Anda di halaman 1dari 8

MEMBANGUN KEKUATAN KECERDASAN

I. Belajar dari Sejarah nabi yusuf

Pengertian beriman diambil dari kata “iman”, yang mengandung arti

kepercayaan yang teguh yang ditandai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa

iman adalah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu (Ahmad, 2010).

Orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya akan

berperilaku mengerjakan kebaikan, mengajak orang kepada kebaikan dan

menghindarkan diri dari perbuatan mungkar, yakni perbuatan melanggar hukum,

yang termasuk kategori perilaku menyimpang (Amran, 2012).

Dunia sains melahirkan abad teknologi yang telah memberikan berbagai

kemudahan bagi umat manusia dalam kehidupannya tersebut tidak bisa lepas dari

hukum ilmiah dari interaksi konsep teoritis (Gusmian, 2008).

Kualitas produk dan peningkatan nilai tambah sebagai akibat dari proses

penanganan pascapanen masih sebatas sebagai program dan belum muncul

sebagai indikator pencapaian target produksi nasional. kesiapan teknologi panen

dan pascapanen yang dapat diterapkan di tingkat petani untuk menekan

kehilangan hasil dan meningkatkan pemahaman dan kesiapan petani dalam

menerapkan teknologi pascapanen (Iswari, 2012).

Pentingnya penanganan pasca panen yang dapat menghambat proses

pengrusakan bahan antara lain melalui pengawetan, penyimpanan terkontrol, dan

pendinginan. Karena sifat bahan yang mudah rusak (perishable) maka

penanganan pasca panen harus dilakukan secara hati-hati (Samad, 2008).

1
II. Belajar dari Kitab Suci

Alquran merupakan sumber hukum yang utama dan pertama dalam agama

Islam. Kitab suci ini merupakan kebanggaan umat Islam dari dahulu sampai

sekarang karena merupakan kitab suci yang paling otentik sebagai wahyu dari

Allah swt (Yusuf, 2012).

Ketika Al-Quran dan hadist rasul diturunkan pada bangsa arab keduanya

mengandung berbagai macam informasi dan petunjuk ilmu modern. Mengenai Al-

Quran, Allah SWT pernah menentang orang kafir untuk membuat satu surat atau

satu ayat saja yang menyerupai Al-Quran, namun mereka tidak mampu

(Musgamy, 2014)

Berkah merupakan istilah yang akan menentukan sesuatu yang diusahakan

bisa menghasilkan kejayaan dalam bentuk mendapat restu dari Tuhan seperti yang

diinginkan. Jika keberkahan terwujud pada diri, maka usaha yang dilakukan mesti

akan berhasil sebagai sebuah kejayaan pada kedudukan (Saima, 2016).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sanggup membawa

berkah bagi umat manusia berupa kemudahan-kemudahan hidup, yang

sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia. Salah satu kemudahan

yang didapatkan adalah kemudahan memperoleh informasi secara cepat dan

akurat (Arafah, 2008).

III. Bersikap Kritis

Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

memutuskan sesuatu. Para ahli psikologi kognitif memandang berpikir merupakan

kegiatan memproses informasi secara mental (Saefudin, 2008).

2
Kritis berasal dari bahasa Yunani yang berarti hakim dan diserap oleh

bahasa latin. Tujuan awal berpikir kritis adalah menyingkapkan kebenaran dengan

menyerang dan menyingkirkan semua yang salah supaya kebenaran akan terlihat

(Bono, 2007).

Berpikir kritis merupakan kegiatan mengevaluasi mempertimbangkan

kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung

untuk membuat keputusan (Oka, 2008).

Kemampuan berpikir kritis tidak dapat berkembang seiring dengan

perkembangan jasmani tiap individu. Kemampuan ini berkaitan dengan

kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah secara

kreatif dan berpikir logis sehingga menghasilkan pertimbangan dan keputusan

yang tepat (Fakhriyah, 2014).

IV. Memahami AL-Quran secara Tesktual dan Kontekstual

Di samping menempatkan ayat kontekstual sebagai penguat pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan kita pada ayat tekstual, pemahaman mendalam

pada ayat kontekstual juga akan mengantarkan manusia meyakini bahwa gejala

alam yang merupakan ayat kontekstual itu selalu luar biasa (Isnaini, 2012).

Fazlur Rahman (1919-1988) merupakan salah satu tokoh garda depan

dalam penafsiran al-Qur’an modern. Dia adalah salah seorang yang pertama kali

mengkampanyekan gagasan untuk memperhatikan konteks historis al-Qur’an,

ketika menafsirkan al-Qur’an lewat teori double movement-nya. Namun demikian,

melihat gagasan-gagasan tafsirnya yang berserak dalam berbagai karyanya

(Rahman, 2015).

3
Kesadaran akan pentingnya relasi antara teks, penafsir dan realitas baru,

serta tidak melulu hanya berfokus kepada makna literal teks. Dalam gerakan

proyek besar ini, muncul sebuah nama, Abdullah Saeed, yang hadir dengan

membawa warna baru dalam kaitan bagaimana cara memahami al-Qur‟an yang

sesuai dengan semangat zaman tanpa mencederai dan membahayakan keimanan

(Sofia, 2015).

Pada umumnya, penafsiran tekstual sajalah yang dapat dijadikan dasar

dalam memahami ayat-ayat Al-Quran. Memahami Al-Quran secara tekstual yaitu

memahami sesuai dengan pada saat Al-Quran diturunkan (Junaedi, 2016).

V. Bersungguh-sungguh mencari ilmu dan melakukan penelitian

Al-Quran selalu mendorong akal pikiran dan menekankan pentingnya

mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman dari sejarah, dunia fisik, dan diri

manusia, karena Allah menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya baik dalam diri

sendiri dan pengalaman manusia (Rahman, 2007).

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata : “Rasullah SAW bersabda: barang siapa

mempelajari ilmu yang seharusnya ditujukan mencari ridha Allah. Namun dia

mempelajarinya hanya untuk mendapatkan suatu harta benda, maka dia tidak akan

mendapatkan baunya surga pada hari kiamat”(HR. Abu Dawud) (Rofaah, 2016).

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi yang

tinggi. Bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan

seseorang terhadap pengetahuan atau ketrampilan tertentu dalam suatu mata

pelajaran (Nasution, 2008).

4
Berlatih dalam melakukan penelitian memiliki nilai hidup yaitu membuat

diri menjadi bagus dalam mendidik anak didiknya, mempertajam dan mengasah

kemampuan berpikir. Dalam melakukan penelitian bukan hanya para dosen saja,

tetapi para guru yang akan memperoleh sertifikasi guru (Sina, 2008)

VI. Keseimbangan Daya Dzikir dan Daya Fikir

Dalam ajaran Islam, dzikir memiliki makna “mengingat nikmat Allah,

bertahlil, bertahmid, bertasbih, ber-taqdis, bahkan termasuk membaca al-Qur’an

dan membaca doa-doa”. Allah mengingatkan kepada manusia untuk senantiasa

berdzikir, karena dengan berdzikir akan membawa ketenangan dan dapat

mengantarkan jiwa manusia tentram (Haryanto, 2014).

Dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, mengerti, ucapan lisan,

getaran had sesuai dengan cara-cara yang diajarkan oleh agama, dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah. Intensitas berdzikir adalah derajat yang

menunjukkan frekuensi dan lama waktu yang digunakan untuk melakukan dzikir

(Nashori, 2007).

Manusia memiliki daya pikir dan daya rasa,akal dan kalbu. Daya pikir

mendorongnya untuk memberikan argumentasi-argumentasi guna mendukung

pandangannya (Shihab, 2008)

Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya

fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak

berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar)

sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha belajar (Mamik dan syarif, 2016).

5
VII. Menggunakan Akal pikiran

Al-Quran dan hadis serta fakta-fakta sejarah banyak menunjukkan bukti

tentang Islam sebagai agama yang bertepatan dengan akal. Al-Quran secara

umumnya merupakan sebuah kitab yang sentiasa menyeru kepada pembebasan

akal daripada pemikiran yang sempit dengan membawakan pendekatan dan

pengajaran dalam menjadikan akal sebagai neraca penilaian bagi setiap perkara

(Wahab dan Azmi, 2013).

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya berbicara tentang

akal manusia, tetapi juga hati. Jika al-Quran hanya dipahami melalui akal akan

terjadi kekeringan dalam syariah. Sebaliknya jika al-Quran hanya dipahami

melalui pendekatan hati, akan terjadi ketimpangan dalam syariah (Alba, 2010).

Bacaan dan lantunan Alquran harus disertai dengan pemahaman dan

penghayatan dengan menggunakan akal dan hati untuk mengungkapkan pesan-

pesan dalam Alquran. Alquran juga telah memberikan banyak motivasi agar

manusia merenungi kandungan-kandungan Alquran melalui dorongan untuk

memberdayakan akal pikirannya (Wartini, 2014).

Di dalam hadist lain dikatakan, bahwa akal merupakan anugerah yang

harus digunakan untuk memahami Al-Quran dengan baik dan benar (Misrawi,

2010).

VIII. Meletakkan kepentingan Allah paling tingi dari yang lain

Kedisipilinan melaksanakan shalat wajib adalah suatu kepatuhan dan

kesanggupan menjalankan ibadah shalat dalam sehari semalam sebanyak lima kali

dan harus dikerjakan tepat waktu (Siswanto, 2008).

6
Ciri orang mukmin sejati adalah ikhlas yang setiap saat siap membuktikan

kesungguhannya berkorban karena Allah SWT dalam setiap denyut dan langkah

di realitas ini. Ia selalu mendahulukan kepentingan agama Allah daripada

kepentingan mengejar duniawi (Safuwan dan Subhani, 2013).

Apabila seseorang itu betul-betul berakhlak mulia, ia tidak akan merasa

lemah lagi dari berusaha bersunguh-sungguh untuk melakukan sesuatu di dunia

ini sekalipun terpaksa menggorbankan setiap apa yang dimiliki dalam kehidupan

ini. Mereka berjihad di jalan Allah dengan hartanya dan dirinya semata-mata

kerana Allah (Yalawe dan Farid, 2007).

Sholat merupakan ajaran agama yang hukumnya wajib. Sholat akan

menumbuhkan kepribadian yang tangguh karena hati dan tindakannya merupakan

cerminan dari kesalehan, baik kesalehan batin maupun kesalehan sosial (Jazimah,

2008).

IX. Rajin Sholat Malam

Tahajud sendiri artinya bangun dari tidur, dengan demikian shalat tahajud

adalah shalat yang dikerjakan pada malam hari dan dilaksanakan setelah tidur

terlebih dahulu, walaupun tidurnya hanya sebentar. Shalat tahajud dilakukan pada

tengah malam, saat manusia terlelap dalam tidurnya, sehingga sangat menunjang

konsentrasi seseorang yang akan mendekatkan diri kepada Allah (Tabroni, 2009).

Dengan melakukan sholat tahajud maka akan diperoleh ketenangan jiwa.

Dalam sebuah penelitian dibuktikan bahwa ketenangan jiwa dapat meningkatkan

ketahanan tubuh, imunoligik, mengurangi terkena penyakit jantung, dan

meningkatkan usia harapan hidup (Albany, 2012).

7
Sholat tahajud merupakan amalan para shalihin dan penyebab untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT, menghentikan perbuatan dosa, penyebab

ampunan dosa, dan menyehatkan badan (Suparman, 2015).

Shalat tahajud memiliki manfaat yang akan di dapatkan ketika

melaksanakan sholat tahajud untuk mensejahterahkaan psikologis pada individu

diantaranya dikabulkan doa, mendekatkan diri kepada Allah, memperoleh

berbagai kemuliaan, dan menjauhkan diri dari kelalaian hati (Larassati dan Aulia,

2008).

X. Memanfaatkan Alam Raya untuk Kesejahteraan

Bagi umat Islam apabila mau melakukan kewajiban sholat maka tubuh

harus bersih dan suci, dan bersuci harus menggunakan air bersih. Sumber air

tersedia apabila hutannya lestari, untuk itu diwajibkan untuk memelihara hutan

(Diniyati et.al, 2010).

Alam semesta dengan segala isinya harus dipelihara agar selalu berfungsi

dengan baik. Alam semesta dengan segala isinya wajib untuk diamankan agar

terhindar dari pencemaran (Gunawan, 2012).

Fenomena pencemaran tanah, air dan udara yang semakin meningkat,

kuantitas dan kualitas hutan yang semakin berkurang, kekeringan, banjir dan

tanah longsor, serta fenomena krisis dan bencana ekologis lainnya banyak terjadi

disebabkan oleh aktivitas manusia (Udin, 2016).

Banyak sekali manfaat air bagi kehidupan diantaranya adalah sebagai

sarana transportasi, pengairan persawahan, bahkan sebagai penggerak turbin

pembangkit listrik (Firmansyah et.al, 2008).

Anda mungkin juga menyukai