Anda di halaman 1dari 3

Accelerated Learning

Belajar merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri


individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang
belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tertekan (presure).
Proses belajar mengajar mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita seorang
mahasiswa maupun pelajar. Tetapi tidak jarang kita maupun sebagian orang
menganggap bahwa proses belajar itu membosankan atau monoton. Hal ini
dikarenakan materi yang diajarkan hanya disampaikan melalui ceramah
tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berfikir dan memberi
respon terhadap pengetahuan yang ditransfer. Kadang–kadang aktivitas
belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa cenderung mencari
aman atau selamat. Ancaman dalam hal ini berupa hukuman apabila berbuat
sedikit kesalahan. Aktivas belajar seperti ini, jelas tidak akan membuat
siswa atau peserta didik dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.
Untuk mengatasi permasalah tersebut banyak dilakukan perubahan supaya
dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
maksimal. Perubahan tersebut mencakup perubahan strategi dan metode
pembelajaran. Oleh karena itu, sekarang sudah ada metode atau model
pembelajaran yang disebut Accelarated Learning.

Accelarated Learning (pembelajaran yang dipercepat) adalah suatu


pola yang digunakan dalam pembelajaran yang didesain sedemikian rupa
sehingga dapat menggugah kemampuan belajar peserta didik, membuat
belajar lebih menyenangkan dan lebih cepat. Suasana belajar yang lebih
menyenangkan akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga belajar akan lebih
efektif. Accelerated Learning merupan pembelajaran yang dipercepat
sehingga akan lebih menitik beratkan pada hasil yang dicapai bukan metode
yang digunakan. Jadi, metode apapun yang dapat meningkatkan dan
mempercepat pembelajaran termasuk dalam metode Accelerated Learning.
Accelerated Learning dilakukan tidak sekedar membuat suasana
pembelajarn menyenagkan saja, tetapi mempunyai prinsip-prinsip yang jelas
dalam pelaksanaanya. Prinsip yang pertama yaitu melibatkan seluruh
pikiran dan tubuh dalam proses belajar. Jadi bukan hanya menggunakan
otak saja tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala
emosi, indra dan sarafnya. Kedua, belajar adalah berkreasi bukan
mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap orang peserta
didik, tetapi sesuatu yang diciptakan oleh peserta didik. Seperti
menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi
elektrokimia baru dalam sistem otak atau tubuh secara menyeluruh. Ketiga,
kerja sama membantu proses belajar. Kerja sama dapat menghilangkan
hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang
sempit. Keempat, pembelajaran dilakukan dengan bertingkat dan simultan.
Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linier,
melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Kelima, Belajar berasal dari
mengerjakan pekerjaan itu sendiri (feedback). Belajar paling baik adalah
belajar dalam konteks. Keenam, emosi positif. Perasaan menentukan
kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi
belajar, dan perasaan positif mempercepatnya. Ketujuh, otak merupakan
citra dari manusia yang dapat menyerap informasi secara langsung dan
otomatis.

Pembelajaran Accelerated Learning tidak secara langsung


meningkat hanya dengan meyuruh peserta didik berdiri dan maju kedepan
saja. Akan tetapi menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual
dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
Oleh karena itu, dibuatlah suatu pendekatan model pembelajaran
Accelerated Learning. Guru disarankan agar dalam mengelola kelas
menggunakan pendekatan somatic, auditory, visual, dan intellectual (SAVI).
Somatic dimaksudkan sebagai learning by doing (belajar dengan bergerak
dan berbuat). Jadi, belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba,
kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan
tubuh sewaktu belajar. Auditory adalah learning by talking and hearing
(belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Jadi, belajar auditory berarti
belajar dengan cara membicarakan apa yang sudah mereka pelajari dan
dapatkan pada saat proses pembelajaran. Seseorang dengan tipe belajar
seperti ini biasanya lebih menyukai penjelasan secara langsung melalui
suara dan apabila tidak dilengkapi dengan gambar ataupun suara dia bisa
belajar dengan efektif. Visual diartikan learning by observing and picturing
(belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Jadi, belajar visual yaitu
dengan mengamati dan menggambarkan apa yang sudah mereka pelajari.
Seseorang dengan tipe belajar visual biasanya harus membaca dan melihat
gambar supaya dia dapat memahami materi yang dipelajari. Intellectual
maksudnya adalah learning by problem solving and reflecting (belajar
dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi ). Belajar intelektual
menunjukkan apa yang dilakukan peserta didik dalam pikiran mereka secara
internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari
pengalaman tesebut. Keempat pendekatan ini akan membatu efekivitas
proses pembelajaran.

Metode belajar yang sesuai dengan saya yaitu auditory dan visual.
Karena ketika saya belajar saya harus mendengarkan penjelasan terlebih
dahulu kemudian membaca lagi apa yang sudah dijelaskan. Setelah
membaca, saya tulis kembali apa yang sudah saya pelajari dan
membicarakan semua hal yang sudah saya baca dan tulis.

Anda mungkin juga menyukai