Anda di halaman 1dari 17

KURIKULUM PTK

INOVASI KURIKULUM

DOSEN:
1. Dra. Asmar Yulastri, M.Pd, Ph.D
2. Ezi Angraini, M.Pd

Disusun:
1. Irfaniya Fitri 17075023
2. Ranti Wahyuni 17075034
3. Shinta Safitri S 17075219
4. Savira Nurfadilah Zarli 17075215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJHATERAAN KELUARGA


JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Kurikulum PTK tentang Inovasi Kurikulum
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun
makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan , saram, ide, dan
memberikan arahan kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................


DATAR ISI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................
A. Pengertian Inovasi Kurikulum ..................................................
B. Menidentifikasi Unsur dan Ciri Inovasi Dalam Kurikulum ......
C. Mengadopsi dan Melaksanakan Inovasi Pendidikan Dalam
Kurikulum .................................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan
IPTEK, masyarakat telah mengalami perubahan pada setiap aspek
kehidupannya.. Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi,
bahkan para filosof berpendapat bahwa tidak ada satupun di dunia
ini yang abadi kecuali perubahan.
Perkembangan pendidikan pun akan berjalan seiring dengan
dinamika masyarakatnya.Perkembangan pendidikan mempunyai
kaitan yang erat dengan kurikulum. Bagaimanapun, kurikulum
sangat berperan penting dalam suatu pendidikan karena kurikulum
merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
pesertadidik yang terperinci dan hal-hal yangmencakup pada
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, kurikulum pun
harus dapat menyesuaikannya. Namun dalam prakteknya di
lapangan, seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam
pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan
terlalu seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya
dipahami bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah
mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya.
Semua perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi
mempertahankan struktur suatu kurikulum tanpa perubahan akan
membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan
kurikulum dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan
tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak dapat mengejar
kemajuan yang diperoleh melalui perubahan.
Dengan demikian, Inovasi kurikulum yang merupakan suatu
gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-
bagian yang potensial dari kurikulum terdahuluselalu
dibutuhkan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak hanya
terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang
mempengaruhi kelancaran proses pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Inovasi Kurikulum.
2. Mengidentifikasi Unsur Dan Ciri Inovasi Dalam Kurikulum.
3. Mengadopsi Dan Melaksanakan Inovasi Pendidikan Dalam
Kurikulum.
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu Inovasi Kurikulum
2. Mengetahui Mengidentifikasi Unsur Dan Ciri Inovasi Dalam
Kurikulum.
3. Mengetahui Mengadopsi Dan Melaksanakan Inovasi Pendidikan
Dalam Kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Kurikulum


Secara etimologi inovasi berasal dari kata latin innovaation
yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo
yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu
perubahan baru yang menuju ke arah perbaikan dan berencana (tidak
secara kebetulan saja). (Idris, Lisma Jamal 1992 : 70).
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Inovasi di artikan
pemasukan satu pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya,
yang (gagasan, metode atau alat) (tim penyusun kamus pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989:333).
Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini
bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan.
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada
istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu
yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery
adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan
benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention
dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa
inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang,
kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi adalah an
idea, practice or object thatperceived as new by an individual or
other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti
mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi
merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat
berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau
praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang
potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi sendiri terkait dengan
pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan
menolak hasil dari inovasi.

Pada penjelasan di atas, maka inovasi kurikulum dan


pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau
tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah
pendidikan.

B. Mengidentifikasi Unsur Dan Ciri Inovasi Dalam Kurikulum


1. Mengidentifikasi Unsur inovasi Kurikulum
Ada empat unsur utama dalam inovasi kurikulum yaitu:
a. Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau
barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan
individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru
oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu.
Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama
sekali.
b. Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan
dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu
pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya
bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi
khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide
baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi
adalah pertukaran informasi dimana seorang individu
mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau
beberapa orang lain.
Menurut . Everett M.Rogers, ada empat unsur dari
proses komunikasi ini, meliputi:
1) Inovasi itu sendiri.
2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang
mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam
menggunakan inovasi.
3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan
inovasi.
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit
tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam
proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru
(inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah
mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam
menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang
atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter melalui
saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu:
1) Saluran media massa (mass media channel).
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan
lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat
menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu
sumber.
2) Saluran antar pribadi (interpersonal channel). Saluran
antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi
tatap muka antara dua atau lebih individu.
c. Waktu
Waktu Waktu merupakan salah satu unsur penting
dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi,
berpengaruh dalam hal:
1) Proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak
seseorang menerima informasi pertama sampai ia
menerima atau menolak inovasi.
2) Keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu
kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir).
3) Rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa
banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu
inovasi dalam periode waktu tertentu.
4) Sistem Sosial Sangat penting untuk diingat bahwa proses
difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial
adalah satu set unit yang saling berhubungan yang
tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah
bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu
sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal,
organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam
kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh
struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen
perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi
inovasi
2. Ciri – Ciri Inovasi Dalam Kurikulum
a. Keuntungan Relatif
Adanya Keuntungan relatif (Relative Advantages),
yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu
inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi, faktor status
sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan atau mempunyai
komponen yang sangat penting makin menguntungkan bagi
penerimaan makin cepat tersebarnya inovasi. Suatu inovasi
yang diyakini memiliki kemungkinan peluang keuntungan
relatif yang semakin tinggi, maka semakin tinggi pula
kemungkinan percepatan adopsi tersebut oleh masyarakat.
Misalnya, pada saat sekolah memperkenalkan program Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) dalam pembelajaran di sekolah,
yang pertama dipikirkan oleh komunitas sekolah adalah
apakah pendekatan pembelajaran tersebut memeliki
keuntungan relatif dibandingkan dengan pola pembelajaran
sebelumnya? Bila jawabannya, “ya”, maka bentuk inovasi
yang ditawarkan akan dengan cepat direspon oleh para guru
ataupun orangtua.
b. Kompatibel (compatibility).
Kompatibel (compatibility) dan adanya kesepahaman,
yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman
lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma
yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat
kontrasepsi di masyarakat dalai melaksanakan program
Keluarga Berencana (KB) , bagaimana hal tersebut sejalan
dan dirasakan memiliki compatibility dengan suatu agama
yang dianut oleh masyarakat yang mengadopsinya. Atau
dalam bidang pendidikan, pada saat sekarang ini banyak
bangunan sekolah dasar (SD) yang rusak, maka digulirkan
program peduli sekolah dengan melibatkan semua potensi
masyarakat termasuk pemnerintah dalam membangun
gedung sekolah, apakah program tersebut sesuai dengan
sistem nilai yang ada , terutama dengan budaya gotong-
royong masyarakat kita?
c. Kompleksitas (complexity)
Memiliki Derajat Kompleksitas (complexity), yaitu
tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan
inovasi bagi penerimanya. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat
tersebar, sedang inovasi yang sukar dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.
Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin cepat
diterima oleh masyarakat. Misalnya, pada waktu akan
diperkenalkan penelitian tindakan Kelas-PTK ( classroom
action research) sebagai upaya untuk meningkatkan mutu,
apakah program tersebut memiliki tingkat kesulitan dan
kompleksitas yang tinggi atau tidak dalam pelaksanaanya di
sekolah?
d. Trialibilitas (trialibility)
Trialibilitas (trialibility), artinya sampai sejauh mana
suatu inovasi dapat diujicobakan keandalan dan manfaatnya.
Suatu hasil inovasi dapat dengan mudah diadopsi, manakala
hal tersebut dapat dilihat dan diujicobakan melalui
pengalaman lapangan. Misalnya, ketika jagung hibrida
Sebagai produk inovasi pertanian, maka jagung jenis
unggulan ini dapat diuji langsung oleh petani pada lahan
pertanian mereka. Dalam bidang pendidikan, misalnya pada
saat ditawarkan pembelajaran kontekstual (Contextual
Learning) di sekolah, maka guru akan melakukan praktik
KBM yang bercirikan kontekstual tersebut, apakah mudah
diadopsi, sehingga guru dapat dengan mudah
mengujicobakannya di kelas masing-masing?
e. Dapat diamati (observability)
Dapat diamati (observability), yaitu mudah tidaknya
diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya
mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi,
karena para petani dapat dengan mudah melihat hasil padi
yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk
memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang
diperkenalkan (Ibrahim, 1988, hal. 47-48). Dalam bidang
pendidikan misalnya seperti pada saat dilakukan
penggabungan sekolah (school merger), khususnya di SD,
dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan pendidikan.
C. Mengadopsi Dan Melaksanakan Inovasi Pendidikan Dalam
Kurikulum.
Mattew b. Miles (1973: 14) menulis bahwa inovasi sebagai
spesies dari jenis perubahan, yaitu perubahan yang sifatnya khusus,
memiliki nuansa kebaruan, dan disengaja melalui program yang jelas
dan direncanakn terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu.
1. Tahapan pelaksanaan inovasi
Ada beberapa tahapan proses putusan inovasi, yaitu:
a. Tahap pengetahuan, yaitu apabila individu/ kelompok,
membuka dirinya terhadap adanya inovasi.
b. Tahap bujukan, yaitu manakala individu atau kelompok, mulai
mebentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi
inovasi.
c. Tahap pengambilan keputusan, yaitu tahap dimana
seseorang/kelompok melakukan aktivitas yang mengarah pada
keputusan untuk menerima atau menolak inovasi.
d. Tahap implementasi, yautu ketika seseorang atau kelompok
menerapkan atau menggunakan inovasi itu.
e. Tahap konfirmasi, yaitu tahap dimana seseorang atau kelompok
mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang
dilakukannya.
2. Peran agen perubahan
Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah
pemimpin pendaapat dan agen perubahan. Sering peran
pemimpin pendapat sangat berpengaruh terhadap perilaku
individu. Pemimpin pendapat adalah suatu tingkat dimana
seseorang individu dapat mempengaruhi individu yang lainnya
atau mengatur perilaku individu lainnya secara tidak formal ke
arah kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma yang
berlaku. Sedangkan agen perubahan merupakan individu yang
bisa memengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang
diharapkan para agent perubahan.
3. Percepatan adopsi inovasi
Tingkat percepatan adopsi suatu hasil inovasi akan sangat
bergantung pada beberapa faktor. Derajat adopsi tersebut sangat
bergantung pada karakteristik atau ciri dari inovasi itu sendiri.
4. Penemuan kembali (re-invention)
Secara sederhana, re invention adalah penemuan kembali,
setelah melalui proses modifikasi. Rogers menyebut re-invention
sebagai: tingkat dimana inovasi berubah atau dimodifikasi oleh
penggunanya selama dalam proses adopsi dan implementasi.
Dalam bidang pendidikan, proses penemuan kembali ini lazim
dilakukan dalam inovasi pendidikan yang dilaksanakan.
Proses adopsi inovasi akan dipengaruhi oleh sistem
internal organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.
Organisasi atau tekanan kemasyarakatan yang baik dan stabil
akan mengadopsi suatu inovasi dengan mempertimbangkan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Memiliki tujuan yang jelas.
2) Memiliki kejelasan struktur otoritas atau kewenangan.
3) Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum.
4) Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
5) Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas.
Dalam kaitan dengan kontribusi inovasi pendidikan di
Indonesia, telah banyak dilakukan berbagai inovasi
pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besar,
ataupun inovasi dalam skala kecil dengan biaya yang
sederhana dam hanya dilakukan pada kelompok yang
terbatas.
Ada empat tahapan yang dapat dipertimbangkan dalam
mengadopsi inovasi yaitu :
1. Design, yaitu tahapan perencanaan dan perancangan
2. Awareness-interest, yaitu tahapan komunikasi untuk penyadaran
terhadap masyarakat yang diharapkan dapat mengadopsi inovasi
yang ditawarkan
3. Evaluation, yaitu melakukan kajian atau evaluasi terhadap
kemungkinan prokontra, ataupun kajian terhadap masyarakat
yang menerima atau menolak
4. Trial, yaitu uji coba terhadap produk inovasi tersebut, untuk
melihat sampai sejauh mana kemungkinan diterima atau
ditolaknya inovasi kepada target sistem.
Diamati dari sifatnya, kategori inovasi bisa diamati dari
karakteristik perubahan sedikit-sedikit atau sebagiana komponennya,
sampai kepada perubahan atau inovasi drasrtis dan perubahan yang
menyeluruh atau total terhadap semua komponen yang ada dalam
sistem yang ada. Huberman seperti dikutip dalam Ishak Abdulhak
(2000) membagi sifat perubahan dalam inovasi ke dalam enam
kelompok, yaitu:
a) Penggantian, misalnya inovasi dalam penggantian jenis sekolah,
penggantian bentuk prabot, alat-alat, atau sistem ujian yang lama
diganti dengan yang baru
b) Perubahan, misalnya mengubah tugas guru yang tadinya hanya
bertugas mengajar juga harus menajdi guru bimbingan dan
penyuluhan
c) Penambahan, tidak ada penggantian atau perubahan
d) Penyusunan kembali, upaya penyusunan kembali berbagai
komponen yang ada dalam sistem dengan maksud agar mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
e) Penghapusan, upaya pembaruan dengan cara menghilangkan
aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau penghapusan pola
atau cara-cara lama.
f) Penguatan, upaya peningkatan untuk memperkokoh atau
memantapkan kemampuan atau pola dan cara-cara yang
sebelumnya terasa lemah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang
kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan
masalah pendidikan.
Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers
1. Adanya Keuntungan relatif (Relative Advantages)
2. Kompatibel (compatibility)
3. Memiliki Derajat Kompleksitas (complexity)
4. Trialibilitas (trialibility)
5. Dapat diamati (observability).
Mattew b. Miles (1973: 14) menulis bahwa inovasi sebagai
spesies dari jenis perubahan, yaitu perubahan yang sifatnya khusus,
memiliki nuansa kebaruan, dan disengaja melalui program yang jelas
dan direncanakn terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu.
B. Saran
Inovasi kurikulum ini harus memberikan manfaat yang
signifikan bagi pendidikan di Indonesia, Selain itu Inovasi juga
harus adapt dengan mudah diterapkan agar tidak terjadi kesenjangan
antar lembaga pendidikan di Indonesia yang sampai sekarang masih
perlu perbaikan ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Redo, Saputra. 2012. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran. 27
April 2015.http://reventis.blogspot.com/2012/04/inovasi-
kurikulum-dan-pembelajaran.html
Rukmana, Yayan. 2009. Faktor-Faktor Penghambat Program
Inovasi.27April2015.http://yayanrukmana.blogspot.com/2
009/05/faktor-faktor-penghamba-program.html

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2011).


Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtek
FIP Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai