Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN OUTING KELAS

INSEKTARIUM DAN HERBARIUM

Disusun
Untuk memenuhi Tugas Akhir Semester 1
Mata Pelajaran Biologi

Kelas X MIA 5 ICT

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR


DINAS PENDIDIKAN,PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TERAKREDITASI A
2014
INSEKTARIUM DAN HERBARIUM
SMAFUMA.jpg
Disusun
Untuk memenuhi Tugas Akhir Semester 1
Mata Pelajaran Biologi

Kelas X MIA 5 ICT

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR


DINAS PENDIDIKAN,PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TERAKREDITASI A
2014

PENGESAHAN
Laporan Outing Class ke Museum Zoologi ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari                             :
Tanggal                       :
Oleh                            :

            Pembimbing I,                                                 Pembimbing II,

            Wagino, M.Pd                                     Priyadi Dwi Parwanto, S.Pd


                   Guru                                                         Guru Mapel
            NIP.                                                    NIP.

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr.wb

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena segala rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah media pembelajaran biologi yaitu mengenai
herbarium dan insektarium.

             Makalah ini disusun sesuai materi,guna menambah wawasan bagi yang
membacanya.Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat di kalangan pelajar.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini . Semoga
makalah  ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
                                                                                                    
Wassalamuallaikum wr.wb

Karanganyar,25 Oktober 2014

X MIA 5 ICT

DAFTAR ISI
1. Kata pengantar………………………………………………………………….
2. Daftar Isi ……………………………………………………………………..
3. BAB I Pendahuluan ………………………………………………………
          1.1. Latar Belakang ………………………………………………………
               1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………
          1.3. Tujuan Masalah ………………………………………………………
     4. BAB II Pembahasan ………………………………………………
5. BAB III Penutup ……………………………………………………………
          3.1. Kesimpulan……………………………………………………………..
          3.2. Saran …………………………………………………………………
6. Daftar Pustaka ……………………………………………………………
7. Lampiran ………………………………………………………………………

0.       
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
        Kegiatan kunjungan ini merupakan sarana untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan juga bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan, sebagai pengajaran
diluar kelas. Dengan kegiatan ini siswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat untuk melatih siswa agar dapat menyimpulkan apa yang dilihatnya dan
dituangkan dalam bentuk tulisan/laporan agar bermanfaat khususnya bagi para
pembacanya. Dan kami harapkan semoga dengan membuat Laporan ini, dapat
meningkatkan mutu pendidikan yang Produktif dan Inovatif.
       
1.2 Rumusan Masalah

1.2  Tujuan Penelitian


Untuk memenuhi Tugas Akhir Semester 1 Mata Pelajaran Biologi
Sebagai media pembelajaran siswa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Herbarium

            Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang di
keringkan,biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi. Istilah herbarium lebih
dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah
diawetkan (disebut juga spesimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana
material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan.

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data
mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun
geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi.

            Herbarium juga merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam
ilmu biologi tumbuhan. Herbarium merupakan koleksi kering yang dibuat berdasarkan
prosedur-prosedur tertentu dan memiliki kriteria-kriteria tersendiri.

Secara umum ada dua jenis herbarium,yaitu herbarium basah dan herbarium kering.
Herbarium yang baik selalu di sertai identitas pengumpul ( nama pengumpul atau kolektor
dan nomor koleksi).

Eksplorasi terhadap tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan


dengan tujuan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya tentang SDH. Hasil eksplorasi
sering dilengkapi  dengan pengambilan spesimen dan pencandraan terhadap ciri-ciri yang
ada padan-ya dan kemudian dilakukan pengawetan maupun pengkoleksian. Spesimen dan
data yang telah diperoleh kemudian dikumpul-kan dan diolah sebagai herbarium untuk
dijadikan sumber informasi dalam pengelolaan SDH.

Koleksi herbarium merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya bagi para ahli
taksonomi. Seringkali koleksi-koleksi herbarium disimpan dalam gedung-gedung yang
megah dilengkapi dengan peralatan kompleks dan dikelola para pakar taksonomi beserta
tenaga administrasi dan teknisi. Indonesia memiliki gedung herbarium Bogoriense yang
berada di kompleks Cibinong Science Center LIPI. Gedung herbarium ini merupakan
herbarium terlengkap dan tertua di Asia Tenggara, serta nomor tiga terbesar di
seluruh dunia.

Awetan specimen baik dalam herbarium kering maupun basah disimpan dan ditata
dalam ruang-ruang yang tersedia menurut masing-masing takson yang
diklasifikasikan oleh para ahli didalamnya. Semakin banyak jumlah koleksi
herbarium menuntut semakin banyak pula ruang-ruang dan tempat penyimpanan.

Data-data dan informasi yang ada pada herbarium sering dirujuk sebagai refference
untuk penelitian-penelitian. Mulai dari pengidentifikasian tumbuhan hasil studi
lapangan maupun pengambilan sampel dari spesimen untuk penelitian lanjutan.
Kegiatan ini sering memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak ketika harus
mencari spesimen yang dimaksud diantara “tumpukan” ribuan bahkan jutaan
koleksi herbarium yang ada. Tidak jarang pula terjadi kerusakan pada koleksi jika
akses secara manual ini dilakukan tidak dengan hati-hati. Ketidakpuasan sering
juga dialami para peneliti yang mencari informasi jika ternyata data dan informasi
pada herbarium tidak sesuai dengan harapannya.

Beberapa negara maju telah mengembangkan teknologi informasi bio-diversitas


berupa herbarium virtual untuk mengatasi berbagai kelemahan dan kerugian dari
pengaksesan data herbarium. Program ini tidak terlepas dari komputer dan akses
internet untuk pengaplikasiannya. Data-data yang ada pada koleksi herbarium fisik
dipindah kedalam suatu database dalam bentuk digital. Kemudian dilakukan
pengolahan data untuk digambarkan dalam herbarium virtual. Penggambaran data
ini meliputi nama tumbuhan atau spesimen, gambar tumbuhan, peralatan untuk
identifikasi, ciri dan diskripsi tumbuhan, informasi taksonomis dan ekologis dari
tumbuhan, serta distribusi tumbuhan dimana spesimen tersebut dapat ditemukan.

Herbarium virtual memungkinkan pengerjaan dalam herbarium lebih efisien,


pengaksesan data dapat dilakukan dari tempat manapun melalui akses internet
tanpa harus datang ke tempat koleksi herbarium fisik sehingga akses menjadi lebih
luas dan lebih cepat, menghemat waktu dan energi, dan herbarium fisik lebih
terjaga serta terhindar dari kerusakan.

          Dalam database suatu herbarium akan memuat beberapa data,sebagai contoh adalah
sebagi berikut :

Data Pada Spesimen

Data Koleksi:
     Takson

     Nama ilmiah   :  Platyzoma microphyllum

     Penemu           : R.Br

     Publikasi

-    judul            : Prodr


-    halaman       : 160
-    tanggal         : 1810
     Sinonim

  -    nama            : Gleichenia platyzoma


  -    penemu        : F.Muell
  -    publikasi      : Veg. Chatham.-Isl
  -    halaman       : 63
  -    tanggal         : 1864
  -    type : T        : Facing Island, Qld
     Ilustrasi           : S.B.Andrews

     Deskripsi          : kacang-kacangan pendek yang tumbuh mendatar dan merayap

                             seperti sporangia     dalam zone-zone di dalam distal.


     Gambar            :Tabel 5

     Lokasi              : Australia utara

0.  Habitat              : Berkembang dalam lahan-lahan berpaya-paya atau berpasir.


1.  Peta Persebaran: Peta 135
2.  Spesimen          : 14.4 km kearah utara Australia

Informasi tentang spesimen-spesimen biologi dalam herbarium, koleksi-koleksi universitas


dan contoh di alam sangat berharga. Akan tetapi, sangat susah untuk mengakses kecuali
jika itu disediakan online

2.2. Fungsi Herbarium


        
Material herbarium sangat penting artinya sebagai koleksi untuk kepentingan penelitian
dan identifikasi,hal ini dimungkinkan karena pendokumentasian tanaman dengan cara di
awetkan dapat bertahan lebih lama,fungsi herbarium yaitu :
-           bahan peraga pelajaran botani
-           bahan penelitian

-            alat pembantu identifikasi tanaman

-            bukti keanekaragaman

-           specimen acuan untuk publikasi spesies baru

-           sebagai pusat referensi

-            sebagai lembaga dokumentasi

-           sebagai pusat penyimpanan data

2.3. Manfaat Herbarium

  Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson


tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga
dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli
taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi
fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan
berperan dalam mengungkap kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang
sangat besar ini menuntut perawatan dan pe-ngelolaan spesimen harus dilakukan
dengan baik dan benar

2.4. Cara Membuat Herbarium

Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek
pembuatan herbarium. Specimen herbarium yang baik harus memberikan informasi
terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain,suatu koleksi
tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang
memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada specimen herbarium.

Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara


praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-spesimen
yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat berupa awetan kering dan awetan
basah. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium,sedangkan
untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya.
Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam
seluruh specimen dalam larutan formalin 4%.
Cara pembuatan herbarium  sangat mudah, apabila berikut ini adalah petunjuk untuk
membuat herbarium :
Alat dan bahan :
karton,kardus
kertas Koran
sasak dari bamboo/tripleks
sample tanaman
alat tulis
formalin
gelas ukur
gunting
akuades
kertas label
selotip transparan

cara kerja membuat herbarium :

ambil
1. salah satu tanaman atau bagian dari tanaman
cara
2. pertama,masukkan tanaman itu pada sasak bamboo yang telah di buat dan
keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya matahari.Cara kedua, atur
posisi tanaman pada lembaran Koran hingga rata. Lapisi lagi dengan beberapa
lembar Koran,tangkup dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang
sehingga tanaman terpress dengan kuat. Ganti Koran dengan yang kering setiap kali
Koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang ulang hingga tanaman benar
benar kering.
tanaman
3. dikatakan kering jika sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin
tanaman
4. yang akan di buat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap.
Jika bunganya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam amplop dan
selipkan pada herbarium
tempelkan
5. tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan menggunakan jahitan
tali/selotip.
lengkapi
6. keterangan yang terdapat pada collector book
pasang
7. etikenya

cara membuat awetan basah :

siapkan
1. specimen yang akan di awetkan
sediakan
2. formalin yang telah di encerkan sesuai dengan keinginan
masukkan
3. specimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah di
encerkan
tutup
4. rapat botol dan kemudian di beri label yang berisi nama spsimen tersebut dan
familinya.

2.5. Kelemahan dan Kelebihan Herbarium

     Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami
kerusakan akibat perawatan yang. Kurang memadai maupun karena frekuensi
pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, 
tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar; tidak bisa
diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh.
    

        Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap bahan praktikum
yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan. Cara pembutan yang tidak
terlalu sulit,dan memudahkan praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus
mengambil sample yang baru.

2.6. Cara Pengaplikasian di Kelas

Pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian-bagiannya diperlukan terutama untuk


memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa adanya sistem pengawetan yang
baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan dikoleksi dilapangan akan mengalami
kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.
Ciri khas dari kegiatan praktikum biologi adalah digunakannya makhluk hidup sebagai
obyek yang akan diamati. Makhluk hidup tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan atau
mikroba.
Cara pengaplikasian herbarium yaitu bisa langsung di bawa kedalam kelas ataupun
laboratorium sebagai bahan pelengkap praktikum. Dengan membawa herbarium di kelas
kita dapat dengan mudah untuk mempelajari,mengidentifikasi  suatu spesimen tertentu.

2.7. Macam-Macam Tanaman dan Keterangannya

A.     Physalis angulata (Ciplukan)


1.      Nama Ilmiah : Physalis angulata
      Nama Lokal : Ciplukan
4.    Klasifikasi
     Kingdom    : Plantae
     Divisi          : Spermatophyta
     Sub divisi   : Angiospermae
     Kelas          : Dicotyledonnae
     Ordo           : Solanales
     Famili         : Solanaceae
     Marga         : Physalis
     Spesies        : Physalis angulata

5.      Deskripsi
            Physalis angulata adalah tumbuhan herba anual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1
m. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berusuk,
berongga, bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. Daunnya
tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat
telur-bulat memanjang-lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-
membulat-meruncing), bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x 2,5-10,5 cm. Bunga
tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang
mengangguk, langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak
berbentuk genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan rusuk yang lembayung. Mahkota
berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda coklat atau
kuning coklat, di bawah tiap noda terdapat kelompokan rambut-rambut pendek yang
berbentuk V. Tangkai benang sarinya kuning pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru
muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, bakal buah 2 daun buah, banyak
bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning
jika masak, berurat lembayung, memiliki kelopak buah.
            Ciplukan adalah tumbuhan asli Amerika yang kini telah tersebar secara luas
di daerah tropis di dunia. Di Jawa tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun,
semak, hutan ringan, tepi hutan. Ciplukan biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian
antara 1-1550 m dpl.
            Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan
penurun demam. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul,
borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri
sering dimakan; untuk mengobati epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning.

B.     Pepaya (Carica papaya)


1.      Nama lokal            : Pepaya
Nama ilmiah    : Carica papaya

 2.     Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Subkelas          : Dialypetalae
Ordo                : Parietales

Famili              : Caricaceae
Genus              : Carica
Species            : Carica papaya

3.      Deskripsi
Pepaya mempunyai habitus berupa herba berkayu atau semak berbentuk pohon
dengan batang yang lurus, dengan tipe batang yang herbaceus. Bentuk batang tanaman
Pepaya bulat berongga serta bergetah dan terdapat bekas tangkai daun yang telah lepas
pada permukaan kulit batangnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan
yang monopodial.  Daun berjejal pada ujung batang batang, memilki tangkai daun yang
panjang dengan bangun/helaian daun yang bulat. Ujung daunnya runcing sementara
pangkal daunnya bulat, dengan tipe daun yang bercangap menyirip.
Pepaya merupakan tumbuhan poligami (polygamus) karena pada tumbuhan ini
terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci secara bersama-sama. Tajuk bunga
pada bunga jantan berbentuk terompet dan berwarna putih kekuningan. Tenda bunganya
keras dan berjumlah lima buah dan dilengkapi dengan kelopak yang terletak pada
lingkaran luar yang berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga
yang terdapat disebelah dalam. Bunga betina kebanyakan berdiri sendiri dengan daun
mahkota yang lepas atau hampir lepas serta berwarna putih kekuningan. Bakal buahnya
beruang satu.
Buah Pepaya berbentuk bulat telur memanjang, berdaging dan berisi cairan. Bijinya
banyak dan dibungkus oleh selaput yang berisi cairan dan di dalamnya berduri tempel
berjerawat. Daunnya yang muda dan terutama buah yang mentah berisi suatu enzim yang
dinamakan papaine, yang mempunyai sifat melarutkan putih telur (menghancurkan).
Aspek botani Pepaya yaitu buah yang sudah masak dapat dimakan, rasanya manis
bahkan ada pula yang terasa kurang manis/tawar, sementara buah yang masih muda,
bunga, maupun daunnya dapat dijadikan sebagai sayuran.
Pepaya yang digunakan sebagai herbarium oleh praktikan adalah Pepaya yang
masih muda dan belum berbuah, dengan tinggi 45cm, batang berongga berwarna hijau
muda, daunnya berwarna hijau tua. Spesies ini diperoleh di Desa Mendungan, Kelurahan
Pabelan, Kecamatan Kartosuro, Sukoharjo pada tanggal 21 Mei 2011.

C.     Solanum melongena (Terong Ungu)


1.      Nama Lokal           : Terong Ungu
       Nama Ilmiah         : Solanum melongena

2.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus              : Solanum
Species            : Solanum melongena

3.      Deskripsi
Terong merupakan tanaman perdu yang berhabitus annual, sistem perakarannya
adalah akar tunggang. Terong memiliki percabangan yang simpodial pada saat dewasa dan
monopodial pada saat muda. Arah tumbuh batangnya tegak lurus dengan batang yang
bulat dan permukaan yang kasar. Tata letak daunnya adalah berseling dan bagian-bagian
daunnya tidak lengkap. Bentuk daun dari terong adalah membulat dengan pangkal dan
ujung daun adalah berlekuk dan meruncing serta tepi daunnya memiliki torehan-torehan.
Bunga dari terong adalah bersifat tunggal dengan buahnya yang sejati.

D.     Euphorbia milii (Euphorbia)


1.      Nama Lokal          : Euphorbia
      Nama Ilmiah         : Euphorbia milii
2.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Classis             : Dicotyledoneae
Subclassis        : Apetalae
Ordo                : Euphorbiales
Family             : Euphorbiaceae
Genus              : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii

3.      Deskripsi
Euphorbia milii termasuk dala tumbuhan dicotyledoneae yang berarti berkepaing
dua. Termasuk tumbuhan terna dimana ketika masih muda batang berupa herba ketika
sudah tua batnagnya berkayu. Akar tunggang, daun tunggal dan duduknya berhadapan
sampai tersebar.
Bunga berwarna kuning kehijauan. Batang bergetah berwarna putih. Bunga
berkelamin dua. Bunga jantan dengan benang sari sama jumlahnyadengan daun-daun
hiasan bunga. Bunga betina dengan putik yang terdiri atas 3 daun buah dengan 3 tangkai
putik yang bebas berlekatan, bakal buah menumpang, beruang tiga, tiap ruang dengan 1
bakal biji. Buah biasanya buah kendaga. Biji dengan endosperm yang besar, lembaga
letaknya sentral.

E.      Mirabilis jalapa (Bunga pukul empat)


1.      Nama lokal            : Bunga Pukul Empat
       Nama ilmiah         : Mirabilis jalapa
2.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Nyctaginaceae
Genus              : Mirabilis
Spesies : Mirabilis jalapa

3.      Deskripsi
Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) merupakan tumbuhan yang berupa semak,
semusim, tinggi 50-80 cm. Batangnya tegak, bulat, permukan licin, pada buku tumbuh
daun dan cabang, putih. Akarnya tunggang dan putih. Daun termasuk daun tunggal, segi
tiga, panjang 5-8 cm lebar 5-10 cm, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata,
pertulangan menyirip, hijau keputih-putihan. Bunga tungal, bentuk terompet, di ujung
batang, benang sari enam, pipih, merah, tangkai sari melengkung ke dalam, panjang ± 3
cm, mahkota 5 cm, diameter 1-1,5 crn, daun pelindung bagian bawah menjadi satu, segi
tiga, ujung bertaju lima, kuning. Buahnya kecil, keras, permukaan berkerut, diameter ±5
mm,bagian dalam putih dan lunak, hitam, berbentuk telur, dapat di buat bedak.kulit
umbinya berwarna coklat kehitaman, bentuk bulat memanjang, panjang 7 cm-9 cm dengan
diameter 2 cm- 5 cm, isi umbi berwarana putih.

2.8. Morfologi dan Taksonomi Tumbuhan

Mimosa pudica  L.
I.Sistematika Bahan                                                      

Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Mimosales
Family             : Mimosaceae
Genus              : Mimosa
Spesies                        : Mimosa pudica  L    
                                      Putri malu (nama daerah)
                                           
II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
            Akar putri malu (Mimosa pudica  L.) termasuk akar tunggang (radix primaria) yang
berasal dari akar lembaga (radicula)    yang memiliki banyak serabut akar (fibrilla
radicalis) dan rambut-rambut akar (pilus radicalis) serta dilengkapi dengan tudung akar
(calyptra).

b. Batang
            Batang putri malu (Mimosa pudica  L.) tumbuh merayap di atas tanah, miring atau
tegak dengan tingginya 30-150 cm dan ditumbuhi buku-buku halus (pilus) yang agak
panjang dan duri (spina) yang keras. Batang  berwarna  hijau  dan  keras  serta  memiliki 
banyak cabang (ramus).

c.  Daun
            Daun putri malu (Mimosa pudica  L.) menyirip ganda (bipinnatus) dengan empat
atau dua pasang sirip yang tersusun di ujung tangkai ibu daun (petiolus communis). Ibu
tangkai  daun (petiolus communis) memiliki bulu halus dan tidak berduri, dengan panjang
2-3 cm.

d. Bunga
            Bunga putri malu (Mimosa pudica  L.) tidak terdapat kelopak bunga (calyx) ataupun
jika ada ukurannya sangat kecil. Daun mahkota (petala) berlekatan satu sama lain
(gamopetalous) dengan panjangnya 1,5-2 mm dan panjang benang sarinya 4,5-6 mm yang
berwarna merah jambu.

e. Buah
            Buah putri malu (Mimosa pudica  L.) tersusun agak rapat dan berupa karangan di
ujung tangkai dengan jumlah buah yang beragam. Panjang buah dapat berkisar  1-2 cm, 
lebarnya  kurang  lebih  4 mm.

f. Biji
Biji putri malu berbentuk bulat, biasanya berwarna hijau dan dipermukaan bijinya
dikelilingi duri” yang halus dsan biji putri malu apabila sudah tua berwarna kecoklatan.

Kyllinga monocephala R.

I. Sistematika Bahan
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Cyperales
Family             : Cyperaceae
Genus              : Kyllinga
Spesies            : Kyllinga monocephala R.    
                         Teki Udel-udelan (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
    Akar Teki udel-udelan ( Kyllinga monocephala R. ) merupakan rimpang pendek yang
beruas-ruas teratur. Akar udel-udelan  memiliki  percabangan  yang  merayap.  Rimpang 
yang  dimiliki  udel-udelan ini berwarna merah.

b. Batang
    Batang Teki  udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) memiliki bentuk persegitiga yang
tajam dengan tinggi batang 0,1-0,5 m. Warna pada  batang  udel-udelan  kerap  kali 
berwarna  hijau  dan biasanya batang udel-udelan tidak melakukan percabangan.

c. Daun
      Daun Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) memiliki panjang 2-4 cm dengan
bentuk garis sempit. Lebar daun  udel-udelan  ini  2-4 mm,  dan  juga  terdapat  daun 
pembalut  yang  menutupi pelepah dan bongkol semu yang berbentuk kerucut.

d. Bunga
        Bunga Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) berbentuk bulat yang berwarna
putih. Bunga udel-udelan ini biasanya duduk di ujung pucuk pangkal dan terdapat banyak
bulir.

e. Bulir
                      Bulir Teki udel-udelan (Kyllinga monocephala R. ) berbentuk bulat telur dengan
panjang 3-3,5 mm dan  berwarna coklat  muda  serta  berjerawat halus. Buahnya ini
terletak di tengah-tengah daun dan bunga.

Passiflora foetida L.

I. Sistematika Bahan

Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Violales
Family             : Passifloraceae
Genus              : Passiflora
Spesies            : Passiflora foetida L  
                          Rambusa (nama daerah)

           

II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
                      Akar rambusa (Passiflora foetida L.) bentuknya serabut, kuning kecoklatan dan
menjalar,akar rambusa biasanya menjalar pada tanaman lain.akar rambusa banyak
terdapat bulu – bulu halus.

b. Batang
            Batang rambusa (Passiflora foetida L.) tumbuh menjalar atau memanjat, agak lunak,
berpenampang bulat, di tumbuhi rambut-rambut yang rapat, panjangnya 1,5-5 m.
                                                 
c. Daun
            Daun rambusa (Passiflora foetida L.) helai daun berbentuk hati dengan tiga tonjolan
membulat yang ujungnya runcing, tonjolan di tengah lebih besar, permukaannya
berambut halus dan rapat, ukurannya 4,5-14,5 cm panjang dan 3,5-13 cm lebar, tangkai
daun berambut halus dan rapat, panjangnya 2-10 cm.

d. Bunga
                      Bunga rambusa (Passiflora foetida L.) tunggal, di ketiak daun, merupakan bunga
sempurna (hermaprodit), helaian ganda, kelopak lonjong, berlepasan, ujung
membulat,panjang 2-3 cm, hijau, benang sari jumlah banyak, ungu, mahkota berlepasan,
bentuk oval, ujung membulat.

e. Buah
            Buah rambusa (Passiflora foetida L.) buni, bulat, diameter 5-8 cm, permukaan licin,
sewaktu muda ungu, setelah tua kuning oranye.

f. Biji
Biji rambusa (Passiflora foetida L.) bentuk bulat pipih, berselaput keras, hitam.biji
rambusa di kelilingi oleh daging nya.

Asystasia intrusa Bl.

I. Sistematika Bahan
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Acanthales

Family             : Acanthaceae
Genus              : Asystasia
Spesies            : Asystasia intrusa Bl.
                          Rumput ganda rusa (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan


a. Akar
            Akar rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) termasuk sistem perakaran serabut.

b. Batang
                      Batang rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) tumbuh tegak ataupun serong,
tinggi 0,5-1,3 cm, membentuk cabang, batang segi empat dan terkadang menjalar.

c. Daun
            Daun rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) tepi daun bergelombang dengan
ujung daun runcing, pertulangan daun menyirip, daun berbentuk bulat telur dan tangkai
daun 1-3 cm.

d. Bunga
            Bunga rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) sumbu tangkai karangan bunga
segi empat, tersusun dalam tandan yang cukup rapat seperti bulir, mahkota bunga kuning
muda, tangkai bunga pendek.

e. Buah
            Buah rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) buah kotak berambut cukup tebal
dan bentuknya memanjang.

f. Biji
Biji rumput ganda rusa (Asystasia intrusa Bl.) kecil, berwarna hitam, dan     kebanyakan
4.

Paspalum conjugatum Berg.

I.Sistematika Bahan

Kingdom         : Plantae

Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Family             : Poaceae
Genus              : Paspalum
Spesies            : Paspalum conjugatum Berg.            
                          Jukut Pahit (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan


a. Akar
                      Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) merupakan akar serabut (radix
adventica) yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti
benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).

b. Batang
Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) agak pipih (phyllocladium) dengan
tinggi 20-75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak
(erectus) dan termasuk batang rumput (calmus). Permukaan batang berusuk (costatus)
dimana terdapat rigi-rigi yang membujur.

c. Daun
Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) memiliki helai daun berbentuk pita
(ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus). Serta berbulu di sepanjang tepinya dan
pada permukannya. Pangkal daun membulat (rotundatus), dengan panjang daun berkisar
2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak (repandus).

d. Bunga
Bunga Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) termasuk tumbuhan berbunga tunggal
(planta uniflora) yang tumbuh pada ujung batang (flos terminalis). Selain itu, ibu tangkai
bunga tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya.

Leersia hexandra Sw.

I.Sistematika Bahan

Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Poales
Family             : Poaceae
Genus              : Leersia
Spesies            : Leersia hexandra Sw.
                          Kalamenta (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan


a. Akar           
Akar kalamenta ( Leersia hexandra Sw. ) merupakan rimpang pendek yang beruas-ruas
teratur. Akar udel-udelan  memiliki  percabangan  yang  merayap.  Rimpang  yang 
dimiliki  udel-udelan ini berwarna merah.

b. Batang
Batang kalamenta (Leersia hexandra Sw.) batang pada pangkalnya kerap kali merayap
dan dapat berakar, tinggi 0,2-1,5 m, batang langsing, berongga, berusuk.

c. Daun
Daun kalamenta (Leersia hexandra Sw.) pelepah daun terasa kasar kalau digesek keatas,
lidah besar, panjang 4-9 mm. Helaian daun berbentuk garis, tepi kasar, hijau kebiruan,
cukup kaku.

d. Bunga
            Bunga kalamenta (Leersia hexandra Sw.) anak bulirnya bertangkai pendek ,pada
ujung cabang samping tersusun dalam baris yang rangkap, menutup secara genting
,termasuk pangkal yang membesar,panjangnya lebih kurang 4 mm,tangkai putik 2; kepala
putik besar,sekam dengan baris rambut sikat yang mengarah ke atas,tidak berjarum.

Emilia sonchifolia (L.) DC.

I. Sistematika Bahan                           
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Asterales
Family             : Compositae
Genus              : Emilia
Spesies            : Emilia sonchifolia (L.) DC.              
                          Temu Wiyang (nama daerah)

II. Morfologi Tumbuhan

a. Akar
            Akar Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) merupakan akar tunggang (radix
primaria) yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti
benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).

b. Batang
Batang Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) tegak lurus atau merunduk di dasar
dan seringkali bercabang, seringkali berwarna kuat keungu-unguan, tinggi mencapai 10-40
cm, bulat padat dan berwarna hijau, tangkai halus, kokoh, berbulu halus atau hempir
begitu, laticiferous, panjang antar buku 2-6 cm.

c. Daun
Daun Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) daun berwarna hijau di bagian atasnya,
lebih muda atau keungu-unguan di bagian bawah, rata atau sebagian bergigi, tersusun
memilin, melekat, 4-16 x 1-8 cm, yang lebih atas lebih kecil, daun yang lebih rendah
biasanya beroset; daun yang lebih rendah sebagian terlewati dengan tiba-tiba atau pada
akhirnya menjadi hampir sirkuler, bentuk ginjal atau bulat telur,
bersegi tiga-bulat telur atau bentuk telur sungsang bergigi pada bagian atasnya;

  daun yang lebih tinggi seringkali berbentuk lira berbagi, pada bagian yang jauh lebih
sempit menurun dengan beberapa gigi bersegi tiga dan bulat telur belah ketupat, kurang
lebih ujung baga bergigi kasar; daun atas memeluk batang, bentuk panah, seringkali
sedikit dan terkadang bergigi kasar; semua daunya lancip atau menyebar dari dasar
aurikel dan ujung agak tumpul, berbulu halus atau hampir begitu; daun yang lebih rendah
sedikit bertangkai, pada tanaman juwana seringkali dengan rambut putih jelas.

d. Bunga
Bunga Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) bongkol bunga heterogamous, di
ujung, pada awalnya berbentuk silinder, kemudian berdasar gelendut, panjang 8-17 mm,
beberapa bersamaan membentuk lepasan, biasanya beribu gagang malai rata ppanjang;
ibu gagang berbentuk silinder,berbulu halus, panjang 1.5-10 cm; pembalut berbentuk
silinder atau setengah tumpul, daun gagang 7-10, beruntutan tunggal, bergaris tepi tembus
cahaya, tegak lurus, berpautan, kemudian bebas dan terterum tanpa daun gagang kecil
sebagai dasar, dengan ujung segitiga, agak lurus melebar, pada akhirnya menjadi
cembung.

e. Biji
            Biji Temu Wiyang (Emilia sonchifolia (L.) DC.) yang masak berwarna kehitam-
hitaman, panjangnya 1,5-3 mm, permukaanya berambut halus dan pendek, di puncaknya
terdapat karangan bulu halus/papus berwarna putih panjangnya 3-7 mm.

di Desember 07, 2014 Tidak ada komentar:

Berbagi

Anda mungkin juga menyukai