Suparni1)
1
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
suparni71@yahoo.com
Abstrak
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
mahasiswa. Berpikir kritis merupakan salah satu karakter yang akhir-akhir ini memang
menjadi isu pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak
bangsa.. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa perlu dilakukan
inovasi pembelajaran. Berdasarkan pemikiran itulah maka peneliti akan melakukan
penelitian upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi menggunakan bahan ajar yang
berbasis integrasi interkoneksi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model tersebut
terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap perlakuan dan pengamatan, dan
tahap refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis integrasi
interkoneksi telah berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari skor 23
pada tahap pra tindakan, meningkat menjadi 27,7 pada siklus 1, dan 36,6 pada siklus 2.
41
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
44
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58
45
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
46
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58
goal directed”. Berpikir kritis adalah tepat untuk penilaian berpikir yaitu
aktivitas mental dari peninjauan kejelasan, ketepatan, ketelitian,
kembali, penilaian, dalam usaha untuk relevansi, dan kelogisan.
membuat keputusan, mengartikan b. Berpikir yang menantang (challenged
sesuatu secara rasional (Debra Mc thinking)
Gregor. 2007: 209). Selain itu, Oon Pemikir sadar peran berpikir dalam
Seng Tan (2004: 43) menyebutkan kehidupan, menyadari berpikir
bahwa berpikir kritis dapat berkualitas membutuhkan berpikir
didefinisikan sebagai berikut. reflektif yang disengaja, dan
Critical thinking is defined as an menyadari berpikir yang dilakukan
awareness of one’s own thinking
sering kekurangan tetapi tidak dapat
(self reflection) and the ability
(foundation skill) and willingness mengi-dentifikasi di mana
(willingness to question) to
kekurangannya.
clarify and improve
understanding which aids in c. Berpikir permulaan (beginning
drawing appropiate conclusions
thinking)
and making the best decisions
possible within a context Pemikir mulai memodifikasi beberapa
(knowledge base)
kemampuan berpikirnya, tetapi
memiliki wawasan terbatas. Mereka
Menurut Elder dan Paul (2008)
kurang memiliki perencanaan yang
dalam www.criticalthinking.org (online)
sistematis untuk meningkatkan
terdapat 6 tingkatan kemampuan berpikir
kemampuan berpikirnya.
kritis sebagai berikut.
d. Berpikir latihan (practicing thinking)
a. Berpikir yang tidak direfleksikan
Pemikir menganalisis pemikirannya
(unreflective thinking)
secara aktif dalam sejumlah bidang
Pemilik tidak menyadari peran
namun mereka masih mempunyai
berpikir dalam kehidupan, kurang
wawasan terbatas dalam tingkatan
mampu menilai pemikirannya, dan
berpikirnya yang mendalam.
mengembangkan beragam
e. Berpikir lanjut (advanced thinking)
kemampuan berpikir tanpa
Pemikir aktif menganalisis
menyadarinya. Akibatnya gagal
pikirannya, memiliki pengetahuan
menghargai berpikir sebagai aktivitas
yang penting tentang masalah pada
yang melibatkan elemen bernalar.
tingkat berpikir yang mendalam.
Mereka tidak menyadari standar yang
47
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
48
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58
49
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
52
Jurnal Derivat Volume 3 No. 2 Desember 2016 (ISSN: 2407 – 3792(Cetak))
Halaman 40 – 58
ini adalah jika kemampuan berpikir kritis siklus. Siklus 1 terlaksana dalam 2
pertemuan, dan siklus 2 terlaksana dalam 1
mahasiswa mengalami peningkatan dari
pertemuan.
satu siklus ke siklus berikutnya.
Hasil dari penelitian ini dapat
disajikan dalam tabel berikut:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Hasil penelitian
a. Hasil pra tindakan
Sedangkan rata-rata skor tes
Hasil dari pra tindakan penelitian ini
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari
adalah sebagai berikut:
masing-masing siklus dapat disajikan dalam
PRA
SIKLUS I SIKLUS II
diagram sebagai berikut.
TINDAKAN
N
O
TKBK Banya
k Mhs
Banya
k Mhs
Banya
k
Bagan 1. Diagram dari Peningkatan
% % %
rata-rata TKBK dari setiap siklus
Mahas
iswa
1 TKBK 0 0 0 0
39 73,6
3
2 TKBK 5 9,43 14 26,
14 26,4
2 4
3 TKBK 48 90,57 39 73,
0 0
1 6
Tabel 2. Hasil Pra Tindakan
BANYAKNYA
NO TKBK PERSENTASE
MAHASISWA
1 TKBK 3 0 0%
2 TKBK 2 5 9,43 %
3 TKBK 1 48 90,57 %
yang akan dilakukan dengan standar yang diberikan pada masalah yang
intelektual sebagai standar penilaian diselesaikan)
sehingga elemen informasi dan Pada subyek dengan TKBK 1,
penyimpulan dipenuhi semua mahasiswa telah mengembangkan
standarnya, elemen konsep dan ide serta kemampuan berpikirnya. Namun
elemen sudut pandang sebagian besar kemampuan berpikirnya masih terbatas
standarnya juga dipenuhi. yaitu menggali informasi yang
Pada subyek dengan TKBK 2, memenuhi standar intelektual bernalar,
mahasiswa mulai memodifikasi sehingga kurang jelas membedakan
kemampuan berpikirnya di antaranya antara informasi dengan pendapat, tidak
mengidentifikasi masalah, mengenali memberikan argumentasi dan tidak teliti
hubungan-hubungan, mencari konsep- dalam memilih informasi. Mahasiswa
konsep yang relevan dan tepat, berusaha menggali dan mengembangkan
menggunakan analogi dalam kesadaran akan konsep dan ide yang
menyelesaikan masalah namun memenuhi standar jelas. Mahasiswa
wawasannya terbatas. Hal ini tidak menggunakan konsep dan ide yang
ditunjukkan dengan kemampuan relevan, namun mahasiswa tidak
mahasiswa membedakan informasi menjelaskan konsep yang mendasari
dengan pendapat, memilih dan secara mendalam. Mahasiswa menyadari
memberikan informasi dengan teliti, adanya kelemahan pada berpikirnya
namun informasi yang dimiliki masih namun tidak mengetahui di mana
terbatas dan kurang mendukung kelemahannya sehingga mahasiswa
argumen. Penalaran yang dilakukan menerapkan konsep-konsep secara tidak
mahasiswa masih belum memenuhi tepat, sudut pandang penyelesaian
standar jelas dan logis, serta sudut masalah tidak jelas, dan kurang luas.
pandang tidak jelas dan tidak luas Mahasiswa tidak memberikan
(ditandai adanya penggunaan analogi kesimpulan yang jelas dan tidak logis.
yang tidak dikembangkan sesuai situasi Berdasarkan hasil observasi pada
saat subyek mengikuti perkuliahan dan
55
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
menggunakan bahan ajar berbasis pada siklus I sebesar 26,65, dan pada
integrasi interkoneksi, diperoleh siklus II sebesar 41,92.
informasi sebagai berikut:
1. Mahasiswa menjadi semakin tajam 5. REFERENSI
3. Mahasiswa semakin luas dan jelas Halpern, Diane F. 1984. Thought and
Knowledge. An Introduction to
sudut pandangnya dengan mengaitkan Critical Thinking. LEA. New Jersey.
materi pembelajaran dengan
Ibrahim dan Suparni. 2010.
keislaman dan kehidupan sehari-hari Pembelajaran Matematika. Teori
dan Aplikasinya. Sukapress.
4. Mahasiswa semakin jelas dan valid
Yogyakarta
dalam menarik kesimpulan.
McGregor, Debra. 2007. Developing
Thinking; Developing Learning.
4. KESIMPULAN McGrawHill. New Jersey.
Berdasarkan pada analisis Seng Tan, Oon. 2004. Enhancing
data, maka dapat disimpulkan bahwa Thinking Through Problem based
Learning Approaches. Thomson.
pembelajaran matematika dengan Singapura.
menggunakan bahan ajar berbasis Suparni. 2011. Penjenjangan
integrasi interkoneksi dapat Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Rangka Pengembangan Karakter
meningkatkan kemampuan berpikir Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas
kritis mahasiswa Program Studi Sains dan Teknologi UIN Sunan
Pendidikan Matematika Fakultas Kalijaga. UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Sains dan Teknologi UIN Sunan
___________. 2013. Pengembangan
Kalijaga Yogyakarta. Hal ini dapat
Kemampuan Berpikir Kritis
dilihat dari analisis data skor TKBK Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Melalui
pada saat pra tindakan sebesar 22,94,
57
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Bahan Ajar
Berbasis Integrasi Interkoneksi
Suparni
___________.2014. Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Melalui
Pendekatan Integrasi Interkoneksi.
UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
____________.2015. Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis Integrasi
Interkoneksi Untuk Memfasilitasi
Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
58