Anda di halaman 1dari 55

MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI DENGAN KEKUATAN FISIK

DAN KECERDASAN

Nama : Nurul Mahmudah

NIM : D1A016134

Kelas : C

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PETERNAKAN

PURWOKERTO

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya paper akhir yang berjudul "Membangun Masyarakat Madani dengan

Kekuatan Fisik dan Kecerdasan". Atas dukungan moral dan materil yang

diberikan dalam penyusunan paper akhir ini, maka penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. H. Muhammad Nuskhi, M.Si selaku dosen mata kuliah

kepemimpinan, yang memberikan bimbingan, saran, dan dukungan kepada

penulis

2. Sri Rani Asih, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan

fasilitas internet dalam upaya mendukung penulis dalam mengerjakan paper

akhir

Penulis menyadari bahwa paper ini kurang sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk

penyempurnaan paper akhir ini.

Purwokerto, 16 Juni 2017

Nurul Mahmudah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulis...................................................................................... 2

II. MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BAIK ..................................... 3

2.1 Mengajak Masyarakat Berdaya ............................................................. 3

2.2 Mencegah dari Keterpurukan ................................................................ 3

2.3 Membentuk Masyarakat Beriman ......................................................... 4

2.4 Langkah Menuju Berkah ...................................................................... 5

III. . MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI ......................................... 10

3.1 Ciri-ciri Masyarakat Madani ................................................................ 10

3.2 Cara Membentuk Masyarakat Madani ................................................. 11

IV. TUGAS PEMIMPIN DALAM MEMBERANTAS KORUPSI ............... 16

4.1 Tipologi Korupsi .................................................................................. 16

4.2 Korupsi pada Masa Orde Lama ........................................................... 19

4.3 Korupsi pada Masa Orde Baru ............................................................. 20

4.4 Korupsi pada Masa Reformasi ............................................................. 25

4.5 Modus Operandi ................................................................................... 31

V. MEMBANGUN KEKUATAN KECERDASAN .................................... 38

5.1 Bealajar dari Sejarah Nabi Yusuf ......................................................... 38

iii
5.2 Belajar dari Kitab Suci ......................................................................... 39

5.3 Bersikap Kritis ..................................................................................... 39

5.4 Memahami Al-Quran secara Tekstual dan Kontekstual ...................... 40

5.5 Bersungguh-sungguh Mencari Ilmu dan Melakukan Penelitian ........ 41

5.6 Keseimbangan Daya Dzikir dan Daya Fikir ........................................ 42

5.7 Mengunakan Akal Pikiran.................................................................... 43

5.8 Meletakkan Kepentingan Allah Paling Tinggi dari yang lain .............. 44

5.9 Rajin Sholat Tahajud ............................................................................ 45

5.10 Memanfaatkan Alam Raya untuk Kesejahteraan .............................. 45

VI. MEMBANGUN KEKUATAN FISIK ................................................... 46

6.1 Pola Hidup ........................................................................................... 46

6.2 Pola Makan Seimbang ........................................................................ 47

6.3 Pola Olahraga ....................................................................................... 48

VII. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 49

7.1 Kesimpulan .......................................................................................... 49

7.2 Saran ..................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjadi seorang pemimpin tentu menjadi panutan untuk rakyatnya, maka

dari itu perlu pemimpin yang tegas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberdayakan masyarakat

dengan baik. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat sendiri yaitu agar tercipta

kekuatan, kemandirian untuk memutuskan masalah yang terjadi dengan daya

kemampuan yang dimiliki.

Setelah membangun masyarakat yang baik, pemimpin perlu membangun

masyarakat madani. Seorang pemimpin tentunya ingin masyarakatnya sejahtera

baik ekonomi maupun sosial. Masyarakat madani dapat dibangun mulai dari

membangun akidah, kekuatan ekonomi, kekuatan kecerdasan dan kekuatan

fisiknya.

Kekuatan akidah merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang

pemimpin. Pemimpin yang cerdas tidak akan makan atau bahkan merampas uang

rakyatnya. Tindakan merampas uang rakyat sama dengan korupsi. Korupsi tidak

hanya merugikan negara tapi juga rugi bagi pelaku. Semua yang telah diperbuat

didunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Seorang pemimpin itu harus cerdas, cerdas dalam ilmu pengetahuan dan

cerdas pikiran dan hatinya. Pemimpin yang cerdas itu adalah pemimpin yang

bersikap kritis dan peduli terhdap lingkungan, mau belajar kitab suci dengan

memahami maknanya,dan berpikir menggunakan akal pikiran.


Seorang pemimpin dalam memimpin suatu negara dibutuhkan kekuatan

fisik. Kekuatan fisik yang dimaksud tidak hanya fisik jasmaniah tetapi juga

rohaniah. Kekuatan fisik rohaniah diantaranya kekuatan kecerdasan, ilmu

pengetahuan, dan akidah. Kekuatan rohaniah diantaranya yaitu pola makan yang

baik, pola tidur yang cukup, olahraga, dan kegiatan fisik lainya yang dapat

membangun tubuh menjadi sehat dalam melakukan aktivitasnya.

1.2 Tujuan Penulis

1. Mengkaji tugas pemimpin dalam membangun masyarakat yang baik

2. Mengkaji tugas pemimpin dalam membangun masyarakat madani

3. Mengkaji tugas pemimpin dalam memberantas korupsi

4. Mengkaji tugas pemimpin dalam membangun kekuatan kecerdasan

5. Mengkaji tugas pemimpin dalam membangun kekuatan fisik

2
II. MEMBANGUN MASYARAKAT YANG BAIK

2.1 Mengajak Masyarakat Berdaya

Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang

berarti kekuatan. Pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya,

kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang

kurang atau belum berdaya (Nawalah et.al, 2012).

Tujuan pemberdayaan adalah terbentuknya individu dan masyarakat yang

mandiri. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh

masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta

melakukan sesuatu untuk mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi

dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki (Widjajanti, 2011).

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia ini berada di

bawah binaan Ditjend PMD dan Depdagri. Kelembagaan masyarakat yang belum

berdaya pada dasarnya disebabkan oleh karakteristik lembaga masyarakat tersebut

yang cenderung tidak mengakar dan tidak representif (Hadi, 2008).

2.2 Mencegah dari Keterpurukan

Rasa takut itulah yang menjadi penyebab ketidakberdayaan sebagian

masyarakat. Penyebab rasa cemas karena beberapa faktor keturunan, salah

merawat kandungan, dan pendidikan yang tidak sehat dalam keluarga (Ash-

shafar, 2008).

Beberapa cara ditempuh orang untuk dapat terhindar dari keterpurukan

yang berkepanjangan adalah dengan membangun sikap positif (Sadewo, 2009).

3
Tidak ada cara-cara instan mengubah keterpurukan, artinya memerlukan

tahapan. Salah satu cara yang pertama perlu diperhatikan adalah bagaimana kita

bisa menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri. Jika kita bisa menata diri, kita

dimungkinkan untuk dapat menata orang lain kearah tujuan yang sama

(Setyoputra, 2009).

2.3 Membentuk Masyarakat Beriman

2.3.1 Keutamaan Beribadah

Ketaat-an beribadah sebagai kepatuhan dan kesetiaan seorang hamba

kepada Tuhan dalam mennjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah

dilakukan dengan cara mengabdikan dirinya dengan penuh ketakwaan dan meng-

harap ridha dari-Nya dan juga melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan dan

kesopanan dalam menghadap-Nya (Risthanti dan Sudrajat, 2015).

Tekun beribadah itu dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, dan agama

berperan dalam membentuk karakter diri seseorang (Widyastuti, 2009).

2.3.2 Ihsan

Ihsan adalah suatu sifat yang menjadikan pemiliknya memperlakukan

pihak lain dengan baik meskipun pihak lain memperlakukan dengan buruk. Nabi

menggambarkan ihsan itu adalah beribadah kepada Allah seolah-olah kita melihat

Allah itu sedang memperhatikan kita (Yusmansyah, 2008)

Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, islam, dan ihsan.

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya

sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari

akidah dan bagian terbesar dari keislamannya (Amran, 2012).

4
2.4 Langkah Menuju Hidup yang Berkah

2.4.1 Menjaga Makan

Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah

maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan,

karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia. Upaya

pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang

menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan

makanan dan proses pengolahannya (Zuraida dan Supriati, 2008).

Kesadaran akan besarnya hubungan antara makanan dan kemungkinan

timbulnya penyakit, telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar

untuk mengenyangkan dan sebagai sumber zat gizi, tetapi juga untuk kesehatan

(Marsono, 2008).

Pola asupan makanan sangatlah penting untuk dilakukan karena akan

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik. Oleh karena itu,

kebiasaan makan yang baik perlu ditanamkan sejak dini (Anzarkusuma, 2014).

2.4.2 Mengetahui Pentingnya Air

Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat vital. Sumber daya air

dapat habis dalam jagka waktu pendek apabila dalam penggunaannya dilakukan

praktek pengelolaan yang tidak bertanggung jawab dan tidak rasional serta tidak

terencana (Tjokrokusumo, 2009).

Hygiene sanitasi adalah upaya kesehatan untuk mengurangi atau dapat

menghilangkan faktor-faktor yang menjadi sebab terjadinya pencemaran terhadap

air minum (Mirza, 2014).

5
Suatu sungai alam, danau alam, maupun sumber daya air lainnya yang

masih dalam kondisi alamiah tidak akan memerlukan biaya untuk sumber daya air

tersebut. Besarnya pencemaran, tidak ada pencemaran atau gangguan untuk

sumber daya air tersebut (Sangkawati, 2009).

2.4.3 Memiliki Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Kondisi lingkungan global dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini

dipicu oleh ulah manusia yang mengekploitasi sumberdaya alam dan lingkungan

tanpa batas (Mulyana, 2009).

Di antara pilihan-pilihan strategi pembangunan ekonomi yang ada, strategi

pembangunan yang memenuhi karakteristik di atas adalah pembangunan

agribisnis yakni suatu strategi pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan

pembangunan pertanian (termasuk perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan)

dengan pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa

yang terkait di dalamnya ( Saragih, 2008).

Implementasi AMDAL sangat perlu disosialisasikan tidak hanya kepada

masyarakat namun perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui

perihal AMDAL di Indonesia. Dengan implementasi AMDAL yang sesuai dengan

aturan yang ada, maka di harapkan akan berdampak positip pada pembangunan

yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Mukono, 2009).

2.4.4 Mengembangankan Negara Agraris

Bagi negara agraris, Indonesia, peran sektor pertanian sangat penting

dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan

pangan, sandang dan papan bagi masyarakat Indonesia (Harsono, 2009).

6
Sumber karbohidrat yang merupakan bagian terbesar pangan yang

dikonsumsi masyarakat Indonesia. Pola pangan sebagian masyarakat tergolong

tradisional dan terkesan ortodoks yaitu melestarikan cara makan dan jenis

makanan yang diwariskan oleh nenek moyang dan leluhurnya. Sumber

karbohidrat antara lain jagung, ubi kayu, sagu, dan ubi jalar (Zuraida dan Supriati,

2008).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecenderungan penurunan

produksi biji bijian dunia yaitu rusaknya sumber daya lahan karena erosi terus

menerus, dan meluasnya konversi lahan pertanian. Faktor lain yang perlu

diperhatikan adalah menurunnya muka air tanah dan naiknya temperatur

permukaan bumi (Pasandaran, 2007).

2.4.5 Nilai Gizi Buah-buahan

Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang

sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu yang

hampir selalu terdapat dalam hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik

dalam keadaan mentah (lalapan segar) atau setelah diolah menjadi berbagai

macam bentuk masakan (Santoso, 2011).

Buah kurma memiliki banyak manfaat, bahkan telah disebutkan dalam

hadist sebagai makanan pembuka puasa dan dapat menghilangkan rasa sakit. Hal

tersebut disebabkan adanya kandungan kalium dan asam salisilat yang berfungsi

sebagai anti nyeri (Satuhu, 2010).

Nabi sangat menyukai anggur, buah ini memurnikan darah, memberikan

kegairahan dan kesehatan, serta memperkuat ginjal dan usus (Praja, 2014).

7
2.4.6 Potensi Tumbuh-tumbuhan Penghasil Minyak

Merujuk pada keterangan dalam al-Qur’an, Allah SWT telah

mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta tidak diciptakan

dengan kesia-siaan, bahkan debu kosmik juga memberikan manfaat bagi manusia.

Al Qur’an telah dengan jelas mengisyaratkan kurma sebagai salah satu makanan

dari surga yang diturunkan kebumi sebagai wujud karunia Allah kepada manusia

(Muthmainnah et al, 2014).

Minyak biji kurma dapat diperoleh dengan proses ekstraksi menggunakan

pelarut tertentu dalam alat soklet. Soxhlet extraction adalah teknik standar dimana

pelarut segar dikontakkan dengan sampel secara berkala (Taslim, 2016).

Hadits yang redaksinya berisi perintah Nabi SAW agar kita

mengkonsumsi minyak zaitun dan manjadikannya lauk dan minyak, diriwayatkan

lengkap sanad dan matannya dalam Sunan al Darimi. Hadits ini penting dan dapat

dipegangi dalam melaksanakan suatu kegiatan (Soebahar, 2015).

2.4.7 Menjaga Hutan

Hutan merupaka salah satu sumber daya alam yang sangat potensial dan

mempunyai ekosistem yang unik dan perlu dilestarikan dengan baik. Kegiatan

menanam pohon merupakan kegiatan untuk menyadarkan masyarakat untuk

memelihara ekosistem hutan (Wibowo dan Handayani, 2008).

Konservasi merupakan salah satu pelestarian hutan dengan cara ex-situ

yaitu penanaman tanaman diluar tempat habitatnya. Pemeliharaan tanaman

dilaksanakan penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan pemangkasan

(Galingging, 2008).

8
Adanya perubahan kewenangan pemerintah pusat dan daerah yang cukup

besar dan tidak disertai dengan persiapan kelembagaan yang memadai telah

menyebabkan pemerintah kehilangan kontrol di bidang pengawasan hutan.

Kondisi ini telah mengakselerasi laju degradasi hutan dan deforestasi baik karena

adanya penebangan liar (illegal loging), maupun perambahan hutan (forest

encroachment) dengan cara tebang-bakar (slash and burning) untuk dijadikan

lahan-lahan pertanian ( Mulyanto dan Jaya, 2008).

2.4.8 Manfaat Rumput-rumputan

Ketersediaan hijauan pakan ternak di Indonesia berfluktuasi tergantung

pada musim, dimana pada musim penghujan produksi hijauan melimpah

sedangkan pada musim kemarau akan kekurangan hijauan pakan. Demikian pula

kualitas hijauan terutama rumput rendah dikarenakan tingginya kandungan

lignoselulosa (Supriyati et al, 2009).

Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan tersebut, perlu dicarikan

pakan alternatif sebagai pengganti hijauan, salah satu alternatifnya yaitu jerami

padi. Jerami padi merupakan salah satu limbah hasil pertanian yang potensial

untuk pakan ternak ruminansia, termasuk kambing dan domba. Namun demikian,

nilai kecernaan dan kandungan gizi (Martawidjaja, 2008).

Penggantian rumput dengan kulit buah kakao amoniasi tidak

mempengaruhi konsumsi ransum. Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah kakao

amoniasi mempunyai palatabilitas yang baik. Buah kakao menjadi lebih lunak

dibanding sebelum diamoniasi. Konsumsi ransum yang tidak berbeda juga

disebabkan oleh komposisi kimia ketiga ransum yang hampir sama ( Zain, 2009).

9
III. MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI

3.1 Ciri-ciri Masyarakat Madani

3.1.1 Hubungan Dekat dengan Tuhan

Hubungan dekat dengan Allah dapat ditunjukkan dengan menyembah dan

menunjukkan pengabdiannya kepada-Nya tanpa sirik, baik yang besar maupun

kecil. Mereka bertawakal kepada Allah dalam pelaksanaan hasil musyawarah,

oleh karena itu Allah mencintai orang-orang yang bertawakal (Yani, 2008).

Agama islam mengajarkan bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah

maka seseorang akan mendapatkan ketenangan hidup lahir dan batin serta dapat

mengontrol perilakunya (Azizah, 2008).

3.1.2 Sejahtera

Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia

saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar

secara merata di seluruh wilayah Indonesia, ini dibuktikan dengan tingginya

disparitas pendapatan antar daerah (Rubiyanah et.al, 2016).

Kemampuan masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya yang ada

di wilayahnya menjadi salah satu faktor penting untuk dapat mewujudkan

ketahanan ekonomi dalam masyarakat tersebut (Subekti et.al, 2016).

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan

pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur

(Dinartiana dan Sumini, 2011).

10
3.2 Cara Membentuk Masyarakat Madani

3.2.1 Membangun Kekuatan Akidah

Akidah ialah suatu perkara yang berkaitan dengan kepercayaan dan

keyakinan di dalam hati sehingga jiwa menjadi tenang karena tiada lagi keraguan

dan kesamaran untuk beriman kepada Allah S.W.T (Wahab dan Azmi, 2013).

Akidah diperlukan untuk membangun kesadaran masyarakat sehingga

mempersatukan umat, memperbaiki pemikiran, dan membangun kekuatan

membentuk masyarakat islami (Amin, 2013).

Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, yaitu pengikraran yang bertolak

dari hati. Jadi, motivasi akidah dapat ditafsirkan sebagai motivasi dari dalam yang

muncul akibat kekuatan akidah tersebut (Shofwa, 2013).

Dalam konteks sosial, akidah merupakan tunjang yang berperan

melahirkan individu yang mempunyai keyakinan yang tinggi kepada Allah dan

seterusnya mampu membentuk jiwa yang tenang dan rohani yang seimbang

dengan amalan hidup dan tingkah laku. Nilai yang ada dalam akidah islam itu

sendiri menekankan aspek-aspek keimanan, kerohanian, dan keilmuan. Akidah

diperlukan untuk membentuk karakter pemimpin yang anti korupsi, sehingga

mampu memimpin suatu negara dengan baik (Salleh et.al, 2013).

3.2.2 Membangun Kekuatan Ekonomi

Untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup sosial ekonomi

penduduk, kita harus meningkatkan produksi barang dan jasa di masyarakat

dengan membangun berbagai sarana kekuatan-kekuatan di sektor pertanian,

industri, dan jasa (Trijono, 2007).

11
Di samping pembangunan fisik, pemerintah juga membangun masyarakat

dalam bentuk berbagai keahlian antara lain bidang ekonomi, yang mampu

berperan dalam aktivitas ekonomi. Salah satu aktivitas tersebut adalah apa yang

dapat dilaksanakan usaha mikro, kecil, dan menengah (Miraza, 2008).

Tujuan pengembangan ekonomi rakyat adalah kesejahteraan rakyat.

Kesejahteraan rakyat dapat terwujud apabila pembangunan mengarah ke

perubahan struktur masyarakat. Perubahan diawali dari proses peningkatan

produksi dan distribusi yang selanjutnya dapat membuka kesempatan kerja (Yasa,

2012).

Dalam Strategi Pembangunan Indonesia meng-gariskan bahwa sasaran

Pembangunan Jangka Panjang Kedua, yaitu terciptanya kualitas manusia dan

masyarakat Indonesia yang semakin maju dan mandiri dalam rangka

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam suasana tenteram dan sejahtera

lahir batin (Rante, 2013).

3.2.3 Membangun Kekuatan Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, sehingga

orang lain bersikap sesuai dengan tujuan pemimpin. Sedangkan otoritas atau

kewenangan adalah hak yang menjadi dasar seseorang untuk mengontrol dan

memerintah orang lain (Ayub, 2008).

Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi sebagian besar dipengaruhi

oleh pemimpin dan kepemimpinannya. Terdapat 3 gaya kepemimpinan yaitu gaya

kepemimpinan otokratik, demokratik dan kendali bebas. Masing-masing gaya

kepemimpinan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan (Umam et.al, 2015).

12
Gaya kepemimpinan yang efektif itu berbeda-beda sesuai dengan

“Kematangan” bawahan. Kematangan atau kedewasaan menurutnya bukan dalam

arti usai atau stabilitas emosional melainkan keinginan untuk berprestasi,

kesediaan untuk menerima tanggungjawab, dan mempunyai kemampuan serta

pengalaman yang berhubungan dengan tugas (Nurhakim dan Sugiarti, 2015).

Seseorang pemimpin itu seharusnya mampu melaksanakan tugas-tugasnya

sebagai ketua dan pemerintah yang dapat menentukan kesejahteraan rakyat,

bangsa dan negara. Ungkapan ini juga membuktikan bahwa jatuh bangunnya

seseorang pemimpin itu ditentukan oleh rakyat (Abdullah et.al, 2012).

3.2.4 Membangun Kekuatan Kecerdasan

Aspek non-kognitif yang urgen dan esensi dalam memperbaiki moral dan

karakter bangsa salah satunya yaitu kecerdasan emosional (emotional

intelligence). Faktor emotional intelligence (EI) belakangan ini telah diakui oleh

para psikolog sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang dalam

berbagai aspek kehidupannya (Ibrahim, 2012).

Kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan

seseorang, karena kepemimpinan yang efektif adalah yang mempunyai empat

elemen kecerdasan emosional yaitu: Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran

sosial, dan Manajemen hubungan (Indriyatni, 2009).

Kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir sesorang yang dapat

dijadikan modalitas dalam belajar. Penelitian Gardner telah meruntuhkan dua

asumsi umum tentang kecerdasan, yaitu kecerdasan manusia yang bersifat satuan

(Khasanah, 2016).

13
Selama ini, pendidikan di Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai

perguruan tinggi, selalu menekankan pada aspek akademik atau kecerdasan otak.

Akan tetapi intelegensi bukan satu-satunya factor yang menentukan sukses

tidaknya kehidupan seseorang. Keberhasilan antar pribadi yang berasal dari

kecerdasan emosional akan menjadi salah satu ketrampilan paling penting dalam

menambah kedalaman serta kekayaan kehidupan seseorang (Widhianingrum,

2017).

Makin tinggi kecerdasan intelektual, maka orang tersebut memiliki IQ

tinggi dan disebut orang pintar. Sebaliknya jika rendah kecerdasan intelektualnya

dikatakan rendah IQ-nya dan sekaligus dicap sebagai orang bodoh. Masa kejayaan

paradikma kecerdasan intelektual merupakan dekade cara berpikir bahwa cerdas

tidaknya seseorang sudah terlahir secara fitrah dan tidak banyak hal yang dapat

dilakukan untuk mengubahnya (Masaong, 2012).

3.2.5 Membangun Kekuatan Fisik

Aktivitas fisik dan pola makan yang buruk telah diidentifikasi sebagai

penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Kelebihan berat badan dan

meningkatnya obesitas merupakan penyebab dari kombinasi diet yang buruk dan

fisik yang tidak aktif hal ini bisa menjadi nomor satu penyebab kematian (Vera

dan Tando, 2012).

Kebutuhan tubuh akan gizi merupakan hal yang mutlak, zat gizi yang

diperlukan untuk mempertahankan kehidupan sel dalam tubuh, baik pada waktu

istirahat maupun pada waktu olah raga. Semua zat gizi yang diperlukan tubuh

terdapat didalam makanan yang kita makan (Surbakti, 2010).

14
Terdapat perbedaan pola tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan usia

muda. Kebutuhan tidur akan berkurang dengan semakin berlanjutnya usia

seseorang. Sebagian besar kelompok usia lanjut mempunya risiko mengalami

gangguan pola tidur sebagai akibat erubahan lingkungan sosial, penggunaan

oabat-obatan yang meningkat, dan penyakit (Prayitno, 2008).

Aktifitas tidur sangat penting bagi remaja karena pertumbuhan dan

perkembangannya sangat tergantung dari tidurnya. Tidur merupakan kondisi

istirahat yang sangat diperlukan oleh manusia secara reguler. Tidur akan

memberikan ketenangan dan memulihkan stamina atau energi (Egi et.al, 2017).

Pola atau gaya hidup di waktumu dan memberi kontribusi cukup besar

terhadap kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan otomatik-elektrik telah

banyak memberi warna bagi gaya hidup manusia (Junaedi, 2011).

Makan yang diatur dalam sehari itu tiga kali. Rentang antara makan

pertama dan kedua jangan kurang 4 atau 5 jam, karena tersebut sudah dianggap

cukup bagi lambung untuk mencerna makanan. Makan yang tidak teratur dpat

mengakibatkan penyakit mag, sehingga dianjurkan makan tepat waktu (As-

Sayyid, 2008).

Pola tidur antara remaja dan dewasa itu berbeda, pada usia 13-28 tahun

terjadi perubahan-perubahan hormonal yang terjadi pada masa pubertas, sehingga

mengakibatkan pergeseran irama sirkadian yang mengakibatkan jam tidur

bergeser. Secara umum kebutuhan tidur orang dewasa muda berkisar 8,5 – 9,25

jam per hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, orang dewasa muda memiliki

cara tersendiri dalam mengatur pola tidurnya (Prasaja, 2009).

15
IV. TUGAS PEMIMPIN DALAM MEMBERANTAS KORUPSI

4.1 Tipologi Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio yang berarti busuk, rusak,

menggoyahkan, memutar balik, dan menyogok. Menurut kamus bahasa Indonesia,

korupsi adalah perbuatan yang buruk, yang merusak dan menjijikan. Korupsi

berdasarkan motif perbuatan dibagi menjadi 4 :

1. Korupsi karena keperluan (Corruption by Need) , merupakan korupsi yang

dilakukan seseorang secara terpaksa atau karena kedangkalan keimanan dan

pengetahuan.

2. Korupsi karena serakah (Corruption by Greed), merupakan korupsi yang

disebabkan serakah pangkat, jabatan, kekuasan, kewenangan serta kesempatan

yang ada di dirinya. Sikap serakah tersebut diakibatkan oleh faktor gengsi,

haus pujian, kehormatan, dan tidak memiliki sense of crisis (serakah untuk

memperkaya diri dan tidak peduli terhadap penderitaan rakyat).

3. Korupsi karena peluang (Corruption by Oportunity), merupakan korupsi yang

dilakukan karena adanya peluang dengan memanfaatkan keadaan tersebut.

Peluang tersebut disebabkan oleh faktor layanan pubik yang terlalau birokratis,

manajemen amburadul, dan pejabat yang kurang bermoral.

4. Korupsi yang telanjang (Corruption by Exposs), merupakan korupsi yang

dilakukan secara terbuka yang disebabakan karena ia berlaku diseluruh strata

masyarakat, tetapi tidak dianggap sebagai tindak pidana. Korupsi jenis ini biasa

dilakukan oleh pejabat-pejabat publik.

16
Korupsi Berdasarkan Motif Target, terdiri dari :

1. Korupsi Material

2. Materiil Corruption), merupakan korupsi yang mendatangkan secara langsung

materi kepada pelaku maupun orang lain yang terlibat dalam satu tindak pidana

korupsi.

3. Korupsi Politik (Political Corruption), merupakan bentuk kejahatan yang

dilakukan dalam proses politik.

4. Korupsi Intelektual ( Intelectual corruption), merupakan korupsi yang sering

dilakukan oleh guru, dosen, ustadz, kyai, pendeta, pastor, dan para sarjana pada

umumnya. Hal tersebut terjadi karena para intelektual-lah yang memiliki

informasi, data, ilmu, dan pengetahuan, tetapi disembunyikan dan dirahasiakan

untuk kepentingan tertentu.

Korupsi sebagai Tindak Pidana, terdiri dari :

1. Sudut pandang hukum islam. Islam memandang korupsi sebagai kejahatan

yang serius karena akibat yang ditimbulkan tidak hanya berdampak pada diri

pelaku tetapi juga kepada masyarakat. Berdasarkan Al-Qran dan As-Sunnah,

terdapat beberapa bentuk perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi

yaitu suap menyuap, hadiah, penggelapan, menghiananti amanah dan sumpah

jabatan, menyalahgunakan jabatan dan fasilitas negara, kolusi dan nepotisme,

dan lambat melaporkan keuangan/aset negara kepada pejabat yang berwenang.

2. Sudut pandang kristen. Menurut sudut pandang agama kristen, korupsi adalah

sesuatu yang dilarang sebagaimana telah dijelaskan dalam injil.

3. Sudut pandang hukum positif

17
Undang-undang yang mengatur tentang korupsi telah diatur dalam UU No:

31 Tahun 1999. Undang-undnag tersebut telah diubah menjadi UU Nomor 20

Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi yang terdiri dari 19 pasal yang

merumuskan 30 bentuk perbuatan korupsi yang diklasifikasikan dalam 7 keluarga

besar korupsi yaitu :

1. Perbuatan yang merugikan keuangan/perekonomian. Unsur-unsur yang

termasuk jenis ini antara lain: setiap orang, perbuatan melawan hukum,

menyalahgunakan kewenangan, memperkaya diri, dan merugikan keuangan

negara.

2. Suap menyuap. Suap menyuap terbagi menjadi suap menyuap aktif (menyuap

ke kantor layanan publik) dan menyuap pasif (berbentuk janji-janji misal

dalam pilmapres, pemilu). Korupsi jenis suap pasif diatur dalam pasal 5, pasal

13, pasal 11, pasal 6 dan pasal 12.

3. Penggelapan. Korupsi jenis tersebut diatur dalam pasal 8, pasal 9, dan pasal 10.

4. Pemerasan. Ada 2 jenis pemerasan yaitu pemerasan aktif dan pemerasan pasif.

Pemerasan aktif merupakan tindak pidana korupsi yang dilakukan seseorang

pegawai pelayan publik atau pejabat terhadap pelanggaran, baik sebelum

maupun selama proses pengurusan. Korupsi jenis ini diatur dalam pasal 12.

5. Perbuatan Curang. Perbuatan curang sering terjadi dalam pembangunan

proyek-proyek pemerintah. Jenis korupsi tersebut diatur dalam pasal 7 dan

pasal 12.

6. Pembenturan kepentingan. Korupsi jenis ini terjadi disektor pengadaan barang

dan jasa pemerintah.

18
7. Gratifikasi. Jenis korupsi tersebut diatur dalam pasal 12 A, 12 B, dan 12 C.

4.2 Korupsi pada Masa Orde Lama

Korupsi pada masa orde lama secara garis besar dapat disebutkan sebagai

berikut :

1. Korupsi Material

Korupsi material yang dilakukan pemerintahan orde lama dimulai dengan

diterbitkannya Inpres No. 018/1964 dan Kepres No.360/1965 yang berisi

ketentuan mengenai himpunan dan penggunaan dana revolusi. Contoh

penyalahgunaan kewenangan oleh pemerintah orde lama :

a. Dana revolusi. Merupakan dana yang diperoleh melalui cara pengumpulan

sumbangan masyarakat atas inisiatif presiden Soekarno. Dalam pelaksanaannya

tidak ada.

b. Penerimaan uang komisi. Dugaan korupsi yang dilakukan oleh rezim orde

lama, data-data dibidang ekonomi dan keunagan yang diperoleh dari BAP

sebagaimana tertuang dalam buku Bakri Tianlen, menjadi sangat penting,

yaitu:

1. Dalam BAP AR Aslam yang diperiksa oleh Teperpu, 4 Februari 1965

2. Dalam BAP Yusuf Muda

3. Dalam BAP Teuku Markam/PT Karkam

2. Korupsi Politik. Terdiri dari :

1. Pembubaran Parlemen. Pembubaran politik merupakan bagian dari korupsi

politik yang terdiri dari Pembubaran Badan Konstituantae dan kembali ke

UUD 1945 dengan dijiwai Piagam Jakarta.

19
2. Pembubaran Partai Politik. Masyumi sebagai fraksi terbesar di Parlemen mulai

melakukan koreksi-koreksi tajam terhadap kepemimpinan Soekarno.

3. Korupsi Intelektual

1. Penghianatan terhadap Dekrit 5 Juli 1959

2. Penghianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945

3. Keterlibatan dalam Peristiwa G30S/PKI

4. Upaya Pemberantasan Korupsi

Sekalipun korupsi pada masa orde lama belum merajalela seperti pada

masa orde baru dan reformasi, tetapi pemerintah telah mengambil beberapa

langkah pemberantasan, setidaknya secara regulasi, antara lain:

a. Prt/PM-06/1957 tanggal 9 April 1957 tentang Pemberantasan Korupsi

b. Prt/PM-08/1957 tanggal 27 Mei tentang Pemilikan Terhadap Harata Benda

c. Prt/PM-11/1957 tanggal 1 Juli 1957 tentang Penyitaan dan Perampasan

Barang-barang

d. Prt/Peperpu/013/1958 tanggal 16 April 1958 jo Peraturan Penguasa Perang

Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Prt/Z.I/I/7 tanggal 17 April 1958 tentang

Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan Perbuatan Korupsi Pidana dan

Pemilikan Harta Benda

e. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan

Pemeriksan Tindak Pidana Korupsi. Pendekatan yang dilakukan dalam proses

pemberantasan korupsi pada masa orde lama lebih berupa operasi militer yang

tentu bersifat represif.

4.3 Korupsi pada Masa Orde Baru

20
Korupsi pada masa orde baru, lebih kasar dari korupsi ketika orde lama

karena ia merupakan kolaborasi diantara penguasa yang dikuasai oleh militer,

khususnya Angkatan Darta dengan pengusaha yang juga didominasi oleh

golongan non pribumi. Korupsi pada masa orde baru dapat dikategorikan sebagai

berikut :

1. Korupsi Material. Merupakan korupsi dimana hasil yang diperoleh koruptor

adalah materi (uang tunai, kendaraan, rumah, tanah dan perusahan).

2. Korupsi Politik. Korupsi politik adalah korupsi yang dilakukan melalui

pelaksanaan pilpres, pemilu, pemilukada, atau melalui penerbitan undang-

undnag, perpu, PP, Pemilu, Kepres, Peraturan Mentri, Perda, dan Peraturan

gubernur/Bupati/Walikota. Korupsi politik yang monomental yang dilakukan

Soeharto dan rezim orde barunya antara lain:

1. Pembubaran parpol

2. Kejahatan seperti korupsi yang dipraktikkan oleh Soekarno, Soeharto

membubarkan partai-partai politik. Depolitasi Rakyat. Korupsi politik kedua

dari Soeharto yang monumental adalah pembodohan rakyat yaitu mereka

dijatuhkan dari politik dengan penerapan konsep floating masa (massa

mengambang). Parpol ( PP dan PDI) tidak boleh mempunyai kepengurusan di

desa hanya sampai kecamatan sehingga mengakibatkan rakyat didesa menjadi

bodoh.

3. Dwifungsi ABRI. Korupsi politik yang tidak kalah penting dilakukan oleh

Soeharto dan kroninya adalah penerapan dwifungsi ABRI. Alasannya adalah

ABRI selain sebagai kekuatan pengaman negara.

21
4. Pembonsaian Pranata Demokrasi. Meliputi :

a. Lembaga Legislatif : Caleg harus melalui seleksi laksusda dan loyalitas pada

Soeharto.

b. Lembaga Peradilan : kepetusan yang dijatuhkan pengadilan dikendalikan oleh

penguasa.

c. Lembaga Pers : jika terjadi peristiwa pelanggaran Perundang-undangan yang

dilakukan oleh pejabat maka akan tidak boleh dipublikasikan.

d. Dunia Kemahasiswaan :

e. Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan

f. Pelanggaran HAM

3. Korupsi Kebijakan

Merupakan kategori korupsi politik dan dapat juga dikategorikan korupsi

intelektual. Korupsi intelektual dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

pengetahuan yang luas dan secara intelektual cerdas. Faktor yang mengakibatkan

kaum intelek korupsi karena semakin krisisnya nilai moral intelek tersebut.

4. Korupsi Intelektual.

Merupakan korupsi yang dilakukan oleh mereka yang berilmu

pengetahuan, memiliki informasi dan data, tetapi semuanya disalahgunakan,

ditutupi untuk kepentingan pribadi. Korupsi intelektual fenominal yang dilakukan

oleh Soeharto dan rezimnya adalah :

a. Prioritas Pembangunan Nasional di Sektor Ekonomi

b. Strategi Growth dalam Pembangunan Ekonomi

c. Pengasas Tunggalan Pancasila

22
d. Pelajaran SMP

5. Proses Pemberantasan Korupsi

Sekalipun Soeharto dikenal sebagai bapak pembangunan korupsi di

Indonesia, tetapi tercatat bahwa pada masa orde baru, lahir beberapa peraturan

perundang-undangan dan aktivitas yang berkaitan dengan proses pemberantasan

korupsi, antaranya :

a. Tim Pemberantasan Korupsi. Lahir Keppres No.228 tahun 1967 yang

kegiatannya meliputi aspek represif dan preventif. Keppres tersebut lahir akibat

mahasiswa yang demo terhadap pemerintahan Soekarno, dimana pada masa itu

terjadi korupsi dan pemerintahan otoriter.

b. Komisi Empat (1970). Soeharto menerbitkan kebijakan tentang pemberantasan

korupsi karena alsan:

1. Amerika Serikat dengan sekutunya mulai mengintervensi proses pembangunan

di Indonesia, menggantikan dominasi poros Jakarta-Peking-Moskow yang

terjadi selama masa orde lama

2. Pada tahun 1968, setelah Soeharto dilantik sebagai Presiden definit,

diberlakukan pembangunan nasional dalam bentuk pelita yang dibantu oleh

negara-negar donor yang tergabung dalam IGGI.

3. Pemerintah orde baru harus segera melaksanakan pemilu sebagai salah satu

indikator bahwa Indonesia merupakan negara demokratis sehingga dapat

menjadi sahabat dari Amerika Serikat.

4. Opstib (1977). Opstib atau operasi penertiban lahir berdasarkan inpres Nomor

9 Tahun 1977. Kegiatannya lebih bersifat penertiban sistem dan

23
operasionalisasi kebijakan-kebijakan pemerintah, misalnya menertibkan

mahasiswa yang demo akibat korupsi yang dilakukan oleh Soehart. Namun

Opstib tidak berjalan dengan sebagaimana semestinya.

5. Kode etik PNS. Untuk mencegah agar korupsi tidak semakin marak,

pemerintah orde baru menciptakan 3 perangkat :

a. Kode etik PNS sebagai panduan sekaligus rambu-rambu tentang apa yang tidak

boleh dilakukan oleh pegawai negeri. Dengan cara itu, diharapkan tidak terjadi

penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang selama itu merupakan salah satu

penyebab korupsi.

b. Dirumuskan asas-asas umum pemerintahan yang baik agar pejabat dan

pegawai negeri dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Asas-asas tersebut

meliputi kepastian hukum, ketertiban umum, kepentingan masyarakat,

proporsional, profesional, dan akuntabilitas.

c. Disusun pula kode etik profesi agar setiap pejabat dan pegawai negeri,

khususnya yang bertugas dilembaga layanan publik. Kegagalan dalam

pemberantasn korupsi dikarenakan :

1. Usaha pemberantasan korupsi dilakukan secara parsial, yaitu ada yang khusus

pencegahan saja dan ada yang hanya represif.

2. Baik upaya pencegahan maupun represif, dilakuakn tanpa didukung oleh SDM,

sarana, prasarana, teknologi, dan sistem yang memadai sehingga hasil yang

diperoleh sangata minimal, kalau tidak dikatakan sebagai gagal.

3. Proses penyelidikan dan penyidikan sebagai upaya represif, dilakukan secara

konvensional sehingga tidak dapat membongkar kasus korupsi penguasa elit.

24
4. Sanksi yang dijatuhkan terhadap pelaku korupsi, tidak menimbulkan efek jera,

baik terhadap pelaku maupun terhadap pegawai negeri, pejabat dan masyarakat

umum

5. Tidak ada kemauan politik yang sungguh-sunggu dari pemerintah dan elit

politik untuk memberantas korupsi, khususnya di lingkungan masing-masing

instansi pemerintah/lembaga negara.

4.4 Korupsi dan Pemberantasannya pada Masa Orde Reformasi

Selama 32 tahun pemerintahan orde baru, berbagai peraturan perundang-

undangan dan lembaga pemberantasan korupsi dibentuk silih berganti, tetapi

korupsi tidak berkurang. Sidang umum istimewa MPR melahirkan salah satu

ketetapan, Tap MPR No.XI/1998 tentang pemberantasan KKN. Sekalipun

pemerintah orde reformasi belum melaksanakan substansi Tap MPR tersebut

secara konsekuen, tetapi Tap MPR tersebut telah melahirkan dua undang-undang

yang membawa harapan baru bagi bangsa Indonesia, yaitu :

1. UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bebas KKN

Perintah utama dari undang-undang ini adalah setiap penyelenggara negara

wajib melaporkan harta kekayaannya, sebelum, selama dan sesudah menjabat

suatu jabatan publik. Undang-undang ini tidak dimaksudkan untuk melarang

seorang pejabat memiliki harta yang dimaksudkan untuk melarang seorang

pejabat memiliki harta yang banyak. Tetapi ia merupakan rambu-rambu yang

mengatur seorang penyelenggara negara dan pejabat memperoleh kekayaan

dengan cara legal dan halal serta menggunakannya dengan cara legal dan halal

pula. Falsafah dari pelaporan harta kekayaan oleh penyelenggara negara adalah :

25
a. Ketika memiliki rumah, kendaraan,tabungan atau harta pribadi lainnya secara

legal,seseorang akan merawat, menjaga dan menggunakannya dengan seefektif

dan seefisien mungkin.

b. Ketika menjadi pejabat atau penyelenggara negara, aset, kekayaan, fasilita dan

semua barang milik negara yang ada dalam kekuasaan, pengawasan atau

tanggung jawabnya akan dipelihara dan dirawat sebaik mungkin,sebagaimana

dia memelihara dan merawa hartanya sendiri.

c. Setiap pejabat atau penyelenggara negara senantiasa secara rutin mengontrol

aset negara yang ada dalam pengawasan atau tanggung jawabnya, baik berupa

jumlah maupun kualitasnya agar negara tidak dirugikan walaupun hanya

berupa sebatang sapu lidi.

2. UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Jika UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bebas

daari KKN merupakan aplikasi Tap MPR No.XI/1998 di bidang pencegahan,

maka UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi merupakan

turunan dari Tap MPR tersebut untuk bidang penindakan. Undang-undang ini

mengadopsi UU No.21 Tahun 1971 dan pasal-pasal dalam KUHP yang berkaitan

dengan penyuapan, seperti pasal-pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418,

419, 420, 423, 425, dan pasal 435.

Ternyata, pada tahun 2001, UU ini diamandemen menjadi UU No.20

Tahun 2001 karena beberapa sebab, antara lain terjadi kevacuman hukum

terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi sebelum tahun 1999 sementara dalam

undang-undang ini sendiri, tidak dijelaskan bagaimana proses penanganannya.

26
Dengan amandemen undang-undang ini, maka tindak pidana korupsi yang

terjadi sebelum tahun 1999 ditangani oleh kepolisian dan kejaksaan sedangkan

KPK hanya menangani tindak pidana korupsi yang terjadi setelah UU No.

31/1999 yang merupakan adopsi dari KUHP yang berkaitan dengan penyuapan,

pemerasan, dan penggelapan, dimasukkan langsung menjadi pasal-pasal

independen dalam UU No.20 Tahun 2001.

Konsekuensi logisnya, hukum acara terhadap tindak pidana korupsi, juga

harus luar biasa sehingga dengan sendirinya ia sedikit berbeda dengan hukum

acara yang ada di KUHAP. Artinya, sekalipun secara formal, penanganan tindak

pidana korupsi tetap merujuk KUHAP, namun ada beberapa hukum acara yang

ditambahkan di undang-undang ini, misalnya :

1. Dalam hal alat bukti berupa surat, maka foto copy rekaman dan tanda-tanda

khusus yang tidak diatur dalam KUHAP, semuanya dapat dijadikan sebagai

alat bukti

2. Dalam hal pemanggilan untuk pemeriksaan atau permintaan keterangan, KPK

tidak perlu memperoleh izin dari atasan terlapor, saksi atau tersangka

3. Di kepolisian dan kejaksaan, proses penyidikan dilakukan untuk membuat

terang suatu perkara dan untuk menemukan tersangka

4. Waktu lamanya suatu pemeriksaan di pengadilan sudah diatur di undang-

undang No. 49 tahun 2009 tentang Pengadilan Tipikor :

a. Pemeriksaan di peringkat Pengadilan Negeri, putusan sudah harus

dijatuhkan oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 120 hari, terhitung

sejak berkas perkara diterima dari jaksa Penuntut Umum

27
b. Pemeriksaan perkara di tingkat banding, diputuskan selambat-lambatnya

pada waktu 60 hari

c. Pemeriksaan perkara di tingkat kasasi, diputuskan selambat-lambatnya

pada waktu 120 hari

5. Penjatuhan hukuman oleh Majelis Hakim di Pengadilan Tipikor adalah jenis

hukuman yang merupakan gabungan dari hukuman yang merupakan gabungan

dari hukum pidana dan hukum perdata.

Walau bagaimanapun, keberadaan KPK, telah melahirkan beberapa

perubahan positif dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia,

dibandingkan pada masa orde lama dan orde baru, antara lain:

1. IPK Indonesia Meningkat secara Gradual

IPK merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat korupsi di

suatu negara. Nilainya mulai dari 0 sampai dengan 10. Semakin rendah nilai IPK

bearti, semakin bersih negara tersebut dari tindak korupsi

2. Ada Perbaikan Layanan Publik

Layanan publik mempengaruhi nilai IPK (Indeks Persepsi Korupsi).

Dengan demikian, nilai IPK 1,9 pada tahun 2004 yang kemudian sekarang

menjadi 3 tentu merupakan hasil dari perubahan di sektor pelayanan publik.

3. Ada Kesadaran Penegakkan Hukum

Sejak 32 tahun orde baru, rasanya tidak ada pejabat eksekutif dan

yudikatif, baik tingkat daerah, apalagi di tingkat pusat yang diadili, bahkan sampai

ditahan oleh kepolisian dan kejaksaan.

4. Ada Ketakutan di Kalangan Pejabat untuk Korupsi

28
Sekalipun masih banyak kasus korupsi di berbagai instansi dan lembaga

negara, tetapi setidaknya ada rasa ketakutan dikalangan pejabat dan

penyelenggara negara untuk melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini dibuktikan

dengan perubahan teknik korupsi cara mentransfer uang melalui bank ke cara

penyerahan uang secara tunai.

5. Masyarakat Mulai Peduli terhadap Korupsi

Salah satu temuan dalam survei integritas KPK pada tahun 2009 adalah

masyarakat bersikap apatis terhadap maslah korupsi. Hal ini antara lain

disebabkan ,sebagian masyarakat awam beranggapan, mengapa mereka harus

sibuk dengan masalah korupsi padahal uang yang dikorupsi, bukan uang keluarga

mereka.

6. Pemberantasan Bersifat Komprehensif

Jika pada masa orde lama dan orde baru, pemberantasan korupsi dilakukan

secara parsial dan terstruktur, pada masa reformasi sekarang ini, pemberantasan

korupsi dilakukan secara komprehensif dan terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari

sistem perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi yaitu :

a. Ada kewajiban bagi setiap penyelenggara negara dan pejabat strategis untuk

melaporkan harta kekayaan.

b. Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana yang diubah dengan

Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan Undang-undang No.31

Tahun 1999, menetapkan sistem penghukuman secara komprehensif.

c. Proses pemberantasan korupsi sebagaimana yang ditetapkan dalam pasal 6 UU

No. 30 Tahun 2002 tentang KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi.

29
d. Ada undang-undang khusus yang menegaskan pusat Pelaporan Aliran

Transaksi Keuangan (PPATK) memantau aliran keuangan setiap warga negara.

e. Ada peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan

peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

f. Ada perlindungan terhadap setiap warga negara yang melaporkan tindak

pidana, termasuk tindak pidana korupsi yang dilakukan warga negara lainnya,

khususnya pejabat dan penyelenggara negara melalui UU No. 13 Tahun 2006

tentang Perlindungan saksi dan korban

g. Ada perlindungan terhadap hak-hak warga negara dalam memperoleh layanan

publik yang prima, baik pegawai maupun instansi pemerintah.

h. Sedangkan untuk menghindari tindakan curang dan persaingan tidak sehat di

kalangan pengusaha, dibentuk KPPU melalui UU No. 5 Tahun 1999 tentang

Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat

i. Penanganan tindak pidana korupsi secara represif dilakukan secara sinerjik dan

koordinatif oleh kepolisian dan kejaksaan dalam koordinasi dan supervisi KPK

sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 30 Tahun 2002.

j. Reformasi birokrasi sebagaimana dimaksud point b pada masa pemerintahan

SBY jilid kedua ini dikoordinasikan oleh Kementerian Penertiban Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi melalui 9 pilar pembenahan. Sedangkan KPK,

sejak 2005 telah mengkampanyekan reformasi birokrasi, khususnya di 4 sektor

utama, yaitu : pembenahan SDM, pelaksanaan remunerasi yang proporsional,

fungsionalisasi IT, dan pengelolaan aset negara/daerah.

30
4.5 Modus Operandi

Pola-pola korupsi dilaksanakan berbagai modus operandi. Artinya, suatu

pola korupsi dilaksanakan dengan modus operandi yang berbeda-beda. Contoh

modus operandi yang dilakukan oleh koruptor maupun PNS, pejabat, dan

penyelenggara negara.

1. Program/kegiatan atas nama rakyat

Modus ini populer pada masa reformasi, khususnya setelah terbit UU

22/1999 tentang Otonomi daerah, yaitu terjadi pemekaran kabupaten-kabupaten

baru yang sebenarnya lebih banyak merupakan ambisi politik golongan atau

individu tertentu.

Jika dilihat dari potensi alam dan ketersediaan SDM, daerah tersebut

belum layak menjadi suatu kabupaten. Tetapi, demi kepentingan individu dan

golongan tertentu, dipaksakan pemekaran daerah baru yang dengannya mereka

dapat memperoleh kedudukan atau jabatan publik. Modus ini dapat dikategorikan

sebagai jenis korupsi politik. Pemekaran model ini, biasanya jarang

mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat kecil kecuali menjadi pundi-pundi

pengumpulan kekayaan oleh elit politik yang bermasalah serta pengusaha hitam.

Indonesia adalah negara yang tingkat pendidikan rakyatnya masih rendah

sehingga mereka tidak dapat membedakan, mana hak yang seharusnya diperoleh

dari pemerintah dan mana kewajiban yang harus diberikan kepada negara.

Dampak yang lebih jauh, terjadilah calo anggaran dikalangan anggota

legislatif yang memperjuangkan pengucuran dana pembangunan untuk daerah

tertentu, khususnya yang terkategori sebagai daerh tertinggal.

31
2. Mensosialisasikan instant Program

Beberapa tahun lalu, Indonesia dilanda penyakit flu burung. Selain

mengganggu peternakan unggas penyakit ini juga berpotensi membunuh manusia.

Pemerintah menggelar suatu instan program dengan maksud menyelamatkan

industri peternakan unggas dan menghindarkan korban jiwa yang lebih banyak

melalui kegiatan imunisasi. Ternyata, dalam program ini segelintir PNS mencari

untung dengan menyalahgunakan wewenang dan kesempatan yang ada.

3. Program/kegiatan dengan cover pembantuan

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dihubungkan dengan

kesejahteraan rakyat, pemerintah sejak orde baru menggencarkan program KB.

Denagn alasan membantu program pemerintah, perusahaan swasta dan pejabat di

kementerian kesehatan memanipulasi peralatan kesehatan, dengan cara mark up

dan mark down.

Pada tahun 1995, Soeharto menerbitkan Kepres No.90/1995 yang isinya

mewajibkan setiap usaha menyumbangkna 2 % keuntungannya untuk yayasan

Dana Mandiri. Berdasarkan pemeriksaan tindak pidana korupsi yang dilakukan

Soeharto, ditemukan bahwa 400 milyar rupiah uang negara mengalir ke rekening

dana mandiri.

4. Manipulasi administrasi penyelenggara negara

Modus ini terkenal dengan bentuk mal administrasi, dilakukan oleh

pegawai rendahan sampai dengan pejabat eselon. Sektor yang menonjol adalah

dibidang barang dan jasa dimana dari tahun 2004 sampai 2010 terdapat 43 % dari

198 perkara yang ditangani KPK.

32
Mal administrasi sering pula terjadi dalam kasus pilkada, pemilu dan

pilpres. Hal yang paling kontroversial adalah berkaitan dengan daftrar pemilih

yang paling diprotes oleh parpol peserta pemilu dan pilpres 2004. Selian itu, mal

administrasi juga biasa terjadi dalam urusan pengiriman tenaga kerja, khususnya

pekerja rumah tangga.

5. Melibatkan pejabat dalam dunia usaha

Banyak pejabat eselon yang menjadi komisaris di perusahaan yang

melakukan korupsi. Modus operandi lain adalah para pejabat ini ditempatkan

sebagai komisaris dengan maksud agar perusahaan ini mudah memperoleh proyek

dari lembaga negara.

Modus operandi populer sejak orde baru adalah apa yang dikenal sebagai

perusahaan alibaba. Nama pemilik perusahaan adalah golongan pribumi, tetapi

pemilik modal dan keuntungan, dimiliki oleh golongan non pribumi. Keuntungan

perusahaan tersebut disimpan di luar negeri sehingga manfaat yang dinikmati oleh

penduduk pribumi sangat kecil.

6. Menciptakan kerusuhan

Salah satu pemicu yang signifikan terjadinya kerusuhan adalah korupsi

oleh aparat pemda. Bahkan dana bantuan dari pemerintah pusat untuk program

rehabilitasi pun salah digunakan.

Pada masa orde baru, operasi militer dibebrapa daerah terdapat peluang

emas terjadinya korupsi. Beberapa kerusuhan di Indonesia sengaja dipelihara

sebagai sarana untuk memperoleh uang dan fasilitas oleh kalangan tertentu.

7. Pengadaan barang dan jasa pemerintah

33
Modus operandi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah terdiri atas

a.) Korupsi Pada Tahap Perencana. Pada tahap perencanaan pengadaan barang

dan jasa suatu proyek pemerintah, korupsi dilakukan dalam bentuk dan kiat,

antara lain : penggelembungan harga, rencana pengadaan yang diarahkan oleh bos

atau pimpinan unit di suatu instansi pemerintah, rekayasa pemaketan untuk KKN,

dan penentuan jadwal pengadaan yang tidak realistis.

b.) Tahap Pembentukan Panitia. Terdiri dari : panitia yang dibentuk oleh

transparan karena ditunjuk langsung oleh pimpinan dengan menetapkan para

kroninya sehingga mudah dikendalikan, disebabkan penunjukkan panitia

berdasarkan selera pimpinan sehingga yang diutamakan adalah kroninya, panitia

pengadaan dengan sendirinya memihak peserta lelang yang direkomendasikan

pimpinan, dan konsekuensinya logis dari proses penunjukkan panitia.

c.) Tahap Pra Kualifikasi Perushaan. Tahap ini dilakukan dengan cara : dokumen

administrasi dari peserta lelang yang merupakan kroni pimpinan, sekalipun tidak

memenuhi syarat, dokumen administrasi yang disampaikan peserta lelang

legalitas dokumen tidak dilaksanakan oleh panitia sehingga peserta lelang yang

tidak memenuhi syarat pun dapat lolos pada tahap prakualifikasi, dan disebabkan

panitia kurang berintegritas, maka evaluasi yang dilakukan pada tahap ini tidak

sesuai dengan kriteria.

d.) Tahap Penyususnan Dokumen Lelang. Pada tahap ini, penyimpangan yang

dilakukan : spesifikasi barang dan jasa yang diperlukan, panitia melakukan

rekayasa terhadap kriteria evaluasi, dan dokumen lelang yang disampaikan peserta

tidak standar

34
e.) Tahap Pengumuman Lelang. Pada tahap ini, penyimpangan yang bisa

dilakukan adalah dalam bentuk : disebabkan panitia sudah mempunyai hubungan

khusus dengan perusahaan tertentu, untuk membuat perusahaan yang profesional

tidak memenangkan tender, dan disebabkan penetapan pemenang tender

dilakukan dengan penuh rekayasa.

f.) Tahap Pengambilan Dokumen Lelang. Pada tahap ini, penyimpangan tindak

korupsi berupa: dokumen lelang yang diserahkan ke peserta tender tidak sama,

waktu perindustrian dokumen terbatas, dan lokasi pengambilan dokumen sulit

dicari.

g.) Tahap Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri. Pada tahap ini, penyimpangan

yang dilakukan adalah : gambaran nilai harga perkiraan sendiri (HPS), HPS yang

ditutup-tutupi, harga dasar yang ditetapkan panitia tidak standar.

h.) Tahap Penjelasan. Dalam tahap ini, penyimpangan yang dilakukan adalah :

pelaksanaan sangat terbatas waktunya, informasi dan diskripsi tentang proyek

yang ditenderkan sangat terbatas sehingga peserta tender yang profesional tidak

dapat mengajukan penawaran yang sesuai dan penjelasan panitia sering

kontroversial.

i.) Tahap Penyerahan Dan Pembukaan Penawaran. Pada tahap ini, penyimpangan

yang dilakukan adalah panitia sengaja melakukan perubahan tempat penyerahan

dokumen, penyerahan dokumen lambat, dan menyiapkan dokumen lelang setelah

proyek dilaksanakan.

j.) Tahapan Evaluasi Penawaran. Pada tahap ini terjadi penyimpangan berupa

peserta kroni memenangkan tender, perusahaan melakukan penggantian dokumen.

35
k.) Tahapan Pengumuman Calon Pemenang. Pada tahap ini terjadi penyimpangan

berupa waktu pengumuman terbatas, menunda tanggal pengumuman, dan

pengumuman tender tidak dipublikasikan.

l.) Tahapan Sanggahan Peserta Lelang. Pada tahap ini terjadi penyimpangan

berupa seluruh sanggahan tidak ditanggapi, tidak ada kaitan antara substansi

sanggahan, adanya tuduhan tender telah diatur, dan menerapkan tender arisan.

m.) Tahapan Penunjukkan Pemenang Tender. Pada tahap ini terjadi

penyimpangan berupa : tender dilakuakn secara tidak fair, pemenang tender bukan

kroni, dan surat penunjukkan dikeluarkan secara buru-buru.

n.) Tahapan Penandatanganan Kontrak. Pada tahap ini terjadi penyimpangan

berupa: akan disiapkan dokumen fiktif, pendatangan kontrak ditunda-tunda,

pendatanganan kontrak secara sembunyi-sembunyi, dan pendatanganan kontrak

dilakukan secara tidak sah.

o.) Tahapan Penyerahan Barang dan Jasa. Pada tahap ini terjadi penyimpangan

berupa : volume barang dan jasa dikerjakan tidak sama dalam kontrak, kualitas

pekerjaan lebih rendah, dan dilakuakn contract change order.

8. Penyelewengan keuangan negara

Modus yang tidak kentara dalam bentuk korupsi yang satu ini adalah

aparat pemda. Tragisnya, kalaupun uang tersebut digunakan untuk proyek pemda

tahun berikutnya, hal itu tidak dilihat sebagai suatu bentuk mal administrasi.

Suatu hal yang pasti, bunga dari simpanan tersebut dinikmati oleh pegawai

pemilik rekening karena tidak dimaksukkan ke dalalm rekening pemda.

9. Pengeluaran fiktif

36
Modus operandi korupsi jenis ini biasanya digunakan dalam penyaluran

dana-dana bantuan sosial. Selain penerima bansos ditentukan berdasarkan

hubungan-hubungan nepotisme, penerima bansos ditentukan berdasarkan

hubungan-hubungan nepotisme, penerima tidak menerima 100% dana yang

disebutkan dalam tanda terima.

Tentu, pemimpin lembaga pendidikan yag sangat memerlukan sementara

integritasnya pas-pasan, akan menerima penawaran itu. Tetapi juga lembaga

pendidikan menolak penawaran bantuan seperti itu, termasuk salah seorang dekan

di pulau Jawa yang mengisahkan hal ini kepada penulis.

Modus operandi yang paling biadab dalam konteks ini adalah bantuan

secara fiktif. Artinya, ditemukan ada daftar penerima bantuan sekian milyar

rupiah, tetapi ternyata daftar tersebut hanayalah rekayasa, alias fiktif.

Kenyataannya, penerima bantuan itu adalah oknum aparat pemda sendiri.

10. Izin penebangan hutan

Modus operandi yang tidak kalah canggih adalah pengeluaran izin

penebangan hutan oleh aparat pemda. Disebabkan oknum aparat pemda sudah

menerima fee atau uang kopi dalam jumlah yang relatif besar, mereka bersikap

tidak peduli terhadap operasionalisasi perusahaan penebangan hutan tersebut.

Penebangan dilakukan tanpa penanaman kembali sehingga jika terjadi hujan yang

hebat, longsor pun melanda pemukiman masyarakat kampung

11. Pencucian uang

Ketika Indonesia dalam keadaan terpuruk, setidaknya utang luar negeri yang

masih tinggi, warisan pemerintah orde baru maupun utang pemerintah reformasi.

37
V. MEMBANGUN KEKUATAN KECERDASAN

5.1 Belajar dari Sejarah Nabi Yusuf

Pengertian beriman diambil dari kata “iman”, yang mengandung arti

kepercayaan yang teguh yang ditandai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa

iman adalah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu (Ahmad, 2010).

Orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya akan

berperilaku mengerjakan kebaikan, mengajak orang kepada kebaikan dan

menghindarkan diri dari perbuatan mungkar, yakni perbuatan melanggar hukum,

yang termasuk kategori perilaku menyimpang (Amran, 2012).

Dunia sains melahirkan abad teknologi yang telah memberikan berbagai

kemudahan bagi umat manusia dalam kehidupannya tersebut tidak bisa lepas dari

hukum ilmiah dari interaksi konsep teoritis (Gusmian, 2008).

Kualitas produk dan peningkatan nilai tambah sebagai akibat dari proses

penanganan pascapanen masih sebatas sebagai program dan belum muncul

sebagai indikator pencapaian target produksi nasional. Kesiapan teknologi panen

dan pascapanen yang dapat diterapkan di tingkat petani untuk menekan

kehilangan hasil dan meningkatkan pemahaman dan kesiapan petani dalam

menerapkan teknologi pascapanen (Iswari, 2012).

Pentingnya penanganan pasca panen yang dapat menghambat proses

pengrusakan bahan antara lain melalui pengawetan, penyimpanan terkontrol, dan

pendinginan. Karena sifat bahan yang mudah rusak (perishable) maka

penanganan pasca panen harus dilakukan secara hati-hati (Samad, 2008).

38
5.2 Belajar dari Kitab Suci

Al-Quran merupakan sumber hukum yang utama dan pertama dalam

agama Islam. Kitab suci ini merupakan kebanggaan umat Islam dari dahulu

sampai sekarang karena merupakan kitab suci yang paling otentik sebagai wahyu

dari Allah swt (Yusuf, 2012).

Ketika Al-Quran dan hadist rasul diturunkan pada bangsa arab keduanya

mengandung berbagai macam informasi dan petunjuk ilmu modern. Mengenai Al-

Quran, Allah SWT pernah menentang orang kafir untuk membuat satu surat atau

satu ayat saja yang menyerupai Al-Quran, namun mereka tidak mampu

(Musgamy, 2014)

Berkah merupakan istilah yang akan menentukan sesuatu yang diusahakan

bisa menghasilkan kejayaan dalam bentuk mendapat restu dari Tuhan seperti yang

diinginkan. Jika keberkahan terwujud pada diri, maka usaha yang dilakukan mesti

akan berhasil sebagai sebuah kejayaan pada kedudukan (Saima, 2016).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sanggup membawa

berkah bagi umat manusia berupa kemudahan-kemudahan hidup, yang

sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia. Salah satu kemudahan

yang didapatkan adalah kemudahan memperoleh informasi secara cepat dan

akurat (Arafah, 2008).

5.3 Bersikap kritis

Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

memutuskan sesuatu. Para ahli psikologi kognitif memandang berpikir merupakan

kegiatan memproses informasi secara mental (Saefudin, 2008).

39
Kritis berasal dari bahasa Yunani yang berarti hakim dan diserap oleh

bahasa latin. Tujuan awal berpikir kritis adalah menyingkapkan kebenaran dengan

menyerang dan menyingkirkan semua yang salah supaya kebenaran akan terlihat

(Bono, 2007).

Berpikir kritis merupakan kegiatan mengevaluasi mempertimbangkan

kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung

untuk membuat keputusan (Oka, 2008).

Kemampuan berpikir kritis tidak dapat berkembang seiring dengan

perkembangan jasmani tiap individu. Kemampuan ini berkaitan dengan

kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah secara

kreatif dan berpikir logis sehingga menghasilkan pertimbangan dan keputusan

yang tepat (Fakhriyah, 2014).

5.4 Memahami AL-Quran secara Tesktual dan Kontekstual

Di samping menempatkan ayat kontekstual sebagai penguat pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan kita pada ayat tekstual, pemahaman mendalam

pada ayat kontekstual juga akan mengantarkan manusia meyakini bahwa gejala

alam yang merupakan ayat kontekstual itu selalu luar biasa (Isnaini, 2012).

Fazlur Rahman (1919-1988) merupakan salah satu tokoh garda depan

dalam penafsiran al-Qur’an modern. Dia adalah salah seorang yang pertama kali

mengkampanyekan gagasan untuk memperhatikan konteks historis al-Qur’an,

ketika menafsirkan al-Qur’an lewat teori double movement-nya. Namun demikian,

melihat gagasan-gagasan tafsirnya yang berserak dalam berbagai karyanya

(Rahman, 2015).

40
Kesadaran akan pentingnya relasi antara teks, penafsir dan realitas baru,

serta tidak melulu hanya berfokus kepada makna literal teks. Dalam gerakan

proyek besar ini, muncul sebuah nama, Abdullah Saeed, yang hadir dengan

membawa warna baru dalam kaitan bagaimana cara memahami Al-Qur’an yang

sesuai dengan semangat zaman tanpa mencederai dan membahayakan keimanan

(Sofia, 2015).

Pada umumnya, penafsiran tekstual sajalah yang dapat dijadikan dasar

dalam memahami ayat-ayat Al-Quran. Memahami Al-Quran secara tekstual yaitu

memahami sesuai dengan pada saat Al-Quran diturunkan (Junaedi, 2016).

5.5 Bersungguh-sungguh Mencari Ilmu dan Melakukan Penelitian

Al-Quran selalu mendorong akal pikiran dan menekankan pentingnya

mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman dari sejarah, dunia fisik, dan diri

manusia, karena Allah menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya baik dalam diri

sendiri dan pengalaman manusia (Rahman, 2007).

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : “Rasullah SAW bersabda: barang siapa

mempelajari ilmu yang seharusnya ditujukan mencari ridha Allah. Namun dia

mempelajarinya hanya untuk mendapatkan suatu harta benda, maka dia tidak akan

mendapatkan baunya surga pada hari kiamat”(HR. Abu Dawud) (Rofaah, 2016).

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi yang

tinggi. Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan

seseorang terhadap pengetahuan atau ketrampilan tertentu dalam suatu mata

pelajaran (Nasution, 2008).

41
Berlatih dalam melakukan penelitian memiliki nilai hidup yaitu membuat

diri menjadi bagus dalam mendidik anak didiknya, mempertajam dan mengasah

kemampuan berpikir. Dalam melakukan penelitian bukan hanya para dosen saja,

tetapi para guru yang akan memperoleh sertifikasi guru (Sina, 2008)

5.6 Keseimbangan Daya Dzikir dan Daya Fikir

Dalam ajaran Islam, dzikir memiliki makna “mengingat nikmat Allah,

bertahlil, bertahmid, bertasbih, ber-taqdis, bahkan termasuk membaca al-Qur’an

dan membaca doa-doa”. Allah mengingatkan kepada manusia untuk senantiasa

berdzikir, karena dengan berdzikir akan membawa ketenangan dan dapat

mengantarkan jiwa manusia tentram (Haryanto, 2014).

Dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, mengerti, ucapan lisan,

getaran had sesuai dengan cara-cara yang diajarkan oleh agama, dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah. Intensitas berdzikir adalah derajat yang

menunjukkan frekuensi dan lama waktu yang digunakan untuk melakukan dzikir

(Nashori, 2007).

Manusia memiliki daya pikir dan daya rasa,akal dan kalbu. Daya pikir

mendorongnya untuk memberikan argumentasi-argumentasi guna mendukung

pandangannya (Shihab, 2008)

Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya

fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak

berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar)

sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha belajar (Mamik dan syarif, 2016).

42
5.7 Menggunakan Akal Pikiran

Al-Quran dan hadis serta fakta-fakta sejarah banyak menunjukkan bukti

tentang Islam sebagai agama yang bertepatan dengan akal. Al-Quran secara

umumnya merupakan sebuah kitab yang sentiasa menyeru kepada pembebasan

akal daripada pemikiran yang sempit dengan membawakan pendekatan dan

pengajaran dalam menjadikan akal sebagai neraca penilaian bagi setiap perkara

(Wahab dan Azmi, 2013).

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya berbicara tentang

akal manusia, tetapi juga hati. Jika al-Quran hanya dipahami melalui akal akan

terjadi kekeringan dalam syariah. Sebaliknya jika al-Quran hanya dipahami

melalui pendekatan hati, akan terjadi ketimpangan dalam syariah (Alba, 2010).

Bacaan dan lantunan Alquran harus disertai dengan pemahaman dan

penghayatan dengan menggunakan akal dan hati untuk mengungkapkan pesan-

pesan dalam Alquran. Alquran juga telah memberikan banyak motivasi agar

manusia merenungi kandungan-kandungan Al-Quran melalui dorongan untuk

memberdayakan akal pikirannya (Wartini, 2014).

Di dalam hadist lain dikatakan, bahwa akal merupakan anugerah yang

harus digunakan untuk memahami Al-Quran dengan baik dan benar (Misrawi,

2010).

5.8 Meletakkan Kepentingan Allah Paling Tingi dari yang lain

Kedisipilinan melaksanakan shalat wajib adalah suatu kepatuhan dan

kesanggupan menjalankan ibadah shalat dalam sehari semalam sebanyak lima kali

dan harus dikerjakan tepat waktu (Siswanto, 2008).

43
Ciri orang mukmin sejati adalah ikhlas yang setiap saat siap membuktikan

kesungguhannya berkorban karena Allah SWT dalam setiap denyut dan langkah

di realitas ini. Ia selalu mendahulukan kepentingan agama Allah daripada

kepentingan mengejar duniawi (Safuwan dan Subhani, 2013).

Apabila seseorang itu betul-betul berakhlak mulia, ia tidak akan merasa

lemah lagi dari berusaha bersunguh-sungguh untuk melakukan sesuatu di dunia

ini sekalipun terpaksa menggorbankan setiap apa yang dimiliki dalam kehidupan

ini. Mereka berjihad di jalan Allah dengan hartanya dan dirinya semata-mata

kerana Allah (Yalawe dan Farid, 2007).

Sholat merupakan ajaran agama yang hukumnya wajib. Sholat akan

menumbuhkan kepribadian yang tangguh karena hati dan tindakannya merupakan

cerminan dari kesalehan, baik kesalehan batin maupun kesalehan sosial (Jazimah,

2008).

5.9 Rajin Sholat Malam

Tahajud sendiri artinya bangun dari tidur, dengan demikian shalat tahajud

adalah shalat yang dikerjakan pada malam hari dan dilaksanakan setelah tidur

terlebih dahulu, walaupun tidurnya hanya sebentar. Shalat tahajud dilakukan pada

tengah malam, saat manusia terlelap dalam tidurnya, sehingga sangat menunjang

konsentrasi seseorang yang akan mendekatkan diri kepada Allah (Tabroni, 2009).

Dengan melakukan sholat tahajud maka akan diperoleh ketenangan jiwa.

Dalam sebuah penelitian dibuktikan bahwa ketenangan jiwa dapat meningkatkan

ketahanan tubuh, imunoligik, mengurangi terkena penyakit jantung, dan

meningkatkan usia harapan hidup (Albany, 2012).

44
Sholat tahajud merupakan amalan para shalihin dan penyebab untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT, menghentikan perbuatan dosa, penyebab

ampunan dosa, dan menyehatkan badan (Suparman, 2015).

Shalat tahajud memiliki manfaat yang akan di dapatkan ketika

melaksanakan sholat tahajud untuk mensejahterahkaan psikologis pada individu

diantaranya dikabulkan doa, mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh

berbagai kemuliaan, dan menjauhkan diri dari kelalaian hati (Larassati dan Aulia,

2008).

5.10 Memanfaatkan Alam Raya untuk Kesejahteraan

Bagi umat Islam apabila mau melakukan kewajiban sholat maka tubuh

harus bersih dan suci, dan bersuci harus menggunakan air bersih. Sumber air

tersedia apabila hutannya lestari, untuk itu diwajibkan untuk memelihara hutan

(Diniyati et.al, 2010).

Alam semesta dengan segala isinya harus dipelihara agar selalu berfungsi

dengan baik. Alam semesta dengan segala isinya wajib untuk diamankan agar

terhindar dari pencemaran (Gunawan, 2012).

Fenomena pencemaran tanah, air dan udara yang semakin meningkat,

kuantitas dan kualitas hutan yang semakin berkurang, kekeringan, banjir dan

tanah longsor, serta fenomena krisis dan bencana ekologis lainnya banyak terjadi

disebabkan oleh aktivitas manusia (Udin, 2016).

Banyak sekali manfaat air bagi kehidupan diantaranya adalah sebagai

sarana transportasi, pengairan persawahan, bahkan sebagai penggerak turbin

pembangkit listrik (Firmansyah et.al, 2008).

45
VI. MEMBANGUN KEKUATAN FISIK

6.1 Pola Hidup

Kebutuhan tidur akan berkurang dengan berlanjutnya usia. Pada usia 12

tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilan jam, berkurang menjadi delapan jam

pada usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam pada usia 60

tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun (Prayitno, 2008).

Kebutuhan tidur usia remaja berbeda dengan kebutuhan tidur pada usia

lainnya. Remaja membutuhkan waktu untuk tidur selama 8-9 jam setiap harinya.

Telah dibuktikan tidur mempunyai efek yang sangat besar terhadap kesehatan

fisik, mental, emosi dan sistem imunitas tubuh (Egi et.al, 2017).

Manusia mulai mengenal tidur sejak ia dilahirkan. Bahkan sejak didalam

kandungan pun, bayi telah mengalami peristiwa tidur. Setelah lahir, bayi berusia

0-5 bulan akan menjalani hidup barunya dengan 80-90% tidur (Prasaja, 2009).

Aktivitas yang dapat dilakukan pada akhir malam adalah sholat tahajud.

Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan di sepertiga malam yang

terakhir. Tujuan dari shalat tahajud adalah untuk melengkapi, berdoa, dan

bermunajat kepada Allah SWT terhadap berbagai kebutuhan dan keperluan kita

sebagai seorang manusia (Larassati dan Aulia, 2008).

Kapanpun dan dimanapun, membaca Al-Quran merupakan ibadah dan

amalan yang mulia. Rasulullah selalu berpesan kepada para sahabatnya dan

umatnya agar tekun membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran dapat dilakukan

sehabis sholat wajib atau pun sholat sunnah lainnya atau kapanpun (Hilali, 2011).

46
Usaha peningkatan kesegaran jasmani harus dilaksanakan seseorang

minimal 3-4 kali seminggu selama 30-45 menit setiap melakukan aktivitas

jasmani. kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melakukan tugas

sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebih dan dengan penuh

energi melakukan dan menikmati kegiatan waktu luang dan dapat menghadapi

keadaan darurat bila datang (Hastuti, 2008).

Aktivitas yang dapat dilakukan pada siang hari yaitu bekerja. Pekerjaan

domestik tetap dianggap sebagai bagian dari produksi ekonomi rumah tangga.

Mata pencaharian merupakan sumber untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

seperti membeli sandang, pangan, pendidikan anak, dan kebutuhan yang tidak

terduga lainnya (Setiana, 2016).

6.2 Pola Makan Seimbang

Kondisi kesehatan yang baik dan adanya keseimbangan antara konsumsi

makanan dan kebutuhan gizi yang terpenuhi akan mendukung terjadinya

pertumbuhan berat badan sesuai dengan pertambahan umur (Anzarkusuma et.al,

2014).

Faktor yang cukup dominan yang menyebabkan meluasnya keadaan gizi

kurang ialah perilaku yang kurang benar dikalangan masyarakat dalam memilih

dan memberikan makanan kepada anggota keluarganya, terutama pada anak –

anak (Diana, 2007).

Faktor penyebab langsung terjadinya kekurangan gizi adalah

ketidakseimbangan gizi dalam makanan yang dikonsumsi dan terjangkitnya

penyakit infeksi (Pahlevi, 2012).

47
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang

sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu yang

hampir selalu terdapat dalam hidangan seharihari masyarakat Indonesia (Santoso,

2011).

Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi,

jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan

pangan( Zuraida dan Supriati, 2009).

Buah dan sayur merupakan sumber pangan yang kaya akan vitamin dan

mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, dan pertumbuhan.

Buah dan sayur sangat penting untuk dikonsumsi terutama bagi anak-anak

khususnya anak usia sekolah dasar (Mohammad dan Madanijah, 2015).

6.3 Pola Olahraga

Dengan melakukan aktivitas olahraga, kandungan lemak di dalam tubuh

banyak berkurang dan berimbas pada menurunnya berat badan, persen lemak

tubuh serta kadar kolesterol dalam darah (Utomo et.al, 2012).

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada

hipertensi (Anggara dan Prayitno, 2012).

Pada tingkat sel dan jaringan, olahraga dapat memperbaiki bentuk, fungsi,

ketahanan, dan kekuatan otot rangka. Sekalipun serat ototnya tidak dapat

membelah lagi otot yang rusak dapat diganti dengan serat baru sehingga pulih-

asal seperti sediakala (Kalangi, 2012).

48
VII.KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Seorang pemimpin dalam membangun masyarakat yang baik dimulai dengan

memberdayakan masyarakat, menjaga keterpurukan, dan membentuk

masyarakat beriman

2. Tujuan memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam menyelesaikan suatu

masalah dengan kemampuan yang dimiliki

3. Ciri-ciri masyarakat madani antara lain hubungan dekat dengan Tuhan dan

masyarakatnya sejahtera

4. Cara membentuk masyarakat madani antara lain membangun kekuatan fisik,

ekonomi, kepemimpinan, dan kecerdasan

5. Korupsi merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain

6. Korupsi pada masa orde baru, lebih kasar dari korupsi ketika orde lama

karena ia merupakan kolaborasi diantara penguasa yang dikuasai oleh militer

7. Membangun kekuatan dengan kecerdasan dapat dilakukan dengan belajar dari

sejarah nabi yusuf, belajar dari kitab suci, berpikir kritis, dan meletakkan

kepentingan Allah diatas kepentingan pribadi

8. Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan

dan melakukan segala tindakan selama memimpin

9. Seorang pemimpin juga diperlukan memiliki kekuatan fisik dalam

memimpin, karena kekuatan fisik sangat mendukung seorang pemimpin

dalam bertindak

49
10. Membangun kekuatan fisik dapat didukung oleh pola hidup, pola makan

harus seimbang dan olahraga yang cukup

7.2 Saran

1. Diperlukan jiwa kepemimpinan setiap pribadi yang selalu dipupuk dan

dikembangkan, paling tidak memimpin diri sendiri

2. Hendaknya menjadi seorang pemimpin itu dapat mengambil keputusan dengan

tepat

3. Hendaknya menjadi seorang pemimpin itu dapat menerapkan gaya

kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi

50
1

Anda mungkin juga menyukai