Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Pada Materi Getaran Dan Gelombang
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Pada Materi Getaran Dan Gelombang
ABSTRAK
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe NHT, hasil belajar, aktivitas
49
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
data hasil belajar fisika siswa yang pembelajaran yang kreatif dan
dicapai pada umumnya masih rendah. kolaboratif sehingga siswa mudah
Dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) memahami dan menguasai konsep
siswa kelas VIII diperoleh nilai rata- fisika dan menerapkannya dalam
rata fisika untuk semester ganjil tahun kehidupan sehari-hari. Salah satunya
pelajaran 2012/2013 mencapai 68. adalah dengan menerapkan model
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran kooperatif tipe NHT.
di sekolah tersebut adalah 65, Model pembelajaran tipe ini
meskipun KKM sudah tercapai, dikembangkan oleh Spencer Kagan
namun nilai yang diperoleh siswa tahun 1992. Teknik ini memberikan
sudah ada nilai tambahan dari guru kesempatan kepada siswa untuk
yaitu penilaian terhadap tugas saling membagikan ide-ide dan
pribadi/kelompok, kehadiran dan mempertimbangkan jawaban yang
disiplin siswa. paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
Hal ini didukung dengan hasil mendorong siswa untuk
angket yang diberikan kepada 49 meningkatkan semangat kerja sama
siswa. Sebanyak 69,38% menyatakan (Lie, 2010:59).
fisika merupakan pelajaran yang sulit Diskusi kelompok dalam
dipahami dan kurang menarik. pembelajaran kooperatif tipe NHT
Berdasarkan hasil wawancara kepada diharapkan dapat menumbuhkan dan
guru dan hasil angket, rendahnya mengembangkan rasa sosial yang
rendahnya hasil belajar siswa tinggi pada diri setiap anak karena
disebabkan model pembelajaran yang mereka dibina untuk mengendalikan
kurang bervariasi dan penggunaan rasa egois yang ada dalam diri
media pembelajaran yang sangat masing-masing sehingga terbina
jarang. Dalam pembelajaran fisika, kesetiakawanan sosial. Persaingan
lebih dominan menggunakan model yang positif akan terjadi di dalam
konvensional. Dalam proses kelas dalam rangka prestasi belajar
pembelajaran, guru menjelaskan yang optimal. Inilah yang diharapkan,
materi menjelaskan rumus, memberi yakni anak didik yang aktif, kreatif
contoh soal dan memberikan PR dan mandiri.
sehingga siswa dalam pembelajaran
menjadi penerima informasi pasif. METODE PENELITIAN
Hal inilah yang membuat siswa Metode penelitian yang
kurang senang belajar fisika sehingga digunakan adalah quasi experiment.
hasil belajar yang diperoleh siswa Jenias desain penelitian two group
tidak maksimal. Isjoni (2009:91) pretest-posttest desaign atau desai
mengatakan bahwa menciptakan yang melibatkan dua perlakuan yang
lingkungan yang optimal baik secara berbeda antara kelas eksperimen
fisik maupun mental dengan cara (kooperatif tipe NHT) dan kelas
menciptakan suasana kelas yang konvensional (konvensional).
nyaman, suasana hati yang gembira Penelitian ini dilaksanakan di SMP
tanpa tekanan, maka dapat Swasta Taman Harapan Medan T.P
memudahkan siswa dalam memahami 2012/2013.
materi pelajaran. Populasi dalam penelitian ini
Salah satu pembenahan dalam adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
proses belajar mengajar fisika yang SMP Swasta Taman Harapan Medan
dapat dilakukan adalah penerapan T.P 2012/2013 yang terdiri dari tiga
50
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
48,7
berasal dari populasi yang homogen. 50
Pengujian hipotesis digunakan 40
uji t dengan rumus: 30 24,0522,67
x1 x 2 20
t 10
1 1
S 0
n1 n2 Pretes Postes
Dimana:
Gambar 2. Nilai Pretes dan Postes
t = distribusi t
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
x1 = Nilai rata-rata kelompok
eksperimen Berdasarkan pengamatan
x2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol aktivitas siswa pada kelas
n1 = Ukuran kelompok eksperimen eksperimen, terjadi peningkatan
n2 = Ukuran kelompok kontrol aktivitas siswa dalam proses
S12 = Varians kelompok eksperimen pembelajaran dari pertemuan pertama
S22 = Varian kelompok kontrol sampai ketiga. pertemuan I, II dan III
51
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
82,86
pretes dan postes kedua kelas
ditunjukkan pada Tabel 2.
80
77,86
Tabel 2. Ringkasan hasil uji
75
52
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
perhitungan uji perbedaan nilai tes dalam RPP namun dalam pelaksanaan
akhir untuk kelas eksperimen dan pembelajaran di dalam kelas, peneliti
kelas kontrol diperoleh thitung = 4,88 masih menemukan kekurangan
dengan ttabel = 2,01 sehingga thitung > waktu dikarenakan di dalam
ttabel. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan diskusi memerlukan
ada perbedaan antara rerata tes akhir waktu yang lama khususnya pada saat
pada kelas eksperimen dan kelas penggunaan media pembelajaran dan
kontrol maka dapat disimpulkan ada pada saat mempresentasikan hasil
pengaruh yang signifikan dengan diskusi karena tidak semua anggota
penerapan model pembelajaran kelompok dipanggil oleh guru. Maka
kooperatif tipe NHT terhadap hasil dalam hal ini penggunaan waktu
belajar siswa pada materi pokok sangat penting untuk diperhatikan
Getaran dan Gelombang di SMP oleh guru di dalam pembelajaran
Swasta Taman Harapan Medan T.P sehingga dapat memaksimalkan hasil
2012/2013. belajar.
Model pembelajaran kooperatif
tipe NHT memberikan kesempatan KESIMPULAN DAN SARAN
kepada siswa untuk saling Kesimpulan
membegikan ide-ide dan Berdasarkan hasil penelitian
mempertimbangkan jawaban yang dan pembahasan penelitian dapat
paling tepat. Dalam hal ini siswa ditarik kesimpulan (1) Hasil belajar
dituntut untuk saling bertukar siswa yang diajar dengan
pendapat agar didapat pengetahuan menggunakan model pembelajaran
yang lebih baik serta dapat kooperatif tipe NHT pada materi
menumbuhkan sikap saling Getaran dan Gelombang di kelas VIII
menghargai pendapat orang lain, SMP Swasta Taman Harapan Medan
menghargai perbedaan yang ada, T.P. 2012/2013 sebelum diberikan
memanfaatkan kelebihan dan mengisi perlakuan, rata-rata pretes sebesar
kekurangan masing-masing. Selain itu 24,05 dan setelah diberikan perlakuan
dengan adanya penomoran, siswa rata-rata postes sebesar 64,77
dituntut untuk memahami setiap sedangkan hasil belajar dengan
materi yang diajarkan dan pembelajaran konvensional sebelum
bertanggung-jawab atas nomor diberikan perlakuan, rata-rata pretes
anggotanya masing-masing. sebesar 22,67 dan setelah diberikan
Namun dalam penelitian ini perlakuan rata-rata postes sebesar
masih terdapat kelemahan yang 48,67. (2) Persentase aktivitas belajar
ditemukan peneliti di lapangan, yaitu siswa di kelas eksperimen pada
siswa kurang siap untuk pertemuan I sebesar 77,86% dengan
mempresentasikan hasil diskusi ketika kategori aktif, pada pertemuan II
guru memanggil nomor anggota pada sebesar 82,86% dengan kategori aktif
siswa sehingga menyebabkan dan pada pertemuan III sebesar
pemaparan hasil diskusi kelompok 87,14% dengan kategori sangat aktif.
kurang efektif. Hal ini disebabkan (3) Ada pengaruh yang signifikan
karena adanya rasa takut pada siswa hasil belajar siswa yang diberi model
untuk mempresentasikan hasil pembelajaran kooperatif tipe NHT
diskusinya. Di samping itu, peneliti pada materi Getaran dan Gelombang
sudah berusaha mengatur waktu di Kelas VIII SMP Swasta Taman
sesuai dengan yang direncanakan Harapan Medan T.P. 2012/2013.
53
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014
Saran
Saran dari penelitian ini bagi
peneliti selanjutnya yang ingin
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT adalah: (1) Lebih
memotivasi siswa, khususnya yang
akan mempresentasikan hasil diskusi
untuk meningkatkan rasa percaya diri
siswa. (2) Lebih memperhatikan
penggunaan waktu setiap fase dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT
karena pada tipe ini memerlukan
waktu yang banyak khususnya ketika
siswa mempresentasikan hasil
diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Bumi
Aksara: Jakarta.
Isjoni, (2009). Kooperatif
Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi antar Peserta
Didik, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Joice. B., Weil. M., dan Chalhoun. E.
(2009). Models of Teaching;
Model-model Pengajaran
Edisi Kedelapan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Lie, A. (2008), Cooperative Learning
Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang-ruang
Kelas, Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Slavin, R., E. (2005). Cooperative
Learning, Teori, Riset dan
Parktek, Bandung.
54