Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN

TELAAH ARTIKEL JURNAL DALAM JOURNAL SHARING KELOMPOK

PENGAPLIKASIAN CANADIAN C-SPINE RULE (CCR)

Disusun untuk Memenuhi Penugasan Manajemen Asuhan Keperawatan Gawat Darurat


dan Kritis

Pembimbing Akademik : Suhartini, S.Kp. MNs, PhD


Ns. Nana Rochana, S.Kep.,MNs
Ns. Dody Setyawan, S.Kep., M.Kep
Clinical Instructor : Ns. T. Udur Ana P, S.Kep
Ns. Lukman Amin, S.Kep

Disusun Oleh :
Noorachmi Harum S 22020118210028
Utami Dwi Yusli 22020118210006
Gladis Risna A. 22020118210026
Novicka Dety Aritantia 22020118210051

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXII

DEPARTEMEN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
Pengaplikasian Canadian C-Spine Rule (CCR)

Cedera servikal merupakan cedera tulang belakang yang paling sering menimbulkan
kecacatan dan kematian, dari beberapa penelitian terdapat korelasi antara tingkat cedera
servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yaitu semakin tinggi tingkat cedera servikal
semakin tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya (Ning GZ, 2011). Insiden trauma tulang
belakang di negara-negara berkembang dilaporkan 25,5 per juta pada tahun 2013. Trauma
tulang belakang sering terjadi pada orang muda berusia 15-25 tahun, dengan perbandingan
laki-laki dan wanita adalah 4 : 1. Alasan paling umum untuk trauma tulang belakang adalah
kecelakaan kendaraan bermotor (50%), jatuh dan kecelakaan kerja (30%), kejahatan
kekerasan (11%), dan cedera olahraga (9%) (Caltili, 2018).

Sekitar 10% pasien kecelakaan lalu lintas selalu menderita cedera servikal, baik
cedera pada tulang servikal, jaringan penunjang, maupun cedera pada cervical spine.
Kecelakaan lalu lintas dan terjatuh adalah penyebab sebagian besar fraktur tulang servikal.
Trauma pada servikal subaksis (C3–7) lebih umum terjadi dibanding servikal C1 dan C2.
Trauma servikal sering terjadi pada pasien dengan riwayat kecelakaan kendaraan bermotor
dengan kecepatan tinggi, trauma pada wajah dan kepala, terdapat deficit neurologis, nyeri
pada leher, dan trauma multiple (Weishaupt N., 2010). Trauma tulang belakang dan masalah
neurologis yang terjadi selanjutnya mengubah kehidupan sosial seseorang dan menghasilkan
beban ekonomi dan non-ekonomi yang signifikan. Oleh karena itu pasien dengan trauma
tulang belakang harus ditangani dengan cara yang cepat dan benar (Caltili, 2018).

IGD adalah gerbang rumah sakit yang merupakan tempat penanganan pertama pada
pasien, termasuk pasien dengan cedera di cervical spine. IGD di RSUP Dr Kariadipun sering
mendapatkan pasien dengan cedera di cervical spine. Sebagian besar pasien yang dibawa ke
IGD RSUP Dr. Kariadi dengan ambulan telah terlindungi oleh papan punggung dan
terpasang necollar. Saat pasien datang, biasanya perawat akan menyelesaikan penilaian
triase dan langsung mengirim pasien ke label merah. Di label merah, pasien akan dalam
keadaan imobilisasi berjam-jam hingga pengkajian fisik dan radiografi selesai.

Beberapa kasus di IGD RSUP Kariadi ditemukan, setelah dilakukan radiografi,


ternyata pasien tidak memerlukan imobilisasi dan dalam kondisi yang tidak mengancam
nyawa. Hal ini tentunya menimbulkan kerugian bagi pasien ataupun pelayanan di IGD.
Imobilisasi yang dilakukan pada pasien tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan, apalagi
ketika pasien mendapatkan imobilisasi terlalu lama. Selain itu, imobilisasi yang cenderung
lama dan tidak perlu akan menambah beban karena penuhnya IGD dan menurunkan
pelayanan keperawatan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu prosedur yang dapat membantu
dalam menentukan perlunya imobilisasi dan radiografi pada pasien trauma yang mengalami
nyeri leher atau pasien yang datang dengan terpasang necollar.

Canadian C-Spine Rule merupakan salah satu prosedur yang didesain supaya
praktisi kesehatan khususnya perawat dapat menyelesaikan masalah mengenai servikal ini
tanpa diagnostic imaging dan mengurangi waktu immobilisasi pasien (Stiell et al, 2018).
Setiap tahun di Kanada, sebanyak sebagian besar orang dewasa yang dalam kondisi waspada
dengan kondisi stabil kurang dari 1% memiliki cedera tulang belakang leher (c-spine)
(Catherine et al, 2016). Biasanya, perawat menyelesaikan penilaian triase dan mengirim
pasien ke ruang resusitasi ketajaman tinggi, di mana mereka tetap sepenuhnya tidak dapat
bergerak sampai penilaian dokter dan radiografi selesai. Canadian C-Spine Rule (CCR)
membantu dalam menentukan perlunya imobilisasi dan pencitraan diagnostik pada pasien
trauma yang waspada dan stabil yang mengalami nyeri leher atau dengan layanan medis
darurat (EMS) di papan dengan kerah serviks.

Aturan CCR adalah pasien dengan tiga kriteria berisiko tinggi, keberadaan salah satu
diantaranya yang menghasilkan rekomendasi untuk pencitraan (usia ≥ 65 tahun, mekanisme
berbahaya, atau parestesia di ekstremitas), lima kriteria berisiko rendah dengan salah satu di
antaranya yang memungkinkan terjadinya rotasi tulang belakang (tabrakan kendaraan
bermotor ujung-belakang yang sederhana, posisi duduk digawat darurat, rawat jalan kapan
saja, keterlambatan timbulnya nyeri leher, atau tidak adanya kelembutan garis tengah
serviks-tulang belakang), dan penilaian kemampuan pasien untuk memutar leher 45 derajat
ke kiri dan ke kanan (Saragiotto, 2018). Penelitian Caltili et al (2018), yang membandingkan
metode Canadian C-Spine Rule (CCR) dengan National Emergency X-Radiography
Utilization Study (NEXUS) dengan hasil bahwa, CCR lebih sensitif dalam memutuskan
apakah akan melihat cedera trauma servikal di seluruh tulang belakang, karena
menggunakan kriteria pertanyaan atau aturan yang lebih detail, menunjukkan kehati-hatian
dalam praktik klinis untuk tidak melewatkan diagnosis, terutama pada pasien geriatri.

Stiel et al (2018) dan, menjelaskan bahwa perawat IGD yang menangani triase pada
pasien dengan cidera servikal maupun trauma, sebelumnya sudah diberikan pelatihan terkait
CCR dan bersertifikat sehingga diharapkan perawat dapat mengevaluasi pasien dengan
aman ketika pasien datang ke triage station. Sehingga immobilisasi servikal dapat
dihentikan pada pasien dengan resiko rendah dan dipindahkan ke area prioritas triase yang
lebih rendah untuk mendapatkan perawatan yang lebih nyaman dan efektif. Fontain et al
(2018) menyatakan penilaian oleh perawat diserahkan dalam bentuk standar penyajian CCR
dan dokumentasi keperawatan. Praktik ini dapat dilakukan oleh perawat yang
berpengalaman dan sudah menjalani pembinaan klinis yang luas pada penggunaan CCR
secara benar. Peneliti mengamati bahwa tenaga kerja, biaya, dan paparan radiasi dapat
diminimalkan berkat penerapan metode tersebut.

Pengaplikasian Canadian C-Spine Rule (CCR) belum diterapkan di RSUP Dr.


Kariadi, padahal penerapan ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan manajemen
kenyamanan pasien tanpa membahayakan keselamatan pasien, serta dapat mengurangi
length of stay di IGD yang ramai/penuh. Aturan CCR menggunakan kriteria pertanyaan atau
aturan yang lebih detail, menunjukkan kehati-hatian dalam praktik klinis untuk tidak
melewatkan diagnosis. Sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien tanpa
membahayakan keselamatan pasien, selain itu tenaga kerja, biaya, dan paparan radiasi dapat
diminimalkan, berkat penerapan aturan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, pengaplikasian Canadian C-Spine Rule (CCR) dapat


diterapkan. Namun, sebelum aturan Canadian C-Spine Rule (CCR) ini diterapkan di RSUP
Dr. Kariadi dibutuhkan adanya ketentuan secara tertulis mengenai pengaplikasianya dan
hal-hal lain yang dibutuhkan, seperti kebijakan institusional seputar izin perawat dalam
melakukan c-spine. Pelatihan juga dibutuhkan dalam pengaplikasian aturan ini, selain itu
dukungan dari manajer atau pendidik dan dokter adalah suatu keharusan untuk
melaksanakan pengaplikasian aturan ini. Pengaplikasian aturan ini perlu dilakukan secara
konsisten untuk meningkatan keberhasilan dalam menangani pasien cedera tulang belakang
dan menekan bahaya yang dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Caltili C, Ozturk D, Altinbilek E, Yapar N, Serin M, Gündüz H, et al. Canadian c-spine


criteria and nexus in the spinal trauma : comparison at a tertiary referral hospital
in Turkey. 2017;28(8):3598–602.

Catherine, et al. 2016. Facilitators and Barriers to Application of The Canadian C-Spine
Rule by Emergency Department Triage Nurses. International Emergency Nursing.
27: 24-30.

Fontaine, et al. 2018. Cervical Spine Collar Removal By Emergency Room Nurses: A
Quality Improvement Project. Journal of Emergency Nursing. Elsevier:44(3): 228-
235

Ning, G.Z., Yu, T.Q., Feng, S.Q, Zhow, X.H., Ban, D.X., Liu Y et al. 2011. Epidemiology
of traumatic spinal cord injury in Tianjin, China. Spinal Cord. 49(3): 386-390

Saragiotto BT, Maher CG, Verhagen A, Michaleff ZA. Canadian C-spine rule and the
National Emergency X-Radiography Utilization Study ( NEXUS ) for detecting
clinically important cervical spine injury following blunt trauma Cochrane
Database of Systematic Reviews Canadian C-spine rule and the National Emergency
X- Radiography Utilization Study ( NEXUS ) for detecting clinically important
cervical spine injury following blunt trauma ( Protocol ). 2018; (June).

Smith, N., Memergn, RN., Curtis, KRN. 2016. Can Emergency Nurses Safely and
Accurately Remove Cervical Spine Collars in Low Risk Adult Trauma Patients: an
integrative review. Australian Emergency Nursing Journal. Elsevier. 16: 63-74.

Stiel, et al. 2018. A Multicenter Program to Implement the Canadian C-Spine Rule by
Emergency Department Triage Nurses. Annals of Emergency Medicine. 72(4): 1-9.

Weishaupt, N., Silasi, G., Colbourne, F., & Fouad, K. 2010. Secondary damage in the spinal
cord after motor cortex injury in rats. J Neurotrauma, 27(5): 1387-1397.

Anda mungkin juga menyukai