Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

“Pengembangan Model Supervisi Akademik yang


Berbasis Manajemen Pendidikan”

(Biner Ambarita, Paningkat Siburian, Sukarman Purba)

Dosen Pengampu : Dr. Rifma, M.Pd.

Oleh
NUR HALIMAHTURRAFIAH
NIM. 17002022

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Analisis Jurnal

“Pengembangan Model Supervisi Akademik yang Berbasis Manajemen


Pendidikan”

1. Masalah Utama
Permasalahan kualitas pendidikan yang dialami Indonesia saat ini tidak
lepas dari masalah pengawasan manajemen yang dilakukan pengawas dan
kepala sekolah akademik.
Bertujuan untuk memperoleh model supervisi akademik yang paling baik
meningkatkan kinerja guru dalam pengajaran berbasis Bahasa Indonesia
yang efektif dan efisien.
2. Pertanyaan Penelitian
Model supervisi akademik yang terbaik untuk meningkatkan kinerja guru
dalam pengajaran berbasis Bahasa Indonesia yang efektif dan efisien?
3. Kajian Pustaka
a. Esensi Pengawasan Akademik

Munurut Glickman, Pengawasan akademik adalah serangkaian


kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan
efisien. Nerney dalam Sahertian dan Mataheru menyarankan prosedur
memberikan arahan pengawasan serta melakukan penilaian kritis terhadap
proses pengajaran. Program pengawasan akademik harus mencakup semua
aspek pengembangan akademik, meskipun mungkin ada penekanan pada
aspek-aspek tertentu dari analisis berdasarkan hasil kebutuhan
pengembangan akademik sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas maka
dapat dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan
untuk membantu guru dalam pembelajaran, sehingga kinerjanya semakin
baik dan kualitasnya semakin baik.

b. Kinerja Esensi
Kinerja adalah kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan
organisasi. Colquitt, Lepine dan Wesson berpendapat bahwa "kinerja
pekerjaan secara formal didefinisikan sebagai nilai dari set perilaku
karyawan yang Berkontribusi, baik secara positif atau negatif, untuk
pencapaian tujuan organisasi"
4. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk Action Research School (ARS). Menurut jenis


penelitian, desain yang digunakan adalah desain Action Research School.
Tindakan yang diambil untuk meningkatkan kinerja guru melalui
pelaksanaan supervisi akademik terdiri dari empat rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang, yaitu: (a) perencanaan, (b)
tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
Penelitian ini dilakukan di 3 fase SMP Negeri dan Swasta di Provinsi
Sumatera Utara dengan masa studi 3 tahun, dan dilaksanakan mulai tahun
2013, subjek penelitian adalah guru SMP, sedangkan objek penelitiannya
adalah kinerja guru di Indonesia. instruksional.
Data kinerja guru ditangkap dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
kemampuan guru untuk menggunakan alat penilaian, dan untuk
menganalisis data menggunakan analisis deskriptif.
5. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang penerapan model artistik supervisi akademik
dalam meningkatkan kinerja guru SMP di Deli Serdang menemukan
bahwa pra siklus sebanyak 10 guru (33,33%) memiliki kinerja buruk dan
20 guru (66,67%) ) memiliki kinerja yang cukup bagus; siklus pertama
penerapan model artistik supervisi akademik karena 30 guru (100%)
memiliki kinerja yang cukup baik; dan pada siklus kedua 26 guru
(86,67%) memiliki kinerja yang baik dalam kategori tersebut, sedangkan 4
guru lainnya (13,33%) memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik.
Dengan demikian, penerapan model artistik supervisi akademik yang
dilakukan dengan dua siklus telah mampu meningkatkan kinerja guru
Bahasa Indonesia di SMP di Deli Serdang.
Hasil penelitian tentang penerapan model supervisi klinis dalam
meningkatkan kinerja akademik guru SMP di Negara Bagian Tebing
Tinggi menemukan bahwa pra siklus sebanyak 12 guru (40%) memiliki
kinerja buruk dan 18 guru (60 guru). %) memiliki kinerja yang cukup
baik; siklus pertama penerapan model artistik supervisi akademik karena
30 guru (100%) memiliki kinerja yang cukup baik; dan pada siklus II
sebanyak 25 guru (83,33%) memiliki kinerja baik dalam kategori tersebut,
sedangkan 5 guru lainnya (16,67%) memiliki skor kinerja dalam kategori
cukup baik. Dengan demikian, penerapan supervisi akademik model klinis
yang dilakukan dengan dua siklus telah mampu meningkatkan kinerja guru
Bahasa Indonesia di SMP di kota Tebing Tinggi.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil disajikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Model artistik Supervisi Akademik yang diterapkan dapat
meningkatkan kinerja guru SMP dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di Deli Serdang.
2. Supervisi model klinis akademik yang diterapkan untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia junior di Kota
Tebing Tinggi.
3. Pengawasan model ilmiah akademik melalui teknik percakapan
individu yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja
pembelajaran guru SMP di kota Binjai Indonesia.
7. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian disarankan saran berikut:
1. Pengawas mata pelajaran dan kepala sekolah Indonesia dapat menerapkan
model artistik pengawasan akademik dalam meningkatkan kinerja guru
sekolah menengah pertama dalam belajar bahasa Indonesia, terutama
untuk guru sekolah menengah pertama di Deli Serdang.
2. Pengawas mata pelajaran dan kepala sekolah Indonesia dapat menerapkan
supervisi akademik model klinis dalam meningkatkan kinerja guru sekolah
menengah pertama dalam belajar bahasa Indonesia, terutama untuk guru
sekolah menengah pertama di kota Tebing Tinggi.
3. Pengawas mata pelajaran dan kepala sekolah Indonesia dapat menerapkan
supervisi akademik model-model ilmiah melalui teknik percakapan
individu dalam meningkatkan kinerja guru sekolah menengah pertama
dalam pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya untuk guru sekolah
menengah pertama di kota Binjai.

Anda mungkin juga menyukai