Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 7 & 8

BUSINESS ETHICS

BUSINESS ETHICS & PROFESSION


INDIVIDUAL TASK

Penyusun :

Nama : Saka Widrata Bhakti


NIM : 161450060
Kelas : PDN 3B
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Bidang Minat : Pemasaran dan Niaga

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Tahun 2019
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

TUGAS 7

1. Bagaimana pendapat saudara, apabila Perusahaan tidak boleh


mempraktekkan diskriminasi ? Jelaskan !
Jawab :

Diskriminasi merupakan perilaku negatif yang artinya membedakan baik dari


segi bentuk dan lain semacamnya. Kesempatan dan perlakuan yang sama tersebut
merupakan hak setiap warga Negara di segala bidang kehidupan, baik bidang
ekonomi, sosial budaya, politik serta ketenagakerjaan. International Labour
Organization mengemukakan bahwa, memberlakukan karyawan secara setara
dapat dilakukan dengan sistem manajemen kesetaraan. Rencana aksi kesetaraan
perusahaan kerap didasarkan pada kebijakan kesetaraan yang menyatakan
komitmen perusahaan terhadap kesetaraan.

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2006 tentang Ketenagakerjaan, dalam


konsiderans menimbang bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan
untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk
mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap
memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Sesuai pemaparan di atas, sangat baik dan dianjurkan apabila perusahaan


(terlibat) tidak mempraktekkan diskriminasi di lingkungan tersebut. Dengan tidak
adanya diskriminasi, akan membuat karyawan di perusahaan tersebut semakin
betah dan dapat memajukan perusahaan sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya. Kemudian bagaimana dengan perusahaan yang mempraktekkan
diskriminasi ? Jika kita telaah kembali pada UU No. 13 Tahun 2006, apabila
diskriminasi tersebut dijalankan, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut
akan menghilangkan hak-hak dasar karyawan serta akan berdampak negatif pada
perusahaan itu sendiri. Semisal karyawan yang mengundurkan diri, ternyata
memiliki kompetensi yang sangat menjanjikan untuk kemajuan perusahaan
tersebut.
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

2. Kadang-kadang ada perusahaan yang melaksanakan diskriminasi terhadap


karyawan dari sisi gaji, atau keturunan, dengan ini pendapat saudara
bagaimana bila dipandang dari segi Etika ?
Jawab :

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, (WJS Poerwadarminta, 1986:278),


disebutkan bahwa Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Untuk mencapai tujuan perusahaan agar kegiatan operasionalnya lancar,
mampu meraih keuntungan dan berkembang di masa depan, maka terciptanya
hubungan kerjasama yang harmonis antara Perusahaan dan karyawannya adalah
syarat mutlak yang harus dipenuhi.

Jadi menurut pendapat saya, dengan adanya diskriminasi yang lebih spesifik
terkait etika karyawan, maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan
tercapai tujuannya. Artinya terdapat berbagai macam cara agar hubungan
karyawan dan pemilik perusahaan tidak rusak, antara lain :

a. Tidak melakukan eksploitasi atas tenaga kerja/pekerja demi keuntungan


semata
b. Memperlakukan pekerja/karyawan sebagai aset perusahaan yang berharga,
bukan hanya sekedar komiditi dan pelengkap semata
c. Melakukan pembayaran upah pekerja/karyawan, tunjangan-tunjangan
kesejahteraan dan menyediakan fasilitas kerja sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku
d. Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan berdasarkan SARA kepada
pekerja/karyawan, baik dalam rangka penerimaan maupun penempatan di
perusahaannya
e. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pekerja/karyawan untuk
menunjukkan kemampuannya dan meningkatkan keterampilannya.
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

3. Ada beberapa masalah yang terkait dengan adanya perusahaan melakukan


diskriminasi, hal ini menurut pendapat saudara bagaimana adanya masalah
tersebut ? Jelaskan !
Jawab :

Dengan adanya masalah terkait diskriminasi, menurut saya perusahaan telah


melanggar Pasal 6 Undang-undang Ketenagakerjaan. Artinya menteri atau pejabat
yang ditunjuk, akan mengenakan sanksi administratif kepada pengusaha
berdasarkan Pasal 190 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan. Pada dasarnya,
dalam hal ini terjadi perselisihan dalam hubungan kerja, maka wajib diupayakan
penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah
untuk mencapai mufakat.

Berbagai macam masalah pasti terjadi pada suatu perusahaan, apalagi


perusahaan tersebut melakukan diskriminasi kepada pekerja/karyawannya.
Diskriminasi dapat menurunkan tingkat kepuasan seorang karyawan dalam
bekerja, dapat menurunkan motivasi karyawan yang terkena diskriminasi, dan
dapat meningkatkan turn over atau perpindahan karyawan. Bayangkan bila
karyawan yang pindah atau resign itu adalah karyawan-karyawan yang
sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa.

Pada prinsipnya kita harus menyadari bahwa perbedaan itu adalah sebuah hal
yang hakiki dan begitu juga dengan keberagaman. Kita tidak bisa mengatur kita
dilahirkan dari suku apa, budaya apa, dan berjenis kelamin apa. Keberagaman
adalah sebuah hal yang hakiki dan mutlak yang diberikan oleh Tuhan.
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

TUGAS 8

1. Sebutkan beberapa aspek dalam keselamatan kerja maupun kesehatan


kerja !
Jawab :

Berdasarkan materi hasil pembahasan dari ibu Sri Rahayuningsih, S.E., M.M.,
aspek K3 terdiri dari :

a. Keselamatan kerja terwujud jika tempat kerja aman; bebas dari risiko
terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan pekerja cedera atau meninggal.
b. Kesehatan kerja terwujud jika tempat kerja dalam kondisi sehat; bebas dari
risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit sebagai akibat kondisi
kurang baik di tempat kerja.

Berikut ini disampaikan ciri-ciri aspek keselamatan kerja dan kesehatan kerja,
antara lain :

Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja


 Terjadi secara mendadak  Penyakit baru tampak setelah
pekerja bekerja cukup lama
 Langsung mengakibatkan kerugian  Tanggung jawab perusahaan
bagi perusahaan tidak selalu jelas
 Perusahaan lebih bertanggung
jawab

2. Aspek dalam keselamatan kerja maupun kesehatan kerja, apabila oleh


perusahaan ada salah satu yang tidak dipenuhi oleh perusahaan, maka
bagaimana pendapat saudara jika dipandang dari segi etika ?
Jawab :

Sesuai ketentuan UU No. 14 Tahun 1969, Pasal 9 dan 10 dikemukakan bahwa


tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atau keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

martabat manusia dan moral agama. Jadi sesuai dengan peraturan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh jaminan atas keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan, setiap orang yang berada di tempat kerja
harus dijamin keselamatannya serta tempat pekerjaan harus dijamin selalu dalam
keadaan aman. Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif
dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan
keluarganya dengan baik.

Jadi menurut pendapat saya, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung
jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif
dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama. Namun kesehatan kerja
para karyawan wajib menjadi perhatian perusahaan, karena mereka merupakan
sumber daya manusia (SDM) yang menentukan hasil produksi dari sebuah
perusahaan. Jika sumber dayanya tidak dapat bekerja secara maksimal, maka
perusahaan juga tidak akan mungkin bisa memperoleh hasil yang maksimal.

Alangkah baiknya bila Pemerintah juga ikut mengawasi dengan baik


perusahaan-perusahaan agar dapat memberi hak-hak pada pekerja/karyawannya
secara baik. Banyak sekali perusahaan yang tidak mematuhi standar operasional
keselamatan di perusahaannya. Jika dipantau dari segi etika, maka dengan
pelaksanaan K3 yang baik dan dipenuhinya hak-hak pekerja dan karyawan
diharapkan akan memberi efek aman dan nyaman bagi karyawan, dengan begitu
para karyawan dapat fokus untuk mengerjakan tugasnya sebagai karyawan dan
tenaga kerja dari perusahaan tersebut.

3. Apabila ada perusahaan dalam mengambil kebijakan, dengan


memberhentikan pegawai/mengurangi pegawai, karena adanya
pengurangan anggaran (dana), apakah hal ini sudah benar ? Lalu bagaimana
pendapat saudara ?
Jawab :
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

PHK dengan Alasan Efisiensi dalam Peraturan Perundang-undangan diatur


secara rinci dan jelas dalam UU No. 13 Tahun 2003 dalam Pasal 164 ayat (3) yang
menyatakan bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami
kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa
(force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal
156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi No. 19/PUU-IX/2011, menimbang


bahwa para Pemohon mendalilkan, kata “efisiensi” yang terdapat dalam Pasal 164
ayat (3) UU 13/2003 tidak dapat diartikan bahwa hal tersebut menjadi dasar
perusahaan untuk melakukan PHK terhadap pekerja atau juga “mengefisienkan
biaya tenaga kerja” dengan cara memutuskan hubungan kerja pekerja yang ada,
namun harus diartikan bahwa PHK dapat dilakukan perusahaan apabila
perusahaan tutup, dan tutupnya perusahaan adalah sebagai bentuk efisiensi,
atau dengan kata lain pengusaha melakukan efisiensi dengan cara menutup
perusahaan.

Undang-undang No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial, PHK merupakan atau dapat menjadi salah satu penyebab
Perselisihan Hubungan Industrial. Pada pasal 150 sampai dengan pasal 172
Undang-Undang Ketenagakerjaan dapat diketahui mengenai segala sesuatu
terkait PHK, termasuk salah satunya mengenai alasan-alasan melakukan
PHK.Salah satu kesalahan penafsiran yang sering terjadi adalah pada ketentuan
pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Jadi menurut saya, Hal ini dapat menjadi beban dan tanggung jawab yang
berat bagi Divisi Sumber Daya Manusia/Personalia untuk dapat melakukan PHK
karena efisiensi, tanpa menimbulkan perselisihan hubungan industrial dengan
pekerja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan sosialisasi yang efektif dan
TUGAS 7 & 8
BUSINESS ETHICS

insentif kepada pekerja supaya dapat memahami kondisi perusahaaan.


Pendekatan “orang tua” (perusahaan) dan “anak” (pekerja) akan lebih mengena
dibandingkan dengan pendekatan hukum. Namun demikian, pemahaman atas
ketentuan Undang-Undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-
Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
merupakan syarat mutlak yang harus dipahami sehingga tidak menjadi masalah
bagi perusahaan karena harus menghadapi gugatan pekerja di kemudian hari.

SEKIAN,
TERIMAKASIH
Saka Widrata Bhakti
NIM.161450060

Anda mungkin juga menyukai