Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Inpafi

Vol. 2, No. 2, Mei 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI
GETARAN DAN GELOMBANG
Fatima Batubara dan Karya Sinulingga
Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Medan
batubara.fatima@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar


siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together (NHT) dan konvensional pada materi poko
Getaran dan Gelombang di kelas VIII semester II SMP Swasta Taman
Harapan Medan T.P. 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 75 siswa. Sampel penelitian ini
ada dua kelas, yaitu kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen dengan
penerapan model kooperatif tipe NHT dan kelas VIII-1 sebagai kelas
kontrol dengan penerapan model konvensional. Teknik pengambilan sampel
secara cluster random sampling dengan desain pretest-posttets control
group design. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes
pilihan berganda sebanyak 20 soal. Sebelum digunakan dalam penelitian, tes
terlebih dahulu divalidkan. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh nilai
rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 24,05 dan nilai rata-rata pretes
kelas kontrol adalah 22,67. Selama proses pembelajaran, aktivitas diamati.
Persentase aktivitas pada pertemuan I, II dan III secara berturut masing-
masing sebesar 77,86%, 82,86% dan 87,14%. Berdasarkan hasil postes,
diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 64,76 dan kelas
kontrol 48,67. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh ada perbedaan hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dan
model konvensional pada materi pokok Getaran dan Gelombang T.P.
2012/2013.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe NHT, hasil belajar, aktivitas

PENDAHULUAN yang lebih mendalam. Bagi


Fisika merupakan salah satu kalangan siswa
cabang sains yang menekankan pada sendiri beranggapan bahwa pelajaran
pemberian pengalaman langsung fisika itu sulit dan membosankan
untuk mengembangkan kompetensi sehingga berpengaruh terhadap hasil
agar siswa menjelajahi dan belajar yang dicapai oleh siswa.
memahami konsep fisika. Pendidikan Hal tersebut dapat dilihat dari
fisika diarahkan untuk mencari tahu hasil observasi yang dilakukan di
dan berbuat sehingga dapat SMP Swasta Taman Harapan Medan
membantu siswa pada pemahaman dengan melakukan wawancara kepada
salah seorang guru fisika, diperoleh

49
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

data hasil belajar fisika siswa yang pembelajaran yang kreatif dan
dicapai pada umumnya masih rendah. kolaboratif sehingga siswa mudah
Dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) memahami dan menguasai konsep
siswa kelas VIII diperoleh nilai rata- fisika dan menerapkannya dalam
rata fisika untuk semester ganjil tahun kehidupan sehari-hari. Salah satunya
pelajaran 2012/2013 mencapai 68. adalah dengan menerapkan model
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pembelajaran kooperatif tipe NHT.
di sekolah tersebut adalah 65, Model pembelajaran tipe ini
meskipun KKM sudah tercapai, dikembangkan oleh Spencer Kagan
namun nilai yang diperoleh siswa tahun 1992. Teknik ini memberikan
sudah ada nilai tambahan dari guru kesempatan kepada siswa untuk
yaitu penilaian terhadap tugas saling membagikan ide-ide dan
pribadi/kelompok, kehadiran dan mempertimbangkan jawaban yang
disiplin siswa. paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
Hal ini didukung dengan hasil mendorong siswa untuk
angket yang diberikan kepada 49 meningkatkan semangat kerja sama
siswa. Sebanyak 69,38% menyatakan (Lie, 2010:59).
fisika merupakan pelajaran yang sulit Diskusi kelompok dalam
dipahami dan kurang menarik. pembelajaran kooperatif tipe NHT
Berdasarkan hasil wawancara kepada diharapkan dapat menumbuhkan dan
guru dan hasil angket, rendahnya mengembangkan rasa sosial yang
rendahnya hasil belajar siswa tinggi pada diri setiap anak karena
disebabkan model pembelajaran yang mereka dibina untuk mengendalikan
kurang bervariasi dan penggunaan rasa egois yang ada dalam diri
media pembelajaran yang sangat masing-masing sehingga terbina
jarang. Dalam pembelajaran fisika, kesetiakawanan sosial. Persaingan
lebih dominan menggunakan model yang positif akan terjadi di dalam
konvensional. Dalam proses kelas dalam rangka prestasi belajar
pembelajaran, guru menjelaskan yang optimal. Inilah yang diharapkan,
materi menjelaskan rumus, memberi yakni anak didik yang aktif, kreatif
contoh soal dan memberikan PR dan mandiri.
sehingga siswa dalam pembelajaran
menjadi penerima informasi pasif. METODE PENELITIAN
Hal inilah yang membuat siswa Metode penelitian yang
kurang senang belajar fisika sehingga digunakan adalah quasi experiment.
hasil belajar yang diperoleh siswa Jenias desain penelitian two group
tidak maksimal. Isjoni (2009:91) pretest-posttest desaign atau desai
mengatakan bahwa menciptakan yang melibatkan dua perlakuan yang
lingkungan yang optimal baik secara berbeda antara kelas eksperimen
fisik maupun mental dengan cara (kooperatif tipe NHT) dan kelas
menciptakan suasana kelas yang konvensional (konvensional).
nyaman, suasana hati yang gembira Penelitian ini dilaksanakan di SMP
tanpa tekanan, maka dapat Swasta Taman Harapan Medan T.P
memudahkan siswa dalam memahami 2012/2013.
materi pelajaran. Populasi dalam penelitian ini
Salah satu pembenahan dalam adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
proses belajar mengajar fisika yang SMP Swasta Taman Harapan Medan
dapat dilakukan adalah penerapan T.P 2012/2013 yang terdiri dari tiga

50
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

kelas. Sampel penelitian ini adalah Kriteria pengujian adalah:


dua kelas yang ditentukan secara acak terima Ho jika t ≥ t 1-α dimana t1-α
(random sampling), satu kelas didapat dari daftar distribusi t dengan
digunakan sebagai kelas eksperimen peluang (1-α) dan dk = n1 + n2 – 2
berjumlah 21 orang dengan dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya
menerapkan model pembelajaran Ho ditolak.
kooperatif tipe NHT dan satu kelas
lagi digunakan sebagai kelas kontrol HASIL DAN PEMBAHASAN
berjumlah 30 siswa dengan Nilai rerata hasil tes awal
menerapkan model pembelajaran untuk kelas ekseperimen sebesar
konvensional. 24,05 sedangkan untuk kelas kontrol
Instrumen yang digunakan diperoleh nilai rerata 22,67.
untuk mengumpulkan data hasil Berdasarkan hasil pretes yang
belajar siswa adalah tes hasil belajar diperoleh, selanjutnya diberikan
pada materi pokok Getaran dan perlakuan yang berbeda dimana pada
Gelombang yang terdiri dari 20 soal kelas eksperimen diberikan
dalam bentuk pilihan berganda pembelajaran dengan menggunakan
dengan 4 option. Validitas yang model pembelajaran kooperatif tipe
digunakan adalah validitas isi yang NHT dan pada kelas kontrol diberikan
mengukur tujuan khusus tertentu yang pembelajaran langsung. Rata-rata
sesuai dengan materi atau isi postes untuk tiap kelas setelah diberi
pengajaran yang diberikan kemudian perlakuan yaitu untuk kelas
divaliditaskan kepada ahli (dosen dan eksperimen sebesar 64,76 dan rata-
guru). rata postes kelas kontrol sebesar
Data yang diperoleh diuji 48,67. Hasil pretes dan postes untuk
normalitasnya untuk mengetahui data kedua kelas ditunjukkan pada Gambar
kedua sampel berdistribusi normal 1.
digunakan uji Lilliefors. Kemudian
dilakukan uji homogenitas untuk 70 Eksperimen 64,77
mengetahui apakah kedua sampel 60 Kontrol
Rata-rata Nilai

48,7
berasal dari populasi yang homogen. 50
Pengujian hipotesis digunakan 40
uji t dengan rumus: 30 24,0522,67
x1  x 2 20
t 10
1 1
S  0
n1 n2 Pretes Postes

Dimana:
Gambar 2. Nilai Pretes dan Postes
t = distribusi t
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
x1 = Nilai rata-rata kelompok
eksperimen Berdasarkan pengamatan
x2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol aktivitas siswa pada kelas
n1 = Ukuran kelompok eksperimen eksperimen, terjadi peningkatan
n2 = Ukuran kelompok kontrol aktivitas siswa dalam proses
S12 = Varians kelompok eksperimen pembelajaran dari pertemuan pertama
S22 = Varian kelompok kontrol sampai ketiga. pertemuan I, II dan III

51
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

secara berturut masing-masing Pengujian homogenitas


persentasenya adalah 77,86% (aktif), dilakukan untuk mengetahui apakah
82,86% (aktif) dan 87,14% (sangat sampel yang digunaan homogen atau
aktif). Hasil aktivitas siswa dapat tidak, artinya apakah sampel yang
ditunjukkan pada Gambar 2. dipakai dalam penelitian ini dapat
mewakili seluruh populasi yang ada.
Uji homogenitas data dilakukan
90

87,14 dengan uji kesamaan varians.


Persentase Aktivitas (%)

Ringkasan hasil uji homogenitas data


85

82,86
pretes dan postes kedua kelas
ditunjukkan pada Tabel 2.
80

77,86
Tabel 2. Ringkasan hasil uji
75

homogenitaspretes dan postes kedua


kelas
70

Data Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan


I II III Pretes
Eksperimen
Pertemuan Pretes
1,113 2,064 Homogen
Kontrol
Gambar 2. Aktivitas Siswa tiap
Postes
Pertemuan untuk Kelas Eksperimen Eksperimen
1,051 2,064 Homogen
Uji beda dilakukan untuk Postes
menguji hipotesis penelitian dengan Kontrol
syarat data yang diuji harus
berdistribusi normal dan homogen.
Setelah dilakukan
Uji normalitas dilakukan dengan uji
pembelajaran, dimana kelas
Lilliefors dan uji homogenitas dengan
eksperimen menggunakan model
uji homogenitas varians. Berdasarkan
kooperatif tipe NHT dan kelas kontrol
uji Lilliefors diperoleh untuk data
menggunakan model pembelajaran
pretes dan postes kedua kelas
konvensional, maka dilakukan uji-t.
besdistribusi normal. Ringkasan hasil
Ringkasan hasil uji-t data postes
uji normalitas data pretes dan postes
kedua kelas ditunjukkan pada Tabel
kedua kelas ditunjukkan pada Tabel
3.
1.
Tabel 3. Hasil Uji-t pada postes
Tabel 1. Ringkasan hasil uji
Kedua Kelas
normalitas pretes dan postes kedua Rata
kelas Data Kelas thitung ttabel Kesimpulan
-rata
Kesimpula
Data Kelas Lhitung Ltabel
n Eksperimen 64,76 Ada
Pretes perbedaan
0,160 4,88 2,01
Eksperime 48,67 yang
3 Kontrol
n 0,193 Berdistribus signifikan
Postes 3 i normal
0,183
Eksperime
3
n Setelah diberi perlakuan, hasil
Pretes 0,051
rerata tes akhir kelas eksperimen
Kontrol 0 0,161 Berdistribus
Postes 0,110 7 i normal diperoleh nilai rerata 64,76 dan dan
Kontrol 3 kelas kontrol, reratanya 48,67. Dari

52
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

perhitungan uji perbedaan nilai tes dalam RPP namun dalam pelaksanaan
akhir untuk kelas eksperimen dan pembelajaran di dalam kelas, peneliti
kelas kontrol diperoleh thitung = 4,88 masih menemukan kekurangan
dengan ttabel = 2,01 sehingga thitung > waktu dikarenakan di dalam
ttabel. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan diskusi memerlukan
ada perbedaan antara rerata tes akhir waktu yang lama khususnya pada saat
pada kelas eksperimen dan kelas penggunaan media pembelajaran dan
kontrol maka dapat disimpulkan ada pada saat mempresentasikan hasil
pengaruh yang signifikan dengan diskusi karena tidak semua anggota
penerapan model pembelajaran kelompok dipanggil oleh guru. Maka
kooperatif tipe NHT terhadap hasil dalam hal ini penggunaan waktu
belajar siswa pada materi pokok sangat penting untuk diperhatikan
Getaran dan Gelombang di SMP oleh guru di dalam pembelajaran
Swasta Taman Harapan Medan T.P sehingga dapat memaksimalkan hasil
2012/2013. belajar.
Model pembelajaran kooperatif
tipe NHT memberikan kesempatan KESIMPULAN DAN SARAN
kepada siswa untuk saling Kesimpulan
membegikan ide-ide dan Berdasarkan hasil penelitian
mempertimbangkan jawaban yang dan pembahasan penelitian dapat
paling tepat. Dalam hal ini siswa ditarik kesimpulan (1) Hasil belajar
dituntut untuk saling bertukar siswa yang diajar dengan
pendapat agar didapat pengetahuan menggunakan model pembelajaran
yang lebih baik serta dapat kooperatif tipe NHT pada materi
menumbuhkan sikap saling Getaran dan Gelombang di kelas VIII
menghargai pendapat orang lain, SMP Swasta Taman Harapan Medan
menghargai perbedaan yang ada, T.P. 2012/2013 sebelum diberikan
memanfaatkan kelebihan dan mengisi perlakuan, rata-rata pretes sebesar
kekurangan masing-masing. Selain itu 24,05 dan setelah diberikan perlakuan
dengan adanya penomoran, siswa rata-rata postes sebesar 64,77
dituntut untuk memahami setiap sedangkan hasil belajar dengan
materi yang diajarkan dan pembelajaran konvensional sebelum
bertanggung-jawab atas nomor diberikan perlakuan, rata-rata pretes
anggotanya masing-masing. sebesar 22,67 dan setelah diberikan
Namun dalam penelitian ini perlakuan rata-rata postes sebesar
masih terdapat kelemahan yang 48,67. (2) Persentase aktivitas belajar
ditemukan peneliti di lapangan, yaitu siswa di kelas eksperimen pada
siswa kurang siap untuk pertemuan I sebesar 77,86% dengan
mempresentasikan hasil diskusi ketika kategori aktif, pada pertemuan II
guru memanggil nomor anggota pada sebesar 82,86% dengan kategori aktif
siswa sehingga menyebabkan dan pada pertemuan III sebesar
pemaparan hasil diskusi kelompok 87,14% dengan kategori sangat aktif.
kurang efektif. Hal ini disebabkan (3) Ada pengaruh yang signifikan
karena adanya rasa takut pada siswa hasil belajar siswa yang diberi model
untuk mempresentasikan hasil pembelajaran kooperatif tipe NHT
diskusinya. Di samping itu, peneliti pada materi Getaran dan Gelombang
sudah berusaha mengatur waktu di Kelas VIII SMP Swasta Taman
sesuai dengan yang direncanakan Harapan Medan T.P. 2012/2013.

53
Jurnal Inpafi
Vol. 2, No. 2, Mei 2014

Saran
Saran dari penelitian ini bagi
peneliti selanjutnya yang ingin
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT adalah: (1) Lebih
memotivasi siswa, khususnya yang
akan mempresentasikan hasil diskusi
untuk meningkatkan rasa percaya diri
siswa. (2) Lebih memperhatikan
penggunaan waktu setiap fase dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT
karena pada tipe ini memerlukan
waktu yang banyak khususnya ketika
siswa mempresentasikan hasil
diskusi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Bumi
Aksara: Jakarta.
Isjoni, (2009). Kooperatif
Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi antar Peserta
Didik, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Joice. B., Weil. M., dan Chalhoun. E.
(2009). Models of Teaching;
Model-model Pengajaran
Edisi Kedelapan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Lie, A. (2008), Cooperative Learning
Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang-ruang
Kelas, Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Slavin, R., E. (2005). Cooperative
Learning, Teori, Riset dan
Parktek, Bandung.

Trianto., (2011), Mendesain Model-


Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.

54

Anda mungkin juga menyukai