Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem mangrove memiliki multifungsi, yaitu fisik, ekologis dan sosial ekonomi.
Secara fisik, mangrove mampu menahan gelombang tinggi, badai dan pasang sewaktu-
waktu, sehingga mengurangi abrasi pantai. Secara ekologis mangrove memiliki fungsi
sebagai sumber plasma nutfah, tempat bertelur dan bersarangnya biota laut. Mangrove juga
dikatakan sebagai ekosistem yang sangat produktif karena mangrove merupakan tempat
yang kaya akan bahan organik dan bahan makanan lain bagi biota. Dari segi sosial
ekonomi, mangrove dapat digunakan sebagai areal tumpang sari dengan memelihara jenis-
jenis ikan payau yang bernilai ekonomi tinggi, atau yang sering disebut sebagai
silvofishery ataupun dimanfaatkan sebagai obyek daya tarik wisata alam dalam
pengembangan ekowisata. Fungsi ekologis mangrove ini sekaligus juga menjadikan
mangrove sebagai habitat bagi banyak satwa liar. Fauna mangrove hampir mewakili semua
phylum, meliputi protozoa sederhana sampai burung, reptilia dan mamalia.
A. FLORA & KERAGAMANNYA
Terlepas dari pohon bakau, sejumlah tanaman tingkat tinggi lainnya, pakis,
lumut, dan alga makro diatom planktonik dan ganggang uniseluler lainnya sering
ditemukan di hutan bakau. Giesen et al. (2007), mendaftarkan 262 tanaman tingkat
tinggi (mis. Tidak termasuk lumut dan alga) yang ditemukan di habitat bakau di Asia
Tenggara. Sebagian besar tidak spesifik untuk bakau, tetapi tanaman yang lebih besar
meningkatkan keanekaragaman flora hutan bakau, sementara fitoplankton
berkontribusi terhadap keseluruhan produktivitas bersih habitat bakau. Tidak mungkin
untuk menggambarkan semuanya di sini, tetapi kita akan secara singkat
mempertimbangkan peran fitoplankton dan komunitas mikro-alga bentik di hutan
bakau ekosistem. Komunitas fitoplankton dan mikro-alga bentik berkontribusi pada
fungsi bakau ekosistem dalam dua cara: Pertama, mereka membuat secara umum kecil
tetapi tetap terukur kontribusi terhadap produktivitas bersih keseluruhan habitat bakau.
Kedua, sejumlah besar diatom dan mikro-alga lainnya ditemukan pada akar
udara dan bagian bawah bakau lainnya yang terendam air pasang. Ini merupakan
sumber makanan penting untuk siput arboreal dan gastropoda lainnya, banyak yang
bergerak naik turun pohon dengan pasang merumput pada potongan kecil apa pun yang
mereka dapat temukan. Selain itu, mereka terkadang dapat berkontribusi secara
signifikan terhadap produktivitas primer hutan bakau secara keseluruhan.

Beberapa tumbuhan mangrove yang umum ditemukan di Indonesia yaitu:

1. Avicennia alba
Avicennia alba merupakan pohon yang memiliki akar nafas. Kulit kayu luar
berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil,
sementara yang lain kadang-kadang memiliki permukaan yang halus. Permukaan
daunnya halus, bagian atas hijau mengkilat sedangkan bawahnya pucat. Letak daun
berlawanan, bentuk daun elips dan ujungnya meruncing. Bunga seperti trisula
dengan gerombolan bunga berwarna kuning hampir di sepanjang ruas tandan. Buah
berbentuk kerucut berwarna hijau muda kekuningan dengan ukuran 4x2 cm1.

Gambar 1. Avicennia alba

2. Sonneratia alba
Pedada atau Sonneratia alba Smith tumbuh pada substrat berlumpur. Kulit
batang berwarna krem hingga cokelat dengan retak-retak halus di permukaannya.
Akar berupa akar nafas yang terlihat yang terlihat pada saat air laut sedang surut.
Daunnya tebal berbentuk bulat telur yang berwarna hijau cerah dan letaknya saling
berhadapan. Buah berbentuk bola gepeng yang berwarna hijau keabu-abuan dengan
diameter 5-7,5 cm. bunganya berbenang sari cukup banyak, terdapat di ujung-ujung
ranting dan berwarna putih. Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan yaitu pada kayunya
yang dapat dijadikan rusuk dan siku-siku2.

1
Ni Made Puspayanti, dkk. Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove di Desa Lebo Kecamatan Parigi Kabupaten
Parigi Moutong dan Pengembangannya Sebagai Media Pembelajaran. Jurusan P.MIPA FKIP Universitas
Tadulako Vol 1: 1-9 Juni 2013 Hal 4
2
Ibid, hal 3
Gambar 2. Sonneratia alba

3. Bruguiera gymnorrhiza
Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m.
Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu
tua sampai coklat. Berakar papan dan juga memiliki beberapa akar lutut. Daunnya
berwana hijau di bagian atas dan hijau kekuningan di bagian bawahnya. Hipokotil
lurus, tumpul dan berwarna hijau tua keunguan.

Gambar 3. Bruguiera gymnorrhiza

4. Rhizophora mucronata Lmk


Tumbuhan dari suku Rhizophoraceae ini berbatang pendek, bercabang banyak
dengan akar tunjang. Batang menyilinder hampir berwarna hitam atau kemerahan
serta permukaan batang kasar. Akar tumbuh melengkung, tetapi sebelum mencapai
tanah biasanya masih bercabang lagi. Akar tumbuh dari bagian batang yang agak
tinggi bahkan dari dahan-dahannya pun tumbuh akar-akar yang disebut akar udara.
Daun tebal dan berwarna hijau cerah yang berkelompok di ujung cabang atau
ranting. Bagian bawah daun terdapat bintik-bintik cokelat. Bunganya kecil-kecil,
tebal dan berwarna putih kekuningan. Buah memanjang seperti telur, berbiji satu dan
berwarna kecokelatan. Kulit tumbuhan ini banyak mengandung tannin3.

Gambar 4. Rhizophora mucronata

5. Nypa fruticans Wumb


Nypa fruticans tergolong palma tanpa batang pada bagian permukaan dan
membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah. Daunnya seperti susunan daun
kelapa. Daun berwarna hijau mengkilat di permukaan atas dan berserbuk di bagian
bawah. Bentuknya lanset, ujungnya meruncing. Tumbuh pada substrat berlumpur dan
dekat dengan jalan. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan
terhadap perubahan masukan air yang lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar
jenis tumbuhan mangrove lainnya4.

Gambar 5. Nypa fruticans

3
Ibid, hal 4
4
Ibid, hal 6
Rhizophora mucronata Poir adalah salah satu jenis tanaman bakau . Juga
disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam dan lain-lain. Kulit
batang hitam, memecah datar. Tanaman ini biasa ditemukan dalam hutan bakau atau
hutan mangrove, yaitu hutan adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau
yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tanaman ini
sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih toleran terhadap substrat yang
lebih keras dan berpasir. Lebih menyukai substrat yang tergenang dalam dan kaya
humus; jarang sekali didapati di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar luas
mulai dari Afrika timur, Madagaskar, Mauritania, Asia tenggara, kepulauan Nusantara,
melanesia dan Mikronesia. Diintroduksi ke Hawaii. Rhizophora mucronata tumbuh di
atas tanah lumpur. Lumpur tanah liat bercampur bahan organik merupakan tempat
tumbuh yang paling umum bagi hutan bakau, selain tanah bergambut, lumpur dengan
kandungan pasir yang tinggi, ahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang
berdekatan dengan terumbu karang. Salah satu teknik mengidentifikasi pohon bakau
cepat tumbuh yaitu dengan melihat lingkaran tahun pada batang (annual ring) seperti
yang dipublikasikan oleh Menezes dkk (2003) pada jurnal Wetland Ecology and
Management. Sebagaimana diketahui bersama bahwa lingkaran tahun pada batang
tanaman berkayu menunjukkan umur tanaman. Jenis Rhizophora mucronata adalah
jenis pohon bakau yang sulit dilihat lingkaran tahunnya.
Di areal yang sama dengan R.apiculata tetapi lebih toleran terhadap substrat
yang lebih keras dan pasir. Pada umumnya tumbuh dalam kelompok, dekat atau pada
pematang sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah
yang jauh dari air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang tergenang
dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus. Merupakan salah satu jenis tumbuhan
mangrove yang paling penting dan paling tersebar luas. Perbungaan terjadi sepanjang
tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga menghambat pertumbuhan
mereka. Anakan yang telah dikeringkan dibawah naungan untuk beberapa hari akan
lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tersebut mungkin dikarenakan adanya
akumulasi tanin dalam jaringan yang kemudian melindungi mereka.
Penyebaran tanaman ini berada di Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia
tenggara, seluruh Malaysia dan Indonesia, Melanesia dan Mikronesia. Dibawa dan
ditanam di Hawaii. Tanaman ini mempunyai manfaat pada kayunya. Kayu digunakan
sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari kulit kayu digunakan untuk pewarnaan, dan
kadang-kadang digunakan sebagai obat dalam kasus hematuria (perdarahan pada air
seni). Kadang-kadang ditanam di sepanjang tambak untuk melindungi pematang.

Selain itu, ada juga Acanthus ilicifoliu Biasanya pada atau dekat mangrove,
sangat jarang di daratan. Memiliki kekhasan sebagai herba yang tumbuh rendah dan
kuat, yang memiliki kemampuan untuk menyebar secara vegetatif karena perakarannya
yang berasal dari batang horizontal, sehingga membentuk bagian yang besar dan kukuh.
Penyebaran dari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasifik barat.
Terdapat di seluruh Indonesia. Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah
serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar
kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah
beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga
dapat digunakan sebagai makanan ternak

Gambar 6. Acanthus ilicifolius

Kawasan Samudera India bagian utara dan Pasifik barat daya (memanjang dari
Laut Merah sampai Jepang dan Indonesia) merupakan tempat keanekaragaman jenis
mangrove tertinggi di dunia. Saenger, dkk (1983) mencatat dua kawasan tersebut
mewakili masing-masing 44 dan 38 jenis dari 60 jenis mangrove sejati yang tercatat di
dunia. Sementara di kawasan Amerika Barat/Pasifik Timur, Amerika Timur/Karibea
dan Afrika Barat hanya memiliki 7 jenis serta Afrika Timur 9 jenis (Saenger, dkk,
1983).
Dikebanyakan mangrove di dunia terdapat berbagai macam f;lora mangrove
diantaranya: Acrostichum Aureum, Ac. speciosum, Aegiceras corniculatum, floridum,
Avicennia alba, A. marina, A. lanata, A. officinalis, Bruguiera cylindrica, B.
gymnorrhiza, B. sexangula, Ceriops decandra, C. tagal, Excoecaria agallocha,
Heritiera littoralis, Lumnitzera rasemosa, Lumnitzera littorea, Nypa fruticans,
Pemphis acidula, Rhizophora apiculata, R. mukronata, Scyphiphora hydrophyllacea,
Sonneratia alba, S. caseolaris, Xylocarpus granatum, X. molluccensis, dan X. rumphii.

Gambar 7. Acantus ebractus

Gambar 8. Aegiceras corniculatum


Gambar 9. Bruguiera parviflora

Gambar 33. Camptostemon schultzii Gambar 34. Gymnanthera palulosa


Gambar 7. Heritiera littoralis Gambar 8. Lumnitzera littorea

B. FAUNA MANGROVE
Fauna mangrove yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah mamalia, aves
(burung), reptil, epifauna maupun plankton. Mamalia yang banyak ditemukan di
ekosistem mangrove diantaranya adalah Kera Abu/Kera Ekor Panjang Macaca
fascicularis, Lutung Tracypithecus auratus, Babi Hutan Sus scrofa, Kelelawar Pteropus
vampyrus dan Kucing Bakau Felis viverrina. Aves (burung) merupakan kelompok
satwa yang paling banyak ditemui. Sedikitnya ditemui 24 jenis burung di habitat
mangrove Segara Anak dan 42 jenis burung di Teluk Pangpang. Diantara jenis - jenis
burung tersebut, terdapat burung yang langka dan dilindungi seperti Wilwo Mycteria
cinerea, Bubut Hitam Centropus.

Mangrove merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar seperti primata,
reptilia dan burung. Selain sebagai tempat berlindung dan mencari makan, mangrove
juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung air. Bagi berbagai jenis ikan dan
udang, perairan mangrove merupakan tempat ideal sebagai daerah asuhan, tempat
mencari makan dan tempat pembesaran anak.
Selain komunitas mangrove, mangrove juga didiami oleh fauna yang hidup
berasosiasi di ekosistem ini, baik yang berada di bagian atas, batang maupun akar
mangrove, antara lain dari golongan mamalia yaitu babi (Sus scrofa), berang-berang
(Cunogale benneti), musang (Paradoxurus hermaproditus), tikus (Rattus sp),
kelelawar (Cynopterus sp), monyet (Macaca fascicularis), Golongan crustacea yaitu
udang galah (Macrobrancium rosenbergii), rama-rama (Thalassina anomala), kepiting
bakau (Scylla serrata), udang (Penaeus sp). Terdapat pula fauna dari golongan molusca
yaitu siput babi (Ellobium sp), umang-umang (Caenobita cavipes), lintah laut
(Onchidium sp) dan buah tanah. Selanjutnya terdapatmgolongan ikan yaitu sembilang
(Plotosus sp), penyumpit (Toxotes sp), kitang, glodok/tembakul (Periopthalmus sp),
buntal (Tetraodon sp), belanak (Mugil sp), lundu dan betutu (Oxyeleotris marmorata).
Dari golongan reptil terdapat buaya muara (Crocodilus porosus), ular bakau
(Trimeresurus pupuremaculatus), ular air (Enhydris enhydris), ular tanah (Cerberus
rhynchops), ular daun (Bungarus laticep), ular cincin/belang kuning (Boiga
dendrophila), ular hijau (Trimeresurus albolabris), ular sawak (Pyton molurus), biawak
(Varanus salvator). Selanjutnya golongan serangga yaitu laba-laba (Cyptophora
beccani), capung (Aeshinidae sp), kupu-kupu (Lycanidae sp), lalat (Drosophila sp),
jangkrik tanah (Apterone mobius), nyamuk (Culicidae sp) dan agas. Terdapat pula dari
golongan cacing yaitu cacing nipah dan umpun-umpun (Polycaeta sp). Golongan aves
(unggas) terdiri dari Elang bondol (Haliastur indus), wallet (Collocalio esculente),
layang-layang (Hirundo tahtica). Sedangkan golongan amphibi adalah katak bakau
(Rana cancrivora)5

5
Syf. Melinda Sari, 2012. S.Hut Jenis Fauna Hutan Mangrove di Areal PT.Bina Ovivipari Semesta dan
Sekitarnya.Hal. 7

Anda mungkin juga menyukai