Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN

A. DEFINISI
Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit pada
kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsi kerja jantung
karena tidak adekuatnya aliran darah.
Pada ibu hamil, terjadi adaptasi fisiologis sehingga menyebabkan perubahan signifikan
pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan jantung normal dapat beradaptasi dengan baik
selama kehamilan. Sedangkan yang mengalami penyakit jantung,terjadi komplikasi yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan
janin (Manuaba, 1998).

B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita diAmerika
Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanitausia 25– 44 tahun.
Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % darikehamilan, dengan angka kematian
maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari100.000 di Massachusetts. Namun angka kematian
maternalmencapai 10 – 25 % walaupun adanya perkembangan diagnosis dan
penanganan penyakit kardiovaskular maternal pada zaman sekarang. Meskipun insidens
penyakit jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejalaseperti sesak napas atau tanda seperti
bising ejeksi sistolik yang merupakan gejaladari penyakit jantung, dapat muncul pada sekitar
90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan fisiologis pada tubuh yang
diinduksi oleh kehamilan itu sendiri. Di antara beberapa penyakit kardiovaskuler, hipertensi
merupakan penyakit kardiovaskuler yang tersering muncul pada kehamilan, sebanyak 6-
8%dari seluruh kehamilan. Di negara barat, penyakit jantung bawaan merupakanyang
penyakit jantung yang paling sering ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa
dan Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik mendominasi
di negara selain negara barat, berkisar 56 – 89 %dari seluruh penyakit jantung dalam
kehamilan. Kardiomiopati jarang ditemukan,tetapi merupakan penyebab berat dari
komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan. (WHO, 2010)
C. ETIOLOGI

Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :

1. Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik
dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih disebabkan karena kelainan
pada fisiologi jantungnya.
Kelainan Sekunder
2. Kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll . untuk kelainan sekunder ini sendiri lebih
disebabkan oleh penyakit-penyakit lain

D. FAKTOR RESIKO
1. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam rematik.
Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila berpatokan pada criteria Jones
sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik aktif. Manifestasi yang terbanyak adalah
poliartritis migrant serta karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam
rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang
memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju
endap darah dan jumlah leukosit. Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka
prognosisnya akan buruk.
Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:
a. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
b. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
c. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya
2. Penyakit Jantung Kongenital
Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan, akan tetapi
kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam usia
reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek
septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak
sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya dioperasi. Pada umunya
penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan asal penderita
tidak sianosis dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.
Penyakit jantung bawaan dibagi atas :
a. Golongan sianotik (right to left shunt)
b. Golongan asianotik (left to right shunt)
c. Penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada golongan usia
lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau
koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus
disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit
jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada
penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan tersebut disebabkan oleh :
a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada
28-32 minggu lalu menetap.
b.Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
Dalam kehamilan :
a. Denyut jantung dan nadi: meningkat
b.Pukulan jantung meningkat.
c. Tekanan darah menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan
dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung
dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-
saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia).
b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan
memerlukan kerja jantung yang berat.
c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah
lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi
E. KLASIFIKASI
Kehamilan yang disertai penyakit jantung secara klinis dibagi menjadi empat stadium
(Manuaba, 1998) :
 Kelas 1 :
- Tanpa gejala pada kegiatan biasa
- Tanpa batas gerak biasa
 Kelas 2 :
- Waktu istirahat tidak terdapat gejala
- Gerak fisik terbatas
- Cepat lelah, palpitasi, sesak napas, dapat nyeri dada, edema tangan/tungkai
 Kelas 3 : Gerakan sangat terbatas karena gerak minimal saja dapat menimbulkan
gejala payah jantung.
 Kelas 4 : Dalam keadaan istirahat sudah terjadi gejala payah jantung

H. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung selama
kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas berat baik
itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop (kehilangan kesadaran karena
kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat merasa
lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik dapat berupa
murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi vena jugular,
pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran jantung, denyut jantung
terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu
lambat (palpitasi) dan edema perifer pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh.
(Manuaba, 2000)

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui mengenai penyakit jantung
selama masa kehamilan menurut (Manuaba, 2004) adalah sebagai berikut :
a. Foto thoraks bermanfaat untuk melihat gambaran jantung seperti pembesaran jantung
dan edema paru.

b. Elektrokardiografi (ECG) dapat mendeteksi adanya gangguan seperti irama jantung,


system konduksi jantung, dan lain sebagainya

c. Ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi pembuluh darah, serta merekam
denyut jantung.

d. USG untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan

e. Elektrolit serum untuk menilai kalium sebagai petunjuk terapi cairan dan elektrolit

J. PENATALAKSANAAN
A. Pengawasan antenatal
1. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.
2. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil dengan
peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.
3. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan Ekokardiografi.
4. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.
5. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak hemodulasi besar
kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.
6. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi
- Tingkat I : Tanpa pengobatan
- Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu
Tingkat I-II
1. Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu
2. Pada trimester II:
- Setiap minggu
- Konsultasi dokter anak atau kardiolog
3. Nasihat dietnya:
- Kurangi garam
- Banyak minum yang memperlancar diuresis
4. Pengawasan ketat terhadap:
- Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit
- Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi
- Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½ kg/minggu
5. Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang kembali
6. Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila dipandang perlu

- Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama


Kelas III
1. Setiap minggu sejak trimester II
2. Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya
3. Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan indikasi atau
dilakukan secara rutin
4. Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit untuk
persiapan definitive
Kelas IV
1. Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan bersama
dokter anak, kardiolog
2. Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari
dekompensasio kordis
A. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan
Persalinan pada bumil yang menderita penyakit jantung disesuaikan dengan tingkat
penyakitnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan
Tingkat II-IV : Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan forsep ekstraksi
b. Postpartum
1. Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi dekompensasio
kordis akuta
2. Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya dengan pack
Cel.
3. Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat diberikan
digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.
Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan uterotonika
- Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin bolus atau
drip sehingga pendarahan post partum dapat dikendalikan
- Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat menimbulakn
1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin meningkat
2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga menambah
beratya dekompensasio kordis.
Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan massae
bimanual. Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit selama 14 hari,
sampai dapat dijamin keaadaan jantungnya stabil untuk aktivitas
puerperiumnya.

B. Profilasis antibiotic yang di rekomendasikan


1. Untuk persalinan dan kelahiran
- Ampisilin 2 gram IM atau IV, gentamisin 1,5 mg/kg BB IM atau IV pada
persalinan aktif, dosis tunggal dilanjutkan diberikan 8 jam kemudian dan post
partum
2. Regimen oral untuk prosedur minor atau pada pasien beresiko rendah dengan
pasien alergi penisilin
- Amoksilin 3 gram per oral 1 jam sebelum prosedur dilakukan dan 1,5 gram 6
jam kemudian
- Vankomisin 1 gram IV secara perlahan selama 1 jam, plus gentamisin 1,5
mg/kgBB IM atau IV yang diberikan 1 jam sebelum prosedur dilakukan, dapat
diulang sekali lagi 8 jam kemudian

K. KOMPLIKASI
Ada beberapa macam komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan yaitu :
a. Eklampsia
Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular. Kematian
disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.
b. Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi aliran darah
otak pada MAP (Mean Arterial Pressure) diatas 140 mmHg.
c. Masalah liver dan koagulasi: HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated Liver
Enzyme, Low Platelets Count).
Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim
hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.
d. Gagal ginjal
Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.
e. Edema Paru
f. Kematian maternal
Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan muncul secara
bersamaan, merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan berapapun umur
gestasi. Fetal Kematian perinatal dan morbiditas fetus meningkat. Pada usia
kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi karena plasenta
iskemi yang terdiri dari area infark. Kelahiran prematur juga sering terjadi At-term,
preeklampsia mempengaruhi berat lahir bayi dengan penigkatan risiko kematian
dan morbiditas bayi. Pada semua umur gestasi terjadi peningkatan risiko abrupsi
plasenta.
- Komplikasi pada maternal
1. Gagal ginjal akibat tubuler nekrotik akut
2. Gagal jantung
3. Edema paru
4. Trombositopeni
5. Rupture plasenta yang menyebabkan pendarahan
- Komplikasi pada janin
a. Persalinan premature
b. Pertumubuhan janin terhambat
c. Kematian perinatal
d. IUGR (Intra Utery Growth Restriction)

L. PATOFISIOLOGI
M. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM KEHAMILAN
Penyakit jantung selama kehamilan dapat menimbulkan perburukan gejala dari ibu,
hal ini dapat terlihat dari peningkatan aritmia dan CHF yang membutuhkan peningkatan
terapi obat kardiovaskuler salama kehamilan juga perlu rawat inap. (Hammed, 2001)
Jika ibu terdeteksi memiliki gangguan atau penyakit jantung, maka beberapa lembaga
kesehatan, menyarankan untuk menghentikan kehamilan. Beberapa penelitian
menyatakan jika beberapa janin dengan ibu yang menderita penyakit jantung akan
meninggal saat ibu melakukan tindakan operasi bypass ini juga bisa disebabkan oleh
operasi jantung darurat, usia kehamilan yang belum cukup umur. (Siu, 2001)
Ibu dengan resiko penyakit jantung koroner dapat menyebabkan kerugian dalam
kehamilan diantaranya, berat lahri bayi sangat rendah juga kelahiran kurang bulan
(premature). (Sattar, Greer, 2002)

N. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM MASA PERSALINAN

Beberapa efek pada ibu hamil dengan penyakit jantung yang dapat terjadi selama
proses intranatal atau persalinan antara lain :

a. Kegagalan jantung (dekompensasi kordis). Dapat terjadi pada ibu selama


persalinan akibat peningkatan beban kerja jantung, sedangkan kondisi jantung ibu
yang sudah dalam keadaan lemah atau sakit, dapat semakin parah hingga gagal
jantung, sehingga akan terjadi payah jantung akibat kompensasi yang kurang baik
dari jantung ibu selama persalinan. (Farrer, 2001)

b. Hipoksemia pada ibu dan janin. Hal ini dapat terjadi pada ibu dengan kelainan
pembuluh darah coroner. Beban kerja jantung yang meningkat selama proses
intranatal membuat jantung harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan
oksigen bagi ibu dan juga janin, namun dengan adanya kelainan pada jantung ibu,
pasokan oksigen untuk ibu dan janin akan terganggu sehingga beresiko mengalami
hipoksemia dan gawat janin selama persalinan. (Manuaba, 2004)

c. Kematian maternal dan bayi. Selama persalinan kala I dan kala II, curah jantung
ibu meningkat lebih besar, sehingga kerja jantung berkali lipat lebih cepat dari
normal. Dengan adanya penyakit jantung pada ibu, maka kerja jantung menjadi
tidak optimal, dan bila terjadi henti jantung selama persalinan, maka ibu dan janin
akan berujung pada kematian. (Manuaba, 2000)

O. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM MASA


POSTPARTUM
Pada post partum terjadi perubahan hemodinamik ibu hamil :
3. Pirau retropalsenta berakhir sehingga darah akan kembali menuju sirkulasi
umum sebesar 500-600 cc
4. Terjadi retraksi otot jantung, sehingga tekanan perifer akan meningkat.
5. Terjadi perubahan retensio air dan garam kembali menuju sirkulasi umum
untuk dapat dikeluarkan melalui ginjal
6. Terdapat kemungkinan pendarahan postpartum
Berdasarkan pendapat kelompok , setelah periode post partum merupakan
periode yang berbahaya bagi semua kalangan wanita dengan penyakit jantung, karena
dapat terjadi peningkatan alirah darah ke jantung yang disebabkan oleh perubahan
tiba-tiba pada tekanan abdomen saat melahirkan.
P. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Data Demografi
 Nama
 Umur
 Pekerjaan
 Alamat

a. Aktifitas dan istirahat


 Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
 Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga
b. Sirkulasi
 Takikardia, palpitasi, disritmia
 Riwayat penyakit jantung kongenital
 Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding
dengan
uterus.
 Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik
 Peningkatan tekanan darah
 Nadi mungkin menurun
 Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama.
 Riwayat hipertensi kronis
c. Eliminasi
 Menurunnya keluaran urine
d. Makanan dan cairan
 Obesitas
 Mual dan muntah
 Malnutrisi
 Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
e. Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas
f. Pernafasan
 Takipnea
 Dispnea
B. Rencana asuhan keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung
NOC : Cardiac pump effectiveness
Circulation status
NIC : cardiac care

2. Resiko Gangguan Hubungan Ibu dan Janin


NOC : Maternal status : antepartum
Fetal status : antepartum
Konowledge : Hypertension Management
NIC : high risk pregnancy care

Substance Use Treatment : Drug Withdrawal

Teaching : Prescribed Medication

3. Anxietas
NOC : Anxiety level
NIC : Anxiety Management

DAFTAR PUSTAKA

WHO.2010. The World Health Report 2010. (online) Diakses pada tanggal 29 November
2012 pukul 15.45 WIB melaui http://www.who.int./whr/2010/en/index.html .
Manuaba, Ida B.G. 2000. Pengantar Kuliah Obstetric. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida B.G. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric Dan Ginekologi. Jakarta :
EGC.

Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.

Siu SC, et al. 2001. Prospective multicenter study of pregnancy outcomes in women with
heart disease

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
IKAPI. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Hammed, Afshan et all. 2001. The Effect of Vulvular Heart Disease on Maternal and Fetal
Outcome of Pregnancy Journal of The American Collage of Cardiology .(Online). Diakses
pada 28 November 2016 pukul 23.45
http://content.onlinejacc.org/article.aspx?articleid=1127063

Sattar, N and Greer, Ian A. 2002. Pregnancy Complication and Maternal Cardiovascular
Risk : Opportunities for Intervention and Screening. BMJ : Glasgow Royal Infirmary
University. (Online) Diakses pada 29 November 2016, pukul 14.55
http://eprints.gla.ac.uk/100/1/BMJSattar2002.pdf

Anda mungkin juga menyukai