Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS HUBUNGAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DAN

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

“ Jika Anda berada dalam supply chain management pada saat ini ,
maka kompleksitas adalah sebuah kanker , dimana Anda harus
berjuang. Manajemen proses adalah senjata untuk mengembangkan
sebuah model yang kuat dari proses supply chain management dan
mendefinisikan mereka secara benar, sehingga mereka dapat
dikelola. Ini telah memungkinkan organisasi kita untuk memahami
bahwa supply chain management adalah terlalu penting untuk hanya
fungsi. Sebaliknya itu pekerjaan semua orang. "
-Tom Blackstock
Wakil Presiden, Supply Chain Operasi, Coca-Cola Amerika Utara

Dalam lingkungan saat ini, ada tekanan untuk lebih bertanggung


jawab sosial pada lingkungan dan ada risiko yang perlu dikurangi dan
dikelola. Lalu, ada kompleksitas yang diciptakan oleh kebutuhan
pelanggan yang semakin meningkat, globalisasi, tekanan pada biaya,
dan ketersediaan dan akses ke sumber daya. Manajemen diharapkan
untuk meningkatkan profitabilitas, meningkatkan pertumbuhan
pendapatan dan melindungi pangsa pasar yang lebih besar. Agar
berhasil, manajemen harus menyadari bahwa keberhasilan akhir dari
sebuah organisasi bergantung pada kemampuan untuk
mengintegrasikan jaringan perusahaan hubungan bisnis dengan cara
yang saling menguntungkan. Pengelolaan jaringan ini hubungan
adalah supply chain management.

Manajemen rantai pasokan yang sukses membutuhkan


lintas-integrasi fungsional dalam perusahaan dan di seluruh jaringan
perusahaan yang terdiri dari rantai pasokan. Munculnya SCM dilatar
belakangi oleh 2 hal pokok, yaitu:
I. Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial
pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat
menciptakan keunggulan kompetitif.

II. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan


persaingan yang semakin ketat.

Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen


dalam pengertian manajemen produksi dan operasi adalah
kombinasi produk barang dan jasa.
Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila produk yang
ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak memiliki
daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni berupa
layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk
terbaik kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya,
yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-masing yang ideal
menurut perusahaan. Menyajikan produk dalam arti luas tersebut
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi
operasi yang harus dijalankan perusahaan. Mulai dari
mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan
seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi dan
mendistribusikan produk tersebut sesuai dengan selera konsumen
yang dibidik.

Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk


yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima.
Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka setiap
perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh
asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan value
terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya ini tentunya
menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiap perusahaan
termasuk para pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang
menarik dengan tingkat harga yang bersaing, setiap perusahaan
harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa
mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan.
Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui
optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam
proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan
konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai
melalui penerapan konsep Supply Chain Management (SCM). SCM
sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep yang baru. Menurut
Jebarus (2001) SCM merupakan pengembangan lebih lanjut dari
manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan
konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang
menyangkut proses aliran produk darisupplier, manufaktur, retailer
hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga
konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas
yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen
tersebut berlangsung secara transparan.
SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian
produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk
secara optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian,
jadual produksi, dan logistik.

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global


seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi
perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta
mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan
yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat
menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan dalam iklim persaingan,
salah satunya aplikasi Enterprise Resources Planning. Apakah ERP
itu ? Bagaimanakah hubungan supply chain management dan
Enterprise Resources Planning ? . Serta, Apa saja implementasinnya
di dunia bisnis Indonesia ?. Mari temukan jawabannya di term paper
ini.

MENGENAL LEBIH DEKAT “SUPPLY CHAIN”


Supply Chain adalah sistem organisasi, orang, teknologi, kegiatan,
informasi dan sumber daya yang terlibat dalam memindahkan
produk atau layanan dari pemasok ke pelanggan . Kegiatan rantai
pasokan transformasi sumber daya alam, bahan baku dan komponen
menjadi produk jadi yang dikirimkan ke pelanggan akhir.

APA ITU SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ?


Supply chain management adalah suatu sistem yang ditujukan untuk
mengendalikan suplier. Pengendalian ini bertujuan utama untuk
memastikan ketersediaan bahan baku atau bahan mentah agar tidak
menghambat kinerja perusahaan secara keseluruhan. Tujuan utama
dari supply chain management adalah untuk memenuhi permintaan
pelanggan melalui penggunaan sumberdaya paling efisien, termasuk
kapasitas distribusi, persediaan dan tenaga kerja. Secara teori,
sebuah supply chain berusaha untuk memenuhi permintaan dengan
pasokan dan melakukannya dengan persediaan minimal. Berbagai
aspek mengoptimalkan rantai pasokan termasuk penghubung
dengan pemasok untuk menghilangkan hambatan; sumber strategis
untuk menyerang keseimbangan antara biaya bahan terendah dan
transportasi, menerapkan JIT (Just In Time) teknik untuk
mengoptimalkan aliran manufaktur; mempertahankan campuran
yang tepat dan lokasi pabrik dan gudang untuk melayani pasar
pelanggan, dan menggunakan lokasi / alokasi, routing analisis
kendaraan, pemrograman dinamis dan, tentu saja, tradisional logistik
optimasi untuk memaksimalkan efisiensi dari sisi distribusi.
Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya ingin
memuaskan konsumen dengan bekerja sama membuat produk yang
murah, mengirimkan tepat waktu dan dengan kualitas yang bagus.
Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur,
kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah :
product development, procurement, palanning and control,
production dan distribution.
Pendekatan yang ditekankan dalam SCM adalah terintegrasi dengan
semangat kolaborasi.
Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan
internal melainkan juga eksternal perusahaan yang menyangkut
hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner
SCM yang didesain dengan baik menghasilkan net value positif
dengan memberikan keuntungan, mengurang biaya, dan
menigkatkan kelangsungan hidup keuangan. Perusahaan dengan
supply chain yang diselsaikan dengan baik dapat membagikan
keuntungan dengan layak, dengan menghasilkan yang disebut
win-win relationship.

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ( ERP )


Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem yang dapat
mengintegrasikan semua data dan proses di sebuah perusahaan ke
dalam sebuah sistem tunggal. Pengertian ERP sendiri berasal dari
sistem yang didesain untuk perancangan efisiensi penggunaan
sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Program ERP
sangat membantu perusahaan yang memiliki bisnis proses yang luas,
dengan menggunakan database dan reporting tools manajemen
yang terbagi. Business processes merupakan sekelompok aktivitas
yang memerlukan satu jenis atau lebih input yang akan
menghasilkan sebuah output dimana output ini merupakan value
untuk konsumen.
Dalam suatu sistem ERP, biasanya sudah terdapat beberapa modul
software yang dapat saling berketaitan antara satu dengan yang lain.
Sebuah database dalam sistem ERP biasanya mengandung semua
data yang terdapat dalam module software yang meliputi,
manufactring, supply chain management, financial, projects, human
resource, customer relationship management, dan data warehouse.
Dengan banyaknya modul yang terdapat pada sebuah sistem ERP,
tak heran jika aplikasi ini dapat menurunkan banyaknya jumlah
software yang dibutuhkan pada sebuah perusahaan besar. ERP juga
dapat menghasilkan laporan yang terbagi dalam beberapa sistem
secara lebih mudah. ERP juga dapat memudahkan manajemen
tingkat tinggi, dalam melakukan fungsi analisa yang berlaku di suatu
perusahaan besar, untuk mengindentifikasi tren yang berlaku di
perusahaan sehingga sehingga dapat membuat keputusan secara
cepat.
Implementasi sebuah sistem ERP umumnya akan memerlukan proses
re-engineering (perubahan/penyempurnaan proses bisnis/industri),
selama proses implementasi anda mempunyai kesempatan untuk
memperbaiki proses-proses yang kurang sempurna ataupun
mengganti proses bisnis dengan sistem yang lebih modern yang
paling sesuai dengan bisnis anda. Projek ERP juga meletakkan dasar
sistem bisnis baru dimana sistem ERP dapat berintegrasi dengan
E-commerce dan Costumer Relationship Management (CRM., ERP
umumnya juga dilengkapi sistem EDI (Electronic Data Interchange)
sehingga memungkinkan sistem untuk bertukar data dengan sistem
dari Vendor, Customer, dan lain lain, serta dilengkapi sistem email
untuk pengiriman informasi dan peringatan terhadap kondisi kondisi
tertentu untuk membantu pengawasan dan kontrol terhadap sistem.
Agar sebuah perusahaan dapat menerapkan konsep ERP dengan baik,
setiap aspek dari organisasi, manusia, informasi, dan teknologi harus
dipersiapkan dengan baik.
Adapun keuntungan dari implementasi ERP antara lain :
a. Integrasi data keuangan
b. Standarisasi Proses Operasi
c. Standarisasi Data dan Informasi

Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun


tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat
dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan
komponen lainnya, seperti:
 Pengurangan lead-time
 Peningkatan kontrol keuangan
 Penurunan inventori
 Penurunan tenaga kerja secara total
 Peningkatan service level
 Peningkatan sales
 Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen -Peningkatan
market share perusahaan
 Pengiriman tepat waktu
 Kinerja pemasok yang lebih baik
 Peningkatan fleksibilitas
 Pengurangan biaya-biaya
 Penggunaan sumber daya yang lebih baik
 Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan
keputusan.
 Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP
antara lain adalah :
 Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design
dan pengembangannya
 Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
 Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan
sistem yang baru
 Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
 Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah
aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari
yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah
perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu,
material dan kapasitas.Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem
yaitu sistem Financial, sistem Distribusi, sistem Manufaktur, sistem
Maintenance dan sistem Human Resource.
Untuk mengetahui bagaimana sistem ERP dapat membantu sistem
operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di
bawah ini:

“Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistem


ERP akan membantu kita menghitung berapa yang dapat diproduksi
berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada kita
saat ini. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistem ERP
dapat menghitung berapa lagi sumber daya yang diperlukan,
sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika
hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat
menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada
tujuan yang ditentukanpelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala
aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam
sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi
dari 100 unit tersebut.”

Dapat kita lihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu
fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain.
Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian
perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan,
bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur 'integrasi'
itu sangat penting dan merupakan tantangan besar bagi vendor
vendor sistem ERP.
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan
secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang
tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya
kerugian akibat 'machine fault' dll. Dinegara-negara maju yang sudah
didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat
menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya
untuk produksi benar-benar
disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving).Termasuk juga
penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan
(service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dsb.
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP,
makaindustri kita juga harus mengikuti 'best practice process'
(proses umum terbaik) yang berlaku. Disini banyak timbul masalah
dan tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya
misalnya, bagaimana merubah proses kerja kita menjadi sesuai
dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistem ERP, atau, merubah
sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita. Proses
penyesuaian itu sering disebut sebagai proses Implementasi. Jika
dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses kerja
yang cukup mendasar, maka perusahaan ini harus melakukan
Business Process Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu
berbulan bulan.
Analisis Hubungan Supply Chain Management dan Enterprise
Resources Planning

SCM : adalah suatu sistem informasi untuk memudahkan


pengendalian atas supplier.
ERP : adalah sistem inti perusahaan yang mengendalikan semua
aspek internal perusahaan.
CRM : adalah sistem informasi untuk melakukan pengendalian atas
konsumen perusahaan.

ERP adalah sebuah sistem komputer yang dirancang untuk dapat


mengendalikan seluruh aspek dalam perusahaan. Sistem ERP adalah
suatu sistem yang menyatukan semua subsistem-subsistem diatas.
Sistem ini luar biasa kompleks, tetapi apabila diinplementasikan,
akan sangat memudahkan manajemen dalam melakukan monitoring
pekerjaan sehari-hari, evaluasi, dan pada akhirnya mengambil
keputusan. Pengembangan dari sistem ini adalah dengan teknologi
Electronic Data Interchange (EDI) yang memungkinkan supplier
dapat memantau stok kita secara realtime sehingga resiko
kekurangan stok akan dapat diminimalisasikan. ERP merupakan
teknologi yang terintegrasi yang dapat memberikan value terhadap
supply chain management.

Anda mungkin juga menyukai