Anda di halaman 1dari 21

Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Selasa 30 April 2019

Delapan Pembelajaran Dalam Pendidikan Teknologi dan


Kejuruan
Fransisca Ayu (062) ǀ Shintia Rica (063) ǀ Devinta Hanif (064)

1. Pembelajaran Berbasis Dunia Kerja (Work Based Learning)


Banyak definisi yang dikemukakan berkait pengertian work-based
learning.Sering work-based learning dipertukarkan dengan work-related
learning (Connor,2006). Beberapa definisi menjelaskan bahwa work-based
learning sebagai semua bentuk pembelajaran melalui tempat kerja, apakah
berwujud pengalaman kerja (work experience) atau kerja dalam bimbingan
(work shadowing) dalam waktu tertentu. Definisi lain menyatakan bahwa
WBL adalah semua pembelajaran yang terjadi sebagai hasil aktivitas
ditempat kerja (Little, 2006).
Menurut Budimansyah (2002: 117) Model Pembelajaran Work
Based Learning yang Menekankan pada Penggunaan Portofolio
mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Keunggulan Kelemahan
1. Dapat menutupi proses kekurangan 1. Membutuhkan waktu yang relatif
proses pembelajaran. Seperti lama
keterampilan memecahkan
masalah, mengemukakan pendapat,
berdebat, menggunakan berbagai
sumber informasi, mengumpulkan
data, membuat laporan dan
sebagainya.
2. Membantu guru melakukan 1. Memerlukan ketekunan, kesabaran
penilaian secara adil, objektif, dan keterampilan guru
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

transparan dan dapat dipertanggung


jawabkan.
3. Meningkatkan peran serta peserta 2. Memerlukan adanya jaringan
didik secara katif dalam kegiatan
komunikasi yang erat antara siswa,
pembelajaran.
guru, sekolah.
3. Meningkatkan dan
mengembangkan wawasan siswa
mengenai isu atau masalah
kemasyarakatan atau lingkungan
nya.
4. Mendidik siswa memiliki
kemampuan merefleksi pengalaman
belajarnya, sehingga siswa
termotivasi untuk belajar lebih baik
.

Menurut Fahtuhurroman (2015:152) yang dimaksud Model


Pembelajaran Work Based Learning yang Menekankan pada Penggunaan
Portofolio adalah penerapan model berbasis yang berpusat pada peserta didik,
dengan demikian model ini menganut prinsip belajar peserta didik aktif.
Aktivitas peserta didik hamper diseluruh proses pembelajaran.

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan


pembelajaran Berbasis Dunia Kerja :
Cocok diterapkan pada mata pelajaran berbasis praktik.Pembelajaran
berorientasi pengalaman (aktivitas siswa)

2. Pembelajaran Berorientasi Pengalaman (Experimental-Based


Learning)
Model pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan proses
pembelajaran yang mendorong dan mengembangkan keaktifan siswa dalam
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

pemahaman konsep maupun teori melalui berbagai aktivitas pengalaman pada


berbagai lingkungan belajar, yaitu lingkungan di dalam sekolah dan di luar
sekolah.
Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas peserta didik penerapannya dalam kegiatan pembelajaran :
Keunggulan Kelemahan
 Dalam strategi pembelajaran yang  Dalam kegiatan pembelajaran
berorientasi pada siswa ini dengan menggunakan strategi
menekankan kepada aktivitas siswa pembelajaran yang berorientasi
secara optimal, yaitu bahwa ada pada aktifitas siswa aktif dan
keseimbangan antara aktivitas fisik, tidak aktifnya siswa berpartisipasi
mental, emosional juga aktivitas dalam kegiatan pembelajaran
intelektual. Dengan tujuan untuk hanya siswa yang mengetahuinya
memperoleh hasil belajar berupa secara pasti. Karena keaktifan
perpaduan antara aspek kognitif, siswa ada yang dapat diamati
afektif, dan psikomotor secara secara langsung seperti
seimbang. mengerjakan tugas, berdiskusi,
megumpulkan data dan lainnya.
Namun ada hal yang tidak dapat
diamati seperti kegiatan
mendengarkan dan menyimak.
 Siswa berperan sebagai subjek  Keberhasilan strategi
pendidikan bukan objek pendidikan pembelajaran yang berorientasi
yang harus dijejali dengan berbagai pada aktifitas siswa sangat
informasi, melainkan siswa tersebut tergantung kepada apa yang
mengolah informasi tersebut dan dimiliki oleh guru seperti
mengaplikasikannya atau kemampuan guru, sikap
menghubungkannya dengan profesionalitas guru, latar
kehidupan. Sehingga melalui belakang pendidikan dan
pembelajaran yang berorientasi pengalaman mengajar guru.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

pada aktivitas siswa ini siswa tidak Karena hal-hal tersebut yang
hanya dituntut untuk menguasai sangat menentukan bagaimana
sejumlah informasi, tetapi juga guru bisa menjalankan perannya
bagaimana memanfaatkan informasi sebagai penunjuk dan fasilitator
itu untuk kehidupannya. Dan sehingga guru dapat
menjadikan siswa adalah subjek memfasilitasi siswanya untuk
yang memiliki potensi untuk dapat belajar. Tanpa hal-hal yang harus
dikembangkan. dimiliki oleh guru tersebut dapat
dipastikan proses kegiatan
pembelajaran tidak akan berhasil
dengan baik.
 Dalam strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa
guru tidak berperan sebagai satu-
satunya sumber belajar yang
bertugas menuangkan materi
pelajaran kepada siswa, akan tetapi
guru berperan sebagai penunjuk dan
fasilitator dalam memanfaatkan
sumber belajar. Yang lebih penting
lagi bahwa peran guru adalah
memfasilitasi agar siswa belajar.
 Dalam strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktifitas siswa
guru dan siswa sama-sama berperan
sebagai subjek belajar yang
membedakan hanyalah tugasnya
masing-masing.
 Kegiatan pembelajaran lebih
bermakna dan efisien karena siswa
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

berpartisipasi dalam kegiatan


perumusan tujuan pembelajaran dan
pengambilan kesimpulan.

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan


pembelajaran Berorientasi Pengalaman :
Cocok diterapkan dalam pelajaran praktik atau teori yang merangsang
keaktifan siswa.

3. Pembelajaran Kostektual (Contextual Based Learning)


Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:5) menyatakan:
“Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi
(reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).”
Jadi, pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi pelajaran dengan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa dituntut menemukan dan mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan baru sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Dengan demikian, siswa akan lebih memahami dan lebih memaknai
pengetahuannya itu.

Keunggulan Kelemahan
4. Memberikan kesempatan pada 1. Dalam pemilihan informasi atau
sisiwa untuk dapat maju terus materi dikelas didasarkan pada
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

sesuai dengan potensi yang kebutuhan siswa padahal didalam


dimiliki sisiwa sehingga sisiwa kelas itu tingkat kemampuan
terlibat aktif dalam PBM. siswanya berbeda-beda sehinnga
guru akan kesulitan dalam
menetukan materi pelajaran karena
tingkat pencapaianya siswa tadi
tidak sama.
5. Siswa dapat berfikir kritis dan 2. Tidak efisien karena membutuhkan
kreatif dalam mengumpulkan data, waktu yang agak lama dalam PBM
memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru
dapat lebih kreatif
3. Menyadarkan siswa tentang apa 6. Dalam proses pembelajaran dengan
yang mereka pelajari. model CTL akan nampak jelas
antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang
kemudian menimbulkan rasa tidak
percaya diri bagi siswa yang kurang
kemampuannya.
7. Pemilihan informasi berdasarkan 4. Bagi siswa yang tertinggal dalam
kebutuhan siswa tidak ditentukan proses pembelajaran dengan CTL
oleh guru. ini akan terus tertinggal dan sulit
untuk mengejar ketertinggalan,
karena dalam model pembelajaran
ini kesuksesan siswa tergantung dari
keaktifan dan usaha sendiri jadi
siswa yang dengan baik mengikuti
setiap pembelajaran dengan model
ini tidak akan menunggu teman
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

yang tertinggal dan mengalami


kesulitan.
5. Pembelajaran lebih 8. Tidak setiap siswa dapat dengan
menyenangkan dan tidak mudah menyesuaikan diri dan
membosankan. mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan penggunaan model
CTL ini.
6. Membantu siwa bekerja dengan 9. Kemampuan setiap siswa berbeda-
efektif dalam kelompok. beda, dan siswa yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk
mengapresiasikannya dalam bentuk
lesan akan mengalami kesulitan
sebab CTL ini lebih
mengembangkan ketrampilan dan
kemampuan soft skill daripada
kemampuan intelektualnya.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang 10. Pengetahuan yang didapat oleh
baik antar individu maupun setiap siswa akan berbeda-beda dan
tidak merata.

11. Peran guru tidak nampak terlalu


penting lagi karena dalam CTL ini
peran guru hanya sebagai pengarah
dan pembimbing, karena lebih
menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi,
mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan


pembelajaran pendekatan kontekstual :
Mata pelajaran yang cocok digunakan untuk diteapkan model
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah seperti : mata pelajaran
Matematika, IPA, PAI, dan Pengetahuan Sosial.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning-PBL) adalah
konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan
(bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata (Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, 2007: 181).

Ciri Utama PBL menurut Bridges (1992) dan Charlin (1998), antara lain:
1. Pembelajaran berpusat pada masalah.
2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya
yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja profesional
mereka di masa depan.
3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses
pembelajaran disusun berdasarkan masalah.
4. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka
sendiri.
5. Siswa aktif dengan proses bersama.
6. Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
7. Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan
pengetahuan.
8. Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

Karakteristik PBL, yaitu:


1. Melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif,
kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri.
2. Dapat dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta
didik.peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan,
kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator
(guru).
3. Menyarankan kepada peserta didik untuk mencari atau menentukan
sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
4. Memberikan tantangan kepada peserta didik untuk belajar sendiri.
Peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan
dengan sedikit bimbingan atau arahan guru.
5. Pembelajaran Berbasis Usaha (Teaching Factory Learning)

Pembelajaran berbasis masalah dimulai dari langkah perencanaan,


investigasi, dan penyajian hasil. Langkah perencanaan meliputi mempersiapkan
siswa untuk berperan sebagai self-directed problem solvers yang dapat
berkolaborasi dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada situasi yang dapat
mendorong mereka untuk menemukan masalah, dan meneliti hakikat
permasalahan yang disiapkan serta mengajukan hipotesis rencana penyelesaian
masalah. Langkah investigasi mencakup mengeksplorasi berbagai cara
menjelaskan kejadian serta implikasinya, dan mengumpulkan serta
mendistribusikan informasi. Langkah penyajian hasil digunakan untuk
menyajikan temuan-temuan.

Keunggulan Kelemahan
1. Mengembangkan pemikiran kritis 1. Kurang terbiasanya peserta didik
dan ketrampilan kreatif. dan pengajar dengan metode ini
sehingga pesertadidik dan pengajar
masih terbawa kebiasaan metode
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

konvensional, pemberian materiterjadi


secara satu arah.
2. Meningkatkan kemampuan 2. Kurangnya waktu pembelajaran
memecahkan masalah. dimana PBL terkadang membutuhkan
waktu yanglebih banyak karena
peserta didik terkadang memerlukan
waktu untuk menghadapi persoalan
yang diberikan. Sementara, waktu
pelaksanaan PBL harus
disesuaikandengan beban kurikulum.
3. Meningkatkan motivasi belajar 3. Menurut Fincham et al. (1997)
siswa. “PBL tidak menghadirkan kurikulum
baru tetapi lebih pada kurikulum yang
sama melalui metode pengajaran yang
berbeda,” (hal. 419)
4. Membantu siswa mentransfer 4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu
pengetahuan dengan situasi baru. apa yang mungkin penting bagi
mereka untuk belajar, terutama di
daerah yang mereka tidak memiliki
pengalaman sebelumnya.
5. Dapat mendorong siswa mempunyai 5. Seorang guru mengadopsi
inisiatif untuk belajar secara pendekatan PBL mungkin tidak dapat
mandiri. untuk menutup sebagai bahan
sebanyak pembelajaran berbasis
konvensional. PBL bisa sangat
menantang untuk melaksanakan,
karena membutuhkan banyak
peren"anaan dankerja keras bagi guru.
Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru
untuk “melepaskan kontrol” dan
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

menjadi fasilitator, mendorong siswa


untuk mengajukan pertanyaan yang
tepat daripada menyerahkan mereka
solusi.
6. Mendorong kreativitas siswa dalam
pengungkapan penyelidikan
masalah yang telah ia lakukan.
7. Dengan PBL akan terjadi
pembelajaran bermakna.
8. Dalam situasi PBL, siswa
mengintegrasikan pengetahuan
danketerampilan secara simultan
dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan.
9. PBL dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerja, motivasi internal untuk
belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan


pembelajaran berbasis masalah :
PBL dapat diterapkan misalnya pada saat praktek pemasangan
bouwplank. Guru memberikan pertanyaan kontektual yang berkaitan dengan
job sheet cara pemasangan bouwplank, yaitu “Bagaimana caranya agar benang
antar patok dapat siku satu dengan yang lainya apabila tidak menggunakan alat
penyiku?”. Dilanjutkan guru menjelaskan gambar job sheet yang harus
dikerjakan siswa. Guru membagi siswa ke dalam beberpa kelompok dan
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

meminta setiap kelompok untuk menyelesaikan job sheet yang telah diberikan
berdasarkan ide dari kelompoknya sendiri.

5. Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning)


Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning-PjBL) adalah
metode pembelajaran yang sistematik yang melibatkan siswa dalam
mempelajari pengetahuan dasar dan kecakapan hidup melalui perluasan, proses
penyidikan, pertanyaan autentik, perancangan produk, dan kegiatan yang
seksama (Gora dan Sunarto, 2010: 119).
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran
berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Karakteristik PjBL:
1. Pengorganisasian masalah/pertanyaan dimana pembelajaran
haruslah mengembangkan pengetahuan atau minat siswa.
2. Memiliki hubungan dengan dunia nyata dimana konteks
pembelajaran yang bermakna dan autentik.
3. Menekankan pada tanggung jawab siswa dimana para siswa harus
mengakses informasi mereka sendiri dan mendesain proses untuk
memperoleh solusi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Asesmen (penilaian) dimana produk final bukan dalam bentuk tes,
tetapi berbasis proyek, laporan, dan kinerja siswa. Melalui PjBL,
proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun
(a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek


(materi) dalam kurikulum.

Karena masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang


berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada
para peserta didik untuk memilih materi yang akan dikerjakan sendiri atau
secara kelompok. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa tentang
bagaimana belajar dengan melakukan (learning by doing), belajar bersama
(learn together), belajar menyelesaikan konflik dalam kelompok, menanamkan
pemahaman, mengembangkan kreativitas, belajar sesuai kebutuhan,
membangun jejaring, dan memublikasikan penemuan dan pemikiran.

Keunggulan Kelemahan
1. Meningkatkan motivasi, kemampuan 1. Memerlukan banyak waktu untuk
pemecahan masalah, kolaborasi, menyelesaikan masalah.
keterampilan peserta didik untuk belajar
dan mengelola sumber.
2. Membuat peserta didik menjadi lebih 2. Membutuhkan biaya yang cukup
aktif dan berhasil memecahkan banyak.
problem-problem yang kompleks
3. Mendorong peserta didik untuk 3. Banyak instruktur yang merasa
mengembangkan dan nyaman dengan kelas tradisional, di
mempraktikkan keterampilan mana instruktur memegang peran
komunikasi utama di kelas.
4. Memberikan pengalaman 4. Banyaknya peralatan yang harus
pembelajaran dan praktik kepada disediakan.
peserta didik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

5. Menyediakan pengalaman belajar 5. Peserta didik yang memiliki


yang melibatkan peserta didik secara kelemahan dalam percobaan dan
kompleks dan dirancang untuk pengumpulan informasi akan
berkembang sesuai dunia nyata. mengalami kesulitan.
6. Melibatkan para peserta didik untuk 6. Ada kemungkinan peserta didik
belajar mengambil informasi dan yang kurang aktif dalam kerja
menunjukkan pengetahuan yang kelompok.
dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia
nyata.
7. Membuat suasana belajar menjadi 7. Ketika topik yang diberikan kepada
menyenangkan, sehingga peserta masing-masing kelompok berbeda,
didik maupun pendidik menikmati dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
proses pembelajaran. memahami topik secara keseluruhan.

PjBL dapat diterapkan misalnya pada saat praktek kayu. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk membuat sebuah produk furniture. Dalam
proses pembelajaran siswa dituntut saling bekerja sama mulai dari proses
perencanaan desain, pelaksanaan, dan finishing. Selain pada mata pelajaran
praktek, PjBL juga dapat diterapkan pada mata pelajaran mengambar. Misalnya
siswa diberikan penugasan berupa proyek akhir untuk menghasilkan desain
rumah dua lantai sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

6. Pembelajaran Berbasis Usaha (Teaching Factory Learning)


Teaching Factory Learning (TEFA) adalah pembelajaran yang
berorientasi bisnis dan produksi, atau suatu proses keahlian atau keterampilan
yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja
baku menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen.
TEFA merupakan respon terhadap perubahan paradigma kebutuhan terhadap
lulusan pendidikan kejuruan yang terus berkembang, di mana yang semula
berorientasi menjadi pekerja, berkembang menjadi entrepreneurship-oriented.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

TEFA juga merupakan suatu konsep pembelajaran dalam suasana nyata,


sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan DUDI
dan kompetensi yang diperoleh pada pendidikan kejuruan.
Hal ini berarti pembelajaran berbasis usaha merupakan pembelajaran
gabungan antara pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran berbasis produksi untuk menghasilkan produk, baik berupa
barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen, serta dapat
dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat.
Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui wahana belajar sambil berbuat (learning by
doing), sehingga dapat:
1. Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan bagi lulusan,
2. Memberikan kontribusi meningkatkan daya saing bagi DUDI, dan
3. Untuk memfasilitasi dan mempromosikan sekolah. Produk maupun jasa
yang dihasilkan harus memenuhi kriteria yang layak jual sehingga dapat
menghasilkan nilai ambah untuk sekolah (Direktorat PSMK, 2008).

Keunggulan Kelemahan
1. Lulusan memiliki entrepreneurship- 1. Memerlukan banyak waktu
oriented
2. Dapat menjembatani kesenjangan 2. Membutuhkan biaya yang cukup
kompetensi antara kebutuhan DUDI banyak.
dan kompetensi yang diperoleh pada
pendidikan kejuruan
3. Gabungan antara pendekatan 3. Banyaknya peralatan yang harus
pembelajaran berbasis kompetensi disediakan.
dan pembelajaran berbasis produksi
4. Memberikan pengalaman 4. Produk maupun jasa yang
pembelajaran dan praktik kepada dihasilkan harus memenuhi kriteria
peserta didik dalam mengorganisasi yang layak jual sehingga dapat
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

proyek, dan membuat alokasi waktu menghasilkan nilai ambah untuk


dan sumber-sumber lain seperti sekolah. JIka tidak, maka tidak akan
perlengkapan untuk menyelesaikan laku di pasaran.
produk/jasa.
5. Menyediakan pengalaman belajar
berwirausaha yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai
kebutuhan di dunia nyata.
6. Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.

Contoh penerapan pembelajaran TEFA ini ialah di SMK Solo dan SMK
Purworejo. Di SMK Solo siswa melakukan TEFA dengan memproduksi secara
masal mobil yang sering disebut sebagai “Mobil Esemka” sedangkan di SMK
Purworejo sendiri, TEFA yang dilakukan ialah dengan pembelajaran produksi
furniture. Selain untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan siswa,
pembelajaran ini juga membagun jiwa wirasuaha. Sehingga harapannya setelah
lulus, orientasi lulusan tidak hanya sebagai pekerja tapi juga bisa berwirausaha.

7. Pembelajaran Kooperativ (Cooperative Learning)


Pengertian cooperative learning menurut para ahli, menurut Slavin
dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur
kelompok heterogen.
Sedangkan Cooperative learning menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk
pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi,


jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu
satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif,
para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang,
dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda
untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar
belajar semua anggota maksimal.

KELEBIHAN :
Kelebihan model pembelajaran kooperatif menurut Hill and Hill
(dalam Hobri, 2009:49) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan prestasi siswa
b. Memperdalam pemahaman siswa
c. Menyenangkan siswa
d. Mengembangkan sikap kepemimpinan
e. Mengembangkan sikap positif siswa
f. Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri
g. Membuat belajar secara inklusif
h. Mengembangkan rasa saling mememiliki
i. Mengembangkan keterampilan masa depan

Selanjutnya Jarolimek & Parker (dalam Isjoni, 2012:24),


mengatakan ada lima keunggulan yang diperoleh dalam model
pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan yang positif
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu


c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
e. Terjalinya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru, dan memiliki banyak kesempatan untuk
mengekpresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

KEKURANGAN :
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor,
yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari
dalam yaitu sebagai berikut :
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping
itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
e. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit untuk
mencapai target kurikulum;
f. Membutuhkan waktu ynag lama bagi guru sehingga kebanyakan
guru tidak mau menggunakan strategi pemebelajaran kooperatif;
g. Membutuhkan keterampilan khusus guru sehingga tidak semua guru
dapat melakukan atau menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif;
h. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan


pembelajaran kooperativ antara lain :
a. Menggambar dengan perangkat lunak
b. Aplikasi Perangkat Lunak dan Perancangan Interior Gedung
c. Gambar teknik
d. Pembelajaran praktik (batu/furniture)
e. Ukur tanah
f. Fisika bangunan
g. Produk kreatif dan kewirausahaan

8. Pembelajaran Ilmiah (Scientific Learning)


Pengertian Scientific Learning menurut para ahli, menurut Nur (dalam
Ibrahim, 2010: 3), model pembelajaran scientific adalah model pembelajaran
untuk mendapatkan pengetahuan melalui dua jalur, yaitu jalur akal atau nalar
dan jalur pengamatan. Adapun wujud operasional dari model pembelajaran
scientific learning adalah adanya penyelidikan ilmiah. Penyelidikan ilmiah ini
didefinisikan sebagai usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban atas
masalah atau pertanyaan. Dengan demikian, ciri khas model pembelajaran
scientific learning adalah adanya pemecahan masalah melalui penalaran dan
pengamatan.
Sedangkan menurut Majid (2014: 195), kegiatan pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Model pembelajaran ilmiah memiliki
peran penting dalam mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam proses pembelajaran yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dari pada
penalaran deduktif (deductive reasoning).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh definisi model pembelajaran
scientific learning yaitu model pembelajaran yang mengedepankan proses
pembelajaran berbasis penyelidikan ilmiah. Adapun proses pembelajaran
berbasis penyelidikan ilmiah diwujudkan dalam usaha sistematik untuk
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

mendapatkan jawaban atas suatu permasalahan melalui kegiatan mengamati,


menanya, mengasosiasi atau menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Keunggulan Kelemahan
1. Meningkatkan kemampuan intelek 1. Apabila materi pembelajaran kurang
peserta didik, khususnya terfokus dan terlalu luas, pengetahuan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. yang didapatkan peserta didik kurang
mendalam.

2. Melatih peserta didik untuk aktif 2. Membutuhkan waktu pembelajaran


dalam mencari informasi agar tidak yang lebih lama untuk mewujudkan
ketinggalan materi pembelajaran. semua tahapan-tahapan yang ada pada
pendekatan saintifik.

3. Penilaian di dapat dari semua aspek, 3. Konsep pendekatan saintifik masih


yang berarti bahwa pengambilan belum dipahami, apalagi tentang metode
nilai peserta didik bukan hanya pembelajaran yang kurang aplikatif

didapat dari nilai ujiannya, akan disampaikan.

tetapi juga didapat dari nilai proses


pem-belajaran, kesopanan, praktik,
sikap, dan lain lain.

4. Melatih siswa dalam


mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah
5. Membuat guru memiliki keterampilan
membuat RPP, dan menerapkan
pendekatan saintifik secara benar.
7. Materi pembelajaran berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu;
Tugas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Selasa 30 April 2019

bukan sebatas kira-kira, khayalan,


legenda, atau dongeng semata.

8. Mendorong dan menginspirasi siswa


berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.

Mata pelajaran di SMK yang cocok untuk diterapkan pembelajaran


ilmiah antara lain :
a. Mekanika teknik
b. Fisika
c. Kimia
d. Konstruksi jalan dan jembatan
e. Estimasi biaya konstruksi
f. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah

Anda mungkin juga menyukai