Dispnea berasal dari Bahasa Yunani terdiri dari dys yang berarti sulit dan pneuma yang berarti bernapas sehingga secari harfiah diartikan sebagai kesulitan bernapas. Dispnea menurut definisi America thoracic Society didefinisikan sebagai pengalaman subyektif ketidaknyaman dalam bernapas yang terdiri dari berbagai sensai yang bervariasi dalam intensitas secara kualitatif. (ambarwati dan putranto, 2016) b. Klasifikasi sesak napas Berdasarkan aktivitas : (Rasmin, 2015) Menurut American Thoracic Society 1. Derajat tidak ada (0), tidak terganggu oleh sesak saat bergegas jalan atau berjalan sedikit mendaki; 2. Derajat ringan (1), terganggu oleh sesak saat bergegas jalan atau berjalan sedikit mendaki; 3. Derajat sedang (2), jalan lebih lambat disbanding orang seumurnya karena sesak atau harus berhenti untuk bernapas saat berjalan biasa; 4. Derajat berat (3), berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 meter atau setelah berjalan beberapa menit pada ketinggian tetap; 5. Derajat sangat berat (4), sesak saat berpakaian atau melepas pakaian
Berdasarkan waktu : (Rasmin,2015)
1. Dispnea akut : sesak napas yang berlangsung kurang dari satu bulan 2. Dispnea kronik : sesak napas yang berlangsung lebih dari satu bulan c. Etiologic sesak napas (Rasmin,2015) 1. Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi Obstruksi aliran napas (sentral atau perifer) :Asma, PPOK,Tumor endobronkial , Stenosis trakea / laring Gangguan pengembangan paru (stiff lung) : Interstitial fibrosis, Gagal jantung kiri, Tumor linfangitik Gangguan pengembangan dinding dada atau diafragma : Penebalan pleura, obesiti, massa intraabdomen, kehamilan. 2. Kelemahan pompa napas (respiratory pump) Absolut : Riwayat poliomyelitis, Penyakit neuromuskular (Sindrom Guillain Barre, muscular dystrophy, SLE, hipertiroidisme) Relatif : Hiperinflasi, Efusi pleura, Pneumotoraks 3. Peningkatan respiratory drive Hipoksemia Asidosis metabolik : Penyakit ginjal,anemia, hemoglobinopati, Penurunan curah jantung Stimulasi reseptor intrapulmoner : Infiltrative lung disease, hipertensi pulmoner, edem paru 4. Ventilasi rugi (wasted ventilation) Destruksi kapiler : Misal pada emfisema. Obstruksi pembuluh darah besar : Misal emboli paru. 5. Disfungsi psikologik : anxietas dan kecemasan d. Faktor resiko sesak napas (American, 2016) Memiliki penyakit paru sebelumnya Hemoglobin rendah Kurang berolahraga Merokok Usia dan Jenis kelamin: kebanyakan laki-laki daripada perempuan Pekerjaan : tempat industri, pertambangan,dll Polusi udara Obesitas Kehamilan Dapus : Ambarwati, Riska., Putranto Rudy. “Peran Opioid Dalam Tatalaksana Dispnea Pada Pasien Paliatif”. Indonesian Journal of Chest, critical and emergency medicine :Jakarta ; 2016 Rasmin, Menaldi., Aniwidyaningsih Wahju. “Pendekatan Khusus Sesak Napas”. Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan : Jakarta ; 2015 American Lung Association. “Shortness of Breath Symptoms, Causes and Risk Factors”. Lung Health and Diseases; 2016