Anda di halaman 1dari 13

ANTI KORUPSI

Hasil Belajar : peserta mampu menjelaskan anti korupsi di lingkungan kerjanya

Indikator Hasil Belajar :

• Menjelaskan Pengertian Korupsi

• Menjelaskan Konsep Anti Korupsi

• Menjelaskan Gratifikasi

1. Pengertian Korupsi

2. Konsep Anti Korupsi

3. Gratifikasi
Jabatan Pelaku Korupsi Teratas
Berdasarkan Kinerja Penanganan Kasus Korupsi Semester I 2016

STATISTIK PUNGUTAN LIAR


Lima Besar Sektor Paling Sering di Korupsi
Berdasarkan Kinerja Penanganan Kasus Korupsi Semester I 2016

• Sektor keuangan daerah menjadi sektor yang paling rentan dikorupsi dengan 34 kasus.

• Sektor pelayanan publik menjadi sektor kedua yang paling rentan dikorupsi.

Sumber: Tren Penanganan Kasus Korupsi Sem 1 2016 Indonesia Corruption Watch (ICW)
1. PENGERTIAN KORUPSI

DASAR HUKUM

1. Undang–Undang No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan


Bebas dari KKN.

2. Undang–Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;


sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001.

3. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

4. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

5. Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012 – 2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012
– 2014.

6. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

7. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi


di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/ 306/2014 tentang Petunjuk


Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Beberapa terminologi korupsi

• busuk, palsu, suap (KBBI, 1991)

• suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara,
menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi (kamus hukum, 2002)

• kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (The Lexicon Webster
Dictionary, 1978)
PENGERTIAN KORUPSI

UU No 31 Tahun 1999 jo.UU No 20 Tahun 2001


tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PASAL 2 (1)

SETIAP ORANG YANG SECARA MELAWAN HUKUM MELAKUKAN PEBUATAN


MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YANG DAPAT
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA, DIPIDANA DENGAN
PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP ATAU PIDANA PALING SINGKAT 4 (EMPAT) TAHUN DAN
PALING LAMA 20 TAHUN, DENDA PALING SEDIKIT RP. 200.000.000,- DAN PALING BANYAK
RP. 1.000.000.000,-

(Robert Klitgard, pakar kebijakan publik Harvard University) : KORUPSI dapat terjadi jika ada MONOPOLI
kekuasaan yg dipegang oleh seseorang yang memiliki WEWENANG yang berlebihan, tanpa ada
PERTANGGUNG JAWABAN yang jelas

Ciri-Ciri Korupsi

1. dilakukan oleh lebih dari satu orang;

2. merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;

3. berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan tertentu;

4. berlindung di balik pembenaran hukum;

5. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum

6. Mengkhianati kepercayaan

2. KONSEP ANTIKORUPSI

Pengertian Antikorupsi : Antikorupsi adalah pencegahan yang dilakukan untuk meningkatkan


kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi dan bagaimana menyelamatkan uang dan aset
negara

KORUPSI ADALAH KEJAHATAN LUAR BIASA

Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Kebijakan Antikorupsi

• Kebijakan anti korupsi mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan negara dan masyarakat.

• Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bisa
berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi,
undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para
pejabat negara.

Prinsip-prinsip Antikorupsi

• Akuntabilitas (kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja)

• Transparansi

• Kewajaran (fairness)

• Kebijakan

• Kontrol kebijakan

3. Gratifikasi
Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya (Pasal 12b UU No. 20 tahun 2001)

Aspek Hukum Gratifikasi


• Dasar Hukum (UU No 30 tahun 2002) tentang KPK pasal 16
Setiap penyelenggara negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan kepada KPK
• Subyek Hukum
Penyelenggara Negara (pejabat negara pada lembaga tertinggi dan/atau tinggi negara, menteri,
gubernur, hakim, pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dalam
penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku) dan Pegawai Negeri
• Obyek Hukum Gratifikasi
Uang, barang dan fasilitas
Beberapa contoh penerimaan gratifikasi:

 Seorang pejabat negara menerima “uang terima kasih” dari pemenang lelang;

 Suami/ Istri/ anak pejabat memperoleh voucher belanja dan tiket tamasya ke luar negeri dari
mitra bisnis istrinya/suaminya;

 Seorang pejabat yang baru diangkat memperoleh mobil sebagai tanda perkenalan dari pelaku
usaha di wilayahnya;

 Seorang petugas perijinan memperoleh uang “terima kasih” dari pemohon ijin yang sudah
dilayani.

 Pemberian bantuan fasilitas kepada pejabat Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif tertentu, seperti:
Bantuan Perjalanan + penginapan, Honor-honor yang tinggi kepada pejabat-pejabat walaupun
dituangkan dalam SK yang resmi), Memberikan fasilitas Olah Raga (misal, Golf, dll); Memberikan
hadiah pada event-event tertentu (misal, bingkisan hari raya, pernikahan, khitanan dll).
Contoh gratifikasi

• Pemberian hadiah/uang ucapan terima kasih karena telah dibantu

• Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat pernikahan anaknya

• Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/pegawai negeri atau keluarganya untuk keperluan
pribadi secara cuma-cuma

• Pemberian potongan/harga khusus bagi pejabat/pegawai negeri untuk pembelian barang/jasa


dari rekanan

• Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai negeri

• Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari rekanan

• Pemberian souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat kunjungan kerja

• Pemberian hadiah kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari raya keagamaan oleh rekanan
atau bawahannya

Anda mungkin juga menyukai