Disusun oleh :
Kelompok : 2 HTN IV B
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi..............................................................................................................ii
A. Kesimpulan .............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan etika politik dalam Islam ?
2. Bagaimana sejarah perumusan pancasila oleh tokoh2 islam?
3. Bagaimana Etika politik yg diterima islam dalam nilai2 pancasila ?
1
BAB II
PROSES DAN ALASAN MUSLIM INDONESIA MENERIMA
PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA POLITIK
Etika politik Islam adalah seperangkat aturan atau norma dalam bernegara
di mana setiap individu dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan
Allah sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an. Adapun mengenai aplikasi
nilai-nilai etika tersebut merujuk kepada pola kehidupan Nabi Muhammad
Saw baik dalam kehidupan secara umum maupun secara khusus, yaitu dalam
tatanan politik kenegaraan.
2
Khattab sebagai khalifah kedua berdasarkan kaderisasi yang dilakukan Abu
Bakar dan dimusyawarahkan bersama sahabat-sahabat lain pada masa
hidupnya. Selanjutnya, khalifah yang ketiga, Utsman bin ‘Affan dipilih
berdasarkan musyawarah tim formatur yang dibentuk oleh Umar bin Khattab
semasa hidupnya, yang diketuai oleh Abdurrahman bin ‘Auf. Setelah itu,
kepemimpinan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, sebagai khalifah keempat,
yang diangkat oleh mayoritas kaum muslimin. Namun, ada juga pihak yang
tidak setuju karena perbedaan prinsip dan kepentingan. Sejarah mencatat
bahwa sejak akhir pemerintahan Utsman bin ‘Affan sampai pemerintahan Ali
bin Abi Thalib, situasi politik terus bergejolak. Kemudian, sistem
kepemimpinan berganti dengan dinasti, yaitu Dinasti Bani Umayyah dan
Dinasti Bani Abbasiyyah dan dinasti-dinasti lainnya.
Politik yang baik adalah politik yang bisa mencapai tujuannya, apa pun
caranya. Relevansi etika politik terletak pada kemampuannya untuk
menjinakkan kekuatan itu dan mengatur kepentingan-kepentingan kelompok
dengan membangun institusi institusi yang lebih adil.
Beberapa prinsip ajaran Islam yang dapat dijadikan etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara saat ini antara lain meliputi kekuasaan sebagai
amanah, musyawarah, prinsip keadilan sosial, prinsip persamaan, pengakuan
3
dan perlindungan terhadap hak-hak azasi manusia, prinsip peradilan bebas
kepentingan, prinsip perdamaian dan keselamatan, prinsip kesejahteraan,
prinsip ketaatan rakyat1
1
Al-Maududi, Abul A’la. 1975. “Sistem Politik Islam”. Bandung: Penerbit Mizan
hal : 15-16
4
Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar
negara Indonesia.
Adapun lima dasar negara yang diusulkan Mr. Muh Yamin secara
lisan dan tertulis. Usulan yang disampaikan secara lisan adalah sebagai
berikut:
a) Perikebangsaan
b) Perikemanusiaan
c) Periketuhanan
d) Perikerakyatan
e) Kesejahteraaan Rakyat
5
c) Sistem badan permusyawaratan
d) Sosialisme negara
e) Hubungan antarbangsa
a) Kebangsaan Indonesia
d) Kesejahteraan sosial
Pada sidang BPUPKI yang pertama ini juga dibentuk Panitia Kecil
yang terdiri dari 9 orang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, K.H.
Wachid Hasjim, Mr. A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Agus salim, Mr. Achmad Soebarjo, dan Mr. Muhammad
Yamin. Selanjutnya, karena anggotanya sembilan orang, Panitia Kecil ini
juga disebut Panitia Sembilan.
2
Ahmad Syafi’I Maarif, Islam Dan Pancasila Sebagai Dasar Negara (Jakarta:Pustaka
LP3ES Indonesia, 2006); hal: 68-69
6
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
c) Persatuan Indonesia
7
D. Etika politik yg diterima islam dalam nilai2 pancasila
Sila pertama dan kedua berkaitan erat dengan agama dan paham
kemanusiaan yang juga dianjurkan oleh agama seperti Islam, yaitu
kemanusiaan yang adil dan beradab. Tampak pula di situ bahwa Pancasila
sebagai landasan ideologis berdirinya Negara Republik Indonesia terdiri dari
kumpulan sistem nilai yang saling berhubungan. Sila pertama, yaitu
Katuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan sebagaimana terkandung
dalam agama-agama yang dianut bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai
yang mengayomi, meliputi dan menjiwai keempat sila yang lain. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara,
termasuk moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara
dan peraturan perundang-undangan negera, kebebasan dan hakasasi warga
negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Demikian pula
8
dengan nilai-nilai etis dalam sila pertama harus mendasari dan menjiwai nilai
etis keempat sila yang lain.3
Sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini setidak-
tidaknya mememberi pengakuan bahwa manusia yang hidup di negeri ini dan
merupakan warga yang syah di negeri ini diperlakukan secara adil dan
beradab oleh penyelenggara negara, termasuk hak dan kebebasannya
beragama. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai bahwa
suatu tindakan yang berhubungan dengan kehidupan bernagara dan
bermasyarakat didasarkan atas sikap moral, kebajikan dan hasrat menjunjung
tinggi martabat manusia, serta sejalan dengan norma-norma agama dan social
yang teah berkembang dalam masyarakat sebelum munculnya negara. Ia juga
mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan
yang dikembangkan bangsa Indonesia yang beragam etnik dan golongan. Sila
ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Walaupun kenyataan anthropologis bangsa
Indonesia multi-etnik, multi-budaya, dan multi-agama, namun tidak
menghalangi terciptanya persatuan selama masing-masing merasa saling
bersaudara disebabkan ikatan keserumpunan, persamaan agama dan latar
belakang sosial budaya.
3
H. Alamsjah Ratu Perwiranegara, Islam Dan Pembangunan Politik
Indonesia (Jakarta: CV Haji Masagung,1987); hal 257
9
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila
Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta Persatuan
Indonesia. Dalam sila ini terkandung nilai demokrasi:
4
https://ahmadsamantho.wordpress.com/2011/06/03/pancasila-etika-politik-dan-
islam-1/, diakses pada pukul 03.53 WIB
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Etika politik Islam adalah seperangkat aturan atau norma dalam bernegara di
mana setiap individu dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan Allah
sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an, sedangkan tujuannya adalah
menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik dan sebaliknya.
2. Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam
sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan") pada tanggal 1 Juni 1945.Etika, atau filsafat moral
(Telchman, 1998) mempunyai tujuan menerangkan kebaikan dan kejahatan.
standar baik dalam konteks politik adalah bagaimana politik diarahkan untuk
memajukan kepentingan umum. Politik yang baik adalah politik yang bisa
mencapai tujuannya, apa pun caranya. Relevansi etika politik terletak pada
kemampuannya untuk menjinakkan kekuatan itu dan mengatur kepentingan-
kepentingan kelompok dengan membangun institusi institusi yang lebih adil.
3. Ada empat alasan kenapa pancasila diterima sebagai etika politik islam di
indonesia, yaitu Pertama, negara Indonesia merupakan negara persatuan, yang
bhinneka tunggal ika. kedua, negara Indonenesia didirikan dengan maksud
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
berkewajiban pula mewujudkkan kesejahteraan serta mencerdaskan kehidupan
bangsa; ketiga, negara Indonesia didirikan di atas asas kedaulatan rakyat.
Kedaulatan rakyat tidak bisa dibangun hanya berdasarkan demokrasi di bidang
politik. Demokrasi harus juga dilaksanakan di bidang
ekonomi; keempat, negara Indonesia didirikan di atas dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa. Ini mengandung arti bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi
keberadaan agama-agama yang dianut bangsa Indonesia
11
DAFTAR PUSTAKA
https://ahmadsamantho.wordpress.com/2011/06/03/pancasila-etika-
politik-dan-islam-1/, diakses pada pukul 03.53 WIB
12