Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN SUPERVISI AKADEMIK

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Supervisi Akademik

Dosen pengampu : Ai Hilyatul Halimah. M.Pd

kelompok 11

- Penti Nuraprani
- Annisa Maulidah
- Siti Fatimah
- Muhsin Kamaludin
- Sulaiman

MANAJEMEN PEDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEMESTER 4 B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

NAHDHATUL ULAMA ( STAINU)

TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Supervisi Akademik adalah proses membantu guru dalam mengembangkan


kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajarannya yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah.

Suprvisi akademik hampir sama dengan supervisi pembelajaran. Jika supervisi


pembelajaran fokusnya pada proses pambelajaran guru, maka supervisi akademik
sifatnya lebih kompleks, dikatakan kompleks karena tidak hanya pembelajaran saja,
tapi juga menyantuh kurikulum, penelitian, klompok kerja guru,dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah ini penulis akhirnya berinisiatif


membahas beberapa persoalan dalam tema ini yaitu:

1. Apakah pengertian dari Supervisi Akademik?


2. Apa tujuan Supervisi Akademik?
3. Apa prinsip-prinsip Supervisi Akademik?
4. Apa saja langkah-langkah Supervisi Akademik?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Dengan adanya tema dan penyusunan makalah ini diharapkan kepada para
pembaca dan penulis sendiri mampu memahami pengertian, tujuan, prinsi-prinsip dan
langkah yang ada pada Supervisi Akademik. Sekaligus makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah penulis dalam bidang Supervisi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Akademik

Secara etimologis kata supervisi berasal dari kata bahasa Inggris, supervision
yang berarti pengawasan. Kata ini berasal dari dua kata yaitu super dan vision yang
berarti melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan Awalnya istilah supervisi di
mengerti secara tradisional yaitu sebagai suatu pekerjaan mengntrol, memeriksa dan
mengawasi dengan mencari-cari kesalahan melalui tindakan memata-matai dalam
rangka perbaikan pekerjaan yang telah diberikan. Dalam perkembangan supervise di
mengerti secara ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sistematis artinya supervisi dilakukan secara teratur, berencana dan kontinu.


2. Obyektif artinya supervisi dilakukan berdasarkan data hasil observasi yang
dilakukan sebelumnya.
3. Menggunakan instrument yang dapat mmeberikan informasi sebagai umpan
balik untuk dapat melakukan langkah tindak lanjut menuju perbaikan di masa
yang akan datang.

Pemaknaan arti supervisi tersebut membawa implikasi dalam pola pelaksanaan


dan hubungan yang antara yang mensupervisi dengan yang di supervise. Pengertian
tradisional menganggap bahwa seorang supervisor merupakan atasan yang
mempunyai otoritas untuk menilai bahkan menentukan baik-buruk, benar-salah dari
kinerja bawahannya. Sedangkan pandangan modern memaknai supervise sebagai
suatu proses pembimbingan, pengarahan dan pembinaan kea rah perbaikan kualitas
kinerja yang lebih baik melalui proses yang sistematis dan dialogis. Maka pola
hubungan antara supervisor dengan yang di supervisi adalah hubungan mitra kerja,
bukan hubungan atasan-bawahan.

Sedangkan kata akademi berasal dari bahasa Inggris academy dan bahasa
Latin academia (Yunani: academia) yang mempunyai beberapa arti salah satunya
berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar. Akademik bisa juga
diartikan sebagai hal yang bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang lebar dan
mendalam bukan kajian teknis dan konvesional dan sangat ilmiah. Kata akademik
dalam konteks sekolah dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Sehingga kegiatan akademik adalah kegiatan selama proses
pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan itu misalnya penyususunan jadwal
akademik pembelajaran dan silabusnya. Sedangkan supervisi akademik adalah
supervise yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui

3
kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.

Dengan demikian Supervisi Akademi adalah kegiatan pengawasan yang


ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi dalam upaya meningkatkan kualitas
produk didik melalui usaha memotivasi, membina dan mengarahkan orang-orang
yang terkait dengan kegiatan akademik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
kegiatan supervise akademik sangat penting dan harus dilaksanakan secara kontinu
oleh kepala sekolah kepada para pendidik. Sebab dengan supervisi akademik dapat
memperbaiki kinerja pendidik yang muaranya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran itu sendiri.

Ada tiga konsep pokok atau kunci dalam pengertian supervisi akademik yaitu:

1. Supervisi akademik harus mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru


secara langsung dalam mengolah proses pembelajaran.
2. Perilaku supervisor harus didisain secara official dalam membantu guru yang
mengembangkan kemampuannya, sehingga jelas waktu mulai dan
berakhirnya program pengembangan tersebut.
3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu
memfasilitasi proses belajar bagi murid-muridnya[2].

ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik.

1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan


perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial
supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit,
bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan
pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang
baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan,
kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru
lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh,
1989).

2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus


didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program
pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi
akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik
merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik
jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.

3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi
belajar bagi murid-muridnya.

4
B. Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku


2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya
4. Peningkatan mutu pembelajaran, hal ini dapat dilakukan melalui
pengembangan sebagai berikut:

a. Model pembelajaran yang mengacu pada standar proses


b. Peran peserta didik dalam proses pembelajaran
c. Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta
kebebasan berfikir
d. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan
dengan bersunguh-sungguh
e. Bertanggung jawab terhadap mutu pencernaan kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampu, agar peserta didiknya memiliki sejumlah
kemampuan.

C. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik

Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:

a. Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya


b. Mengembangkan kurikulum
c. Mengembangkan kelompok kerja guru
d. Membimbing penelitian tindakan kelas

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan


kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-
muridnya (Glickman, 1981). Melalui supervis

Supervisi Akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi untuk
mencapai multitujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi Supervisi
Akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan
mengesampingkan tujuan yang lainnya. Apabila tujuan-tujuan tersebut sudah di
aplikasikan dengan baik tentunya supervisi akademik akan berfungsi mengubah
perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan guru ke arah yang
berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.

5
Hasil Supervisi Akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan profesinalisme guru, oleh karena itu waktu yang dibutuhkan tentu
tidak bisa cepat karena ketiga tujuan tersebut merupakan pekerjaan berat.[5]

D. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Prinsip-prinsip supervisi akademik yang harus direalisasikan pada setiap


proses supervisi akademik di sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut;

1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang


harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini
bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan
pihak lain yang terkait dengan program supervise akademik.

2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik


bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada
kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti
selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan.
Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan
berkembang.

3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi


pelaksanaan supervise akademiknya. Titik tekan supervise akademik yang
demokratis, aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang
dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada
supervisor melainkan juga pada guru. Karenaitu, program supervise akademik
sebaiknya direncana- kan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif
dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi
supervisor.

4. Program supervise akademik harus integral dengan program pendidikan secara


keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan
harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.

5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervise akademik harus


mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada
penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan
pengembangan akademik sebelumnya.

6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk mencari


kesalahan-kesalahan guru, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan
kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang
dihadapi.

6
7. Dalam menyusun,melaksanakan, dan mengevaluasi,keberhasilan program supervisi
akademikharus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional
guru.

Ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor
dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu:

1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang


harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor
dengan guru, melainkan juga antara super- visor dengan pihak lain yang terkait
dengan program supervisi akademik. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya
supervisor harus memiliki sifat-sifat, seperti sikap membantu, memahami, terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).

2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi


akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika
ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik merupakan salah satu
essential function dalam keseluruhan program sekolah (Alfonso dkk., 1981 dan
Weingartner, 1973). Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah
berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara
berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu
muncul dan berkembang.

3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi


pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis
adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang
dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada
supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu, program supervisi akademik
sebaiknya direncana- kan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif
dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi
supervisor.

4. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di dalam


setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan
tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Sistem perilaku tersebut antara lain berupa
sistem perilaku administratif, sistem perilaku akademik, sistem perilaku kesiswaan,
sistem perilaku pengembangan konseling, sistem perilaku supervisi akademik
(Alfonso, dkk., 1981). Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan
secara integral. Dengan demikian, maka program supervisi akademik integral dengan
program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini
diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak
pelaksana program pendidikan (Dodd, 1972).

7
5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada
penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan
pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk
memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan kualitas,
pengembangan profesional, dan memotivasi guru.

6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali


untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan
supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya
bukan untuk mencari kesalahan-kesalahannya. Supervisi akademik akan
mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan
memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.

7. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan


mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif. Objektivitas
dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus
disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru. Begitu pula
dalam mengevaluasi keberhasilan program supervisi akademik. Di sinilah letak
pentingnya instrumen pengukuran yang memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi
untuk mengukur seberapa kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

8. Supervisi akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan. Tahapan


pertama supervisi akademik ini sedikitnya ada empat dokumen perencanaan yang
harus disiapkan yaitu,

1. Tujuan supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang terjadi


2. Jadwal supervisi akademik yang ditetapkan yang memuat informasi seperti
nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal pelaksanaan,
jam pelajaran ke-..., kompetensi dasar, dan pokok bahasan/materi;
3. Teknik supervisi akademik yang dipilih merupakan keputusan yang diambil
supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih teknik supervisi akademik
yang tepat dengan kasus yang ada
4. Instrumen supervisi akademik yang dipilih berdasarkan hasil analisis dan
identifikasi intrumen yang akan digunakan.

9. Kedua supervisi akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan sosialisasi dan


kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi akademik. Materi kesepakatan
memuat waktu dan aspek-aspek dalam supervisi akademik. Setelah sepakat barulah
supervisi akademik dilaksanakan dengan tahapan :

1. Memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran


2. Mengamati proses pembelajaran

8
3. Melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen
observasi.

10. Tahapan-tahapan tersebut berguna untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang


terjadi dalam rangkaian kegiatan. Rekapitulasi hasil supervisi akademik biasanya
berupa tabel yang memuat, nomor, nama, komponen nilai (perangkat pembelajaran,
proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, skor rata-rata), serta catatan hasil
temuan. Rentang penilaian dan hari tanggal dan tanda tangan supervisor/kepala
sekolah.

11. Ketiga pelaksanaan supervisi akademik harus dianalisis. Hasil pelaksanaan


supervisi akademik akan menjadi bahan kita selanjutnya untuk melakukan analisis.
Kegiatan ini muara kita melakukan umpan balik, penyempurnaan instrumen, dan
program tindak lanjut. Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan mengidentifikasi
beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi. Komponen yang
dianalisis adalah komponen yang kita supervisi yaitu :

1. Rencana pembelajaran berupa dokumen perangkat pembelajaran


2. Proses pembelajaran
3. Penilaian pembelajaran.

12. Kegiatan dilengkapi dengan membuat rangkuman/kesimpulan hasil analisis


terhadap perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Buatlah dengan rapi dan baik agar memudahkan kita melakukan evaluasi dan tindak
lanjut. Kemudian sajikanlah dalam bentuk laporan hasil analisis dan evaluasi kita
dalam bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik
dan rekapitulasi hasil pelaksanaan supervisi akademik.

13. Instrumen Analisis Data Supervisi Akademik digunakan memuat identitas nama
sekolah, nama guru, kelas, mata pelajaran, tanggal/waktu supervisi akademik.
Kemudian tabel yang memuat nomor, komponen pengamatan supervisi akademik,
masalah yang ditemukan, faktor penyebab, prioritas perbaikan, dan rencana metode
pemberian masukan/umpan balik kepada guru.

14. Komponen pengamatan supervisi akademik yang diamati telah kita bicarakan
sebelumnya. Namun untuk sekedar mengingatkan kembali tidak ada salahnya kita
tampilkan kembali. Komponen pertama, Rencana Pembelajaran (RPP); komponen
kedua, adalah Pelaksanaan Pembelajaran dengan sub komponen (a) kegiatan
pendahuluan, (b) kegiatan inti (ekspolorasi, elaborasi, konfirmasi), komponen ketiga
yaitu penutup dan refleksi. Pada bagian bawah tabel jangan lupa mencantumkan nama
dan NIP guru yang disupervisi dan kepala sekolah.

9
15. Keempat hasil analisis supervisi akademik harus diberikan umpan balik, Bagian
ini dilakukan setelah analisis dan evaluasi supervisi akademik. Rencana umpan balik
dilakukan terhadap guru biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegitan tindak
lanjut. Sehingga langkah-langkah yang hharus dilakukan sama. langkah-langkah
tersebut adalah

(a) mengkaji rangkuman/kesimpulan hasil analisis perencanaan, proses, dan penilaian


pembelajaran,

(b) membuat rencana umpan balik (feedback), dan rencana tindak lanjut,

(c) melaksanakan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut dalam bentuk lisan
dan/atau tertulis.

16. Kelima, supervisi akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak lanjut.
langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan dengan
kegiatan tindak lanjut. Kegiatan umpan balik dan tindak lanjut biasanya berupa :

1. Pemberian penguatan dan penghargaan jika guru yang di supervisi akademik


telah memenuhi standar
2. Bagi guru yang belum memenuhi standar, kepala sekolah harus
menyampaikannya dengan cara bijak dan mendidik, alangkah baiknya jika
guru dipancing mengemukakan kelemahannya sendiri
3. Guru diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan, kesulitan dan
hambatan yang ditemukan
4. Guru diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan baik di berbagai
kesempatan dan tingkatan.

17. Keenam, menyusun laporan hasil supervisi akademik. Setelah kita melakukan
tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas maka sampailah kita pada bagian
akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting dengan tahapan sebelumnya. Bahkan
merupakan akhir kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap seluruh rangkain
kegiatan supervisi akademik. Sedikitnya ada 8 (delapan) aspek sebagai berikut :

1. Identitas
2. Pendahuluan
3. Kerangka Berpikit Pemecahan Masalah
4. Pendekatkan dan Metode Supervisi
5. Hasil Pelaksanaan Program Supervisi
6. Penutup
7. Lampiran
8. Bahan Pendukung

10
18. Pada bahan pendukung laporan supervisi akademik kita dapat melengkapinya
dengan bukti fisik berupa foto-foto kegiatan dan/atau tayangan audio visual.

19. Pada bagian akhir ini akan menjadi bahan diskusi dan kajian bagi guru dan kepala
sekolah dalam upaya menyiapkan program selanjutn

BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Supervisi Akademik adalah serangkaian proses kegiatan membantu guru dalam


mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran

b. Ruang Lingkup Supervisi Akademik meliputi beberapa hal berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku


2. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru
3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya
4. Peningkatan mutu pembelajaran

c. Tujuan Supervisi Akademik adalah sebagai berikut:

1. Membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya


2. Mengembangkan kurikulum
3. Mengembangkan kelompok kerja guru
4. Membimbing peneitian tindakan kelas

Sedangkan hasil supervisi akademik berfungsi sebagai informasi bagi pengembangan


profesionalisme guru

d. Prinsip-prisip supervisi akademik ialah meliputi Humanis, kontinyu, demokratis,


integral, komprehensif, konstruktif, dan obyektif

e. Ada 3 pendekatanSupervisiakademik yaitu: pendekatan direktif, pendekatan non


direktif, dan pendekatan kolaboratif

11
DAFTAR PUSTAKA

Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media,
2011

Asmani, Jamal Ma’mur, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta:


DIVA Pres, 2012

Akhmadsudrajat.wordpres.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/

https://m.facebook.com/PeningkatanProfesiGuru/posts/307734295990802

Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,
2011) Hal 84

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta, DIVA
Pres, 2012, Hal 95-96

Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,
2011), Hal 84-86

12

Anda mungkin juga menyukai