Anda di halaman 1dari 19

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MAHASISWA MENGGUNAKAN BAHAN AJAR


BERBASIS INTEGRASI INTERKONEKSI

Suparni1)
1
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
suparni71@yahoo.com

Abstrak
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
mahasiswa. Berpikir kritis merupakan salah satu karakter yang akhir-akhir ini memang
menjadi isu pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak
bangsa.. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa perlu dilakukan
inovasi pembelajaran. Berdasarkan pemikiran itulah maka peneliti akan melakukan
penelitian upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi menggunakan bahan ajar yang
berbasis integrasi interkoneksi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model tersebut
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap perlakuan dan pengamatan, dan
tahap refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis integrasi
interkoneksi telah berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari skor 23
pada tahap pra tindakan, meningkat menjadi 27,7 pada siklus 1, dan 36,6 pada siklus 2.

Critical thinking skills is one of the competencies required of students. Critical


thinking is one character that lately has become the issue of education, in addition to being
part of the process of forming the morals of the nation. To increase the critical thinking skills
students need to be learning innovation. Based on that idea, the researchers will conduct
research effort to improve students' critical thinking skills Mathematics Education Faculty of
Science and Technology using teaching materials based interconnect integration. This
research is a classroom action research by using a design developed by Kemmis and Mc
Taggart. The model consists of three stages, namely the planning stage, the stage of
treatment and observation, and reflection stages. The results of this study show that teaching
materials based interconnect integration has succeeded in improving students' critical
thinking skills of a score of 23 on the pre-action stage, 27.7 in cycle 1, and 36.6 in the second
cycle.

Kata Kunci: Bahan ajar, integrasi interkoneksi, berpikir kritis.

1. PENDAHULUAN Fisika, Pendidikan Kimia dan


Fakultas Sains dan Teknologi Pendidikan Biologi, Teknik Industri, dan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Teknik Informatika) merupakan salah
dengan sepuluh program studi satu fakultas baru yang ada di UIN
(Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sunan Kalijaga. Visi, misi, dan tujuan
Pendidikan Matematika, Pendidikan
40
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

fakultas di antaranya adalah meningkatnya jenis pekerjaan di masa


mengembangkan pendidikan dan yang akan datang.
pengajaran dalam bidang Sains dan Berpikir kritis merupakan salah
Teknologi yang integratif dan satu karakter yang akhir-akhir ini
interkonektif yang berkepribadian ZIKR memang menjadi isu pendidikan, selain
(Zero-based, Iman, Konsisten, dan menjadi bagian dari proses pembentukan
Result-oriented) dan mengembangkan akhlak anak bangsa. Kemampuan
penelitian yang berkualitas dalam bidang berpikir kritis juga diperjelas melalui UU
Sains dan Teknologi, maka setiap No 20 tahun 2003 tentang Sistem
kegiatan pendidikan dan pengajaran di Pendidikan Nasional, yang berbunyi “
Fakultas Sains dan Teknologi selalu Pendidikan nasional berfungsi
diusahakan untuk dapat mengembangkan mengembangkan kemampuan dan
karakter dan kepribadian mahasiswa. membentuk watak serta peradaban
Pada saat ini pembelajaran yang bangsa yang bermartabat dalam rangka
mengutamakan kemampuan berpikir mencerdaskan kehidupan bangsa,
kritis mahasiswa banyak menjadi bertujuan untuk berkembangnya potensi
pembicaraan. Tuntutan ini muncul peserta didik agar menjadi manusia yang
seiring dengan perubahan kebutuhan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
akan kemampuan para pekerja di era Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
informatika ini. Para pekerja yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
memasuki tempat kerja di masa menjadi warga negara yang demokrasi
mendatang harus benar-benar memiliki serta bertanggung jawab.”
berbagai kemampuan yang menjadikan Salah satu potensi yang harus
mereka pemikir sistem, pemecah dikembangkan dan dibentuk di
masalah, pembuat keputusan secara perguruan tinggi adalah berpikir kritis.
mandiri, dan yang tak pernah henti Berpikir kritis merupakan proses mental
belajar sepanjang hidup mereka. Penting yang terorganisasikan dan berperan
bagi mahasiswa untuk menjadi seorang dalam proses mengambil keputusan
pemikir kritis sejalan dengan untuk menyelesaikan masalah. Berpikir

41
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

kritis mencakup kegiatan menganalisis kemampuan berpikir kritis terhadap


dan menginterpretasikan data dalam pendapat-pendapat yang dibuatnya.
kegiatan penemuan ilmiah. Kompetensi Seseorang yang mampu melakukan
berpikir kritis, membuat keputusan, keenam ketrampilan kognitif tersebut
memecahkan masalah, dan bernalar berarti kemampuan berpikir ktitisnya
sangat dibutuhkan dalam berprestasi di jauh di atas seseorang yang hanya
dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa mampu melakukan interpretasi, analisis,
Program Studi Pendidikan Matematika dan evaluasi saja. Dengan demikian
Fakultas Sains dan Teknologi UIN dapat dibuat penjenjangan kemampuan
Sunan Kalijaga sebagai calon pendidik berpikir kritis seseorang. Tingkat
selain harus memiliki empat kompetensi kemampuan berpikir kritis setiap orang
utama sebagai pendidik (kompetensi berbeda-beda dan perbedaan ini dapat
pedagogi, profesional, kepribadian, dan dipandang sebagai suatu keberlanjutan
sosial) juga diharapkan memiliki bekal yang dimulai dari tingkatan terendah
ketrampilan berpikir kritis, sampai tertinggi.
menyelesaikan masalah, mengambil Untuk melakukan penilaian
keputusan, dan berpikir kreatif. kemampuan berpikir kritis mahasiswa
Untuk meningkatkan kemampuan dalam aktivitas penyelesaian masalah
berpikir kritis mahasiswa perlu diperlukan suatu patokan atau kriteria
dilakukan inovasi pembelajaran. Dengan tingkat berpikir kritis. Kriteria ini dapat
pembelajaran yang inovatif diharapkan digunakan sebagai petunjuk untuk
mahasiswa menjadi pribadi pemikir mengetahui kualitas kemampuan
kritis yang dapat dilihat dari mahasiswa dalam berpikir kritis dan
ketrampilannya menginterpretasi, perkembangannya selama proses
menganalisis, mengevaluasi, dan pembelajaran dalam menyelesaikan
menyimpulkan, menjelaskan apa yang masalah matematika. Berdasarkan
dipikirkannya dan membuat keputusan, kriteria ini, seseorang dapat
menerapkan kekuatan berpikir kritis dikategorikan sebagai pemikir kritis atau
pada dirinya sendiri, dan meningkatkan tidak. Berdasarkan pemikiran itulah
42
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

maka peneliti tertarik untuk melakukan Berpikir Kritis Mahasiswa


upaya meningkatkan kemampuan Menggunakan Bahan Ajar Berbasis
berpikir kritis pada mahasiswa program Integrasi Interkoneksi”
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Penelitian ini bertujuan untuk
Sains dan Teknologi UIN Sunan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

Kalijaga Yogyakarta. Pembelajaran yang mahasiswa menggunakan bahan ajar


dapat meningkatkan kemampuan berbasis integrasi interkoneksi.
berpikir kritis mengubah paradigma Penelitian sebelumnya yang
pembelajaran yang berpusat pada guru sudah dilakukan oleh peneliti yang
(dosen) menjadi pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
berpusat pada mahasiswa dengan sebagai berikut.
mengutamakan kemampuan berpikir Penelitian yang dilakukan oleh
kritis mahasiswa. Suparni, S.Pd., M.Pd. dengan judul
Salah satu upaya yang bisa “Penjenjangan Kemampuan Berpikir
dilakukan untuk meningkatkan Kritis Dalam Rangka Pengembangan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa Karakter Mahasiswa Program Studi
adalah dengan menggunakan bahan ajar Pendidikan Matematika Fakultas Sains
berbasis integrasi interkoneksi. Peneliti dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga”.
telah melakukan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
mengembangkan bahan ajar berbasis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
integrasi interkoneksi dengan kualitas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
sangat baik dan layak digunakan. berpikir kritis mahasiswa Program Studi
Sebagai tindak lanjut dari penelitian Pendidikan Matematika Fakultas Sains
tersebut adalah peneliti ingin meneliti dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
kelanjutannya dengan melakukan dalam menyelesaikan masalah hanya
pembelajaran sebagai upaya sampai tingkat kemampuan berpikir
meningkatkan kemampuan berpikir kritis kritis 3 (kritis). Penjenjangan
mahasiswa. penelitian ini berjudul kemampuan berpikir kritis mahasiswa
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi UIN
43
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

Sunan Kalijaga dalam menyelesaikan mengikuti pembelajaran matematika dengan


masalah terdiri dari TKBK 3 (kritis) pendekatan integrasi interkoneksi

sebanyak 17,4 %, TKBK 2 (cukup kritis) dibandingkan dengan kemampuan berpikir


kritis mahasiswa yang mengikuti
sebanyak 56,5 %, dan TKBK 1 (kurang
pembelajaran konvensional. (Suparni, 2014)
kritis) sebanyak 26,1 %.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
Penelitian ini dilanjutkan dengan
peningkatan kemampuan berpikir kritis
penelitian berjudul “Pengembangan
mahasiswa yang menggunakan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa
pembelajaran matematika dengan
Program Studi Pendidikan Matematika
pendekatan integrasi interkoneksi sebesar
Melalui Pendekatan Integrasi Interkoneksi”
8,136363636 lebih tinggi secara signifikan
yang dilaksanakan pada tahun 2013.
dibandingkan dengan kemampuan berpikir
(Suparni, 2013) Penelitian ini merupakan
kritis mahasiswa yang menggunakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
pembelajaran konvensional sebesar
2 siklus. Hasil penelitian ini adalah
5,071428571.
pembelajaran matematika dengan
Berdasarkan hasil penelitian
pendekatan integrasi interkoneksi dapat
tersebut, maka peneliti melanjutkan dengan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
penelitian pengebangan yang berjudul
mahasiswa Program Studi Pendidikan
“Pengembangan bahan ajar berbasis
Matematika Fakultas Sains dan Teknologi
integrasi Interkoneksi untuk memfasilitasi
UIN Sunan Kalijaga. Hal ini dapat dilihat
kemampuan berpikir kritis mahasiswa”
dari analisis data skor TKBK pada saat pra
(Suparni, 2015) Hasil penelitian ini adaha
tindakan sebesar 23 pada siklus I sebesar
berhasil mengembangkan bahan ajar
27,7, dan pada siklus II sebesar 36,6.
berbasis itegrasi interkoneksi yang dapat
Berdasarkan rekomendasi dari hasil
memfasilitasi kemampuan berpikir kritis
penelitian ini, maka peneliti
mahasiswa dengan kualitas sangat baik
melanjutkannya dengan melakukan
dengan persentase keidealan sebesar 87,6%
penelitian eksperimen.
dari ahli materi, 86% dari ahli media, dan
Sebagai kelanjutan dari penelitian
mampu meningkatkan kemampuan berpikir
tersebut, peneliti melakukan penelitian
kritis mahasiswa sebesar 17,5135.
eksperimen untuk menelaah peningkatan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang

44
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

Berdasarkan pada hasil penelitian filosofis). Keilmuan yang dikembangkan


tersebut, peneliti berminat untuk di UIN Sunan Kalijaga bersifat integratif
melanjutkannya dengan melakukan dan interkonektif dalam wilayah internal
penelitian tindakan kelas untuk ilmu-ilmu keislaman, dan ilmu-ilmu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis umum.
mahasiswa menggunakan bahan ajar Pendekatan integratif adalah
berbasis integrasi interkoneksi. terpadunya kebenaran wahyu (burhan
Kajian Teori dari penelitian ini ilahi) dalam bentuk pembidangan mata
diuraikan sebagai berikut. kuliah yang terkait dengan nash
(hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti
a. Pendekatan Integrasi yang ditemukan di alam semesta ini
Interkoneksi (burhan kaum) dalam bentuk
Pada Kerangka Dasar Keilmuan pembidangan matakuliah empiris-
dan Pengembangan Kurikulum UIN kemasyarakatan dan kealaman (hadlarah
Sunan Kalijaga (2006: 15) disebutkan al-ilm), dan pembidangan matakuliah
bahwa UIN Sunan Kalijaga dituntut yang terkait dengan falsafah dan etika
untuk mengembangkan pendidikan yang (hadlarah al-falsafah). Pendekatan
berperspektif Qur’ani, yaitu pendidikan interkonektif adalah terkaitnya satu
yang utuh yang menyentuh seluruh pengetahuan dengan pengetahuan yang
domain yang disebut Alloh dalam kitab lain melalui satu hubungan yang saling
suci (hadlarah al-nash), juga mendalam menghargai dan mempertimbangkan.
dalam kajian-kajian keilmuannya Pendekatan integrasi-interkoneksi
(hadlarah al-’ilm), serta peduli dengan dalam pembidangan matakuliah yang
wilayah ’amali, praktis nyata dalam mencakup tiga dimensi pengembangan
realitas dan etika (hadlarah al-falsafah). ilmu, yakni hadlarah al-nas, hadlarah
Islam mengembangkan ilmu-ilmu al’ilm, dan hadlarah al-fasafah adalah
qauliyah/hadlarah al-nash (ilmu-ilmu upaya mempertemukan kembali antara
yang berkaiyan dengan teks keagamaan), ilmu-ilmu keislaman (islamic scinces)
ilmu-ilmu kauniyyah/hadlarah al’ilm dengan ilmu-ilmu umum (modern
(ilmu-ilmu kealaman dan scinces) sehingga tercapailah kesatuan
kemasyarakatan), dan ilmu-ilmu ilmu yang integratif dan interkonektif.
hadlarah al-falsafah (ilmu-ilmu etis Implementasi Integrasi interkoneksi

45
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

dapat diterapkan dalam berbagai level, menggunakan pendekatan dan metode


yaitu: yang aman bagi ilmu tersebut.
a. level filosofi d. level strategi
Integrasi dan interkoneksi pada level Integrasi dan interkoneksi pada level
filosofi dalam pengajaran strategiadalah level pelaksanaan atau
dimaksudkan bahwa setiap mata praksis dari proses pembelajaran
kuliah harus diberi nilai fundamental keilmuan integratif interkonektif,
eksistensial dalam kaitannya dengan sehingga kualitas keilmuan serta
disiplin keilmuan lainnya dan dalam ketrampilan mengajar dosen menjadi
hubungannya dengan nilai-nilai kunci keberhasilan perkuliahan
humanistiknya. berbasis paradigma interkonektif.
b. level materi Pembelajaran dengan model active
Integrasi dan interkoneksi pada level learning dengan berbagai strategi dan
materi merupakan suatu proses metodenya meenjadi keharusan.
bagaimana mengintegrasikan nilai- Dalam penelitian ini, pendekatan
nilai kebenaran universal umumnya integrasi interkoneksi akan diterapkan
dan keislaman khususnya ke dalam dalam level materi dan strategi.
pengajaran mata kuliah umum, dan Pendekatan integrasi interkoneksi akan
sebaliknya ilmu-ilmu umum ke dalam diterapkan dengan mengaitkan materi
kajian-kajian keagamaan dan perkuliahan dengan materi perkuliahan
keislaman. yang lain, keislaman, dan kehidupan
c. level metodologi sehari-hari dengan menggunakan metode
Integrasi dan interkoneksi pada level pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
metodologi adalah metodologi dalam
pengembangan ilmu yang b. Kemampuan Berpikir Kritis
bersangkutan. Ketika sebuah disiplin Berpikir kritis digunakan untuk
ilmu diintegrasikan atau menjelaskan berpikir yang dengan
diinterkoneksikan dengan disiplin maksud jelas dan terarah pada tujuan.
ilmu lain, maka secara metodologis Diane Halpern (1984: 3) menyebutkan
ilmu interkonektif tersebut harus “The term critical thinking is used to
describe thinking that is purposeful and

46
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

goal directed”. Berpikir kritis adalah tepat untuk penilaian berpikir yaitu
aktivitas mental dari peninjauan kejelasan, ketepatan, ketelitian,
kembali, penilaian, dalam usaha untuk relevansi, dan kelogisan.
membuat keputusan, mengartikan b. Berpikir yang menantang (challenged
sesuatu secara rasional (Debra Mc thinking)
Gregor. 2007: 209). Selain itu, Oon Pemikir sadar peran berpikir dalam
Seng Tan (2004: 43) menyebutkan kehidupan, menyadari berpikir
bahwa berpikir kritis dapat berkualitas membutuhkan berpikir
didefinisikan sebagai berikut. reflektif yang disengaja, dan
Critical thinking is defined as an menyadari berpikir yang dilakukan
awareness of one’s own thinking
sering kekurangan tetapi tidak dapat
(self reflection) and the ability
(foundation skill) and willingness mengi-dentifikasi di mana
(willingness to question) to
kekurangannya.
clarify and improve
understanding which aids in c. Berpikir permulaan (beginning
drawing appropiate conclusions
thinking)
and making the best decisions
possible within a context Pemikir mulai memodifikasi beberapa
(knowledge base)
kemampuan berpikirnya, tetapi
memiliki wawasan terbatas. Mereka
Menurut Elder dan Paul (2008)
kurang memiliki perencanaan yang
dalam www.criticalthinking.org (online)
sistematis untuk meningkatkan
terdapat 6 tingkatan kemampuan berpikir
kemampuan berpikirnya.
kritis sebagai berikut.
d. Berpikir latihan (practicing thinking)
a. Berpikir yang tidak direfleksikan
Pemikir menganalisis pemikirannya
(unreflective thinking)
secara aktif dalam sejumlah bidang
Pemilik tidak menyadari peran
namun mereka masih mempunyai
berpikir dalam kehidupan, kurang
wawasan terbatas dalam tingkatan
mampu menilai pemikirannya, dan
berpikirnya yang mendalam.
mengembangkan beragam
e. Berpikir lanjut (advanced thinking)
kemampuan berpikir tanpa
Pemikir aktif menganalisis
menyadarinya. Akibatnya gagal
pikirannya, memiliki pengetahuan
menghargai berpikir sebagai aktivitas
yang penting tentang masalah pada
yang melibatkan elemen bernalar.
tingkat berpikir yang mendalam.
Mereka tidak menyadari standar yang
47
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

Namun mereka belum mampu tidak direfleksikan pada TKBK Elder


berpikir pada tingkat yang lebih tinggi dan Paul. Hal ini dikarenakan
secara konsisten pada semua dimensi mahasiswa dalam berpikir masih
klehidupannya. belum melibatkan elemen bernalar
f. Berpikir yang unggul (master thinking) dan standar intelektual bernalar
Pemikir menginnternalisasi (standar penilaian). Mahasiswa juga
kemampuan dasar berpikir secara mengembangkan beragam
mendalam, berpikir kritis dilakukan kemampuan berpikir seperti
secara sadar dan menggunakan intuisi mengenali hubungan-hubungan,
yang tinggi. Mereka menilai pikiran mengenali informasi, dan
tentang kejelasan, ketepatan, mengidentifikasi masalah. Namun
ketelitian, relevansi, dan kelogisan kemampuan ini belum diterapkan
secara intuitif. dengan jelas dalam bentuk penalaran
Penjenjangan kemampuan yang logis dan sistematis ketika
berpikir kritis ini dibandingkan menyelesaiakan masalah matematika.
dengan tingkat Kemampuan Berpikir TKBK 1 dapat disetarakan
Kritis Elder dan Paul (2008) disajikan dengan berpikir yang menantang
dalam tabel berikut. karena mahasiswa pada tingkat ini
Tabel 1. Perbandingan Penjenjangan telah mengembangkan kemampuan
Kemampuan Berpikir Kritis dengan
berpikir. Namun kemampuan
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis
Elder dan Paul berpikirnya masih terbatas yaitu
menggali informasi yang memenuhi
TKBK Elder dan
standar intelektual bernalar, menggali
Penjenjangan TKBK
Paul
Berpikir yang tidak
TKBK 0 (tidak Kritis) dan mengembangkan kesadaran akan
direfleksikan
Berpikir yang konsep dan ide yang memenui standar
TKBK 1 (kurang Kritis)
Menantang
jelas. Mahasiswa menyadari adanya
Berpikir Permulaan
Berpikir latihan TKBK 2 (cukup Kritis) kelemahan pada berpikirnya namun
Berpikir lanjut
TKBK 3 (Kritis)
tidak mengetahui di mana
Berpikir yang unggul
kelemahannya sehingga mahasiswa
menerapkan konsep-konsep secara
TKBK 0 (tidak kritis) dapat
tidak tepat, sudut pandang
disetarakan dengan berpikir yang

48
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

penyelesaian masalah tidak jelas, intelektual sebagai standar penilaian


penalarannya juga tidak jelas dan sehingga elemen informasi dan
tidak logis. penyimpulan dipenuhi semua
TKBK 2 dapat disetarakan standarnya, elemen konsep dan ide
dengan berpikir permulaan karena serta elemen sudut pandang sebagian
mahasiswa pada tingkat ini mulai besar standarnya juga dipenuhi.
memodifikasi kemampuan c. Hakikat Matematika
berpikirnya di antaranya Ibrahim dan Suparni (2010)
mengidentifikasi masalah, mengenali menyebutkan bahwa Belajar matematika
hubungan-hubungan, mencari konsep- dimanfaatkan untuk mengakui kebesaran
konsep yang relevan dan tepat, Alloh, mengakui bahwa hanya Alloh yang
menggunakan analogi dalam maha besar, kita kecil meskipun dengan
menyelesaikan masalah namun gelar doktor, master, maupun profesor
wawasannya terbatas. Hal ini sekalipun. Al Qur’an surat Ali Imraan ayat
ditunjukkan dengan penalaran yang 199 menyebutkan
dilakukan masih belum memenuhi
standar jelas dan logis, serta sudut
pandang tidak jelas dan tidak luas
199. .... Sesungguhnya Allah amat
(ditandai adanya penggunaan analogi
cepat perhitungan-Nya.
yang tidak dikembangkan sesuai
Maksudnya dari berbagai pakar
situasi yang diberikan pada masalah
matematika maupun secanggih apapun alat
yang diselesaikan).
yang diciptakan manusia tidak ada yang
TKBK 3 memuat berpikir
mampu mengungguli kecepatannya dalam
latihan karena mahasiswa yang berada
menghitung Bahkan pada tingkat
pada tingkat ini aktif menganalisis
kecermatan dan ketelitian, Allah Maha teliti,
berpikirnya. Mereka berpikir analitis
(sebesar biji dzarrah amal manusia baik
terhadap elemen bernalar dan standar
maupun buruk akan dibalasnya). Firman
intelektual bernalar serta menerapkan
Allah dalam QS Al Zalzalah (99) ayat 7-8
pikiran analitisnya dalam
yang berbunyi:
menyelesaikan masalah matematika.
Mahasiswa juga mengetahui apa yang
akan dilakukan dengan standar

49
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

Pengertian matematika sangat sulit


didefinisikan secara akurat. Pada umumnya
orang awam hanya akrab dengan satu
cabang matematika elementer yang disebut
aritmetika atau ilmu hitung. Aritmetika ini
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan secara informal dapat didefinisikan sebagai
seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa
melihat (balasan)nya. langsung diperoleh dari bilangan-bilangan
8. dan Barangsiapa yang mengerjakan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dan seterusnya,
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya melalui beberapa operasi dasar: tambah,
Dia akan melihat (balasan)nya pula. kurang, kali dan bagi. Apabila
Barangsiapa yang melakukan suatu mendiskusikan atau membicarakan
amal baik/buruk sebesar biji dzarroh, Allah mengenai “apa matematika itu sebenarnya”,
akan mengetahuinya. Kecermatan Allah dengan kata lain mendiskusikan tentang
dalam waktu, sampai pada satuan detik, hakekat matematika. Matematika memiliki
“Ketika dating ajal seseorang, maka tidak pengertian yang bermacam-macam
akan DIPERLAMBAT SEDETIKPUN, dan bergantung pada cara orang memandangnya.
tidak akan DIPERCEPAT SEDETIKPUN. Bagi seorang pengajar matematika,
Ketepatan waktunya perdetik, padahal perbedaan dalam cara pandang tentang
berapa banyak orang yang sampai pada matematika ini, akan memberikan implikasi
ajalnya dalam setiap hari dari seluruh pada perbedaan dalam memilih strategi
manusia yang ada di ? Sementara kita pembelajaran matematika di kelas. Namun,
manusia cenderung untuk mengabaikan idealnya seorang pengajar matematika
waktu, tidak disiplin, menggunakan waktu mengetahui beragam pandangan tentang
untuk hal-hal yang tidak produktif, maksiat hakekat matematika, karena akan
pada Allah. Na’udzubillaahimindzalik. membantunya dalam memilih strategi
Walau dalam matematika ada GALAT, pembelajaran matematika di kelas dengan
LIMIT, NUMERIK, tapi tetap saja tidak tepat.
akan menandingi Allah dalam hal ketelitian, Pada bagian ini akan dikupas
kecermatan. ALLAH MAHA BESAR, kita beberapa pandangan para ahli terhadap
manusia kecil, tidak boleh sombong, harus hakekat matematika.
tunduk pada Allah.
50
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

1. Matematika sebagai Ilmu Deduktif Instumen penelitian adalah alat


2. Matematika sebagai Ilmu tentang atau fasilitas yang digunakan oleh
Pola dan Hubungan peneliti dalam mengumpulkan data agar
3. Matematika sebagai Bahasa pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
4. Matematika sebagai Ilmu tentang baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,
Struktur yang Terorganisasikan dan sistematis, sehingga lebih mudah
5. Matematika sebagai Seni diolah (Arikunto, 2006). Peneliti
6. Matematika sebagai Aktivitas sebagai alat, peka dan dapat bereaksi
Manusia terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus
2. METODE PENELITIAN
diperkirakannya bermakna atau tidak
Subyek dalam penelitian ini adalah
bagi penelitiannya (Nasution: 2002: h.
mahasiswa Program Studi Pendidikan
55). Instrumen-instrumen yang
Matematika yang menempuh mata kuliah
digunakan pada penelitian ini adalah soal
Strategi Pembelajaran Matematika pada
tes untuk engukur kemampuan berpikir
semester gasal tahun akademik
kritis mahasiswa, angket untuk
2017/2017. Obyek dari penelitian ini
mengetahui pendapat mahasiswa tentang
adalah pembelajaran matematika pada
dirinya sendiri setelah melakukan
materi Hakikat Matematika
pembelajaran matematika menggunakan
menggunakan bahan ajar berbasis
bahan ajar berbasis integrasi
integrasi interkoneksi dengan
interkoneksi, lembar observasi untuk
menggunakan metode Jigsaw.
menggambarkan aktivitas yang terjadi
Jenis penelitian ini adalah
saat proses pembelajaran berlangsung,
penelitian tindakan kelas dengan
dan kamera foto dan video untuk
menggunakan desain yang mendokumentasikan kegiatan
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc pembelajaran.
Taggart. Langkah penelitian ini terdiri Data yang telah dikumpulkan
dari tiga tahap, yaitu tahap dengan menggunakan instrumen,
perencanaan, tahap pelaksanaan selanjutnya akan dianalisis dan diarahkan
tindakan dan pengamatan, dan tahap untuk menjawab pertanyaan penelitian.

refleksi. (Suharsimi:2008, h. 16). 1. Analisis Soal Kemampuan Berpikir


Kritis (KBK) berupa validitas soal tes
51
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

KBK, daya beda, tingkat kesukaran, terdiri dari tehnik penyajian,


reliabilitas. penyajian pembelajaran, dan
2. Analisis Data Kevalidan Bahan Ajar pendukung penyajian. Skor terakhir
Penentuan kualitas bahan ajar berbasis yang diperoleh dikonversi menjadi
integrasi interkoneksi didasarkan pada tingkat kelayakan produk secara
penilaian validator yaitu dua orang kualitatif dengan menggunakan
dosen ahli pendidikan. Berdasarkan kriteria penilaian ideal dan
tehnik analisis data yang digunakan, persentase keidealan. Nilai rata-rata
data penilaian dari validator yang yang diperoleh pada tiap komponen
berupa data kualitatif diubah menjadi dikonversikan ke dalam tabel
bentuk kuantitatif. Data kuantitatif kategori penilaian ideal, begitu juga
yang dihasilkan kemudian ditabulasi untuk persentase keidealan
dan dianalisis tiap komponen dikonversikan dalam tabel
penilaian. Komponen penilain bahan persentase ketegori penilaian ideal.
ajar terdiri dari komponen kelayakan
isi, komponen kebahasaan, dan Teknik analisis data pada penelitian ini
komponen tampilan. yaitu
3. Penilaian komponen kelayakan isi a. Merumuskan teori awal (draf
terdiri dari cakupan materi, akurasi tingkat berpikir kritis) berdasar
materi, kekontekstualan, kajian teori yang didukung
memfasilitasi kemampuan berpikir
dengan data empiris.
kritis. Penilaian komponen
b. Memvalidasi draf tingkat berpikir
kebahasaan terdiri dari kesesuaian
kritis kepada ahli untuk
dengan tingkat perkembangan
mengetahui validitas isi dan
mahasiswa, komunikatif, dialogis
dan interaktif, lugas, koherensi dan
konstruk teori yang

keruntutan alur berfikir, kesesuaian dikembangkan.


dengan kaidah bahasa Indonesia c. Melakukan pra-penelitian untuk
yang benar, dan penggunaan istilah membuktikan keberadaan tingkat
maupun simbol. Sedangkan berpikir kritis
penilaian komponen penyajian

52
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

d. Merevisi draf tingkat berpikir kemampuan berpikir kritis mahasiswa


kritis berdasar hasil pra penelitian masih rendah. Untuk itu dilakukan
e. Melakukan pengambilan data tindakan untuk meningkatkan
untuk mengetahui keberadaan kemampuan berpikir kritis mahasiswa
tingkat kemampuan berpikir kritis dengan memberikan bahan ajar berbasis
dalam matematika sesuai dengan integrasi interkoneksi.
teori hipotetik yang dibuat. b. Hasil penelitian
Indikator keberhasilan penelitian Penelitian ini terlaksana dalam 2

ini adalah jika kemampuan berpikir kritis siklus. Siklus 1 terlaksana dalam 2
pertemuan, dan siklus 2 terlaksana dalam 1
mahasiswa mengalami peningkatan dari
pertemuan.
satu siklus ke siklus berikutnya.
Hasil dari penelitian ini dapat
disajikan dalam tabel berikut:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Hasil penelitian
a. Hasil pra tindakan
Sedangkan rata-rata skor tes
Hasil dari pra tindakan penelitian ini
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari
adalah sebagai berikut:
masing-masing siklus dapat disajikan dalam
PRA
SIKLUS I SIKLUS II
diagram sebagai berikut.
TINDAKAN
N
O
TKBK Banya
k Mhs
Banya
k Mhs
Banya
k
Bagan 1. Diagram dari Peningkatan
% % %
rata-rata TKBK dari setiap siklus
Mahas
iswa
1 TKBK 0 0 0 0
39 73,6
3
2 TKBK 5 9,43 14 26,
14 26,4
2 4
3 TKBK 48 90,57 39 73,
0 0
1 6
Tabel 2. Hasil Pra Tindakan
BANYAKNYA
NO TKBK PERSENTASE
MAHASISWA
1 TKBK 3 0 0%
2 TKBK 2 5 9,43 %
3 TKBK 1 48 90,57 %

Berdasarkan tabel di atas


diketahui bahwa mahasiswa sebagian Peningkatan dari masing-masing
besar masih berada pada tingkat indikator kemampuan berpikir kritis

kemampuan berpikir kritis 1 (kurang mahasiswa dapat disajikan dalam diagram

kritis). Data ini enunjukkan bahwa berikut.


53
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

Bagan 2. Diagram peningkatan TKBK dan mahasiswa semakin aktif dalam


berdasarkan masing-masing indikator diskusi kelompok terutama dalam
memunculkan ide-idenya berkaitan
dengan materi yang sedang dibahas, dan
semakin luas sudut pandangnya
berkaitan dengan pendekatan integrasi
interkoneksi materi yang sedang dibahas
dengan keislaman.
Pada subyek dengan TKBK 3,
Berdasarkan pada hasil analisis di
mahasiswa sudah dapat membedakan
atas dapat disimpulkan bahwa setelah
antara informasi dengan pendapatnya
mengikuti pembelajaran matematika
meskipun kadang belum memberikan
dengan menggunakan bahan ajar
argumentasi dengan tepat dan informasi
integrasi interkoneksi, maka kemampuan
yang dimiliki belum tertulis dengan
berpikir kritis mahasiswa Program Studi
lengkap. Berkaitan dengan konsep dan
Pendidikan Matematika Fakultas Sains
idenya, mereka sudah dapat
dan Teknologi semakin meningkat.
mengidentifikasi dengan jelas dan
Berdasarkan hasil analisis angket dan
memilih dengan tepat, menjelaskan
wawancara dengan mahasiswa, dapat
dengan mendalam, meskipun kadang
disimpulkan juga bahwa mahasiswa
belum menggunakannya dengan
merasa semakin bertambah luas
sistematis. Mereka berpikir analitis
sudut pandang, penguasaan konsep,
terhadap elemen bernalar dan standar
pemunculan ide, dan semakin jelas dan
intelektual bernalar serta menerapkan
logis dalam menarik kesimpulan.
pikiran analitisnya dalam menyelesaikan
Berdasarkan hasil observasi juga
masalah. Sudut pandang mereka sudah
menunjukkan bahwa pembelajaran
jelas tetapi masih kurang luas. Dalam
dengan menggunakan bahan ajar
penarikan kesimpulan, mereka sudah
berbasis integrasi interkoneksi dan
dapat melakukannya dengan jelas dan
metode Jigsaw terlaksana dengan baik,
logis. Mahasiswa juga mengetahui apa
54
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

yang akan dilakukan dengan standar yang diberikan pada masalah yang
intelektual sebagai standar penilaian diselesaikan)
sehingga elemen informasi dan Pada subyek dengan TKBK 1,
penyimpulan dipenuhi semua mahasiswa telah mengembangkan
standarnya, elemen konsep dan ide serta kemampuan berpikirnya. Namun
elemen sudut pandang sebagian besar kemampuan berpikirnya masih terbatas
standarnya juga dipenuhi. yaitu menggali informasi yang
Pada subyek dengan TKBK 2, memenuhi standar intelektual bernalar,
mahasiswa mulai memodifikasi sehingga kurang jelas membedakan
kemampuan berpikirnya di antaranya antara informasi dengan pendapat, tidak
mengidentifikasi masalah, mengenali memberikan argumentasi dan tidak teliti
hubungan-hubungan, mencari konsep- dalam memilih informasi. Mahasiswa
konsep yang relevan dan tepat, berusaha menggali dan mengembangkan
menggunakan analogi dalam kesadaran akan konsep dan ide yang
menyelesaikan masalah namun memenuhi standar jelas. Mahasiswa
wawasannya terbatas. Hal ini tidak menggunakan konsep dan ide yang
ditunjukkan dengan kemampuan relevan, namun mahasiswa tidak
mahasiswa membedakan informasi menjelaskan konsep yang mendasari
dengan pendapat, memilih dan secara mendalam. Mahasiswa menyadari
memberikan informasi dengan teliti, adanya kelemahan pada berpikirnya
namun informasi yang dimiliki masih namun tidak mengetahui di mana
terbatas dan kurang mendukung kelemahannya sehingga mahasiswa
argumen. Penalaran yang dilakukan menerapkan konsep-konsep secara tidak
mahasiswa masih belum memenuhi tepat, sudut pandang penyelesaian
standar jelas dan logis, serta sudut masalah tidak jelas, dan kurang luas.
pandang tidak jelas dan tidak luas Mahasiswa tidak memberikan
(ditandai adanya penggunaan analogi kesimpulan yang jelas dan tidak logis.
yang tidak dikembangkan sesuai situasi Berdasarkan hasil observasi pada
saat subyek mengikuti perkuliahan dan

55
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

keterlibatan subyek dalam diskusi antusiasme mereka pada saat diskusi


kelompok maupun kelas berkaitan di kelas.
dengan kemampuan berpikir kritis 6. Mahasiswa mempunyai karakter
mahasiswa dapat diperoleh informasi bersahabat/komunikatif yang tinggi.
sebagai berikut. Hal ini ditunjukkan pada saat diskusi
1. Mahasiswa dapat melatih dan di kelas mereka memperlihatkan rasa
mengembangkan informasi yang senang menanggapi pendapat teman,
diperoleh serta dapat membedakan senang bergaul dan bekerjasama
informasi dan pendapatnya. Hal ini dengan orang lain.
nampak dari sikap dan tindakan 7. Mahasiswa mampu mengembangkan
mahasiswa pada saat diskusi dapat sudut pandangnya. Hal ini nampak
menyampaikan informasi dan dari sikap dan perilaku mereka dalam
pendapat yang berbeda dengan menyelesaikan tugas berkaitan dengan
dirinya. anggota kelompoknya dan soal tes
2. Mahasiswa menjadi lebih kreatif berkaitan dengan sudut pandangnya
dalam mengungkapkan konsep dan masing-masing.
idenya. Hal ini ditunjukkan dengan 8. Mahasiswa semakin meningkat
kreativitas mahasiswa dalam kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini
membawa dan menghubungkan didukung oleh bahan ajar berbasis
konsep yang sedang dibahas dengan integrasi interkoneksi. Mahasiswa
keislaman, format diskusi, dan juga semakin kreatif dalam diskusi
jawaban mereka pada saat mejawab kelompok dengan memberikan materi
soal tes. yang didiskusikan berkaitan dengan
5. Mahasiswa mempunyai rasa ingin keislaman dan berbeda dengan yang
tahu yang tinggi. Hal ini nampak dari ada pada bahan ajar.
daftar pustaka yang dicantumkan pada Selain itu, berdasarkan angket
tugas yang beragam menunjukkan yang diberikan kepada mahasiswa
tidak hanya satu referensi, dan setelah mengikkuti pembelajaran
matematika dengan metode Jigsaw dan
56
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58

menggunakan bahan ajar berbasis pada siklus I sebesar 26,65, dan pada
integrasi interkoneksi, diperoleh siklus II sebesar 41,92.
informasi sebagai berikut:
1. Mahasiswa menjadi semakin tajam 5. REFERENSI

dalam menyampaikan informasi dan Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-


dasar Evaluasi Pendidikan.
dapat membedakan informasi dan Jakarta, Bumi Aksara.
pendapatnya.
Elder, L Paul, R. 2008. Critical Thinking
2. Mahasiswa semakin dapat Development: A Stage Theory With
Implicationn for Instruction,
menuangkan konsep/ide-idenya dalam (Online),
diskusi (http://www.criticalthinking.org)

3. Mahasiswa semakin luas dan jelas Halpern, Diane F. 1984. Thought and
Knowledge. An Introduction to
sudut pandangnya dengan mengaitkan Critical Thinking. LEA. New Jersey.
materi pembelajaran dengan
Ibrahim dan Suparni. 2010.
keislaman dan kehidupan sehari-hari Pembelajaran Matematika. Teori
dan Aplikasinya. Sukapress.
4. Mahasiswa semakin jelas dan valid
Yogyakarta
dalam menarik kesimpulan.
McGregor, Debra. 2007. Developing
Thinking; Developing Learning.
4. KESIMPULAN McGrawHill. New Jersey.
Berdasarkan pada analisis Seng Tan, Oon. 2004. Enhancing
data, maka dapat disimpulkan bahwa Thinking Through Problem based
Learning Approaches. Thomson.
pembelajaran matematika dengan Singapura.
menggunakan bahan ajar berbasis Suparni. 2011. Penjenjangan
integrasi interkoneksi dapat Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Rangka Pengembangan Karakter
meningkatkan kemampuan berpikir Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas
kritis mahasiswa Program Studi Sains dan Teknologi UIN Sunan
Pendidikan Matematika Fakultas Kalijaga. UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Sains dan Teknologi UIN Sunan
___________. 2013. Pengembangan
Kalijaga Yogyakarta. Hal ini dapat
Kemampuan Berpikir Kritis
dilihat dari analisis data skor TKBK Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Melalui
pada saat pra tindakan sebesar 22,94,
57
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni

Pendekatan Integrasi Interkoneksi.


UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

___________.2014. Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Melalui
Pendekatan Integrasi Interkoneksi.
UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

____________.2015. Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis Integrasi
Interkoneksi Untuk Memfasilitasi
Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

58

Anda mungkin juga menyukai