Mei 2019

http://aff.fkh.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/04.-Embriogenesis-dan-
Induksi-Embrio-Bagian-I-2011.pdf di akses tanggal 5 Mei 2019

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0f0994cb72c7d4aa5
b2d2fe693be4e32.pdf di akses tanggal 5 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai