DEMAM BERDARAH
KELOMPOK 1
Nama Anggota :
Ayu Putri Ningrum
Fitriani
Nailis Sa’adah
Sri Wahyuni
Widi Arief Sandria
Yuda Dwi Prasetya
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr, wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang
“DEMAM BERDARAH (DBD)”, guna untuk melengkapi tugas mata kuliah Biologi
Umum.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim,
sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan
demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH ................................................................................................................................ i
DEMAM BERDARAH .............................................................................................................. i
Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Demam Berdarah ...................................................................................... 2
2.2 Penyebab Demam Berdarah ........................................................................................ 2
2.3 Gejala-Gejala Demam Berdarah ................................................................................. 2
2.4 Cara Penularan Penyakit Demam Berdarah ................................................................ 3
2.5 Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah ............................................................. 3
2.6 Cara Pengobatan Penyakit Demam Berdarah ............................................................. 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 7
SUMBER ................................................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian demam berdarah.
2. Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah.
3. Mengetahui gejala penyakit demam berdarah.
4. Memberi pengetahuan cara penularan penyakit demam berdarah.
5. Memberikan informasi tentang cara pencegahan penyakit demam berdarah.
6. Memberikan pengetahuan tentang cara pengobatan penyakit demam berdarah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
6) Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit
dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas
20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7) Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan
nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8) Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9) Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10) Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
3
jernih untuk reproduksinya, Mengubur barang-barang yang tidak berguna tetapi
dapat menyebabkan genangan air yang berlarut-larut ini harus dihindari karena
salah satu sasaran tempat nyamuk untuk bereproduksi.
2) dilakukan dengan cara pencegahan preventive yaitu memelihara ikan pada
tempat penampungan air
b) Pada Nyamuk Dewasa :
1) Dengan memasang kasa nyamuk atau screening yang berfungsi untuk
pencegahan agar nyamuk dewasa tidak dapat mendekat pada linkungan sekitar
kita.
2) Dengan menggunkan Insect Light Killer yaitu perangkap untuk nyamuk yang
menggunakan lampu sebagai bahan penariknya (attractan) dan untuk
membunuhnya dengan mengunakan aliran listrik. Cara kerja tersebut sama
dengan Electric Raket.
2. Pengendalian Kimiawi
a) Pada Larva / jentik nyamuk:
Yaitu dikakukan dengan menaburkan bubuk larvasida atau yang biasa disebut
dengan ABATE Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras,
taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-
jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. Selama 3 bulan bila tempat
penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan
menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut Air yang telah
dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman
bila air tersebut diminum.
Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut :
Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram ABATE
Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan peres berisi
10 gram ABATE.
Beberapa upaya untuk menurunkan, menekan dan mengendalikan nyamuk dengan cara
pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
4
1) Modifikasi Lingkungan
Yaitu setiap kegiatan yang mengubah fisik lingkungan secara permanen agar tempat
perindukan nyamuk hilang. Kegiatan ini termasuk penimbunan, pengeringan, pembuatan
bangunan (pintu, tanggul dan sejenisnya) serta pengaturan sistem pengairan (irigasi).
Kegiatan ini di Indonesia populer dengan nama kegiatan pengendalian sarang nyamuk
”3M” yaitu dari kata menutup, menguras dan menimbun berbagai tempat yang menjadi
sarang nyamuk .
2) Manupulasi Lingkungan
Yaitu suatu bentuk kegiatan untuk menghasilkan suatu keadaan sementara yang tidak
menguntungkan bagi keberadaan nyamuk seperti pengangkatan lumut dari laguna,
pengubahan kadar garam dan juga sistem pengairan secara berkala di bidang pertanian.
4) Pengendalian Hayati
Yaitu cara lain untuk pengendalian non kimiawi dengan memanfaatkan musuh-musuh
alami nyamuk. Pelaksanaan pengendalian ini memerlukan pengetahuan dasar yang
memadai baik mengenai bioekologi, dinamika populasi nyamuk yang akan dikendalikan
dan juga bioekologi musuh alami yang akan digunakan. Dalam pelaksanaanya metode ini
lebih rumit dan hasilnyapun lebih lambat terlihat dibandingkan dengan penggunaan
insektisida. Pengendalian hayati baru dapat memperlihatkan hasil yang optimal jika
merupakan bagian suatu pengendalian secara terpadu.
5) Musuh alami yang yang digunakan dalam pengendalian hayati adalah predator,
patogen dan parasit.
a) Predator
Adalah musuh alami yang berperan sebagai pemangsa dalam suatu populasi
nyamuk. Contohnya beberapa jenis ikan pemakan jentik atau larva nyamuk.Ikan
pemakan jentik nyamuk yang telah lama digunakan sebagai pengendali nyamuk
adalah ikan jenis guppy dan ikan kepala timah. Jenis ikan lain yang dikembangkan
adalah ikan mas, mujahir dan ikan nila di persawahan. Selain ikan dikenal pula larva
nyamuk yang bersifat predator yaitu jentik nyamuk Toxorrhynchites yang ukurannya
lebih besar dari jentik nyamuk lainnya ( sekitar 4-5 kali ukuran larva nyamuk Aedes
aegypti). Di beberapa negara pemanfaatan larva Toxorrhynchites telah banyak
dilakukan dalam rangkaian usaha memberantas nyamuk demam berdarah secara
tepadu.
5
b) Patogen
Merupakan jasad renik yang bersifat patogen terhadap jentik nyamuk. Sebagai
contoh adalah berbagai jenis virus (seperti virus yang bersifat cytoplasmic
polyhedrosis), bakteri (seperti Bacillus thuringiensis subsp.israelensis, B. sphaericus),
protozoa (seperti Nosema vavraia, Thelohania) dan fungi (seperti Coelomomyces,
Lagenidium, Culicinomyces)
c) Parasit
Yaitu mahluk hidup yang secara metabolisme tergantung kepada serangga vektor
dan menjadikannya sebagai inang. Contohnya adalah cacing Nematoda seperti
Steinermatidae (Neoplectana), Mermithidae (Romanomermis) dan Neotylenchidae
(Dalandenus) yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jentik nyamuk
dan serangga pengganggu kesehatan lainnya. Nematoda ini memerlukan serangga
sebagai inangnya, masuk ke dalam rongga tubuh, merusak dinding dan jaringan tubuh
serangga tersebut. Jenis cacing Romanomermis culiciforax merupakan contoh yang
sudah diproduksi secara komersial untuk mengendalikan nyamuk.
Meskipun demikian pemanfaatan spesies Nematoda sampai saat ini masih terbatas
pada daerah-daerah tertentu karena sebaran spesiesnya terbatas, hanya menyerang
pada fase dan spesies serangga tertentu dan memerlukan dasar pengetahuan
bioekologi yang kuat.
6
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong
arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
betina. (Suriadi : 2001)
Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
1) Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
2) Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
3) Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih,
mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.
Berdasarkan hasil pembahasan masalah yang telah dibuat, dapat diambil kesimpulan bahwa
fogging merupakan salah satu upaya untuk memberantas nyamuk yang merupakan vektor
penyakit demam berdarah sehingga rantai penularan penyakit dapat diputuskan. Selain fogging
juga dapat dilakukan abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gram untuk 100 liter air
pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat
dalam PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan 3M, yaitu :
1) Menguras
2) Menutup tampungan air, dan
3) Mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk juga dapat menjadi
cara untuk memberantas DBD.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengobati penyakit DBD diantaranya yaitu:
1) Mengatasi perdarahan.
2) Mencegah keadaan syok.
3) Menambah cairan tubuh dengan infus.
4) Untuk mencegah DBD, dapat dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk pada
waktu pagi hingga sore hari dengan cara mengoleskan lotion anti nyamuk.
3.2 Saran
1. Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD
tersebut, sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu
menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah.
2. Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus,tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus
dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
3. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna.
4. Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah DBD.18
7
SUMBER
http://www.anggaputra.com/makalah-demam-berdarah-lengkap-dengan-penjelasan/
http://alviescoot.blogspot.co.id/2014/09/makalah-penyakit-demam-berdarah-dbd.html
http://anazurhaini.blogspot.co.id/2014/01/1024x768-normal-0-false-false-false-in.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah_Dengue