Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penerapan Media Bagan Alir

1. Pengertian

Dalam Kamus Bahasa Indonesia penerapan adalah pemasangan; pengenaan

perihal mempraktikkan34. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa,

penerapan adalah suatu perbuatan mempraktikkan suatu teori, metode, dan hal lain-

lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan

oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya35.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah

atau pengantar. Gerlach dan P. Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad menyatakan

bahwa “media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Secara

lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal36.

34
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), hlm. 605
35
http://internet sebagai sumber belajar. Blogspot. Com./2010/07pengertian-penerapan.html.
Diakses pada tanggal 10-12-2015, pkl. 10.38 WIB
36
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 3

33
34

Istilah media pembelajaran mengacu pada pengertian media pembelajaran

secara luas, yakni media yang mencakup segala sesuatu yang dapat membantu siswa

dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran37.

Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa

supaya terjadi proses belajar mengajar. Sanjaya menyatakan bahwa media

pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dari

perangkat lunak yang mengandung pesan38.

Bagan menurut Nana Sudjana adalah kombinasi antara media grafis, gambar

dan foto yang dirancang untuk menvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai

fakta pokok atau gagasan. Sebagai media visual, bagan merupakan media yang

membantu menyajikan pesan pembelajaran melalui visualisasi dengan tujuan materi

yang kompleks dapat disederhanakan sehingga siswa mudah untuk mencerna materi

tersebut39.

Bagan alir merupakan bagan proses yang menunjukkan suatu urutan,

prosedur, atau aliran proses. Bagan alir sering digambar secara horizontal dan

menampilkan bagaimana kegiatan yang berbeda-beda, adonan, atau prosedur muncul

sebagai suatu kesatuan menyeluruh. Bagan alir sendiri berfungsi untuk

mempertunjukkan tentang berbagai unsur penting dikombinasikan sehingga

37
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 45
38
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), hlm. 28
39
Cepi Riyana, Media Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009, hlm. 87
35

membentuk satu produksi. Bagan alir dapat digunakan untuk memperlihatkan saling

kebergantungan dari berbagai unsur40.

Bagan alir adalah bagan proses yang menunjukkan suatu urutan, prosedur,

atau aliran proses. Bagan alir sering digambar secara horizontal dan menampilkan

bagaimana kegiatan yang berbeda-beda, adonan, atau prosedur muncul sebagai suatu

kesatuan menyeluruh41.

Bagan alir merupakan kebalikan dari bagan pohon yaitu untuk

mempertunjukkan, bagaimana berbagai unsur penting dikombinasikan sehingga

membentuk satu produksi. Bagan tersebut dapat dipakai untuk memperlihatkan,

saling kebergantungan dari berbagai unsur42.

Kegunaan bagan sendiri adalah untuk menunjukkan hubungan keterkaitan,

perbandingan, jumlah yang relatif, perkembangan tertentu, serta proses tertentu

pengklasifikasian dan pengorganisasian43.

Jadi, penerapan media bagan alir salah satu media yang menyuguhkan isi

materi dalam bentuk kolom-kolom dan urutan proses terjadinya suatu yang saling

bergantung satu sama lain untuk memudahkan peserta didik yang berguna untuk

menyederhanakan subjek gagasan, pelajaran, konsep dan lain-lain.

40
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), hlm. 119
41
Azhar Arsyad, Op.Cit., hlm. 131
42
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013),
hlm. 30
43
Daryanto, Op.Cit., hlm. 121
36

2. Langkah-langkah Penerapan Media Bagan Alir

Adapun langkah teknis yang harus dipersiapkan dalam menerapkan media

bagan alir adalah 44:

a. Pembuatan bagan alir yang menarik dan disesuaikan dengan materi yang

akan disampaikan.

b. Mempersiapkan ruang kelas.

Sebelum media bagan alir disajikan guru sebaiknya memperhatikan

kondisi kelas. Karena media bagan alir adalah media visual yang

membutuhkan intensitas cahaya yang baik. Perhatikan pula peletakan

media bagan alir. Letakkan media bagan alir pada dinding atau papan

tulis agar mudah terlihatkan oleh peserta didik.

c. Mempersiapkan siswa.

Dalam pembelajaran, siswa dapat didesain dengan berbagai macam pola

pengaturan, termasuk penggunaan bagan alir. Oleh karena itu

mempersiapkan siswa dipandang sebagai salah satu unsur penting pada

penerapan media bagan alir ini.

d. Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang mengaktifkan siswa.

Hendaklah seorang guru mempersiapkan bentuk penugasan seperti apa

yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan

menggunakan bagan alir tersebut.

e. Penggunaan saat pembelajaran berlangsung

44
Cepi Riyana, Op.Cit., hlm.86-87
37

Tempatkan bagan alir sebagai pusat perhatian siswa, pengalaman belajar

yang diperoleh siswa sedapat mungkin disajikan melalui bagan alir. Oleh

sebab itu pastikan semua siswa dapat melihat secara jelas dan terbaca

secara langsung.

Langkah-langkah penerapan bagan alir dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad SAW

b. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi tentang Isra’ Mi’raj Nabi

Muhammad SAW

c. Guru mempersiapkan bagan alir yang akan digunakan oleh siswa berupa

materi pembelajaran

d. Kesimpulan/ rangkuman
38

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Bagan Alir

a. Kelebihan Media Bagan Alir

Adapun kelebihan dari media bagan alir dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut45:

1) Bermanfaat diruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus

2) Mudah dipersiapkan oleh guru dan mudah digunakan

3) Siswa diikutsertakan dalam proses pembelajaran

4) Menghemat penggunaan papan tulis

5) Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian

siswa.

b. Kekurangan Media Bagan Alir

Adapun kekurangan dari media bagan alir dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut46:

1) Memerlukan keahlian khusus dalam penyajian materi pelajaran

2) Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil

3) Membuat siswa gaduh jika guru kurang teliti dalam mengawasi proses

pembelajaran

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari media bagan alir diatas

dapat disimpulkan bahwa penerapan media bagan alir dalam proses

pembelajaran harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran

45
Azhar Arsyad, Op.Cit., hlm. 42
46
Ibid., hlm. 43
39

sehingga proses pembelajaran pada mata pelajaran SKI dapat terlaksana

dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian

Secara sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah

yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.47

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut

kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata simbol48.

Bloom menggolongkan hasil belajar itu menjadi 3 bagian yaitu kognitif,

afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya

dengan ingatan, kemampuan berfikir atau intelektual. Hasil belajar ranah afektif yaitu

merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Hasil belajar

psikomotorik yaitu berupa kemampuan gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga

47
Ahmad Susanto, Op.Cit., hlm. 5
48
Fajri Ismail, Evaluasi Pendidikan, (Palembang: Tunas Gemilang Press, 2014), hlm. 38
40

bertingkat mulai dari gerak sederhana yang mugkin dilakukan secara reflex hingga

gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreatifitas49.

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap

berhasil adalah hal-hal berikut50:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK)

telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Jadi, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran antara guru dan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

oleh guru dan juga hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak sebagai

hasil dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni

faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor

yang datang dari diri siswa terutama yang dimilikinya. Disamping faktor kemampuan

yang dimiliki yang dimiliki siswa, ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan

49
Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan Penilaian),
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 12
50
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Rifai, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 106
41

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan

psikis51.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu52:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik, itu sendiri misalnya: faktor jasmani (kesehatan, cacat tubuh), faktor

psikologis (intelegensi, sikap, minat, motivasi, kematangan, kesiapan).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik.

Misalnya: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Jadi, banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang telah

dijelaskan diatas. Sehingga seorang guru harus memperhatikan faktor-faktor tersebut

agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bisa tercapai maksimal.

51
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 22
52
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm. 145
42

3. Indikator Hasil Belajar

Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukan berhasil dan apa

buktinya ? Untuk menjawab pertanyaan itu terlebih dahulu kita ditetapkan apa yang

menjadi kriteria keberhasilan pengajaran baru kemudian ditetapkan alat untuk

menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pengajar merupakan suatu

proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat

ditentukan dua kriteria yang bersifat umum, kedua kriteria tersebut adalah sebagai

berikut53:

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran

sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa

sebagai subyek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri.

Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji

melalui beberapa persoalan dibawah ini:

1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu

oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

2) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia

melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan

dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan,

53
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2010),
hlm. 20-21
43

pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari

pengajaran itu?

3) Apakah guru memakai multimedia?

4) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai

sendiri hasil belajar yang dicapainya?

5) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam

kelas?

6) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup

menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

7) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga

menjadi laboratorium belajar?

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

Disamping tinjauan dari segi proses keberhasilan pengajaran dapat

dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat

dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari

segi hasil atau produk yang dicapai siswa.

1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran

nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh?

2) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa?


44

3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan

mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku

dirinya?

4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa

merupakan akibat dari proses pengajaran?

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator hasil belajar

merupakan suatu panduan yang harus dimiliki seorang guru untuk mengetahui apakah

proses pembelajaran yang dilangsungkan itu berhasil atau tidak.

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kurikulum Madrasah

Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan

hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman,

pembiasaan dan keteladanan54. Selama ini sebagaimana tergambar dalam kurikulum

Sejarah Kebudayaan Islam 1994, Sejarah Kebudayaan Islam hanya dipahami sebagai

sejarah tentang kebudayaan Islam saja atau (history of Islam culture). Oleh karena itu,

kurikulum ini tidak saja menampilkan sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja tetapi

juga akan diangkat sejarah perkembangan ilmu agama, sains, dan teknologi dalam

Islam. Faktor sejarah yang diangkat tidak hanya sejarah Nabi, sahabat dan raja, tetapi

54
Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN RF Press, 2008), hlm. 208
45

dilengkapi ulama, intelektual, dan filosof. Faktor-faktor sosial dimunculkan guna

menyempurnakan pengetahuan peserta didik tentang Sejarah Kebudayaan Islam.

2. Sejarah

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengatakan

sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau

atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi55. Definisi tersebut terlihat

menekankan kepada materi peristiwanya tanpa mengaitkan dengan aspek lainnya.

Sedangkan dalam pengertian yang lebih komprehensif suatu peristiwa sejarah perlu

juga dilihat siapa yang melakukan peristiwa tersebut, dimana, kapan, dan mengapa

peristiwa tersebut terjadi. Dengan kata lain, didalam sejarah terdapat objek

peristiwanya (what), orang yang melakukannya (who), waktunya (when), tempatnya

(where), dan latar belakangnya (why). Seluruh aspek tersebut selanjutnya, disusun

secara sistematik dan menggambarkan hubungan yang erat antara satu bagian dengan

bagian yang lainnya.

Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajaratun”, artinya pohon. Apabila

digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang

dan ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang lalu layu

dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal

dari bahasa Arab56.

55
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991),
cet. XII, hlm. 887
56
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 1
46

Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah adalah catatan

tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-

perubahan yang terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramah-tamahan,

dan solidaritas golongan tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat

melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-

negara, dengan tingkat bermacam-macam tentang bermacam-macam kegiatan dan

kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bermacam-

macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan, dan pada umumnya tentang

segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu

sendiri57.

Kata sejarah berasal dari kata Arab, syajarah artinya “pohon” dan

mengibaratkan “pohon kehidupan”. Dalam bahasa asing lainnya istilah sejarah

disebut history (Inggris). Akar kata history itu sendiri berasal dari historia (Yunani)

yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, terutama mengenai umat

manusia yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis dipakai

kata scientia atau science58.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian penting yang sungguh-sungguh terjadi pada masa lampau.

57
Samsul Munir Amin, Op.Cit., hlm. 2
58
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak, 2011),
hlm. 2
47

3. Kebudayaan

Kebudayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil kegiatan

dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat

istiadat dan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi

pedoman tingkah lakunya59.

Kebudayaan mempunyai dua arti, pertama bersifat sosiologis dan yang lain

bersifat antropologis. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai

cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih

jiwa dan raga manusia. Untuk sampai ke tingkat berkebudayaan didukung oleh proses

melatih dan mengembangkan cipta, karsa, rasa manusia60. Kebudayaan dapat dilihat

sebagai sebuah sistem yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, atau kelakuan sosial dan

benda-benda kebudayaan. Dengan demikian luasnya unsur-unsur kebudayaan itu

dapat ditemukan di semua perkembangan peradaban dunia. Unsur kebudayaan itu

juga mencakup seluruh kebudayaan makhluk manusia dan menunjukkan ruang

lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil kegiatan dan

penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat

dan keseluruhan pengetahuan manusia.

59
http://kbbi.web.id/budaya. Diakses pada tanggal 20-12-2015, pkl. 19.25 WIB
60
Dudung Abdurrahman, Op.Cit., hlm. 70
48

4. Islam

Kata Islam merupakan turunan dari kata assalmu, assalamu, assalamatu yang

berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Islam berarti suci, bersih

tanpa cacat. Islam berarti “menyerahkan sesuatu”. Islam adalah memberikan

keseluruhan jiwa raga seseorang kepada Allah SWT dan mempercayakan seluruh

jiwa raga seseorang kepada Allah SWT61.

Dari segi bahasa Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang

mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah

menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Kata

aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti yang

terkandung dalam arti pokoknya62. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh,

dan taat disebut sebagai seorang muslim. Orang yang demikian berarti telah

menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT. Orang

tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya didunia dan akhirat.

Harun Nasution menyatakan bahwa Islam menurut istilah adalah agama yang

ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi

Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran

61
Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Palangkaraya: Erlangga, 2011), hlm. 3
62
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 62
49

yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan

manusia63.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah nama bagi suatu agama yang

berasal dari Allah SWT. Yang mana Islam itu sendiri diwahyukan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai Rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk diajarkan

kepada umat manusia.

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam meliputi64:

1) Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW

2) Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi

kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi

Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

3) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib, keperwiraan Nabi

Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah dan peristiwa akhir hayat

Rasulullah SAW

4) Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin

5) Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing

63
Abuddin Nata, Op.Cit., hlm. 64
64
Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Kementerian Agama RI,
2014), hlm 22
50

6. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata

pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, pernana

kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam

pada masa lampau, mulai darisejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran

dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.

Secara substansi, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi

dalam sejarah kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat

digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian

peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

agara peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut65:

a. Membangun kesadarn peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun

oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan

peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat

yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa

depan.

65
Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Silabus Mata
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah Kelas I dan IV, (Jakarta: Kementerian Agama
RI, 2014), hlm. 19
51

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa

lampau.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa

lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari

peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,

mengaitkannyadengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek

dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban

Islam.

7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKI Kelas IV Semester Genap66

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


3. Memahami hijrah Nabi Muhammad 3.1 Mengidentifikasi sebab-sebab Nabi
SAW ke Thaif Muhammad SAW hijrah ke Thaif
3.2 Menceritakan peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAWke Thaif
4. Memahami Peristiwa Isra’ Mi’raj 4.1 Mendeskripsikan peristiwa Isra’
Nabi Muhammad SAW Mi’raj Nabi Muhammad SAW
4.2 Mengambil hikmah dari peristiwa
Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
SAW

66
Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Op .Cit., hlm. 141
52

8. Materi

Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, yaitu 3 tahun sebelum hijrah.

1. Perjalanan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa

a. Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq yang dibawa Malaikat Jibril

dari surga

b. Dalam perjalanan, berhenti sejenak dan melaksanakan salah sunnah 2

rakaat di Madinah, Jibril menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW

bahwa ditempat inilah kelak Nabi Muhammad berhijrah.

c. Setelah melanjutkan perjalanan, Jibril menyuruh Nabi Muhammad SAW

turun untuk salah sunnah 2 rakaat di Thuur Sina, yaitu tempat Nabi Musa

AS berbicara langsung dengan Allah SWT.

d. Kemudian untuk yang ketiga kalinya Jibril menyuruh Nabi Muhammad

SAW berhenti untuk melakukan salat sunnah 2 rakaat lagi di Baitul Lahm,

tempat Nabi Isa AS lahir

e. Dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa- peristiwa

yang sangat bermakna.

Peristiwa yang dialami oleh Rasulullah SAW ketika menjalankan Isra’ Mi’raj

meliputi:

a. Rasulullah bertemu Jin Ifrid


53

b. Rasulullah menyaksikan orang yang tak henti-hentinya menuai (memanen)

hasil tanamannya. Sebagai gambaran bagi orang yang berjuang dalam

membela agama Allah. Amal mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.

c. Nabi Muhammad SAW mencium bau harum. Jibril menjelaskan bahwa bau

harum tersebut berasal dari kuburan Mashithah beserta keluarganya yang

dibunuh oleh Raja Fir’aun karena tetap teguh mempertahankan

keimanannya kepada Allah SWT.

d. Gambaran dosa dan hukuman bagi orang yang berzina.

e. Gambaran dosa dan hukuman bagi orang yang suka makan riba.

f. Kemudian Nabi diperlihatkan gambaran wajah-wajah para malaikat penjaga

neraka.

Anda mungkin juga menyukai