Anda di halaman 1dari 6

1.

Judul Jurnal/Artikel Model Pendidikan Karakter Kewirausahaan di Sekolah


Penelitian Menengah Kejuruan

2. Nama Penulis Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. dan Dr. Nuryadin
Eko Raharjo, M.Pd.

3. Nama Jurnal, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volume 21,


Volume, Nomor Nomor 2, Oktober 2012. Nomor ISSN 2477-2410. SK no.
Penerbitan 0005.24772410/JI.3.1/SK.ISSN/2015.

4. Identifikasi Masalah Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis


menunjukkan bahwa :
a. Kebijakan dari kementrian pendidikan dan
kebudayaan yang menempatkan SMK sebagai salah
satu lembaga yang dimanfaatkan untuk
menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.
b. SMK seharusnya dapat menghasilkan lulusan yang
dapat menciptakan lapangan kerja dan berkarakter
wirausaha sehingga dapat menjawab tantangan
kebutuhan kerja.
c. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di SMK
belum dilakukan secara sinergis sehingga tingkat
efisiensinya masih rendah.
d. Pengembangan kewirausahaan di SMK harus
dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya dalam
hard skill saja tetapi justru ditekankan pada
pengembangan soft skill dibidang kewirausahaan.

5. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah model pendidikan karakter
kewiausahaan yang cocok atau sesuai untuk
diterapkan di SMK?

6. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh model
pendidikan yang sesuai untuk melaksanakan pendidikan
karakter kewirausahaan di SMK.

7. Desain/Jenis Penelitian tentang pendidikan karakter


Penelitian kewirausahaan melalui kultur sekolah di SMKN 2 Depok ini
akan dilakukan menggunakan metode pendekatan kualitatif
dengan menggunakan pendekatan grounded theory.

Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang


sesuai untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan kultur
seperti yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Sedangkan
pendekatan grounded theory adalah teori yang diperoleh
secara induktif dari kajian terhadap fenomena-fenomena
yang terjadi dalam lingkungan penelitian.

Melalui proses induktif tersebut suatu teori yang


ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan untuk sementara
waktu melalui pengumpulan data yang sistematis dan
analisis data mengenai fenomena tersebut. Oleh karena itu
pengumpulan data, analisis, dan teori mempunyai hubungan
timbal balik satu sama lain.

8. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini dipilih dengan menggunakan


teknik snowball sampling melalui peraturan setting : tempat,
perilaku, dan kegiatan. Dimana didalamnya mencakup :
siswa, kepala sekola, wali kelas, guru/pengelola, dan
karyawan. Adapun yang menjadi informan kunci dalam
penelitian ini terbagi menjadi infoman kunci utama (primer)
dan informan kunci pendukung (sekunder).

1. Informan kunci primer terdiri dari :


a) Kepala sekolah sebagai key person dalam
pengembangan kultur kewirausahaan di
SMK melalui proses internalisasi
karakter kewirausahaan ke dalam kultur
sekolah.
b) Wakil kepala sekolah yang mendapatkan
delegasi langsung dari kepala sekolah
sesuai dengan tugas dan kewenangannya
masing-masing.
c) Siswa SMK yang sudah mengikuti mata
pelajaran kewirausahaan.
d) Guru pengajar, yaitu guru yang menjadi
informan kunci adalah guru yang
mengajar kewirausahaan, guru wali
kelas, dan guru ketua program studi.

2. Informan kunci sekunder terdiri dari :


a) Guru-guru umum dan tenaga non-
kependidikan

Penjaringan informan dilakukan dengan teknik


snowball. Cara ini digunakan karena peneliti tidak banyak
tahu tentang responden penelitiannya. Peneliti hanya tahu
satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya dapat
dijadikan responden. Karena nantinya dibutuhkan
responden yang lebih banyak lagi, maka informasi siapa
responden berikutnya dimintakan petunjuk dari responden
sebelumnya untuk menunjukkan orang lain yang kira-kita
bisa dijadikan responden (Patton, 2002:237)

9. Teknik Pengumpulan Sesuai fokus penelitian dan pendekatan yang di pilih,


Data maka dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan
adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Dalam
pengumpulan data, prinsip yang ditekankan dalam
penelitian kualitatif yang menjadi perhatian peneliti adalah:
1. Prinsip Emik dan Etik
Dimana teknik pengumpulan data secara
obyektif lebih mengutamakan sudut pandang
subjek, yang artinya penelitian mendeskripsikan
ide, gagasan pemikiran atau pemikiran-
pemikiran lain berdasarkan pernyataan subyek
(prinsip emik). Namun demikian untuk kasus-
kasus tertentu dimana peneliti berudaha
membuat penyimpulan dengan tanpa
mengabaikan esensi makna fenomena (prinsip
etik).
2. Prinsip Holistik
Prinsip ini mengacu pada pengumpulan data
yang utuh, lengkap, dan kontekstual.
3. Prinsip Kekonsistenan
Prinsip ini menyangkut konsistensi dalam hal
sistem pengamatan, penentuan struktur
penjelasan dan kode pengkategorian.

10. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang akan


digunakan untuk mengumpulkan data yang mencakup
proses penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi : Lembar pengamatan atau observasi, angket
tentang minat kewirausahaan, lembar catatan lapangan, dan
dokumentasi.

Kebijakan dari kementrian pendidikan dan


kebudayaan yang menempatkan SMK sebagai salah satu
lembaga yang dimanfaatkan untuk menurunkan tingkat
pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu SMK perlu
mengupayakan agar lulusannya mampu bersaing dalam
mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja,
dan mampu bersaing di dunia kerja. Pembangunan karakter
dan budaya termasuk budaya kewirausahan di SMK kembali
ditekankan oleh pemerintah melalui UU. No. 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) tahun 2005-2025 dimana pendidikan karakter
ditempatkan sebagai landasan ntuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, brbudaya dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.” Oleh karena itu penanaman
jiwa kewirausahaan dan metodologi pendidikan yang lebih
mengembangkan aspek kewirausahaan perlu ditanamkan
dilingkungan sekolah.
Pembentukan karakter melalui rekayasa faktor
lingkungan (kultur sekolah) dapat dilakukan melalui
strategi :
1. Keteladanan
2. Pembelajaran dikelas dan diluar kelas
3. Pembuudayaan melalui kultur sekolah, dan
4. Penguatan

SMKN 2 Depok Sleman sudah melakukan melalui


berbagai strategi pendidikan karakter kewirausahaan diatas.
Imlpementasi pendidikan kewirausahaan di SMKN 2
Depok Sleman ini sesuai dengan model pendidikan
kewirausahaan dari Puskur, Balitbang Kemendiknas yaitu
pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat
dilakukan melalui berbagai upaya yang meliputi :
a) Menanamkan pendidikan kewirausahaan
kedalam semua mata pelajaran, bahan ajar,
ekstrkulikuler, maupun pengembangan diri
b) Mengembangkan kurikulum pendidikan yang
memberikan muatan pendidikan kewirausahaan
yang mampu meningkatkan pemahaman tentang
kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan
keterampilan/skill berwirausaha.
c) Menumbuhkan budaya berwirausaha
dilingkungan sekolah melalui kultur sekolah,
dan didukung dengan muatan lokal.

Pendidikan kewirausahaan di SMKN 2 Depok


Sleman juga sesuai dengan teori pendidikan karakter dari
Kementrian Pendidikan Nasional RI. Dimana dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas, pengembangan karakter
di laksanakan denfan menggunakan pendekata terintegrasi
dalam semua materi pelajaran. Pendidikan karakter
dikembangkan sebagai dampak pembelajaran dan dampak
penggiring. Dalam hal ini, semua warga sekolah (pimpinan
sekolah, pendidik, siswa, tenaga kependidikan bahkan
penjaga sekolah dan pengelola warung sekolah), orang tua
siswa , dan pengemuka masyarakat perlu bekerjasama
dalam melaksanakan program pendidikan karakter ini.
Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan
karakter memiliki peran yang sangat penting karena
perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses
pendidikan karakter sangat ditentukan oleh faktor
lingkungan ini. Dengan kata lain penbentukan dan rekayasa
lingkungan mencakup lingkungan fisik dan budaya
sekolah, manajemen sekolah, kurikulum, pendidik, dan
metode mengajar dimana semuanya saling bekerja sama
agar mampu bersaing dan mengikuti perubahan dunia luar
dengan tetap memegang kuat nilai-nilai luhur budaya.

11. Teknik Analisis Data Secara garis besar, komponen dalam analisis data
dalam penelitian ini mengadopsi pemikiran Miles dan
Huberman (1994:10) yaitu mencakup aktivitas yang
berlangsung bersamaan seperti reduksi sata, penyajuan data,
dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Seperti yang
dijelaskan pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Komponen Analisis Data

Pada gambar diatas tampak bahwa kegiatan reduksi


data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
seperti pembuatan ringkasan, kode, penelusuran tema,
membuat catatn-catatan. Reduksi data diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
(kasar) yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan.Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis
adalah penyajian data. Miles dan Huberman membatasi
suatu (penyajian) sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Kegiatan analisis ketiga yang
penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.

12. Ringkasan/Simpulan Sebagai salah satu lembaga yang dimanfaatkan


untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia
SMK dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan yang
dapat menciptakan lapangan kerja dan berkarakter
wirausaha sehingga dapat menjawab tantangan kebutuhan
kerja. Untuk itu dibutuhkan penanaman pendidikan
karakter yang lebih matang terutama dalam bidang
wirausaha kepada para siswa/siswi SMK seperti
pembetukan karakter melalui rekayasa faktor lingkungan
(kultur sekolah). SMKN 2 Depok Sleman sudah mulai
mengimplementasikan pendidikan karakter kewirausahaan
menggunakan berbagai pendekatan antara lain :
1. Keteladanan
2. Pembelajaran dikelas dan diluar kelas
3. Pembuudayaan melalui kultur sekolah, dan
4. Penguatan

Konsep pengembangan model pendidikan karakter


kewirausahaan untuk SMK dari hasil penelitian ini
mencakup pendidikan karakter kewirausahaan yang
terintegrasi antara pendidikan karakter dengan pendidikan
kewirausahaan. Pelaksanaannya dilakukan dengan
mengakomodasi intervensi kultural, struktural dan figur
yang pelaksanaannya mencakup :
1. Pembelajaran dikelas yang terdiri dari pelajaran
kewirausahaan, integrasi semua mata pelajaran
dan muatan lokal
2. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, yang
terdiri dari praktik kewirausahaan seperti
koperasi siswa, praktik pelajaran produktif,
olahraga, karawitan, teather, kaligrafi, pecinta
alam, peleton inti, Karya Ilmiah Remaja (KIR)
dan sebagainya.
3. Pembelajaran melalui kultur sekolah yang
meliputi penugasan, pembiasaan, pelatihan,
pengajaran, pengarahan,dan keteladanan.
4. Pembelajaran memalui kegiatan di
rumah/masyarakat dengan mengoptimalkan
peran orangtua, masyarakat, dan komite
sekolah.

Dalam hal ini faktor lingkungan dalam konteks


pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting
karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari
proses pendidikan karakter sangat ditentukan oleh faktor
dari lingkungan ini. Dengan kata lain bahwa pembentukan
dan rekayasa lingkungan yang mencakup lingkungan fisik
dan budaya sekolah, manajemen seklah, kurikulum,
pendidik, dan metode mengajar.

Anda mungkin juga menyukai