PENDAHULUAN
Perkembangan dunia medis dari waktu ke waktu semakin pesat, tak terkecuali
instrument / alat medis. Salahsatu penemuan yang berkontribusi dalam dunia medis
yaitu ditemukannya sinar X / sinar Rontgen yang mendasari terciptanya Pesawat
Rontgen. Pesawat roentgen merupakan instrument medik yang prinsip kerjanya
mengunakan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.
Penemuan dari Willhem Conrad Rontgen tersebut telah mendorong perkembangan
dunia medis terutama dalam pembuatan instrumen medis. Berawal dari percobaan
dalam hal perbedaan potensial diantara anoda dan katoda yang terkandung dalam
suatu gas, yang memicu terjadinya ionisasi sehingga elektron – elektron akan
membebaskan diri dari ikatan atomnya.
Elektron yang terdekat dengan sebuah anoda akan langsung ditarik ke anoda
sehingga akan terjadi hole. Kemudian hole ini akan diisi oleh elektron berikutnya,
tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi pengisian lagi
oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya, sehingga akan terjadi estafet elektron dan
terjadilah rangkaian tertutup sehingga timbul arus elektron yang berkebalikan dengan
arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Perpindahan elektron ini akan
menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-
beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah yang
kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen.
PEMBAHASAN
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat
2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke
transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga
mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi
Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan
atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
2.2 Komponen Penyusun dan Prinsip Kerja Instrument Pesawat Rontgen
Untuk dalam blok diagram tersebut dibagi menjadi beberapa bagian penyusun,
diantaranya yaitu rangkaian Power Supply, Rangkaian Timer, Rangkaian HTT,
Rangkaian X Ray Tube (Tabung sinar X), dan rangkaian pemanas filamen.
f. Voltage Indicator
Voltage Indicator sebagai alat untuk mengetahui apakah tegangan PLN
mengalami kenaikan atau penurunan.
i. Voltage Regulator
Voltage regulator berfungsi untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac
tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana.
2.2.2 Blok Rangkaian Tegangan Tinggi
Pada rangkaian diatas terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk
memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu mendapat
polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron
bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Rangkaian tabung rontgen merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang
terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode. Tabung ini juga tempat berlangsungnya
proses terbentuknya sinar x. Ada beberapa jenis dari rangkaian tabung rontgen pada pesawat
rontgen, diantaranya yaitu :
Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut
“Pesawat Rontgen 1 examination”
Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2
Examination.
2.2.4 Blok Rangkaian Timer
Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran. Terdapat 4 jenis timer
yaitu:
a. Timer Mekanik
1. Menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam,
dalam waktu yang bersamaan jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut
berputar kekanan (searah jarum jam) kontaktor C dari normally open menjadi close.
2. Apabila waktu telah ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA mengunci roda
gigi W.
3. Ketika SWE ditekan, maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju
kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power supply.
4. Setelah itu relay akan sesuai dan menarik kontak SW3 hingga rangkaian power
supply dan rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose
(penyinaran) dimulai.
5. Sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari
penguncian, gigi gergaji mulai berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam). Setelah
waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh
kontaktor C hingga membuka kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S
energized, kontaktor SW3 membuka kembali, sehingga akan memutuskan hubungan
antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator tegangan tinggi
hingga proses expose terhenti.
b. Timer Elektronik
c. Timer Automatic
1. Menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C. Ketika PB SWE ditekan maka akan
ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3 lalu menuju
kumparan primer HTT dan kembali ke supply. Kemudian akan timbul arus yang
mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju
kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C.
2. Setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan
mengaktifkan relay S1.
3. Dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada
arus yang mengalir pada primer trafo tegangan tinggi, maka prose penyinaran telah
selesai.
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh
pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-
paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto
ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah,
bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang. Tidak seperti foto pada
umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak
seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat
penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam
pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan
berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari
hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan
pengobatan yang tepat bagi pasiennya.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam hal foto rontgen ini. Kelebihannya
yaitu sebagai alat diagnosis, sebagai alat terapi (linec). dengan rontgen kita dapat mendeteksi
penyakit-penyakit dalam secara mudah. Disamping kelebihan maka foto rontgen ini memiliki
kekurangan, diantaranya yaitu gambar / pencitraan yang dihasilkan kurang bagus, karena
superposisi dengan objek lain, untuk prosedur keselamatan tubuh, sebaiknya tidak berlebihan
dalam penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen agar tidak terlalu banyak radiasi sinar X
yang masuk ke dalam tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu alat penting yang mendorong untuk suatu pemeriksaan radiografi sederhana
diantaranya yaitu pesawat rontgen konvensional. Radiografi konvensional dapat berupa
pemeriksaan kontras dan non kontras. Cikal bakal ditemukannya pesawat rontgen
konvensional ini yaitu dari penemuan sinar X oleh Willhem Conrad Rontgen, yang kemudian
dikembangkanlah suatu alat untuk membantu kinerja dokter dalam mendiagnosis seorang
pasien.
Prinsip kerja Pesawat rontgen sederhana ini yaitu dengan memanfaatkan sinar X untuk
pencitraan organ dalam yang tidak kasat mata. Sebagai contoh untuk mediagnosa / melihat
organ dalam / tulang yang patah, maka dengan bantuan pesawat rontgen Sinar X membantu
untuk pencitraan kondisi tulang yang patah didalam. Sehingga dapat mempermudah untuk
membantu pekerjaan dokter. Pesawat Rontgen sederhana ini terdiri dari beberapa komponen
diantaranya yaitu Rangkaian Power Supply, Pemanas Filamen, Rangkaian X Ray tube,
rangkaian HTT, dan rangkaian Timer. Rangkaian – rangkaian tersebut berperan masing
masing sehingga menghasilkan fungsi utama untuk pewawat rontgen konvensional ini.
Adapun beberapa kelebihan dari pesawat rontgen konvensional ini yaitu, Prosesnya
Cepat, mudah, dapat mendeteksi penyakit dalam, serta untuk jangkauan harga yaitu cukup
murah. Sedangkan kekurangannya yaitu gambar / pencitraan yang dihasilkan kurang bagus,
karena superposisi dengan objek lain, untuk prosedur keselamatan tubuh, sebaiknya tidak
berlebihan dalam penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen agar tidak terlalu banyak
radiasi sinar X yang masuk ke dalam tubuh.
3.2 Saran
Pesawat rongen konvensional kurang baik apabila digunakan secara terus menerus, karena
pengaruh dari sinar X, disarankan untuk diagnosa dalam konteks yang sering yaitu dengan alat
yang telah dikembangkan dari pesawat rontgen konvensional untuk mereduksi efek yang
ditimbulkan.