Disusun oleh:
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3. Pemanfaatan Limbah B3 sebagai kegiatan utama adalah
kegiatan usaha yang mempergunakan limbah B3 sebagai bahan material utama dalam
proses kegiatan yang menghasilkan suatu produk. Penghasil limbah B3 adalah orang
yang usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan limbah B3. Produk antara adalah
suatu produk dari suatu proses pemanfaatan limbah B3 yang belum menjadi produk
akhir yang masih akan digunakan sebagai bahan baku oleh industri dan/atau kegiatan
lainnya dan telah memenuhi SNI, standar internasional, atau standar lain yang diakui .
Segala sesuatu kegiatan yang diatas harus ada perizinan yang berlaku, menurut
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata
Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengolahan limbah berbahaya dan beracun serta
Pengawasan pemulihan akibat pencemaran limbah berbahaya dan beracun yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
Mengetahui secara rinci perihal tata cara Norma, Standar dan Kriteria Pengolahan
Limbah Berbahaya dan Beracun.
1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan referensi bagi pembaca lain dalam memahami serta
mengatahui perihal peraturan pemerintah yang mengatur tentang limbah
bahan berbahaya dan beracun
2. Membantu pihak terkait dalam mempelajari tata cara pengolahan limbah B3.
3
BAB II
ISI
4
IZIN PENYIMPANAN LIMBAH B3 ATAU IZIN BANGUNAN TEMPAT
PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 (BANGUNAN TPS LB3/
BANGUNAN TPS LIMBAH B3)
5
2. Akta pendirian badan usaha. (Bagaimana bentuk akta perusahaan yang
telah berganti nama atau perusahaan yang beralih kepemilikan).
3. Nama Limbah B3 dapat mengacu dalam Lampiran PP Limbah B3.
Adakalanya, beberapa nama limbah B3 yang dikenal masyarakat memiliki
kata baku yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Contohnya
sebutan oli bekas dalam PP Limbah B3 adalah Minyak Pelumas Bekas.
4. Sumber limbah B3 yang dapat dijelaskan dalam paparan Proses Produksi
kegiatan usaha. Misalnya, oli dan aki bekas dihasilkan dari operasional
kendaraan dinas atau kendaraan kantor. Kemudian lampu TL digunakan
untuk penerangan/ pencahayaan ruangan, atau bangunan dan gedung.
5. Kemudian jenis, karakteristik atau kategori LIMBAH B3, juga diatur
dalam Lampiran I PP Limbah B3, yang telah membagi limbah B3
berdasarkan LIMBAH B3 Kategori bahaya 1 dan 2, serta LB 3 sumber
tidak spesifik dan LIMBAH B3 sumber spesifik (spesifik Khusus dan
spesifik umum).
6. Pengemasan atau pewadahan penyimpanan limbah B3. Biasanya
disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah B3 yang disimpan.
Misalnya limbah B3 berupa oli bekas disimpan dalam kemasan drum.
7. Tata letak penempatan atau penyimpanan limbah B3 yang disimpan dalam
lokasi atau bangunan TPS limbah B3. Misalnya untuk tata penempatan
limbah b3 berupa oli bekas, telah diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal
No. 255/ BAPEDAL/ 08/ 1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas.
8. Tempat Penyimpanan Limbah B3/ desain konstruksi bangunan TPS
Limbah B3. Hal ini juga dapat berpedoman pada Misalnya untuk tata
penempatan limbah B3 berupa oli bekas, telah diatur dalam Keputusan
Kepala Bapedal No. 255/ BAPEDAL/ 08/ 1996.
6
IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3
7
PERSYARATAN IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3
2. Izin Lingkungan dan Dokumen Berupa salinan izin lingkungan dan dokumen
Lingkungan lingkungan yang dimiliki perusahaan sesuai
kegiatan yang diajukan permohonannya.
Izin Lingkungan dimaksud merujuk kepada
PP 27 tahun 2012 dan Permen LH Nomor 05
tahun 2012.
Dokumen lingkungan yang telah mendapat
persetujuan sebelum berlakunya PP 27
tahun 2012, dinyatakan tetap berlaku dan
dipersamakan sebagai izin lingkungan.
8
Dibuktikan dengan surat keterangan dari
pengelola kawasan.
9
B3 B3 yang akan dikumpulkan.
10
bersentuhan dengan limbah B3.
saluran air hujan yang terpisah.
kondisi atap tempat pengumpulan.
penggunaan papan nama, simbol & label
limbah B3.
14. Uraian tentang tata cara Berupa dokumen SOP tanggap darurat yang
pengumpulan limbah B3 dan telah memenuhi sistem mutu (dicantumkan
proses perpindahan limbah B3 tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh
penanggungjawab kegiatan).
(penerimaan dan pengiriman)
Berisi tata cara pengumpulan limbah B3 yang
akan dilakukan misal penggunaan pallet,
jarak antar kemasan, dll.
16. Perlengkapan sistem tanggap dokumen SOP tanggap darurat yang telah
darurat memenuhi sistem mutu (dicantumkan
tanggal pengesahan dan ditandatangani oleh
penanggungjawab kegiatan), dan
dokumentasi dari jenis-jenis peralatan
tanggap darurat di lokasi kegiatan.
17. Tata letak saluran drainase Gambar layout serta penjelasan mengenai
untuk penyimpanan limbah B3 tata letak saluran drainase untuk
fasa cair penyimpanan limbah B3 fasa cair di lokasi
kegiatan.
11
19. Softcopy dokumen Softcopy dokumen permohonan yang
permohonan disimpan dalam format pdf dan disampaikan
dalam bentukCompact Disc (CD) atau Flash
Drive (FD)
PENGAWASAN LIMBAH B3
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut PP No. 30 Tahun 2009 tentang pengelolaan limbah B3, yang
dimaksud dengan Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Aktifitas Limbah B3 harus dilakukan perizinan yang telah diatur oleh
pemerintah. Seperti halnya dalam peraturan Menteri Negara Nomor 30 Tentang
Norma, Prosedur dan kriteria dalam Pengolahan Limbah B3. Didalam surat tersebut
meliputi :
a. Izin penyimpanan sementara Limbah B3; dan
b. Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala provinsi dan kabupaten/kota ;
Serta
- Rekomendasi izin pengumpulan limbah b3 skala nasional;
- Pengawasan pengolahan limbah B3;
- Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran Limbah B3, dan
- Pembinaan.
13